Theo sangat kaget dengan pertanyaan Karla Kisa dan Ito juga kaget tapi tidak sekaget Theo karena mereka berdua tahu kenapa Karla bertanya seperti itu tapi mereka berdua hanya terdiam, menunggu jawaban dari Theo, Ito mengharapkan jawaban yang tragis dari Theo dan Kisa mengharapkan jawaban yang Theo mendapatkan bantuan dari orang.
"jadi bagaimana kau bisa bertahan hidup setelah kakakmu menghilang" Tanya Karla
"kalian semua benar-benar ingin tahu?" Tanya Theo
Mereka semua mengiyakan Pertanyaan yang diberikan oleh Theo karena memang mereka semua penasaran dengan cara THeo bertahan hidup.
"saat ditinggal aku memang sudah mempunyai tempat tinggal yang dibiayai oleh pemerintah yang aku sendiri tidak tahu kenapa, jadi hari itu aku baru saja pulang setelah keluar untuk mencari angin segar tapi saat aku mencari kakak aku tidak bisa menemukannya aku hanya bisa menunggunya sampai malam pun aku menunggunya karena saat itu aku tidak bisa memasak tapi sampai keesokan harinya pun aku tidak menemukannya, mau tidak mau aku harus belajar memasak untuk bertahan hidup. Memang itu semua tidak bertahan lama bahan-bahan di tempat tinggalku perlahan habis dan aku harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhanku... Tapi aku tidak yakin kalian ingin mendengar ini" ucap Theo
Karla terlihat sangat sedih dengan cerita Theo tapi ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin karena jika Theo tahu dia adalah kakaknya Theo akan sangat marah dengannya karena ia menghilang dan menelantarkannya sampai ia harus bertahan hidup sendiri, Karla ingin meminta maaf tapi ia tidak bisa sebenarnya kisa tahu betul jika itu sesuatu yang tidak begitu membuat mereka sedih Theo akan langsung memberitahunnya tapi kali ini berbeda Theo bertanya terlebih dahulu apa mereka ingin mendengarnya, tapi mereka semua pun mengiyakannya dengan tatapan yang sedih.
"aku tidak mempunyai pilihan lain saat itu aku mencari makanan sisa" ucap Theo mendengar itu Karla terkejut dan segera pergi ke kamar mandi dan Kisa menyusulnya.
"Theo jangan lanjutkan sudah nanti saja" ucap Ito.
Ternyata di dalam kamar mandi Karla menangis tersedu-sedu karena ia tahu apa yang terjadi setelah ia meninggalkan Theo Kisa mencoba menenangkannya, Karla sangat merasa bersalah karena menelantarkan Theo.
"sudah-sudah tidak apa aku yakin dia bisa memaafkanmu" ucap Kisa.
"Kau juga seorang kakak kan? apa perasaanmu jika mendengar adikmu berkata seperti itu" ucap Karla yang masih menangis Kisa hanya bisa terdiam karena mendengar itu, Kisa langsung memeluk Karla.
"aku mengerti perasaanmu" ucap Kisa.
Theo sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi dengan Karla dan ia memutuskan bertanya kepada Ito tentang ini "apa dia orang yang dekat dengaku".
"mungkin, yang ku tahu Karla pernah bilang tentang orang-orang jerman yang harus saling menjaga, mungkin dia merasa bersalah dia tidak bisa menjagamu" ucap Ito.
Theo tidak tahu harus berkata apa, dia hanya memikirkan kenapa Karla terlalu berlebihan yang sepertinya terlalu kasihan kepada Theo yang harus hidup kekurangan.
"Theo apa kamu belum pernah melihat rumah yang dimiliki Karla?" Tanya Ito.
"belum memangnya sebesar apa?" Balas Theo.
"sepertinya masih banyak rahasia yang disimpan Karla darimu ya" bukannya menjawab Ito malah berkata seperti itu.
"apa maksudmu?" Tanya Theo yang hampir membentak Ito.
"Theo kau akan mencapai tahap dimana kau akan tahu semuanya, dan Manchester united adalah tempatmu untuk mencapai tahap itu aku sangat yakin" Jawab Ito.
15 menit kemudian Karla kembali dengan mata yang terlihat merah sehabis menangis Theo penasaran kenapa mata Karla berwarna merah tapi mengingat perkataan Ito ia memilih untuk tidak menanyakannya, sehabis mereka selesai di restoran itu mereka duduk di dekat tempat keberangkatan Theo tahu mereka diikuti dan menyuruh mereka berempat untuk berpencar Theo ingin tahu siapa yang mereka ikuti.
Pada akhirnya Theo menemukan pengikutnya ternyata pengikutnya menargetkan Kisa dan Theo dan tanpa sadar kedua orang yang mengikuti Theo dan kisa menabrak satu sama lain dan terjatuh ternyata yang mengikuti mereka berdua adalah Eki dan Hisa, Theo melihat mereka berdua dengan heran tidak menyangka Kino mengizinkan mereka berdua untuk mengikuti Theo dan Kisa.
"oh aku yakin telinga kalian akan panas sepulang dari sini" ucap Theo meledek mereka berdua yang pastinya akan dimarahi Kisa.
"ternyata kau juga bisa merancang skenario se-rapih ini" ucap Ito yang sudah berada di tempat itu juga.
Kisa melihat mereka berdua dengan wajah yang mereka semua tahu Eki dan Hisa pasti akan menyesal melakukan itu.
"Theo kami pulang duluan ya jaga dirimu baik-baik di Jerman, dan Karla... Tidak apa-apa dia bukan orang yang seperti kamu pikirkan kok" ucap Kisa sebelum menarik tangan Eki dan Hisa ke arah pintu keluar bandara.
"aku yakin dia akan dimarahi habis-habisan oleh Kisa" ucap Ito meledek.
Waktu keberangkatan Karla dan Theo sebentar lagi akan sampai, Karla tidak berkata sepatah katapun kepada Theo ia masih menyesal karena meninggalkan Theo sendirian, Karla ingin sekali memluk Theo tapi jika ia melakukannya mungkin Theo akan mengetahui jika Karla adalah kakaknya.
"Karla ayo kita masuk pesawat sudah jamnya, Ito kita pergi duluan ya semoga kita bisa bertemu kembali di satu lapangan" Ucap Theo dengan senyum karena sudah tidak tahu apa yang harus ia bilang lagi.
"Theo sebentar-" setelah berkata seperti itu ia langsung memeluk Karla, Theo sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Ito begitu juga Karla wajahnya langsung memerah tapi Karla tidak menolak pelukan Ito.
"jangan menyalahkan dirimu, semua yang terjadi kepada Theo itu adalah takdir itu tidak bisa dielakan" Bisik Ito kepada Karla saat Ito memeluknya setelah itu Ito melepaskan pelukannya.
Pada akhirnya mereka berdua pun berangkat ke Jerman dan berpisah dengan Ito Theo sangat yakin masih ada hal yang disembunyikan Kisa darinya, Karla memegang tangan Theo dan menuntunnya ke dalam pesawat.