Akhir-akhir ini, cuaca terasa semakin dingin, dan setiap pagi, saat Lu Xia bangun, dia merasa kedinginan.
Namun, kayu bakar mereka diletakkan di halaman, dan Lu Xia khawatir Jiang Junmo akan masuk angin jika dia yang mengambilnya, jadi biasanya, dia keluar untuk mengambilnya sendiri dan memasukkannya ke dapur.
Terkadang, dia mencoba membuat tubuhnya beradaptasi dengan hawa dingin dengan melompat beberapa kali.
Tiba-tiba saja, terlintas di pikirannya karena tidak banyak yang bisa dilakukan saat ini, mungkin sudah waktunya dia meningkatkan kekuatan bela dirinya.
Sejak dia meminum mata air spiritual, kekuatannya meningkat secara signifikan. Dengan bertambahnya kekuatannya, membuatnya lebih lincah, sehingga memberinya kemampuan untuk melindungi dirinya dalam situasi yang berbahaya.
Namun, dia masih merasa hal tersebut belum cukup. Saat ini, dia lebih mengandalkan kekuatan tubuhnya, yang hanya cukup untuk melawan satu atau dua orang biasa, tapi dia akan kalah telah jika melawan lawan yang terampil.
Meskipun tampaknya dia tidak akan melawan siapa pun, dia tetap merasa perlu berhati-hati dan bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Kalau tidak, di era 1970-an ini, ia akan selalu merasa tidak aman.
Jadi, dia perlu meningkatkan kekuatan bela dirinya.
Namun, dia tidak mengerti seni bela diri apa pun, jadi dia kepikiran latihan militer yang pernah dia lakukan di perguruan tinggi.
Dia mencoba meniru beberapa gerakan yang dia ingat di halaman, tapi tak lama kemudian, dia sadar ternyata dia sudah lupa sebagian besar gerakannya. Gerakannya tampak canggung dan tidak seperti sedang berolahraga, bahkan mendekati senam standar pun tidak.
Lu Xia merasa cukup kesal, "Ah, sepertinya meningkatkan kekuatan bela diriku agak sulit untuk dilakukan."
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Jiang Junmo tiba-tiba membuka pintu dan bertanya dari ambang pintu.
Lu Xia menjelaskan saat dia mendengar Jiang Junmo bertanya, "Aku ingin melatih tubuh ku, tapi aku baru sadar kalau aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya."
Dia melihat Jiang Junmo mulai menggigil karena kedinginan di luar dan buru-buru berkata, "Lupakan, cepat kembali ke dalam!"
Namun, alih-alih masuk, Jiang Junmo malah keluar dan berjalan ke sisinya, bertanya, "Kamu ingin berolahraga? Aku tahu gerakan latihan militer, apa kamu ingin mempelajarinya?"
"Kamu tahu gerakan latihan militer?" Lu Xia menatap sosoknya yang kurus dengan ragu-ragu.
Jiang Junmo tidak merasa tersinggung dan hanya tersenyum, "Ya. Kakek ku mengajari ku saat aku masih kecil. Aku baru berlatih sebentar, tapi aku harus berhenti karena tubuh ku tidak dapat menahannya. Tapi, aku masih ingat gerakannya. Kalau kamu ingin belajar, aku bisa mengajarimu."
"Benarkah? Aku ingin mempelajarinya!" Lu Xia sangat senang. Dia tahu bahwa kakek Jiang Junmo adalah mantan prajurit Tentara Merah, jadi dia yakin gerakan yang diajarkan kakeknya pasti jauh lebih berguna dari miliknya.
Namun kemudian dia ragu-ragu dan berkata, "Bisakah tubuhmu mengatasinya? Mungkin kita harus masuk ke dalam untuk belajar?"
"Tidak masalah!" Jiang Junmo menggelengkan kepalanya, "Kondisi tubuhku meningkat pesat akhir-akhir ini, jadi aku bisa mencoba berolahraga bersamamu. Mungkin itu akan membantu ku pulih lebih cepat."
"Benarkah?" Lu Xia tetap skeptis.
Jiang Junmo tertawa dan meyakinkannya, "Jangan khawatir, aku akan mengajarimu dulu, dan jika sudah tidak kuat, aku akan berhenti. Aku tidak akan main-main dengan tubuhku sendiri."
"Baiklah!" Lu Xia mengangguk dan setuju.
Jadi, dia dan Jiang Junmo mulai mempelajari latihan militer selangkah demi selangkah.
Seluruh gerakan latihan militer yang diajarkannya tidaklah sulit, dan setelah berlatih dua kali, Lu Xia sudah memahami dasar-dasarnya. Dia mulai berlatih perlahan, dan tubuhnya mulai terasa memanas.
Melihat Jiang Junmo, dia juga berolahraga dengan baik. Hal ini meredakan kekhawatirannya.
Sejak saat itu, selain belajar, keduanya juga rutin berolahraga setiap pagi di pagi hari.
Anehnya, setelah beberapa hari berolahraga, Lu Xia merasa tubuhnya telah beradaptasi dengan baik terhadap cuaca dingin di luar.
Di sisi lain, Jiang Junmo juga terus melanjutkan latihan dan menyadari bahwa setelah setiap selesai latihan, dia tidak merasa begitu kedinginan saat berada di luar.
Jadi saat Lu Xia mengetahui hal ini, dia memutuskan untuk mendorongnya untuk terus berolahraga.