Yang Luo menepuk punggung gadis itu lembut dan berkata dengan halus, "Bodoh, kenapa kamu menangis? Kalau kamu menangis sampai wajahmu rusak, kamu tidak akan cantik lagi!"
"Hmph, ngapain aku peduli cantik atau tidak? Aku hanya menunjukkannya kepadamu, bukan kepada orang lain!"
Tantai Puti mendengus pelan, tapi dia tetap menghapus airmata di sudut matanya.
"Haha, Kakak Yang, sudah lama tidak bertemu!"
"Kita semua, saudara-saudaramu, merindukanmu!"
Ji Longyue, Baili Wushuang, Yi Hengyu, Ning Jianfeng, Qin Zhanhuang, dan Mu Wushang juga terbang mendekat dan menatap Yang Luo dengan mata berkaca-kaca.
Duan Tianyang dan yang lainnya juga berdiri di atas perahu kuno. Mereka menatap Yang Luo dengan air mata di mata mereka.
Saat mereka melihat Yang Luo, mereka teringat akan percobaan dan pertempuran yang mereka alami di Reruntuhan Kunlun.
Ada tawa, air mata, emosi, dukungan, dan pertumbuhan...
Pengalaman ini bagaikan anggur tua yang memabukkan.
Dan hubungan ini bahkan lebih berharga.
