Chereads / the most powerfull demon king / Chapter 2 - terbongkarnya identitas

Chapter 2 - terbongkarnya identitas

saat ini aku sedang menunggu leana di sebuah lahan kosong terbengkalai. leana akhirnya sampai dan langsung menghampiriku.

"hai."

leana menyapaku.

"halo."

aku menjawab.

"seperti yang aku bilang, tolong latih aku agar lebih kuat."

leana bicara dengan santai.

"kalau begitu, serang aku menggunakan kekuatan terkuatmu."

aku berdiri dan bersiap untuk menahan serangan leana.

leana menciptakan lingkaran sihir di tangannya, dia langsung menembakkan bola api dengan kecepatan yang jauh melampaui kecepatan cahaya.

"bagus, tapi masih terlalu lambat."

aku menghindari serangannya dengan santai.

"apa?!"

leana terkejut karena aku menghindari serangannya dengan sangat mudah.

"ya, itu sudah cukup untuk menyiksa para iblis biasa, sekarang coba tahan seranganku."

aku bergerak dan menyerang dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada serangan leana. aku mulai menyerang leana dengan kecepatan yang jauh lebih cepat. aku bergerak sambil menyerang leana dengan kecepatan yang tidak terukur.

"apa-apaan ini?!!"

leana terus menerus terkena seranganku, meskipun dia sudah bertahan sekuat tenaga.

merasa kasian, aku berhenti menyerang leana.

"bagaimana?"

aku berdiri di hadapan leana sambil menjulurkan tanganku pada leana.

"benar benar... mengerikan..."

leaan terengah-engah karena kelelahan terkena serangan yang sangat kuat dan cepat dariku. dia meraih tanganku dan berdiri.

tiba-tiba semua yang ada di alam semesta terhenti kecuali aku, aku menyadari ada seorang dewa yang datang.

alam semesta, dewa, dan entitas yang lebih tinggi daripada dewa terhenti tanpa pengecualian.

"tunjukkan dirimu."

aku memancing dewa itu agar keluar menampakkan dirinya.

ruang antar dimensi terbuka, seorang dewa dengan memegang sabit merah keluar dari ruang itu.

"oh? bisa bertahan dari penghentian waktu mutlak milikku?"

kata dewa itu.

"ini bukan apa-apa bagiku."

aku menjawab pernyataan dewa itu sembari menarik sebuah pedang dari dalam bayanganku.

objek hitam mulai membentuk sebuah pedang hitam dan pedang itu langsung tergenggam ke tanganku.

"menarik, aku safier dewa waktu."

ucap safier sambil memanggil sebuah pedang merah kehitaman.

"sepertinya kau datang untuk pertarungan, baiklah, aku akan menghadapmu."

aku menciptakan lingkaran sihir yang melindungi leana.

leana tidak bisa apa-apa karena penghentian mutlak milik safier. di sisi lain, aku merasakan kemutlakan penghentian waktu safier semakin kuat.

"masih bisa bertahan?!"

safier mulai marah karena aku sama sekali tidak terpengaruh oleh penghentian waktu miliknya.

"aku sudah bilang, aku tidak akan pernah bisa di hentikan, meskipun kau seorang dewa sekalipun."

aku bergerak kehadapan safier dengan kecepatan tinggi.

"apa?!"

safier terkejut dengan kecepatanku yang melampaui ruang dan waktu.

"mulai takut?, hahahaha"

aku tertawa sambil menodongkan pedangku ke wajah safier.

"aku bisa merasakan kekuatan kehancuran ini... jangan bilang kau adalah... raja iblis agung Zenn Azreleon?!!"

suara safier bergetar saat merasakan energi kehancuran dari dalam tubuhku.

"penghentian waktu milikku mutlak loh!! HAAAAAAA!!!!"

safier mulai marah, penghentian waktu miliknya semakin membesar, hingga dunia yang tidak memiliki waktu, yaitu Dunia para roh, ikut terhenti secara mutlak. semua yang ada di seluruh alam semesta terhenti tanpa pengecualian, bahkan para dewa-dewa tertinggi juga terkena efek dari penghentian waktu milik safier.

"sudah aku bilang kan? itu tidak akan bekerja padaku."

saat waktu terhenti secara mutlak, aku tetap bergerak bahkan dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari kecepatanku yang sebelumnya, aku bergerak sambil terus menyerang safier dengan pedang hitam milikku.

saat aku sudah memberikan banyak serangan pada safier, aku berhenti sejenak.

"kenapa..!!! kenapa regenerasi dewa ku tidak bekerja!!!"

safier terheran-heran, karena pada dasarnya dewa memiliki regenerasi yang sangat besar, tapi saat dia menerima serangan dari pedangku, regenerasi miliknya tidak bekerja sedikitpun.

"hukum dewa, bahkan hukum entitas yang lebih tinggi daripada dewa tidak ada apa-apanya dibadapan murasame."

ucapku sambil berjalan mendekati safier.

"jangan..!! jangan mendekat!!!!"

ucap safier dengan penuh ketakutan sambil merangkak mundur.

aku menutup mataku, mata merah milikku terpindahkam kepada leana, ia pun terlepas dari jeratan penghentian waktu safier.

"apa yang barusan terjadi padaku...??"

ucap leana sambil kebingungan, dia pun akhirnya sadar bahwa aku bukanlah iblis biasa, lagipula iblis biasa mana yang bisa menundukkan dewa waktu.

"leana, pelatihan aku ubah, serang dewa itu dengan kekuatan terkuatmu."

ucapku sambil mengantarkan pedangku kembali ke dalam bayangan.

"b-baiklah."

jawab leana.

tanpa berlama-lama leana langsung menciptakan lingkaran sihir di tangannya.

"hellblaze."

sihir leana langsung menghantam safier, safier hancur tidak tersisa.

"wah?! aku berhasil Zenn!"

ucap leana penuh kegembiraan.

"jangan senang dulu loh."

jawabku.

safier yang sudah hancur sepenuhnya bahkan akar kekuatannya, kembali hidup dengan santainya.

"kalau bukan pedang penghancur itu, aku masih bisa beregenerasi loh."

ucap safier sambil tubuhnya kembali sembuh seutuhnya.

"kau ingat ini?"

du tanganku keluar sebuah lingkaran sihir kuno yang sudah hilang dari peradaban.

"aku ingat... zora e gram... jangan... jangan gunakan itu padaku!!!"

safier bergetar ketakutan, ia berusaha untuk lari namun tertahan oleh sesuatu yang tidak diketahui oleh safier.

"dunia kehampaan yang sudah aku musnahkan dengan satu bole zora e gram, bagaimana kabarnya ya?"

ucapku sambil melenyapkan lingkaran sihir di tanganku.

"aku mohon, jangan gunakan itu padaku... aku sangat ketakutan saat kau menghancurkan dunia kekosongan, saat itu kau benar-benar mengerikan, raja iblis yang menyandang gelar sang agung, yang bisa menghancurkan apapun yang ada, bahkan entitas yang lebih tinggi dari kami para dewa."

safier teringat saat-saat aku menghancurkan dunia kekosongan.

"tunggu... kau raja iblis agung...?? Zenn...???"

leana kebingungan.

"ya, aku adalah raja iblis. ada masalah?"

ucapku sambil melirik leana.

"ya, pantas saja aku merasa tidak asing dengan energi kehancuran milikmu."

jawab leana.

"baiklah, mungkin aku harus mengakhiri ini."

ucapku sambil memejamkan mataku.

"apa... apa yang mau kau lakukan...??"

safier semakin ketakutan.

dari akar kekuatanku, kehancuran yang teramat dalam menghancurkan takdir safier.

"apa yang terjadi padaku...?!!"

kekuatan safier hilang.

"aku sudah menghancurkan takdirmu sebagai dewa, jika kau ingin hidup dengan tenang, maka jadilah iblis biasa dan jangan buat masalah."

ucapku sambil membalikkan badanku ke arah leana.

waktu sudah kembali berjalan normal, karena dewa waktu sudah kehilangan kekuatannya untuk mengendalikan waktu.

"apa?! menghancurkan takdir dewa?! mana mungkin!! dewa tidak memiliki takdir!"

safier terheran-heran karena takdirnya sebagai dewa telah hilang.

"aku bisa menghancurkan apapun yang aku mau hancurkan, kau harus ingat itu."

semuanya sudah mulai tenang.

"aku seharusnya memiliki perlawanan terhadap pengubah takdir!.. tapi kenapa...?"

safier masih heran.

"sudah aku bilang kan? aku bisa menghancurkan apapun yang aku mau."

aku berjalan meninggalkan safier, menghampiri leana lalu merangkul leana.

"ayo pulang."

aku berjalan sambil merangkul leana.