Dalam sekejap mata, satu malam telah berlalu.
Connor pergi ke ruangan Rachel dan membangunkannya.
Meskipun Rachel juga seorang seniman bela diri, dia bukan grandmaster seni bela diri kuno, sehingga kebiasaan hidupnya mirip dengan orang biasa.
Setelah sehari penuh sengsara kemarin, Rachel hanya sempat beristirahat kurang dari lima jam sebelum dia harus berangkat lagi. Dia tidak dalam suasana hati yang terbaik.
Namun, Rachel berbeda dari gadis biasa. Dia tahu apa yang penting, jadi dia tidak membuang banyak waktu. Dia cepat-cepat mandi dan memakai riasan sebelum pergi dari vila bersama Connor.
"Aku datang bersamamu untuk melihat kakekku. Saya tidak tahu akan sibuk seperti ini. Saya bahkan tidak punya waktu untuk beristirahat, apalagi berkunjung ke kakek..."
Rachel memajukan bibirnya dan berkata lembut kepada Connor.
"Saya sudah bilang jangan ikut dengan saya. Kamu yang ngotot mau datang..."
Connor menjawab dengan tak berdaya.