Namun, kepala desa ragu-ragu saat ini.
Meskipun dia tidak tahu apa yang diinginkan oleh Shi Chunyan, aksinya baru-baru ini yang mendekati Jiang Junmo telah menyebabkan kegemparan di desa. Dia belum pernah melihat Jiang Junmo mengambil tindakan apa pun untuk menghentikannya, jadi dia mengira kalau Jiang Junmo diam-diam juga menyukainya.
Jika dia mengeluarkan surat pengantar dan sertifikat untuk Lu Xia dan Jiang Junmo, kemungkinan besar itu akan menyinggung perasaan Shi Chunyan.
Tapi tidak mengeluarkannya juga bukan pilihan yang bisa dia ambil karena dia tidak punya kewenangan untuk mencegah keduanya menikah.
Jadi kepala desa berada dalam posisi yang sulit.
Lu Xia sudah bisa menebaknya karena mengetahui betapa kompaknya orang-orang di desa ini.
Dia tersenyum dan berkata, "Selain itu, Pemuda Terpelajar Jiang dan aku memiliki permintaan lain. Setelah kita menikah, rasanya tidak nyaman bagi kita untuk tetap berada di tempat pemuda terpelajar saat ini. Jadi kami ingin mengajukan permohonan ke desa untuk izin membangun rumah. Bisakah kami meminta pertolongan penduduk desa untuk membantu kami membangunnya? Kami akan membayar tenaga kerjanya."
Mendengar hal ini, kepala desa sedikit terharu.
Setelah panen musim gugur, tidak banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan di desa. Dulu, biasanya mereka menunggu musim dingin usai sembari bergabung dengan tim pembangunan jalan di wilayah tersebut dan mendapatkan uang melalui kerja manual. Namun itu adalah pekerjaan yang sulit, dan jika Lu Xia dan Jiang Junmo dapat mempekerjakan penduduk desa untuk membangun rumah, hal itu akan memberikan penghasilan tambahan bagi semua orang tanpa harus melakukan pekerjaan yang melelahkan.
Namun, kepala desa masih merasa khawatir. "Tanah pemukiman di desa ini milik desa. Kalau kalian membangun sebuah rumah, itu akan menjadi milikmu selama kamu berada di sini, tapi saat kalian pergi suatu saat nanti, rumah itu akan menjadi milik desa."
Lu Xia mengangguk. Dia sangat menyadari hal ini, jadi dia langsung menyetujuinya. Itu hanya sebuah rumah di desa, dan dia mungkin tidak akan membutuhkannya lagi di masa depan.
Melihat antusias mereka, kepala desa tersenyum. Timbangan di dalam hatinya telah condong ke arah mereka.
Ia berpikir bahwa setelah mereka berdua menikah dan membangun rumah dengan menggunakan biaya sendiri, hal itu tidak hanya akan memungkinkan penduduk desa mendapatkan penghasilan selama musim dingin tapi juga memberi ruang bagi pemuda terpelajar. Kemudian, para pemuda terpelajar akan berhenti mendesaknya untuk membangun rumah lain untuk mereka.
Adapun Shi Chunyan, itu bukan urusannya karena sebagai kepala desa dia harus mengeluarkan surat pengantar sesuai aturan. Urusan pribadi anak dari keluarga lain bukan urusannya.
Dengan pemikiran tersebut, kepala desa langsung berkata, "Baiklah, karena belum terlalu larut, ayo kita ke cabang desa sekarang dan ambil surat pengantar dan sertifikat. Kita tidak perlu menunggu sampai besok."
Lu Xia merasa lega mendengar persetujuan kepala desa. "Oke, terima kasih, kepala desa."
Namun, sebelum berangkat, dia bersikeras memberikan sekantong gula merah tersebut kepada istri kepala desa.
"Bibi, terimalah. Kepala desa telah banyak membantu kami, dan kami belum mampu membalasnya. Terlebih lagi, setelah ini kami akan banyak merepotkan kepala desa untuk membangun rumah. Kalau bibi tidak menerimanya, kami tidak akan punya muka untuk datang kemari meminta bantuan apapun di masa mendatang."
Istri kepala desa ragu-ragu mendengar hal ini tapi juga tidak ingin membuang kesempatan berharga ini.
Kepala desa menghela nafas dan berkata, "Baiklah, aku akan menerimanya kali ini. Tapi lain kali, Pemuda Terpelajar Lu, mohon jangan terlalu sopan. Aku kepala desa, dan tugas ku memang membantu masalah seperti ini."
Lu Xia merasa lega dan berkata, "Jangan khawatir, di masa depan, kami pasti akan meminta tolong kepada kepala desa jika ada sesuatu."
Lu Xia dan Jiang Junmo mengikuti kepala desa ke cabang desa. Di jam segini, tidak banyak orang yang mengantri, sehingga mereka segera mendapatkan surat pengantar dan sertifikat yang sudah distempel dan ditandatangani.
Akhirnya Lu Xia bisa santai.
Hari sudah mulai gelap, maka setelah berpamitan kepada kepala desa, mereka kembali ke tempat pemuda terpelajar dan mengatur untuk bertemu keesokan harinya sebelum tidur.
Namun, ketika mereka memasuki rumah, Su Man menatap Lu Xia dengan aneh dan bertanya, "Kamu dari mana saja?"
Lu Xia tidak menyembunyikan apapun dan menjawab, "Aku pergi untuk meminta izin kepada kepala desa."
"Meminta ijin? Apa ada yang harus kamu lakukan besok?"
Lu Xia mengangguk. "Aku harus keluar sebentar."
Su Man penasaran. Jika tebakannya tidak salah, Lu Xia akan keluar bersama dengan Jiang Junmo. Dia tidak tahu bagaimana situasi mereka, apakah mereka sedang berkencan atau kebetulan pergi bersama untuk meminta izin.
Namun, karena dia memiliki hubungan yang biasa-biasa saja dengan Lu Xia, dan Lu Xia sepertinya tidak ingin menjelaskan, dia tidak bertanya lebih jauh.