Chereads / the most powerfull demon king / Chapter 3 - sejarah raja iblis

Chapter 3 - sejarah raja iblis

di zaman mitologi, ada seorang raja iblis agung yang menginginkan perdamaian untuk alam semesta. dari dunia kazaria, dia bergerak menuju dunia kekosongan yang berjarak 8 multiverse dari dunia kazaria.

aku sampai di gerbang multiverse kekosongan.

"mari lihat apa yang ada disini."

aku berjalan masuk menuju dunia kehampaan dengan pergerakan yang menyebabkan pembengkokan realitas akibat kecepatanku yang melampaui waktu itu sendiri.

saat aku masuk ke dunia kekosongan, aku merasakan kekosongan yang lebih kosong dari apapun yang pernah ada, tapi saat kekosongan itu menyadari akar kekuatan kehancuran yang ada didalam tubuhku, mereka semua tertunduk.

aku mendarat di sebuah kastil.

"dimana raja kalian?"

aku menuju kastil tersebut.

"sebelum anda menemui raja kami, alangkah baiknya anda memperkenalkan diri terlebih dahulu, karena kami merasakan sesuatu yang tidak biasa dari anda."

ucap penjaga itu dengan tatapan datar, namun dengan akar kekosongan yang ketakutan saat berhadapan dengan akar kehancuran milikku.

"aku raja iblis Zenn Azreleon dari dunia kazaria."

aku menunjukkan sikap tidak ingin ada kekerasan.

"seperti dugaan. silahkan masuk, raja iblis agung."

para penjaga membuka gerbang kastil.

aku mengangguk dan mulai berjalan kedalam kastil.

"apa keperluanmu, raja iblis Zenn Azreleon?"

tiba tiba raja kekosongan keluar dari antara tiang kastil.

"aku ingin kau datang ke dunia para roh yang berada di multiverse selanjutnya."

jawabku dengan nada santai.

"untuk apa? mengakhiri hidupku sendiri?"

bantahan raja kekosongan dengan nada sedikit kasar.

"tidak, aku ingin kau membantuku untuk membawa perdamaian."

balasku.

"baiklah, aku akan membantumu."

nada raja kekosongan mulai santai.

"pertama tama, aku memerlukan pengorbanan satu orang untuk akar kekuatannya disatukan dengan akar kekuatan milikku, apakah ada yang bersedia?"

aku membelah dadaku dan akar kehancuran ku terlihat dengan sangat jelas.

"ambillah akar kekosongan ku."

raja kekosongan juga membelah dadanya hingga akar kekosongan miliknya terlihat.

"kau yakin?"

aku berusaha untuk percaya dengan cara menarik jiwa dan mengalihkan pikirannya.

"percuma, aku tidak memiliki pikiran ataupun jiwa."

jawab raja kekosongan dengan santai.

"baiklah, aku percaya padamu."

aku berjalan menuju raja kekosongan, dan langsung menarik akar kekuatan raja kekosongan dengan menggunakan tanganku.

setelah menarik akar kekuatan raja kekosongan, aku menyatukan akar kekosongan dengan akar kehancuran yang ada di dalam tubuhku. setelah keduanya bersatu, akar kehancuran yang aku miliki menjadi kehancuran dan kekosongan yang jauh lebih hancur dan kosong dari sebelumnya.

"aku melupakan sesuatu, namaku reine Akira, raja kekosongan."

ucap reine sang raja kekosongan.

"aku akan mengingat namamu, sekarang tenanglah di dalam akar kehancuranku."

aku menutup belahan dadaku dengan beregenerasi, reine mengangguk dan tubuh reine secara perlahan menghilang.

akar kehancuran dan kekosongan bersatu, kehancuran dan kekosongan semakin menjadi-jadi, multiverse kekosongan mulai bergetar hebat akibat besarnya kehancuran yang sedang berada di dalamnya.

aku memutuskan untuk bergerak ke multiverse selanjutnya, yaitu multiverse roh.

saat aku hampir sampai di multiverse roh, aku diserang dengan zora e gram.

zora e gram adalah api pemusnahan yang bisa menghancurkan multiverse dengan daya hancur paling kecilnya.

aku terkejut saat zora e gram tiba tiba menghantamku, beruntung aku memiliki daya tahan tubuh yang melebihi zora e gram, jadi aku tidak terluka ataupun tergores sedikitpun.

"percuma."

aku menyingkirkan api yang berusaha membakarku namun gagal.

"kau memiliki daya tahan yang besar ya, raja iblis agung Zenn Azreleon."

pemimpin para roh, aoi haruka, menghampiriku.

"zora e gram."

aku menembakkan zora e gram kepada aoi.

"huh? mau mencoba-"

suara aoi terhenti.

"aahhhh!!!!"

aoi hancur lebur hingga akar kekuatannya akibat zora e gram milikku.

"apa ini?!! aku harusnya bisa menahan zora e gram!!!"

aoi dengan nada marah terheran-heran.

"apa kau pikir bisa menahannya?"

daya hancur zora e gram milikku jauh melampaui daya hancur zora e gram milik aoi.

zora e gram terus-terusan membakar aoi, daya hancur zora e gram terus meningkat hingga melampaui kekuatan aoi.

akhirnya aoi musnah beserta multiverse roh, zora e gram terus melahap multiverse roh, hingga itu hancur tanpa tersisa sedikitpun.

zora e gram milikku terus melaju ke depan dengan kecepatan yang melampaui ruang dan waktu, hingga akhirnya sampai melahap hyperverse penulis segalanya.

"sepertinya aku terlalu berlebihan."

aku merasa bersalah karena menembakkan zora e gram dengan daya hancur yang sedikit berlebihan.

ruang antar dimensi terbuka, seorang dewa yang memegang sabit keluar dari dalam belahan ruang antar dimensi.

"dewa kematian, celestial, ada perlu apa menemuiku?"

aku sedikit terkejut karena kedatangan dewa kematian.

"aku disini untuk mencabut nyawamu, raja iblis agung."

celestial menarik sabitnya, mengayunkannya ke arahku, hingga tubuh, dan akar kekuatanku terbelah menjadi banyak bagian.

"hanya dengan menghancurkanku, kau pikir bisa membunuhku?"

akar kekuatanku kembali beregenerasi, dan tubuhku juga pulih seolah tidak terjadi apa apa.

"apa?!"

celestial terkejut.

"aku bukan makhluk hidup ataupun makhluk mati, jadi, sekeras apapun usahamu, itu akan sia sia."

mataku berubah menjadi mata kekosongan ajaib penghancur.

"hmmm?"

celestial tidak terpengaruh oleh mata kekosongan ajaib penghancur.

beberapa saat kemudian, atas kehendak true author, kekuatan celestial meningkat drastis.

"oh? sang penulis masih hidup meski dunianya sudah di lahap zora e gram?"

tersenyum dengan gaya sinis.

aura celestial menyebar, semua makhluk hidup yang terkena aura dari celestial mati tanpa pengecualian, karena aura celestial mencabut nyawa siapapun yang terkena, dan juga merusak kekebalan terhadap kematian.

aku masih berdiri dengan santai, tidak terpengaruh sama sekali dengan aura celestial yang bisa membunuh apapun.

"tidak terpengaruh?!!"

celestial dan sang penulis terheran-heran.

"hukum sebab akibat, maupun cerita, aku sudah tidak terikat sama sekali dengan itu."

akar kehancuran bergejolak ingin melahap akar kematian milik celestial.

"sepertinya dua orang yang berada di luar cerita sedang berhadapan ya."

sebuah cahaya terang berkumpul di sebelahku dan celestial, cahaya itu mulai membentuk seseorang.

"sang penulis ya?"

ucap celestial dengan percaya dirinya yang mulai naik.

"ya, aku sang penulis Ashley iris."

iris diam diam menulis ulang kekuatan celestial yang menjadi lebih besar, dan iris menulis ulang kekuatanku yang menjadi seperti iblis biasa.

aku masih bingung dengan apa yang terjadi pada celestial, kekuatannya terus meningkat, sementara aku tidak terjadi apa-apa.

"sedang apa ya?"

aku sedikit kebingungan.

"masih tidak terpengaruh?! padahal aku bisa menulis ulang celestial yang berada di luar cerita!!"

iris mulai ketakutan.

"dasar bodoh, aku bahkan tidak merasakan apapun."

aku menggambar lingkaran sihir di tanganku, segumpal bayangan gelap menghampiri celestial.

"apa yang-"

celestial terhenti, tubuh, jiwa, bahkan akar kekuatan celestial musnah.

aku membangkitkan akar kekuatan celestial, lalu melahapnya dengan akar kekuatanku, kini, akar kekuatanku sudah menjadi kehancuran, kekosongan, dan kematian yang benar-benar mengerikan.

iris takut, dan berpikir bagaimana caranya untuk membunuhku. saat iris mencari cara untuk membunuhku, tiba tiba dia mati, itu karena akar kematian yang ada di dalam tubuhku bereaksi karena ada yang berpikir untuk membunuhku.

aku sedikit kaget, karena sang penulis adalah entitas yang memiliki kekebalan terhadap kematian, bahkan dewa kematian yang bisa merusak kekebalan terhadap kematian tak bisa mempengaruhinya.

terlebih lagi iris hanya menggunakan avatar untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya, tapi jiwa yang aslinya juga mati, aku sedikit bingung tetapi bangga dengan akar kematian yang kini ada di dalam tubuhku.

"wah? kok mati?"

aku sedikit bingung.

"padahal aku harusnya membawa kedamaian, tetapi aku malah membunuhnya."

terbesit dalam benakku, mungkin aku harus segera pulang.

aku memutuskan untuk pulang ke multiverse kazaria. setelah sampai, aku langsung masuk ke rumah, sebelum mataku buram, aku sudah di sambut oleh seorang wanita muda di rumahku.