Chereads / The World I See Is A Game / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

"Apa pesanan ku sudah siap?"

"Untuk pesanan lima puluh pedang dengan kualitas B sudah lama selesai, kau sudah bisa mengecek nya. Aku menaruhnya di tong" Barto menghampiri mereka terlihat juga seseorang sedang tampak menilai kualitas pedang-pedang itu.

"Seorang dengan class Apresiator? Apa segitu nya kau tidak percaya padaku?"

"Berhentilah mengatakan hal yang tidak-tidak, aku melakukanya karena ini bukan barang murah. Dan kau juga yang menyuruh mengeceknya"

"Semuanya bagus, bahkan melebihi harapanku. Ada sepuluh senjata dengan tingkat lima" ujar Carrot menyerahkan salah satu pedang dengan tingkat lima kepada Djalto

"Kau tidak pernah mengecewakan pak tua" Djalto tersenyum puas saat melihat pedangnya

"Kalo boleh tahu. Kenapa kau membutuhkan banyak senjata dan perlengkapan dengan kualitas yang lumayan itu, apakah kau akan mau melakukan raid?" setelah membersihkan tangannya dari abu pembakaran. Barto menerima sekantong emas dan perak.

"Benar kami akan melakukan raid, tapi bukan raid skala besar"

"Kami berfikir untuk menjual beberapa perlengkapan dari sini di ibu kota kekaisaran"

Terletak jauh di hamparan pegunungan, membuat akses masuk menuju kota seni sangat sulit. Dan juga habitat beberapa monster. Ini menyulitkan perdagangan antara wilayah lainnya.

"Aku tahu memang harga karya seni dan perlengkapan dari daerah ini lumayan terkenal dan memiliki harga jual tinggi. Tapi apa kalian yakin membawa banyak barang dari sini melewati pegunungan ..."

"Kami sangat percaya diri, meskipun kami guild kecil. Kami bukanlah kelompok yang lemah" Djalto menyalami Barto sebagai tanda perpisahan. Tapi sebelum itu Barto memberi pesan pada mereka untuk berhati-hati dengan kawanan monster yang bermigrasi.

"Terimakasih, pak tua. Aku akan mengingat itu. Aku juga berharap lain kali bisa mendengar dan melihat bagaimana legenda kota ini" Barto melihat mereka pergi dengan tersenyum, meskipun bersama mereka sangat singkat Barto bisa melihat kekeluargaan dari mereka.

Seseorang dengan jalan membungkuk menghampiri Barto.

"Aku sudah membawakan barang yang kau mau dan juga aku mau menjual beberapa kayu gaharu ini" Baratha berjalan dengan beberapa potongan kayu yang berada di punggungnya. "Kenapa dengan wajahmu?"

"Apa kau bisa berhenti bicara" Barto menyuruhnya diam dan masuk ke dalam bengkelnya.

Di dalam bengkel Baratha menyerahkan barang yang di minta Barto padanya. Terbungkus kain dan berada di kantong, Barto membuka sebuah permata terlihat begitu indah serta kilau nya membawa ketenangan namun dingin.

"Bukankah kau akan meninggalkan kota minggu depan?"

"Iya aku akan meninggalkan kota. Kenapa kau tanyakan itu?"

"Tidak, aku hanya memastikan saja, apa kau mau hadiah dariku, bagaimana pedang dan kalung? Di luar kota ini bukan tempat yang cocok untuk pemula seperti mu, setidaknya dengan ini kau bisa menjaga dirimu sendiri"

"Tidak biasanya. Apa yang kau mau?" Baratha menatapnya dengan penuh kecurigaan. Tidak banyak orang di dunia ini yang memberikan sesuatu dengan gratis melainkan dengan maksud tersembunyi. Apalagi, orang tua ini memberikannya sesuatu barang yang memiliki nilai jual tinggi. Meskipun terlihat tidak bisa di andalkan, pak tua ini adalah salah satu pengrajin dan pandai besi terkenal.

"Kenapa kau curiga seperti itu, apa kau tidak percaya pada pak tua yang baik hati ini. Ini hanya permintaan maaf saja karena sudah menipu mu"

Baratha mengamati wajahnya dengan seksama, berfikir Barto akan menipunya lagi kali ini. Meskipun dia sudah melupakannya, tapi di tipu dua kali itu seperti orang bodoh.

"Katakan saja apa yang kau mau?"

Kali ini Baratha serius bertanya dengan nada mengintimidasi

"Ok baiklah kau menang. Aku akan mengatakannya. Jika kau mau pergi kekaisaran untuk mendapatkan lisensi petualang, temui orang yang bernama Gordon karena aku berhutang padanya karena tidak bisa membayar karena alasan tertentu tempo dulu. Ini bukan uang. Jadi kau akan mewakili ku."

Baratha mengiyakan permintaannya. Setelah itu pemberitahuan quest muncul.

'Sial apa-apaan ini! Aku telah menjalankan banyak permintaan tapi tidak ada satupun itu muncul dalam sistem. Tapi ini?!"

SKETSA CERITA BAGIAN 2 DAN EVENT

[BERADA DI PUNCAK TAHTA YANG DIKENAL DENGAN SIFAT NARSISNYA, SIAPA ITU?. TAPI BUKAN YANG TERPILIH, APAKAH MUNGKIN DIA. DIA YANG TIDUR AKAN TERBANGUN]

PARTISIPAN: TIDAK DIBATASI

[SIAPA YANG JAHAT?]

AKAN ADA DIMANA KEKACAUAN TURUN DARI TANGAN-TANGAN MAHLUK BERAKAL. DENGAN SIFAT YANG SERAKAH, SOMBONG, ANGKUH DAN AMBISIUS PILIHAN AKHIR AKAN BERADA DI TANGGANYA. APA AKAN MENUJU AKHIR YANG BAHAGIA ATAU SEBALIKNYA?

SIAPA YANG AKAN MENGAMBIL PERAN PAHLAWAN ATAU PENJAHAT?

PARTISIPAN: 20/20 LEBIH DARI INI TIDAK AKAN MENDAPATKAN HADIAH

'dari jutaan kenapa hanya dua puluh?! Bukankah ini terlalu sedikit untuk ukuran quest utama. Jika ini bagian dua, terus bagaimana awal dan akhir dari bagian pertama?'. Baratha sedikit terkejut mengetahui pemberitahuan sistem yang mendadak dan kali pertama ini. Pada awalnya dia memiliki spekulasi terhadap sistem pemberitahuan terkait quest. Pertama pemberitahuan quest tidak akan muncul, meskipun itu dari permintaan penguasa sekalipun. Kedua adalah tidak adanya pemberitahuan quest, mungkin ini salah satu keunggulan permainan ini dengan memberi kebebasan bagi player Nya. Tapi dia salah. Dan yang lebih mengejutkan semua yang di kota mendapatkan pemberitahuan ini tepat di atas kota, lebih tepatnya di langit.

[KALIAN SEHARUSNYA TIDAK MEMBANGUNKANNYA]

Sekarang mereka semua yang berada di luar melihat pesan di langit.

Pesan wahyu begitulah mereka menyebutnya. Karena pesan sistem hanya di berikan oleh player saja. Dengan adanya ini orang-orang bisa memperkirakan masa depan akan seperti apa, lewat mengkaji dan menafsirkan pesan wahyu itu, akan merujuk ke hal baik atau buruk.

"Pesan wahyu. Ini kali kedua aku melihatnya, tapi kurasa ini tidak merujuk ke sesuatu yang baik"

"Pesan wahyu?" setelah mendapatkan pertanyaan itu. Barto menjelaskan kepada Baratha tentang pesan wahyu dan memberi tahu tentang pesan wahyu pertama sampai saat ini belum terpecahkan maksud pesan itu.

Di sisi lain

Salah satu player top yang tercatat di Colosseum mengamati jendela pemberitahuan miliknya.

[BERHASIL MEMBUNUH NAGA YANG BELUM DEWASA]

"Bukankah pemberitahuan sistem tentang kita membunuh naga sangat terlambat?" seseorang berbicara padanya sembari memilah dan memotong bagian dari tubuh naga itu untuk ia bawa.

Permainan ini tidak memberikan sistem penyimpanan.

Ray tersenyum menjawab tanpa menoleh ke arahnya "bukan kita yang pertama kali yang menyadari event ini. saat kita pulang nanti, kita akan mencari tahu siapa saja orang yang berpartisipasi dalam sketsa cerita bagian dua dan juga siapa yang berani membangunkan seekor naga"

Mengangguk setuju atas perkataan Ray.

Dia juga akan mengerahkan sebagian besar anggota guild untuk masalah ini.

Melewati Shimpo yang sedang sibuk dengan mayat naga, dengan langkah tenang ia menuju ke arah pintu besar berada. Meyakini bahwa di sana adalah letak harta yang disimpan naga.

Busur perlahan muncul dari tangan kanannya

Dengan sikap seorang pemanah Dia menarik tali busur. Energi perlahan berkumpul membentuk anak panah. Terus menarik dengan perlahan, kekuatan yang terkumpul juga menjadi sangat besar.

'Power shot'

Ray melepaskan tali busur nya, kekuatan yang terlepas menciptakan gelombang kejut membuat puing-puing di sekitarnya beterbangan.

"Hoy! Bisakah kau sedikit menurunkan kekuatanmu sedikit!" Shimpo sedikit mengomel padanya.

"Kenapa harus menahan diri? Kita berdua saja tidak tahu seberapa kuat pintu ini bisa menahan. Dan lihat itu, pintunya saja masih belum terbuka meskipun dengan power shot ku" Ray menunjuk pintu besar dengan wajah kesal

"waduh"

Baratha memutuskan berburu setelah berdiskusi dengan Barto terkait tentang permintaannya. Dan untuk menemui nya lagi setelah satu minggu.

Jadi dia memutuskan untuk pergi berburu.

di hari yang masih panjang ini Baratha berjalan di dalam hutan yang rimba. Suasana tenang dan lembab dengan sedikit cahaya masuk ke dalam hutan, memberi kesan horor bagi beberapa orang. Kecuali dirinya, Baratha sendiri menyukai suasana seperti ini, baginya ini memberi ketenangan batin. Dia merasa cocok dengan kondisi hutan seperti ini

Memasang beberapa jebakan, untuk menjebak beberapa monster atau hewan yang bisa ia konsumsi. Rasa makanan yang lezat dan perasaan kenyang di saat ia berada di dalam permainan ini tidak bisa di lewatkan begitu saja. Ini sungguh sesuatu yang baru baginya.

Di kejutkan dengan banyak hal yang terjadi seharian ini. Seperti informasi yang seolah-olah ter sensor oleh sistem, sepertinya sistem mencegah beberapa informasi kepada player untuk di ketahui. kepala dan telinga Baratha rasanya akan pecah jika Barto terus berbicara terkait informasi pesan wahyu pertama. Bahkan jika ia meminta untuk menulisnya, dan itu akan berakhir sama saja. Seluruh indra nya secara paksa berhenti.

Baratha masih tidak mengerti bagaimana game ini berjalan. Di saat awal permainan dia berusaha untuk menaikkan level nya. Tapi percuma, ini hanya menumpuk sampah saja, pikirnya. Setelah ratusan kali berburu goblin, Baratha bahkan tidak berhasil menaikkan level nya dari satu menjadi dua. Ini membuat frustrasi. Namun, setidaknya beberapa bagian tubuh goblin bisa Baratha jual dan statistik nya sedikit bertambah oleh karena itu membuatnya sedikit mengurangi kekesalannya.

Ada masih banyak hal yang membingungkan disini, contohnya blacksmith tidak di kategori kan sebagai job class. Kurasa pernyataan itu karena aku sendiri mendapatkan class blacksmith sebagai ketrampilan, bukan sub job. Namun itu salah. Dari beberapa player yang aku temui di bar kota berbaik hati memberitahu job class utama mereka, dan menjelaskan perbedaan antara class utama non tempur dan class tempur.

Aku berterima kasih pada mereka telah membantu newbie bodoh ini, dengan membelikan mereka minuman.

Semua itu terletak pada penggunaan statistik. Jika kalau mendapatkan job class blacksmith sebagai class utama, mereka tidak memerlukan statistik khusus untuk menghindari batasan tertentu.

Tentu semua orang bisa mempelajarinya, jika kalau mereka mau berusaha dan rela poin statistik yang berharganya di investasikan ke sesuatu yang kurang berguna. Yang lebih sulitnya lagi adalah cara memperoleh poin stat dari job class tempur dan non tempur.

Aku sendiri bisa mendapatkan poin stat dari berburu atau pekerjaan yang terkait dengan job class tertentu.

Namun mereka yang memiliki job class utama non tempur, akan kesulitan menaikkan statistik nya lewat berburu. Yah aku tidak tahu pasti, mungkin itu akan membutuhkan lebih banyak monster untuk di buru untuk menaikkan beberapa statistik.

Sebelum melanjutkan masuk lebih dalam ke hutan. Untuk sesaat Baratha melihat statistik nya, terlihat beberapa stat naik seperti

STRENGTH: 20

INTELLIGENCE:

VITALITY:

AGILITY: 40

DEXTERITY:

STATUS KHUSUS

CRITICAL:

LUCK:

MENTALITY:

TECHNIQUE: 35

Semua tampak normal. Tapi tunggu sepertinya ada yang tampak salah.

Baratha menoleh ke belakang dan berlari. Mungkin akan mengecek salah satu jebakan yang ia pasang.

'meriset dan taruh ke dalam agility' dengan kecepatan bukan seperti newbie. Berlari seperti seekor cheetah dengan kelincahan monyet saat berayun dari satu pohon ke pohon lainnya.

Kenapa level ku tiba-tiba naik menjadi dua. Apakah aku melewatkan sesuatu. Jika saja sistem permainan ini memberikan tutorial, permainan ini tidak akan jadi sangat sulit.

Apakah ini ada kaitannya tentang sketsa cerita bagian dua atau ada event lainnya yang memberi exp untuk level.

Tapi kenapa tidak memberikan poin status.

Saat sampai rawa-rawa, terlihat troll yang berhasil Baratha bunuh melalui jebakan nya. Ada kalanya para kawanan troll bermigrasi dari daratan timur menuju tenggara, ini karena troll menyukai tempat yang lembab.

Tempat ini aku tahu dari Barto. Meskipun ini bukan jalan utama yang di lewati troll. Ini cocok bagiku, tapi letaknya sendiri lumayan jauh, harus turun gunung yang lumayan. Yah tidak masalah dengan tubuh terlatih dan juga bantuan dari stat vit, agi dan dex bukanlah masalah.

Baratha turun untuk mengambil mayat troll, yang akan dipilah bagiannya.

"Apa karena ini aku naik level? Seharusnya tidak. Aku telah banyak membunuh banyak monster dari berbagai jenis, tapi tidak satupun level ku naik" Baratha mengoceh kepada kepala troll yang ia taruh di sampingnya, sembari memotong-motong bagian tubuh troll. Tentu saja kepala itu tidak menjawabnya.

"Mencari tahu di saat berada di kekaisaran adalah pilihan tepat. Mari lanjutkan menjelajah hutan" memegang dan membuang kepala troll yang sudah tanpa mata itu ke rawa-rawa. "syukur-syukur ketemu dungeon. Ah, sebelum pergi pasang beberapa jebakan dulu disini"

Baratha melakukan peregangan sebelum masuk lebih dalam ke hutan.

Setelah masuk lebih dalam Baratha menemukan banyak hal bisa di jual atau bisa di manfaatkan sendiri seperti, beberapa tanaman herbal, racun dari hewan dan jamur.

"Aku lapar, mari istirahat sebentar"

Setelah mendengar Barto akan menutup tokonya selama seminggu. Baratha memutuskan untuk mengeksplorasi hutan ini selama seminggu, jadi sekarang dia dalam persiapan penuh.

Dia telah mengganti statusnya menjadi 40 int, agi dan str masing-masing 10.

Salah satu peran Intelligence disini adalah meningkatkan kemampuan keenam indra, menurutnya stat ini akan cocok dengan kondisi tidak siap bertarung.

Waktu telah menuju akhir dari hari ini. Matahari perlahan terbenam, menyisakan kehangatan dari sinar sore nya. Dan perlahan rasa dingin menyelimuti tubuh di ikuti dengan kesepian perlahan muncul dari hatinya.

Sedikit mengingat tentang masa lalunya. Tapi Baratha tidak membiarkan itu terus berlarut-larut.