"Itu akan sangat mengerikan!" Luke Yates tiba-tiba berseru.
Timun terlepas dari tangannya saat ia terkejut, "Seratus..."
"Diam!" Braydon Neal memotongnya tajam.
Luke langsung menundukkan kepalanya, menjadi diam.
Tumbuh bersama sebagai saudara, mereka tahu apa yang tidak perlu diucapkan.
Heather Sage menuangkan teh dengan tenang, tidak mengatakan apa-apa.
"Jarang sekali Anda di ibu kota, Raja Utara. Haruskah kita meminta Yang Mulia Syrus untuk kembali dan menjaganya?" Dominic Lowe menyelidik.
"Diskusikan dengan Xinghe," jawab Braydon, tidak mau memutuskan untuk Syrus Yanagi.
Wajah Dominic menjadi masam. "Kami telah mencoba. Yang Mulia Syrus menegur saya. Katanya jika saya mengganggunya lagi, dia akan memukul saya sampai pingsan dengan satu pukulan!"
Braydon tak bisa menahan tawa.
Dia membebaskan Dominic dan berpaling ke Heather.
"Jangan khawatir. Saya di sini di ibu kota. Saya tidak akan membiarkan segalanya lepas kontrol," Heather meyakinkannya, memberikan cangkir teh.
