Pemuda itu, tiba-tiba merasa kaget. Dia Bermencari-cari kakek pengemis yang baru saja memberikan pensil tersebut, tetapi kakek itu telah menghilang tanpa jejak. Raut wajah pemuda itu mencerminkan kebingungan dan kejutan yang mendalam.
Pemuda itu tiba-tiba merasa bingung. Dia kembali ke rumah yang dia sewa di kerajaan. Setibanya di sana, pemuda masih memikirkan Pensil yang diberikan oleh pengemis misterius. Dia sangat penasaran dan merasa kaget oleh tiba-tiba kakek pengemis menghilang seketika tersebut. Dengan wajah yang penuh kebingungan, pemuda itu bertanya-tanya siapakah sebenarnya kakek pengemis tersebut.
"**************************************"
~Sebelum Keberangkatan Sang Ka-kakak~
Bunyi Bel: Ting-ting-ting
Guru: Anak-anak, sudah selesai pelajaran. Silakan istirahat, ya.
We Qi: Akhirnya, istirahat. Ya, Qi Leou.
Qi Leou: A-aaanu, i-iiiiya, ia menjawab dengan gugup. Ini adalah pertemuan pertama mereka, dan Qi Leou merasa canggung karena ia belum pernah memiliki teman sejak kecil.
We Qi: Qi Leou, mau ke kantin tidak?
Qi Leou: I-iiya, mau, tapi aku gak punya uang.
We Qi: Tidak apa-apa, aku akan traktir kamu, Qi. Dia menjawab Dengan Senang hati mengajak Qi Leou makan.
Qi Leou: Benerkah? Apakah kamu akan mentraktirku? Qi Leou sangat senang mendengar tawaran tersebut karena dia baru saja ditinggalkan oleh sang kakak dan harus lebih hemat. Namun, dia merasa senang dengan Tawaran ini.
We Qi: Yuk, berangkat, Qi Leou, kita ke kantin. We Qi sangat senang dan penuh semangat saat mengajak Qi Leou ke kantin.
Qi Leou: I-iiiya, yuk be-berangkat, We Qi. Qi Leou dengan sangat gembira menjawab karena ini pertama kalinya dia diajak oleh seseorang.
We Qi: Oke, yuk berangkat, Qi Leou. We Qi dengan senang hati mengajak Qi Leou menuju kantin.
We Qi: Kamu mau makan apa, Qi Leou? We Qi dengan senang hati menawarkan untuk mentraktir apa pun yang diinginkan Qi Leou.
Qi Leou: Se-seterah kamu, We Qi. Qi Leou menjawab pertanyaan We Qi dengan Bingung, karena ini adalah pertama kalinya dia diajak makan bersama dan dia merasa tidak biasa Tapi dia Sangat senang karena ini hal pertama ya.
We Qi: Oke, Qi Leou. Mereka pun memesan makanan di kantin dan makan bersama. We Qi merasa sangat senang karena dia dulu juga tidak memiliki teman dan tidak ada yang mau mendekatinya.
Tapi Tiba-Tiba Kesenangan Mereka Cuma sebentar
Xi Liao: Oh, ada nona cantik ya, sepertinya.
Penonton: Wah, sepertinya Xi Liao mau menganggu mereka berdua, dia benar-benar tidak tahu malu.
Xia Leou: Bos, mau saya apakan penonton yang melihat kita, bos?
Xi Liao: Sudah biarkan saja, tapi jika bisa, bunuh mereka secara kejam.
Penonton: Seketika mereka pun diam dan tidak berbicara karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Siapakah dia? Secara tiba-tiba, semua orang menjadi takut akan Xi Liao.
Xiao Liao: Hey nona cantik dan sih Xia Liao menggoda sih Qi Leou karena dia melihat sih Qi Leou cantik dan dia pun menggoda ya di depan publik
Qi Leou: A-anuu, kamu ngapain? Qi Leou bertanya dengan dengan gugup.
Xi Liao: Oh, ya, nona cantik, apakah kamu mau menjadi selirku? Xi Liao pun menggoda Qi Leou
We Qi: Apakah kamu gila, Xi Liao? Berani-berani ya, ituiin murid sini. Apakah kamu tidak takut?
Xi Liao: Oh ya, siapakah kamu, ha?Berani-berani ya, ituiin saya? Xi Liao tampak bingung dan tidak tahu siapa gadis yang baru saja menegur-nya.
Qi Leou: Ah, sudah, We Qi, tidak perlu. Sih Qi Leou takut akan terjadi apa-apa.
We Qi: Tidak apa-apa, Qi Leou. Dia itu Laki-Laki brengsek.
Xi Liao: Hahah, siapa yang baru saja berani Menganggu saya, hah? Xi Liao mengungkapkan kemarahannya, tetapi di dalam hatinya, ia adalah seorang psikopat dan Memiliki Niat Jahat.
We Qi: Hoh, kau berani dekat-dekat Sih Qi Leou, Kamu Pasti Berani Sekali ya. We Qi menegaskan bahwa Xi Liao tidak boleh terlalu dekat dengan mereka.
Xi Liao: Hah, kau berani, kau seperti ya, tidak tahu saya, yah. Xi Liao menjawab dengan nada merendahkan, menganggap We Qi sebagai seseorang yang tidak memiliki latar belakang.
We Qi: Hah, kau ini cuma anak playboy. Tidak ada apa yang bisa kamu banggakan. We Qi menanggapi dengan nada merendahkan atas perkataan Xi Liao.
Xi Liao: Wah, seperti ya, kau pengen saya bunuh ya? Xi Liao mengancam We Qi.
We Qi: Oh, kau! Bernai ya! *We Qi dengan bangga menjawab tantangan dari musuhnya.
Xi Liao: Oh, okeh-okeh, hahahah, baru pertama kali ada yang berani ama saya. Xi Liao tertawa jahat.
Xi Liao: Serang sih, wanita jalang itu. Kalau ada yang bisa mengalahkan ya, akan saya kasih upah yang tidak main. Xi Liao memerintahkan anak buahnya untuk menyerang.
We Qi: Hah, cuma segini? Kau berani kah? We Qi percaya bahwa dia bisa mengalahkan semua.
Blak! Blak! Blak! Blak! Blak! Blak! Uh, uh.
Xi Liao: Kau! Kau mengalahkan prajurit saya. Kau berani kah? Xi Liao terlihat ketakutan karena sebenarnya prajuritnya lebih kuat dalam kulitivasi.
We Qi: Oh ya, seperti ya, sekarang kamu sudah takut, ya, Xi Liao, giliranmu. We Qi dengan sigap akan menyerang Xi Liao.
Xi Liao: Awas saja, kamu, ya. Akan aku balas nanti. Xi Liao kabur dengan rasa ketakutan akan serangan dari We Qi.
We Qi: Apakah kamu baik-baik saja, Qi Leou? We Qi dengan penuh perhatian terhadap Qi Leou.
Qi Leou: Tidak apa-apa, apakah kamu juga baik-baik saja, We Qi? Qi Leou dengan penuh perhatian terhadap We Qi.
We Qi: Tidak apa-apa, dengan bajingan itu.
Qi Leou: Yok, bangun, We Qi. Qi Leou membantu We Qi untuk bangun.
Dan mereka pun berteman dan menjadi sahabat.
Ziao Liao: Emm, sepertinya Ratu mendapatkan teman baik dan sepertinya dia akan menyelidiki penyerang barusan.
"**************************************"
Tapi tiba-tiba, seketika, pensil yang diberikan oleh pengemis itu tiba-tiba bergerak saat pemuda itu memegangnya.
Qie Liao: Wah, ada apa ini? Kok tiba-tiba pensil ini bergerak? *Qie Liao memegang pensil itu dan bertanya-tanya.
Qie Liao: Apa ini? Ada tulisan "Yes" dan "Tidak." Dan persyaratan apa ini? Qie Liao memandang pensil dengan wajah kebingungan.
Zhi Leou: Yes. Dia menuliskan "Yes" di kertas yang dipegang pensil tersebut.
Zhi Leou: Dia pun menuliskan "Yes," tetapi dia bertanya-tanya tentang persyaratan apa yang ada di balik ini? Sih Qi Leou melihat pensil dengan wajah kebingungan, tetapi akhirnya ia menerimanya.