Di desa kecil yang tersembunyi di tengah pegunungan, matahari terbit menyinari awal petualangan Liang. Dia adalah pemuda berusia delapan belas tahun dengan mata yang membara oleh tekad balas dendam. Angin sepoi-sepoi pegunungan membawa harum bunga melati, menciptakan atmosfer yang tenang, seolah-olah alam semesta sendiri merayakan keberangkatannya.
Liang tinggal bersama kakeknya, seorang pria bijaksana yang menyimpan rahasia kelam di balik matanya yang keriput. Keluarga Liang, yang dulu berada di puncak kemakmuran, sekarang hanya tinggal kenangan yang tergores dalam ingatannya.
Pagi itu, Liang duduk bersila di halaman rumahnya yang sederhana, matahari terbit menyoroti tatapan tajamnya. Dalam diam, dia merenung tentang kematian orang tuanya yang tak adil. Keinginannya untuk membalas dendam menjadi nyala yang membara, memandu langkahnya menuju takdir yang tidak terduga.
"Saudara Liang, pelajaran hari ini sangat penting," kata kakeknya sambil menunjukkan buku tua berlapis debu. "Ini adalah ilmu kultivasi yang telah kami wariskan dari generasi ke generasi. Hanya dengan menguasainya, kamu dapat mencapai kekuatan yang tak terbayangkan."
Liang menyimak kata-kata kakeknya dengan seksama. Dia memahami bahwa untuk mencapai tujuannya, dia perlu melibatkan diri dalam latihan kultivasi yang penuh dengan rahasia dan bahaya.
Bab 1 dimulai dengan Liang meresapi petunjuk kakeknya, memasuki dunia kultivasi yang tak terjamah. Desa mereka, yang awalnya sepi, menjadi saksi bisu dari latihan yang dilakukan Liang di tempat-tempat tersembunyi.
Hari-hari berlalu, dan Liang tumbuh menjadi pemuda yang tangguh. Kakeknya, melihat ketekunan dan dedikasi cucunya, memberinya sebuah mantera kuno yang konon dapat membuka gerbang kekuatan terlarang.
Suatu malam, ketika bulan purnama menerangi langit, Liang mencoba mantera itu dengan hati-hati. Cahaya biru misterius menyelimuti tubuhnya, mengangkatnya ke tingkat kultivasi yang baru. Namun, kekuatan itu tidak datang tanpa harga.
Dalam tidur, Liang dihantui oleh mimpi buruk dan bayangan masa lalu. Sekte jahat yang menghancurkan keluarganya muncul dalam bentuk hantu yang menakutkan. Kakeknya memperingatkan tentang konsekuensi dari kekuatan terlarang yang dia pilih, tetapi tekad balas dendamnya lebih kuat dari rasa takut.
Bab 1 mencapai puncak ketika Liang menyadari bahwa dia telah membuka pintu kekuatan yang sulit dikendalikan. Tantangan yang lebih besar menantinya di depan, dan dia bersiap untuk menghadapinya dengan hati yang teguh.
Dengan tekad yang membara dan kultivasi yang semakin dalam, perjalanan Liang dalam mencari balas dendamnya pun dimulai. Bab 1 mengakhiri dirinya dengan keputusan yang akan membentuk nasibnya di masa mendatang.