Saat pak tua itu menoleh dan melihat ada orang yang memanggilnya, dia melihat seorang gadis muda. Gadis tersebut tampak mengenakan jas militer dan topi, wajahnya pun dibalut syal, sehingga wajahnya tidak terlihat jelas. Namun, dia terlihat masih sangat muda, dan yang terpenting adalah dia punya banyak uang.
Pak tua itu langsung tersenyum dan berkata, "Gadis kecil, apa kamu ingin membeli ayam? Ayam jantan yang ku bawa besar dan kuat!"
Lu Xia, mendengar bahwa apa yang dia bawa adalah ayam jantan, mengangguk puas. "Ya, aku mau beli ayam mu. Paman, apa ayamnya ada di dalam karung? Apa aku boleh melihatnya?"
Pak tua itu tidak menyangka akan mendapatkan pembeli secepat itu. Dia awalnya berencana mencoba peruntungannya di pasar gelap. Dengan bersemangat, dia berkata, "Tentu, tentu saja, lihatlah! Lihat selama yang kamu mau!"
Dia kemudian membuka karung itu.
Lu Xia membungkuk untuk melihatnya. Di dalamnya ada dua ekor ayam jantan. Meskipun tidak gemuk, keduanya cukup besar untuk ukuran ayam zaman ini, menandakan mereka dirawat dengan baik.
Puas, dia mengangguk, "Baiklah, aku akan membeli keduanya. Berapa harganya?"
"Apa, kamu mau membeli semuanya?!" Pak tua itu sangat senang.
Dia tidak menyangka bisa menjualnya secepat ini.
Pada akhirnya keduanya melakukan transaksi yang memuaskan kedua belah pihak, dengan yang satu ingin membeli dan yang satunya lagi ingin menjual.
Jiang Junmo, yang sedang menunggu di kejauhan, menghela nafas lega saat melihat Lu Xia menyerahkan uang itu pada pak tua itu dan kembali dengan membawa karung di tangannya.
"Nantinya, serahkan urusan seperti ini padaku," katanya.
Lu Xia mengangkat alisnya mendengar ucapannya. "Baiklah, lain kali, kamu bisa mengurusnya."
Mengatakan itu, dia mengangkat karung di tangannya, "Aku membeli dua ekor ayam jantan yang cukup besar. Kita akan mengadakan pesta malam ini."
Awalnya, dia berencana untuk mencari dan membelinya di salah satu penduduk desa saat Tahun Baru, tapi tanpa diduga, dia berhasil membelinya sekarang. Ini membantunya menyelesaikan masalah dengan cepat.
Melihatnya begitu bahagia, Jiang Junmo pun ikut tersenyum, "Kalau kamu mau, kita bisa membeli ayam lagi kapan-kapan."
Lu Xia mengangguk, "Setelah Tahun Baru, kita bisa membelinya lalu merawatnya sendiri. Saat itu, kita juga bisa membeli beberapa ayam yang bisa bertelur untuk dimakan."
"Baiklah, aku akan mendengarkanmu."
Setelah pulang ke rumah, mereka terlebih dahulu memasak ayam tersebut. Karena mereka berencana untuk memakannya, ayam-ayam itu segera disembelih dan diletakkan di luar untuk dibekukan; jika tidak, akan sangat merepotkan kalau ayamnya masih dibiarkan hidup.
Jiang Junmo yang mendapat bagian menyembelih ayam, termasuk pembersihan bulu dan pembersihan, dengan terampil menjalani seluruh prosesnya. Lu Xia mengaguminya.
Setelah semuanya selesai, keduanya mulai membaca surat yang tadi mereka dapatkan serta paketnya.
Seperti biasa, keluarga Jiang mengirimi mereka banyak barang untuk digunakan saat Tahun Baru nanti, contohnya sepotong daging yang diawetkan. Mereka tidak tahu bagaimana keluarga itu bisa membelinya.
Selain itu, juga ada uang dan tiket, bahkan jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya.
Dalam surat tersebut, pihak keluarga juga menyebutkan betapa bahagianya mereka menerima produk pegunungan yang telah mereka kirimkan. Namun, mereka juga meminta mereka untuk tidak menghabiskan terlalu banyak uang di masa depan, karena mereka memiliki semua yang mereka butuhkan di rumah, dan mereka harus menjaga diri mereka sendiri dengan baik.
Agaknya, mereka mengirimkan uang untuk mencegah keduanya membelanjakan semuanya untuk membeli produk pegunungan dan malah tidak memiliki cukup uang untuk digunakan sendiri.
Selain itu, ada pesan tersendiri untuk Lu Xia. Keluarga Jiang berkata bahwa ini adalah tahun pertamanya sebagai bagian dari keluarga Jiang dan mereka menyesal tidak bisa merayakan Tahun Baru bersama. Mereka berharap tahun depan, mereka berdua bisa pulang bersama, dan mereka sangat ingin bertemu dengannya.
Setelah membaca isi surat itu, Lu Xia mengetahui bahwa keluarga Jiang Junmo cukup pengertian.
Sepertinya mereka cukup menyukainya, sehingga membuatnya merasa nyaman.
Kemudian, saat Jiang Junmo sedang berkemas, Lu Xia membuka surat yang dikirim oleh keluarganya.
Pengirimnya masih sama, yaitu Lu Qiu.
Lu Xia awalnya mengira itu ditulis atas inisiatifnya sendiri, lagipula Ibu Lu mengatakan dia tidak lagi memiliki anak perempuan. Tanpa diduga, setelah membaca surat tersebut, dia menyadari bahwa perkiraannya salah.
Lu Qiu diminta untuk menulis surat oleh Ibu Lu.
Namun, sepanjang surat itu, tidak ada kekhawatiran tentang Lu Xia. Hanya disebutkan bahwa ada seorang pemuda terpelajar dari Timur Laut, yang merupakan tetangga mereka yang mengirimkan banyak produk pegunungan ke rumahnya. Keluarganya merasa sangat bahagia, dan mereka memamerkannya setiap hari. Melihat itu, Ibu Lu ingin Lu Xia untuk mengirimkan beberapa produk pegunungan ke rumah supaya bisa dipamerkan juga. Saat itu hampir Tahun Baru, dan mereka ingin kehidupan mereka di rumah meningkat kesejahteraan nya.