Keadaan semakin memburuk, Portal-portal yang menghubungkan dua dunia antara Dunia iblis dan Dunia manusia, terus terbuka dan tercipta dimana-mana. Ria tertawa kecil, situasi yang sangat tidak menguntungkan... dia mengendong Kasih lalu membawa lari tergesa-gesa keluar dari kota. Suhu atmosfer yang langsung turun begitu tiba-tiba ke titik nol mutlak, Membuatnya Ria gelisah, akibat milik Kasih.
"Apaan sihir ini? kalau begitu terus, tidak ada gunanya kabur. Sekitar akan terus dijadikan es tanpa sebab."
Tapi Ria teringat omongan Kasih saat kecil, tersenyum manis mengingatnya.
".... ,Ke sana ya?"
Berhenti berlari, iblis yang tak terhitung jumlahnya sudah sangat menumpuk di kota Ezo. Bahkan mereka ( iblis ) menghancurkan apapun yang ada didepan mata.
"Mana mungkin aku bisa melawan mereka sebanyak itu. tapi, jika aku bersamamu mungkin bisa. Makanya, aku akan menunggumu untuk melawan mereka. Tidak, dia."
Suatu tempat yang dingin dengan Suhu 6000°C , ini adalah tempat yang sangat dingin. Uniknya, Pemandangan dingin ini indah namun makhluk biasa akan mati kedinginan dan membeku dalam hitungan detik. Suasana sama seperti kehidupan di bumi: pepohonan, batu-batu kecil, gunung, bekas rumah sudah hancur dan roboh, lalu terakhir ada rumput yang membeku menjadi es.
tempat ini sama seperti bumi hanya bedanya suhu begitu rendah.
Tiba Bola cahaya kuning yang datang dari langit turun kesana, Ria muncul dari bola cahaya yang berteleport ke tempat ini bersama Kasih yang digendong.
"Kita sudah sampai, Kasih. Ketempat yang kamu inginkan waktu itu."
Beberapa menit kemudian Kasih terbangun disuatu rumah.
"Huhh.... Dimana ini? Rumah?"
"Pake nanya."
"..."
Kasih baru menyadari Ria ada disamping, tengah duduk santai meminum teh.
"Mau?"
Kasih cuek terhadap tawaran Ria, berdiri tegak dan membuka pintu. Angin kencang yang langsung menghembus, angin suhu rendah 4000°C itu mencoba untuk membekukan rumah namun usahanya gagal. Ria sedikit tersenyum.
"Ternyata benar, cahayaku meniadakan es."
Sebelumnya, Ria menekan napas lalu cahaya yang berbentuk rumah muncul didepan dan terciptalah sebuah rumah yg terbuat dari cahaya.
Ria tersipu malu dan memerah membanggakan diri.
"Haha, Aku memang hebat!"
Beberapa saat setelah membanggakan diri, Kasih menghilang dari pandangan Ria.
"Kasih?!"
Ria keluar dari rumah dan terkejut melihat keadaan sekarang yang tidak normal , Es yang sudah membeku secara alami dari sananya saja bisa dibekukan lagi oleh Kasih dengan teritorial miliknya.
Es akibat Kasih dapat dibedakan dengan Es biasa, Es Kasih warnanya lebih pudar dari biasa yang membuktikan antara keduanya.
"Itu gila!"
Kasih terduduk ditengah tengah depan rumah, syok karena dia tidak bisa menikmati keindahan alam ini.
"Kenapa aku tidak bisa menikmati Es ini? Padahal aku bisa disini, padahal aku tak beku disini, aku sudah jauh-jauh dari bumi ke sini, tapi... Kenapa?"
Teringat dengan omongan saat kecil
"Suatu hari nanti, aku akan pergi ke Uranus untuk menikmati keindahannya disana!"
Disaat kesedihannya, Ria datang menepuk pundak Kasih.
"Sesuatu tidak akan berjalan lancar. Walau kamu sudah berusaha semaksimal mungkin tapi itu tidak akan membuatmu bisa bahagia dengan segala rencanamu, ada masanya rencana itu hancur dengan sekejap."
Kasih berdiri dan mengatur nafas.
"Benar juga ya, Ria. Terima kasih!"
Ria mengangguk kepalanya sambil tersenyum.
"Banyak rencana yang sudah aku jalani tapi itu semua gagal, contohnya saja—"
Pembicaraan terpotong sebab abu-abu gelap gulita yang panas berhembus kencang melewati mereka, Aeryn datang dengan wujud manusia yang menatap sinis mereka. Ria panik karenanya.
"—Contohnya dia, aku menahannya di dimensi lain yang kosong, dimensi yang bisa meniadakan jiwa apapun secara instan dan menghidupkan kembali walau akan ditiadakan lagi jiwanya. Itu akan terus menerus menyiksanya hingga tak terhitung. tapi sayangnya, dia bisa lolos dari siksaan itu."
Muncul pedang di tangan Kasih secara tak sengaja dan itu sama dengan Ria. Kasih terkejut begitu tiba-tiba muncul pedang ditangannya.
"Kenapa ini bisa muncul ditanganku?"
"Simpel, karena tuannya dalam masalah dia akan menampakkan diri untuk menyelamatkan tuannya."
Ria membuka sarung pedang dan langsung berlari kencang, kecepatan yg lebih cepat dari kecepatan suara ingin menghampiri Aeryn
Aeryn mengangkat tangan kanannya: portal besar tercipta yang memanggil iblis-iblis yang berada di bumi tadi. Mungkin mencakup setengah dari jumlah yang berada di bumi datang ke Uranus.
"Percuma kalian melarikan diri, karena kita masih berada di satu petak."
Ria mengaktifkan , kekuatan memanipulasi kematian jika seseorang menyentuh dirinya.
Perlindungan yang lumayan bagus untuk digunakan, keputusan yang diambil Ria itu cocok untuknya karena dia tidak terlalu bisa menggunakan pedang dalam pertarungannya meskipun dia telah berkati ilmu berpedang.
Setiap kematian iblis yang telah dibunuhnya itu meledak sesaat dibunuh. Ria sendirian mengayunkan pedang ditengah kerumunan iblis yang mengepung, sementara Kasih cemas tanpa sebab.
Kasih kemudian membuang nafas lalu berlari menuju pertempuran. Menguatkan mental untuk bertarung. Saat pula ia masuk dalam pertempuran, hal yang mungkin familiar dengannya terjadi, semua iblis yang berada di tempatnya terbeku nol mutlak sampai ke akar-akar jiwanya.
Menurutnya, dia hanya perlu melewati mereka supaya mempermudah Ria untuk membunuhnya satu persatu. Saat Kasih memulainya rencananya itu berhasil 60% dari yang perkirakan, Ria tengah bertarung terganggu dengan dingin yang di hasilkan Kasih namun Ria peka dengan apa yang dilakukan Kasih.
Ria berteleport ke iblis yang sudah dibekukan kasih lalu membelah duakan Es iblis itu secara beruntun.
"Ternyata ini tidaklah buruk, bukankah begitu? Kasih?"
Kasih mengangguk kepala sebagai respons.
Aeryn kesal dengan ulah mereka berdua.
"Bagaimana bisa Vyy dan Xyy bisa akur?!"
Aeryn tanpa pikir panjang, menggunakan sedikit kekuatan iblisnya.
Setelah itu, tanah pijakan Ria menjadi kosong saat terakhir membelah iblis: dia terjatuh tidak ada sedikitpun celah untuk selamat dari situ, kemudian berada di tempat yang panas dan lahar panas, terikat di tiang panjang yang dibawahnya terdapat lahar api yang panasnya melebihi panas yang diciptakan.
Ria terheran-heran walau dirinya sudah terbakar dan disiksa oleh iblis mengunakan semua jenis senjata tajam.
"Tempat apa ini?!"
Iblis yang menyiksanya menjawab pertanyaan bodoh dari Ria.
"Pantas saja tekstur tubuhmu seperti daging babi saat disiksa, bodohnya bertanya dengan heran seperti itu. Ini adalah tempat tinggal tuan Aeryn. Naraka Halohend, tempat yang panas tak terpadamkan."
"Ohh? Balas dendam ya?"
Ria tenang menikmati siksaan dari iblis yang tak henti menyiksanya, walau dia dilukai secara brutal namun dirinya masih beregenerasi tanpa ada gangguan.
"Regenerasi ya?"
Saat-saat meremehkan iblis tadi, tusukkan dari pedang misterius yang beruntun menusuk dari seluruh bagian tubuh Ria. Ria akhirnya merasakan sakit,
"Khakkk!!!!"
"Hm?"
Ternyata iblis tersebut mengunakan pedang katana yang sama seperti Aeryn gunakan. Salah satu aturan yang harus dipenuhi oleh pemain adalah pedang katana gagang berwarna tertentu harus digunakan sebagai alat perang. Namun Aeryn tidak, dia menganggap aturan dan hukum-hukum yang berlaku dalam permainan hanyalah lolucon, Aeryn bisa saja mengubahnya dengan gampang jika dia mau .
Akhirnya, Ria tersiksa terusterusan karena regenerasinya telah dihapus oleh pedang katana itu.
Kembali ke pertempuran, Kasih tidak menyadari bahwa dia telah ditinggalkan. Pedang Aeryn menancap di depan kaki Kasih, Kasih berhenti berlari lalu saat melihat kedepan
"....?!"
Pukulan keras panas dari Aeryn menghantam muka Kasih hingga terpental jauh. Iblis-iblis yang membeku pecah berkeping-keping Akibat hembusan angin Kasih yang terpental. Setelah bangun dari tempat, Kasih menyadari miliknya telah dinonaktifkan secara paksa.
"Bagaimana bisa?"
Aeryn berjalan didepannya, uap panas keluar dari tubuhnya... Mencekik leher Kasih lalu mengangkatnya ke atas. Mencoba lepas dari situ namun gagal.
"Ck...ck...!!!"
Tapi Kasih tidak menyerah untuk kabur dari cekikikan keras dari Aeryn.
"Aneh bukan? Tempat yang dingin mutlak yang bisa membekukan apapun sampai ke inti-intinya bisa dimatikan secara paksa? Bahkan pemiliknya saja tidak bisa mematikanya."
"?!?!"
Aeryn melempar keras Kasih ketanah lalu menginjak kepalanya.
"Hei?! Kenapa kau tidak menyerah saja?!"
"Untuk apa aku menyerahkan diri dengan orang yang telah membunuh orangtuaku?!"
Kasih menekan suhu udara dingin sehingga menghasilkan angin kencang yang bisa mentalkan Aeryn darinya. Aeryn terputar balik lalu mendarat dengan sempurna.
"Orangtua? Hahahaha!! ...Mereka hanyalah karakter tambahan untuk prolog permainan ini!"
"..."
Kasih termakan oleh perkataan Aeryn, Aura biru pucat terlihat jelas yang muncul menyelimuti Tubuh Kasih, Aura dingin tak tertangani. Aeryn benarbenar gembira dan tertawa nyaring ketika melihat Aura itu.
"HAHAHA!!! Tunjukkan kekuatan Vyy yang sebenarnya! GUNAKAN EMOSI DAN PIKIRANMU UNTUK MENGUNAKAN KEKUATAN YANG TELAH DIBERIKAN OLEH DEWA CELIS KEPADAMU...!!!!!"
Aura itu semakin membesar dan semakin dingin hingga ketitik nol mutlak, semua iblis hilang tak tersisa apapun setelah memasuki Aura dingin Kasih bahkan dia telah menghapus semua keberadaan iblis yang ada disana. Kasih berjalan pelan sambil membuka sarung pedang.
"Permainan ya?"
kecepatan tinggi seperti suara menerjang Aeryn dengan pedang, Aeryn tertawa kecil mencegat pedang Kasih dengan dua jari tangan iblisnya. Kemudian dia memutar kecil jarinya, dan akibatnya bilah pedang akhirnya pecah berkeping-keping seperti kue yang hancur.
"Benar, ini adalah permainan."
Kasih tercengang sedih melihat pedang hancur didepannya, Aeryn tertawa keras melihat reaksi itu. Memutar tangan kebawah lalu memberi pukulan keras panas dikepala Kasih. Bagian yang kena hangus terbakar lalu kepalanya terbentur keras ketanah.
Sakit yang luar biasa sebabnya, Kasih tak sanggup menahannya lagi memuntahkan darah, Kasih berdiri tegak didepan Aeryn tanpa tenaga untuk melawan.
"Ini aneh bukan? Pedang katana yang seharusnya menjadi aturan utama dalam permainan ular tangga takdir ini telahku hancurkan. namun, kamu masih berada dipapan permainan. Seharusnya kamu pertanya begitu denganku kan?!"
"Bacot! Kamu telah mengubah semuanya! Aturan sihirku bahkan kamu telah mengubah aturan dan hukum-hukum permainan!"
Aeryn menendang Kasih dengan tendangan samping yang mengenai uluh hati, dan lagi, dia terbaring di tanah yang beku.
"Ohh? Kamu tau itu? HAHAHAHA!!! Kamu sangat cepat mengetahuinya, dari pertamakali aku dimainkan sampai ke 8miliar kali, akhirnya ada lawanan yang lumayan pintar."
Bola kecil hitam muncul didepan Aeryn, itu menghisap dingin, Es, partikel termasuk zat-zat seperti hidrogen, helium dan metana yang ada di Uranus terisap kedalam bola kecil, bahkan inti hidup dari Uranus terisap. Tanpa mengecualikan apapun semuanya yang ada di Uranus terisap habis tanpa sisa.
Dan setelah selesai, semuanya terhisap. Uranus menjadi bola hitam besar yang ada di angkasa luar. Bola kecil hitam akibat menghisap semuanya akhirnya beraksi aneh, membentuk seperti pedang katana. Pedang katana yang bergagang biru sama wujudnya seperti sebelumnya yaitu .
"Gunakanlah ini, jika tidak kau akan tereliminasi. Kalahkanlah aku, karena aku sudah bosan memenangkan 8miliar berturut-turut tanpa kalah sekalipun di permainan ular tangga takdir ini."
Aeryn meraih pedang katana itu, lalu menusukkannya ke perut Kasih dalam-dalam.
"Jangan lupa memberi nama pedang ini!"
Setelahnya Aeryn menjauh dari Kasih, kemudian dia menjentikkan jari, Dan 1 detik kemudian seluruh sisi Planet Uranus menjadi merah seperti neraka. Dipenuhi oleh lahar api yang berkobar-kobar, Kasih berada ditengah-tengah Api yang panasnya melampaui api Matahari. Terbaring Depresi sambil melihat keatas, banyangan orang-orang berdosa tersiksa muncul disana. Perut yang ditusuk oleh pedang katana yang terbuat dari Uranus.
Dan Aeryn akhirnya meninggal planet Uranus lalu lintas ke dunia lain dan berada di petak ke 2 yaitu Reverse World.
Dimensi yang berbeda dari alam semesta biasa.