Chapter 115 - Chapter 115 – Pertengkaran

Lu Xia mau tidak mau bertanya-tanya apa yang dipikirkan Zhuang Hongmei. Mungkinkah dia benar-benar tertarik pada Chen Er? Lu Xia ingat dari buku aslinya bahwa Zhuang Hongmei sepertinya menyukai pemeran utama pria, Gu Xiangnan. Dia bahkan berani melawan Su Man demi mendapatkan Gu Xiangnan. Bagaimana mungkin dia tertarik pada Chen Er? Terlebih lagi, membandingkan Chen Er dan Gu Xiangnan seperti membandingkan surga dan lumpur!

Dia mengatakan hal ini pada Sun Shengnan, kemudian mereka bertukar pandang, keduanya memahami keheningan satu sama lain, jadi mereka tidak memikirkannya lagi.

Akhir-akhir ini, karena tidak adanya pekerjaan, beberapa pemuda terpelajar laki-laki ikut bergabung dengan tim perbaikan jalan, sedangkan yang lainnya tetap tinggal di tempat pemuda terpelajar.

Saat Lu Xia memasuki kamar remaja putri terpelajar, dia melihat Su Man dan Cheng Yujiao yang sedang bertengkar sengit.

Sejak Lu Xia pindah, hanya ada tiga orang yang tersisa di kamar mereka, membuat kamar ini terlihat lebih luas. Mereka mengira akan terasa lebih nyaman jika jumlah orangnya lebih sedikit, tapi Cheng Yujiao adalah pembuat onar. Dia terus-menerus berkelahi dengan Su Man, entah itu mengeluhkan tentang ranjang kang atau "tidak sengaja" menendang barang-barang Su Man ke lantai.

Kali ini, alasan pertengkaran mereka adalah Su Man menemukan lumpur di selimut miliknya.

Dia sangat marah, mengira hanya Cheng Yujiao lah yang bisa melakukan lelucon kekanak-kanakan seperti itu.

Tidak ada yang menghentikannya, mereka pun berdua mulai berdebat.

"Kalau kamu tidak ingin sekamar denganku, kamu bisa pindah ke kamar lain. Apa menyenangkan menargetkan ku setiap hari? Kalau kamu sama sekali tidak bosan, akulah yang bosan!" seru Su Man.

Cheng Yujiao tentu saja menyangkalnya. "Berhentilah menyalahkan segalanya padaku. Bukti apa yang kamu miliki, kenapa terus menuduhku? Mungkin orang lain yang tidak menyukai mu yang melakukannya secara diam-diam. Kenapa kamu menuduhku?"

Mendengar ini, amarah Su Man berkobar, "Kalau bukan kamu, lalu siapa lagi? Kamu sudah melakukan hal seperti ini berkali-kali sebelumnya."

"Jangan menuduhku tanpa bukti! Aku bilang aku tidak melakukannya, dan kecuali kamu punya bukti, kamu tidak bisa menyalahkanku!"

Tak satu pun dari mereka mau mengalah, dan pertengkaran pun jadi semakin memanas.

Sun Shengnan, yang bertanggung jawab atas remaja perempuan terpelajar, menghela nafas dan dengan enggan turun tangan untuk menenangkan mereka.

Saat ini, Lu Xia mengetahui dari Sun Shengnan bahwa pertengkaran ini terjadi setiap hari, dan biasanya Cheng Yujiao-lah yang memulai konflik tersebut.

Lu Xia juga mendengar darinya bahwa semua orang tidak menyukai Cheng Yujiao. Bagaimanapun juga, dia berbeda dari Su Man. Meski Su Man tidak banyak berinteraksi dengan pemuda terpelajar, ia tahu bagaimana harus menjaga sikapnya dan sering membawakan makanan enak untuk meningkatkan kualitas hidup para pemuda terpelajar. Jadi ketika mereka berdua bertengkar, semua orang memihak Su Man dan semakin tidak menyukai perilaku Cheng Yujiao yang suka membuat masalah.

Tapi hal tersebut tidak ada hubungannya dengan Lu Xia. Dia tidak lagi tinggal di tempat pemuda terpelajar, dia hanya datang untuk menonton drama ini.

Mengenal Su Man, dia yakin Su Man tidak akan membiarkan Cheng Yujiao melanjutkan perilakunya dan akan menemukan cara untuk menyelesaikan situasi tersebut.

Namun, dia tidak yakin bagaimana Su Man akan menanganinya. Terlepas dari semuanya, Lu Xia senang sudah pindah dari sini; jika tidak, dia mungkin akan terlibat dalam kekacauan ini.

Setelah mempelajari cara merajut sampai selesai, Lu Xia kembali ke rumah.

Saat dia sampai, Jiang Junmo sudah memasak makan malam menggunakan bahan makanan yang dia bawa pulang. Dia membuat sup kentang dan terong. Lu Xia mengangkat alisnya saat dia melihat piringnya. "Kenapa kamu tidak memasak daging? Aku membeli banyak daging hari ini."

Jiang Junmo mengangguk, "Aku akan memasaknya nanti. Memasaknya membutuhkan waktu, dan aku tidak ingin kamu kelaparan."

Lu Xia terkekeh, "Baiklah, kalau begitu kita akan menyantapnya untuk makan malam."

Mereka mulai makan, dan Jiang Junmo memang tidak berbohong; dia memang seorang juru masak yang hebat. Namun, ia memerlukan waktu untuk membiasakan diri memasak menggunakan kayu bakar, karena ia sudah terbiasa menggunakan batu bara di kota.

Namun, setelah beberapa hari belajar, dia dapat menguasainya. Dia bahkan ingin mengambil alih tugas memasak, tapi Lu Xia menolak. Dia tidak bisa membiarkan Jiang Junmo terus melakukan tugas memasak karena Lu Xia harus diam-diam menambahkan mata air spiritual untuk membantunya merawat tubuh. Jadi mereka sepakat bahwa siapa pun yang punya waktu akan memasak.

Mereka juga berbagi pekerjaan rumah, dan Jiang Junmo tidak pernah menghindar dari tugas apa pun, membuat hidup Lu Xia lebih mudah, dan perasaannya terhadapnya pun semakin bertambah.