Para seniman bela diri muda di Desa Thompson maju.
Sekejap, situasi menjadi tak terkendali.
Namun, di dalam aula leluhur Thompson, seorang pemuda berjubah putih berdiri dengan tangan di belakang punggungnya. Wajahnya tanpa ekspresi, dan matanya yang dalam mengawasi segala sesuatu yang terjadi dengan dingin.
Hal sudah sampai pada titik ini.
Tak ada salahnya Desa Thompson diberi cap sebagai pemberontak.
Braydon Neal menepuk-nepuk daun dengan ujung jari kakinya. Pakaian putihnya berkibar, dan tangan kirinya membentuk cakar. Pedang dingin hitam di pinggang Sammy Dudley keluar dari sarungnya dan terbang ke belakang.
Saat Braydon memegang pedang itu, tubuhnya yang kurus memancarkan aura yang kuat.
Tekanan seperti gunung itu, menindas sepuluh ribu orang seorang diri!
Ribuan orang yang hadir di sana menjadi pucat. Mereka merasa seolah-olah bahu mereka tertekan oleh benda berat seribu pon. Mereka menekuk punggung dan secara insting menundukkan kepala mereka.