Chereads / savior of lov / Chapter 17 - Setan mesum

Chapter 17 - Setan mesum

Saat ini, El tengah bersama dengan Alaska disebuah cafe yang adem. 

El senang akhirnya bisa berduaan dengan Alaska saja malam ini, sebelum nya ia tidak pernah menganggap Alaska sama sekali. Tapi kali ini untuk menyenangkan diri sendiri ia bahkan harus menyertai Alaska juga. 

Untunglah Galang berhalangan hadir, cowok berginsul yang ngeselin sedang sakit perut guling guling di kamar nya. Sebab apa? Sebab minuman nya di racuni oleh El. Sebegitu dendamnya El pada Galang.

"Kenapa senyum senyum El?" 

El mengangkat alis begitu Alaska menegurnya. Dirinya juga tidak tahu kenapa ia merasa senang dan menang dari Galang. Ia tidak pernah berpikir sama sekali dan bertanya dalam diri nya sendiri. Apakah tindakan nya sudah benar. Dia mengorbankan waktu dan energi hanya untuk berduaan sama Alaska sementara ia tidak menanyakan dirinya sendiri apakah ia memiliki rasa tertentu terhadap Alaska?.

Ia suka pada Alaska atau tidak? Dia hanya bertaruh dengan galang. Taruhan konyol agar Alaska dibuat jatuh hati pada salah satu orang di antara mereka.

"Emmhh, Al" panggil El dengan suara lembut sembari meraih tangan Alaska dan bertumpu dengannya diatas meja.

"Kenapa El?" 

"Kamu nggak keberatan kan malam ini aku ajak jalan" 

Alaska tersenyum manis. Baginya tidak ada hal yang berat jikalau itu hanya bersama dengan El. Maafkanlah jika Alaska naif.

"Nggak keberatan kok, aku senang malah" kata Alaska.

"Sebenarnya aku ajak kamu kesini... Aku" 

El menelan ludah di detik detik terakhir.

"Aku suka sama kamu Al" katanya dengan segenap keberanian dan berhasil mengutarakan isi hatinya. Entah benar benar perasaan atau hanya sekedar bertaruh.

"Kamu lagi latihan drama, ya?" Alaska tak ingin senang dulu. Alangkah baiknya bertanya tanya sebelum kegirangan.

"Enggak, aku serius" 

"...." Alaska tak mampu berkata kata. Ia canggung saat di tembak oleh El. 

"Aku mulai jatuh hati sama kamu sejak aku dan Galang bertaruh untuk membuatmu suka pada salah satu dari kami" kata El bersemangat.

Senyum nya yang merekah kembali turun dan datar. Alaska mencerna dengan baik perkataan El barusan. 

Jadi, benar mereka bertaruh untuknya sejak malam itu? Waw.

"Aku nggak percaya"

El tampak heran

"Kenapa? Apa nya yang membuatmu tidak percaya?" 

"Kamu nembak aku, karena kamu kesal sama Galang kan? Kamu mau balas dendam?" 

El terbata bata. Ia menenggak ludah dengan susah.

"Bukan, bukan begitu Al." 

"Aku lelah, mungkin karena aku selalu sibuk hari ini. Kita pulang saja ya" Alaska bangkit begitupun El. Rasanya cowok itu tidak melakukan kesalahan tapi kenapa reaksi Alaska berubah.

"Al, kamu kenapa?"

"Maaf, kita pulang saja. Aku capek" Alaska berjalan duluan namun kembali lagi dengan wajah jutek. Ia berjalan kearah kasir lalu hendak membayar makanan dan minuman yang ia dan El makan.

"Al, biar aku aja yang bayar" 

"Nggak papa" 

Alaska melewati El dengan tergesa gesa keluar dari cafe.

El bingung dan ia terus mengekor pada Alaska sampai di parkiran mobil.

"Aku antar pulang yah" 

"Aku pakai ojek aja" 

"Hey, sudah malam, mana ada ojek" 

"Itu kamu tahu"

"Ayo aku antar pulang" El membukakan pintu untuk Alaska masuk. Meski bingung dengan perubahan sikap Alaska ia tetap memperlakukan nya selayaknya.

Selama perjalanan Alaska hanya menunduk dan sesekali memeriksa ponselnya tanpa berniat mengajak El bicara. El pun sama ia masih tenggelam dalam laut kebingungan.

"Al" 

"Mm" 

"Apa aku salah bicara?" 

"Nggak, fokus nyetir depan!" 

El kembali memfokuskan matanya ke depan jalan. Tapi masih sesekali melirik pada Alaska yang membuang muka kearah jendela.

"Maaf yah" 

"Kamu nggak salah kok ngapain minta maaf?"

"Aku tahu aku salah bicara, makanya kamu marah" 

"Enggak!" 

Mobil berhenti didepan rumah Alaska. Saat cewek itu tergesa membuka pintu ia tak kunjung dapat keluar. Rasanya pintunya terlalu kuat entah apa yang mengganjalnya. Rasa kesal seketika menyeruak dalam diri Alaska. El mencoba membantu nya. Ia mendekat untuk membukakan pintu mobil tapi alaska malah menoleh sehingga bibirnya mengecup bibir El.

Tanpa melepas ciuman yang tanpa di sengaja itu keduanya membola di tempat. Mereka bergeming dalam posisi itu. Inilah karma dari ciuman bohongan sehingga mereka benar benar merasakan rasanya ciuman pertama kali.

Maklum bagi cewek yang baru pertama kali berciuman, Alaska malah pura pura pingsan karena kaget. El panik. Ia juga baru pertama kali ciuman, dan ia harus melakukan apa . El teringat pertolongan pertama untuk orang yang pingsan yaitu memberi nafas buatan. El yang panik bergerak lebih dekat dan kembali menempelkan bibirnya pada mulut Alaska yang tengah pura pura pingsan sebab Malu dan kaget.

Mati sudah~ El malah kembali menciumnya dan meniupkan udara kedalam mulut Alaska. Entah apa yang dipikirkan El cowok itu malah kelihatan polos.

Bukannya sadar Alaska kembali dibuat sesak nafas karena kaget nya double oleh tindakan El.

"Elkaran!!" 

"Ahh maaf, apa kau tidak apa apa?" Dengan polos El bertanya keadaan nya.

"Aaah" Alaska yang kaget kembali pingsan. Karena takut El kembali melakukan hal yang sama, ia segera bangun dan tergesa membuka pintu.

"Buka, buka,buka!!" Alaska yang panik memaksa membuka pintu mobil namun tak kunjung terbuka. El peka dan langsung membukakan pintu tapi Alaska malah berlari kencang seperti habis di kerjai setan. Alhasil El dengan mulut menganga hanya bisa melihat Alaska dari dalam mobil tengah berlari ke teras rumah dan mendobrak pintu rumahnya. Alaska kuat juga. Pikirnya.

"Ahhh gila kau El!" El merutuk perbuatan nya sendiri. Dalam kurun waktu tidak lebih dari 1 menit ia mencium Alaska 2 kali. 

"Apa yang sudah kau lakukan elkaran??" 

El menepuk jidatnya berulang kali menyesali perbuatannya. Namun setelah di pikirkan kembali rupanya 'begitu' rasanya ciuman pertama kali. Meski tidak di sengaja ia tetap merasakan nya juga.

Alaska panas dingin, bulu kuduknya merinding sambil ia menyentuh bibirnya itu.

"Al, sadar!!!" Alaska menyentuh bibirnya berulang kali dan mengingat sentuhan itu.

"Alaska!! Ada apa??" Rheya dan Tami yang sudah tidur kembali bangun karena kaget pintunya di dobrak. Padahal kondisi pintu sudah terkunci.

"Kau ini Hulk atau Hercules?? Pintunya jadi rusak begini!!!" Tami mulai marah. 

"Nggak, dia iron man" kata Rheya.

"Ma-maaf aku..." Alaska gemetaran. Tami dan Rheya melihat bulu kuduk nya berdiri.

"Setan apa yang kau temui hah?" 

"Setan mesum!" Alaska melompat diatas kasur bersembunyi dibawah selimut.

"Kurang asupan nutrisi saat masih kecil ya begini ni!" Kesal Rheya 

"Kayak kita dong kebal sama setan! Mana tuh setannya??" Tami keluar rumah untuk memeriksa keadaan di luar. 

Tidak ada siapa siapa. Mobil putih terlihat baru saja keluar dari gang.

"Ohh setan ganteng di bilang setan mesum!" Tami kembali masuk kedalam rumah. Memeriksa pintu dan merasanya aman lalu kembali mengunci pintu itu.

"Kenapa si, siapa diluar?" Tanya Rheya.

"Nggak ada siapa siapa. Setannya kabur" 

"Heuuuh mengganggu saja!" Rheya ikut berbaring di samping Alaska lalu memeluknya kuat sambil terus mencolek pinggang nya.

***

Sepanjang perjalanan pulang, El senyum senyum sendiri di dalam mobil. Ia menyetir dengan bayang bayang kejadian beberapa waktu lalu.

"Lembut dan mungil" katanya sambil memijit bibirnya.

"Khehehe..." 

Mobil terparkir di garasi. Saat El turun dari mobil ia langsung di sambut oleh Galang yang terus memegangi perutnya dengan wajah yang penuh amarah.

"Ga-lang?" El terkejut melihat anak itu sudah berdiri sambil bersandar pada tembok rumah. Wajahnya pucat disertai dendam.

"Puas kau kerjai aku?" 

"Sini, sini kau" 

El tak dapat bergerak. Dengan segenap kekuatan yang tersisa ia berlari melewati Galang yang mengamuk seperti zombie.

"Ya maaf" katanya sambil berlari kencang menuju pintu lalu masuk dan menutup nya agar Galang tak dapat masuk.

"Elkaran!!!! Woi! Buka" 

El mengelus dada sambil bersandar pada pintu yang terus di dobrak Galang dari luar.

"Sialan. Dingin lagi di luar" Galang memeluk tubuhnya sendiri. Rasanya ingin ke toilet dan bersemedi di dalamnya. Perutnya kembali bergemuruh padahal sudah beberapa jam ia menahan sakit.

"Awas kau ya, saat kau tidur nanti ku siram pakai comberan kau ya!" Kesal Galang bersimbah di kaki pintu.

"El? Ngapain kamu disitu?" Bunda mengagetkan El yang tengah mengatur nafas.

"Euhh nggak ngapa ngapain kok bund. Itu Galang di luar nangis kek bocil, bunda urus gih" El berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya takut takut Galang nekat.

"Galang, kamu di luar?" Tanya bunda membukakan pintu untuk anak itu.

"Bundaaaa, sakit bund!" Rengek Galang di kaki bunda Chika.

"Eh kamu kenapa Lang???" 

"Sakit perut, tadi El campurin obat sakit perut dalem susuku bund!" 

"Astaga, kok El begitu?"

"Huuuu sakit bund, masa malam ini Alang tidur di toilet sih" 

"Yah nasib" bunda membantu Galang berdiri dan memapahnya masuk ke dalam takut takut anak itu masuk angin dan sakit perut nya tambah parah.

"Bunda gimana si, awas ya anak kesayangan bunda itu akan aku balas!" 

"Heh nggak boleh begitu, biar bunda aja yang balas perbuatan elkaran padamu" 

"Yaudah deh, makasih bund" 

_____

Sementara loli di dalam kamarnya, sibuk menghadap cermin dan dandan tipis didepan cermin. Ia resah akibat melihat dirinya lama lama kehilangan aura wajah. Seperti sudah tidak punya semangat hidup dan sering lelah. Nafsu makannya juga berkurang dan ia tidak lagi seceria dulu. Rasanya ia sudah melakukan yang terbaik namun tetap saja wajahnya terlihat kusam.

"Masa aku dapat penuaan dini sih? Secepat itu!" Loli mengusap wajahnya sebelum memakai mosturizer.

"Nggak ada semangat ngelakuin apapun, rasanya lemas Mulu. Sejak kapan aku punya garis hitam di kantong mata?" 

"Mungkin karena aku terlalu sibuk kali yah, jadi nggak merhatiin wajahku sendiri"

klek!

El salah masuk kamar. Yang ia buka malah kamarnya loli. Dan ketika ia lihat loli didalam tengah menatapnya tajam.

"Ngapain?" 

"Salah masuk" El bergegas keluar dan menutup pintunya lagi.

"Bisa bisanya tuh Manusia salah masuk kamar. Nggak bisa bedain apa?" 

Loli kembali fokus depan cermin sambil menepuk nepuk wajahnya.

Lagi lagi pintu kamarnya kembali di buka dari luar. Sekarang yang salah masuk adalah bunda.

"Kenapa bund?"

"Kirain El masuk kesini?" Bunda keluar lalu menutup pintunya. Hufft loli langsung mengunci pintu kamarnya takut giliran Galang yang salah masuk.

"Orang orang udah pada aneh" gerutunya.

Loli membaringkan tubuhnya diatas ranjang empuk kamarnya. Ia menatap langit langit kamar sambil menghayal sebelum tidur. Itu adalah rutinitas sebelum tidur seorang ~Lolita Gabriella Tiffany~

"Kasihan banget ya aku, punya hati nggak ada yang isi" 

keluhan selamat tidur dari loli.

***