Mereka tumbuh bersama, jadi wajah pucat Braydon Neal dan kesedihan mendalamnya bukanlah sebuah kejutan.
Dia terluka parah, darah menetes dari sudut bibirnya saat dia berbicara serak kepada roh artefak.
"Roh Artefak," dia berbisik, "kau telah menyeberangi luasnya angkasa bersama tuanmu dan menyaksikan banyak hal. Bisakah yang telah tiada dibawa kembali?"
"Tentu," jawab roh artefak dengan keyakinan, mengenali kebutuhan mendesak Braydon akan harapan. "Entah itu orang atau entitas lain, di mana ada harapan, di situ ada dorongan untuk maju."
"Ada tiga cara untuk menghidupkan kembali yang mati," roh artefak menjelaskan. "Pertama, naik ke ranah yang pernah dihuni Tuan. Dari sana, menembus hambatan waktu untuk membawa individu dari masa lalu ke masa kini.
"Kedua, gunakan kultivasimu yang hebat untuk menguasai sungai waktu dalam dunia ini, menarik makhluk dari era yang telah berlalu."
Roh artefak mengungkapkan metode kebangkitan, menawarkan kilauan kemungkinan.