Chereads / Fallen Orions Tales / Chapter 107 - Peresmian

Chapter 107 - Peresmian

Sambil menuruni tangga istana, Ardent nampak sedang termenung. Ia turun dengan sangat perlahan, seakan menghayati tiap langkah yang diturunkan. Semua keheningan yang menyelubungi seketika menghiilang ketika seseorang memanggilnya dari belakang.

"Ardent, aku bangga padamu ..."

Saat menengok ke tangga atas, Ardent melihat Suster Athaelai yang masih muda tersenyum ke arahnya. Ia hanya tersenyum balik karena tahu bahwa apa yang dilihat hanyalah sebuah bayangan dalam kepalanya.

Suster Athaelai melambai kecil padanya. "Dunia ini membutuhkan dirimu. Semoga tuhan selalu bersamamu ..."

Ardent kembali berjalan menuruni tangga. Sosok Suster Athaelai menghilang, tapi ada hal lain yang memanggilnya tepat dari samping.

"Yo, Ardent! Kau menikmati hidupmu?" tanya seseorang yang membawa dua pedang di punggungnya. "Apakah kau sudah mengikuti cara hidupku untuk selalu bersenang-senang?"

Ia mengenal suara tersebut, tapi tiba-tiba terdengar suara petikan harpa dan nyanyian datang mengalihkannya. Saat menengok ke bawah, ia melihat seorang wanita sedang bermain harpa sambil melantunkan lagu yang indah. Suara tingginya sangat memikat hati dengan disertai lirik yang membuatnya bernostalgia.

"Gelisah, kutulis surat untukmu~ Jenderal, 'tlah menjemput ragamu ~ Rindu, ku tertuju padamu ~ Menanti, aku 'kan kepulanganmu."

Wanita itu menatap Ardent sambil tersenyum. Ardent mengingat dengan jelas saat-saat dimana lagu anti perang sering digaungkan oleh rakyat. Masa dimana manusia sempat jenuh dengan memuncaknya perang yang terjadi secara terus menerus.

"Selalu kau asah sebilah pedang ~ Tapi akankah kau pulang ~ Wahai ksatria pengabdiku ... "

Lebih banyak sosok yang muncul dalam bayangannya.

"Ardent!"

"Ardent."

"Dent!"

"Ardent ..."

Pria, wanita, remaja, dewasa, hingga orang tua renta. Panggilan saling bersahutan pada tinggi rendah nada yang berbeda. Menyatu dalam lantunan melodi yang menyentuh hati.

Panggilan berasal dari orang-orang yang pernah bertemu dan menjadi fragmen dalam memori Ardent. Selama ribuan tahun, mereka member arahan sehingga ia tak kehilangan arah dalam hidupnya yang panjang nan kosong. Sosok dari berbagai generasi itu kini terpatri dengan baik dalam hati dan kepala sang mahluk abadi.

Saat kakinya menapak di anak tangga terakhir, Ardent menengok ke belakang, menatap para bayangan itu untuk terakhir kalinya.

"Suster Athaelai, Sloth, Ditha, dan semuanya. Terlalu banyak ilmu yang aku pelajari dari kalian. Tujuan, pemikiran, filosofi, serta ideologi dari kalian akan terus kusimpan rapi."

Sambil tersenyum, ia kembali berjalan menuju pintu keluar utama. "Terimakasih, kini giliranku membimbing mereka!"

Saat keluar dari istana, ia mendengar sorakan dari seluruh warga menyambut kedatangannya. Energi kebahagiaan terpancar deras menuju ke arahnya. Ia merasa bisa melakukan apapun selama semua orang selalu mendukungnya.

Tak mau menyianyiakan antusiasme yang berlangsung, ia berjalan dengan cepat menuju ke sebelah Raja Xaniel. Tangannya diangkat, memberi kode pada seluruh warga untuk tenang. Pidato kemudian dimulai setelah sihir suara dipasang ke sekeliling halaman istana.

"Selamat siang seluruh warga Falorin! Terimakasih karena kalian telah menerima undangan yang kami sebarkan."

Sorakan kembali terdengar selama beberapa saat, menandakan bahwa mereka yang datang memenuhi halaman istana tidak merasa masalah akan hal itu.

"Seperti yang sudah beredar dalam berita, kita telah menjalin aliansi dengan kerajaan Gozen, Babur, dan Crysta Horde. Mereka adalah tiga kerajaan yang sangat maju dalam bidang teknologi, bahkan sangat jauh dari kita. Teknologi yang kita gunakan sehari-hari tak lain dan tak bukan adalah milik mereka. Dengan adanya pembentukan aliansi ini, diharapkan bahwa kita semua mendapat kenyamanan serta peningkatan kualitas hidup yang signifikan. Untuk meresmikan dijalinnya aliansi antara 4 kerajaan ini, kami telah memutuskan sebuah nama yang sangat cocok."

Ardent diam sesaat untuk menarik nafas panjang. Seluruh penonton juga ikut terdiam akibat rasa penasaran yang sangat tinggi.

"Bersama-sama, kita membangun berbagai hal yang akan membawa kita semua melesat menuju angkasa. Karena itu, aliansi ini diberi nama sebagai Aliansi Orion Belt!"

Sorakan yang jauh lebih ramai terdengar dari lautan penonton. Antusiasme mereka semakin meninggi setelah pembentukan aliansi diumumkan. Aliansi yang sebelumnya hanya sebuah kabar kini telah dikonfirmasi. Harapan akan masa depan yang lebih cerah membuat masyarakat tak lagi gerah akan perang abadi yang yak berarah.

"Tentu saja aliansi ini tidak hanya berhenti dalam 4 anggota. Kita akan mengajak lebih banyak kerajaan lain untuk bergabung bersama. Mereka yang ada di dalam benua, maupun yang ada di luar. Semua akan menjadi satu dalam kesatuan, yaitu Orion Belt!"

Setelah sorakan sedikit mereda, ia kembali melanjutkan pidatonya.

"Dengan semakin meluasnya aliansi, kita butuh sebuah divisi yang bertugas dalam menangani salah satu masalah besar. Masalah yang kita perlu jadikan sebagai prioritas. Tak lain dan tak bukan, yaitu monster!"

Para penonton menjadi semakin terpikat, penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Ardent dalam menangani hal tersebut. Ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh kehadiran monster seakan telah menjadi makanan sehari-hari. Meski banyak orang yang kompeten dalam pembasmian, mereka suka muncul kapan saja dan dimana saja. Penanganan secara instan hampir mustahil dilakukan. Kerusakan yang ditimbulkan tidaklah ternilai harganya, terutama harga dari nyawa manusia yang melayang begitu saja.

"Karena itu, kami memutuskan bahwa mulai saat ini, Fallen Orions akan melebarkan sayapnya lebih jauh. Tidak hanya terbatas pada Falorin, tapi juga ke seluruh kerajaan anggota aliansi. Kami akan mengundang semua orang untuk bersama-sama menangani serangan monster."

Ide tersebut disambut dengan baik. Bertambahnya anggota Fallen Orions berarti menambah tenaga yang mereka miliki untuk membasmi para monster. Hal itu juga berarti bahwa mereka bisa menempatkan anggotanya di lebih banyak wilayah untuk respon penanganan yang lebih cepat.

"Sebagai permulaan, Fallen Orions kini memiliki petinggi sekaligus mentor hebat yang akan membimbing para anggota baru nantinya!"

Ia mengangkat tangan kirinya ke atas. "Dan hari ini, para petinggi itu telah dipilih serta akan diumumkan di hadapan kalian. Sambutlah satu-persatu para Stellar Council dari Fallen Orions!"

Sorakan meriah kembali terdengar. Kebanyakan orang telah mengetahui sekiranya siapa saja yang akan menjadi petinggi Fallen Orions. Beberapa anggota Fallen Orions memiliki nama yang cukup dikenal di kalangan masyarakat, jadi mudah bagi mereka untuk menerka. Akan tetapi, semuanya tetap antusias menyimak pengumuman tersebut.

"Pertama! Anggota Fallen Orions sekaligus anggota divisi ketertiban kerajaan yang senantiasa membasmi pelanggar hukum. Pengguna pedang sihir yang sangat mahir. Ashborn, the Sword Wizard!"

Ashborn berjalan keluar dari arah dalam istana, melambaikan tangannya pada penonton. Setelah sampai di depan Ardent dan Raja Xaniel, ia berbalik badan sambil melipat tangannya di belakang. Penampilannya sangat rapi layaknya seorang ksatria kerajaan.

"Kedua! Si jenius hebat yang menjadi andalan dalam setiap penelitian. Pengguna bowgun dengan kemampuan deduksi secepat kilat. Shacchi, the Perfect Shot!"

Sama seperti Ashborn, Shacchi melambaikan tangan pada para penonton sambil berjalan menghadap Ardent dan Raja Xaniel. Ekspresinya tidak begitu banyak melukiskan emosi. Aura kutu buku bisa terlihat dengan mudah bagi orang-orang yang melihatnya.

"Ketiga! Bisnismen handal dengan kemampuan berpedang yang sangat tinggi. Pemilik kerajaan bisnis dengan merk dagang yang tak asing lagi bagi kalian. Tan, the Sword Bearer Enterpreneur!"

Dengan jas mewahnya, Tan berjalan dengan tegap menuju barisan Stellar Council. Pedangnya berklilauan dengan berbagai batu sihir yang menghiasi.

"Keempat! Ahli pedang yang terkenal dengan tebasan mautnya. Bidasan pedang tak kasat mata adalah tehnik andalannya yang sangat luar biasa. Vivien, the Invisible Wind Slicer!"

Vivien masuk sambil membawa hawa dingin yang menusuk. Tatapan matanya seakan membekukan siapapun yang melihatnya. Akan tetapi, ia tiba-tiba tersenyum hangat ke arah para penonton, membuat semua orang terkejut. Tak ada yang menyangka bahwa Vivien bisa melakukan itu.

"Kelima! Manusia yang kekuatan tubuhya setara dengan monster. Penyerang dengan memiliki ketahanan seperti tank. Locked, the Almighty Gladiator!"

Bunyi logam yang beradu terdengar ketika Locked berjalan. Orang-orang terheran dengan bunyi itu karena ia hanya menggunakan baju formal biasa, bukan baju zirah. Mereka berspekulasi bahwa Locked tetap menggunakan zirah dibalik baju yang ia kenakan.

"Keenam! Administrator terbaik sekaligus ahli dalam bidang sihir pertahanan. Ahli dari ahlinya pertahanan kota. Need, the Master Barrier!"

Need tak perlu melakukan banyak hal untuk membuat dirinya dikenal. Ia sudah dikenal sangat baik oleh masyarakat terutama setelah ia menginisiasi turnamen pada akademi. Ia adalah tipikal orang yang mudah bergaul serta disenangi oleh sekitarnya.

"Ketujuh! Penyihir yang mampu memaksimalkan kendali elemen sihirnya. Sang penyihir tinggi penguasa segala elemen. Eevnyxz, the Unlimited Element!"

Menjadi penyihir yang unik membuat Eevnyxz mampu menggunakan sihir sesuka hatinya tanpa harus kehabisan mana. Ia masuk dengan keenam elemen yang mengitari tubuhnya sebagai pemeriah acara. Jiwanya yang aktif membuatnya tak bisa berhenti untuk berkreasi dengan sihirnya sendiri.

"Kedelapan! Jenius muda yang termasuk dalam salah satu Young Prodigy. Pemilik berkat yang telah ditakdirkan untuk menjadi sesuatu yang hebat. Shirosaki, the Silver Canine!"

Sifat asli dari Saki yang agak pemalu terlihat jelas. Pipinya tersipu akibat banyaknya penonton yang melihat dirinya. Berkebalikan dengannya, para penonton justru semakin meriah karena ekspresi Saki menghanyutkan pikiran mereka.

Pada titik ini, antusiasme penonton semakin memuncak. Mereka semua bisa menebak dengan tepat siapa 3 orang terakhir yang menjadi petinggi. 3 orang yang pekerjaan sehari-harinya adalah meladeni berbagai permasalahan kerajaan. Sosok paling menonjol yang menjadi wajah Fallen Orions selain Ardent.

"Kesembilan! Tank wanita dengan pertahanan yang sangat tinggi. Cantik, elegan, dan kuat. Sebuah manifestasi dari kesempurnaan. Rikka, the Wonder Defense!"

Semua penonton terus bertepuk tangan melihat Rikka yang melambai pada mereka.

"Terimakasih semuanya!" seru Rikka dengan penuh energi.

Seruan Rikka dibalas dengan teriakan yang tak kalah semangat dari barisan penonton. Popularitasnya sangatlah tinggi di masyarakat. Tak hanya sekedar menjadi tank yang hebat, ia selalu tampil elegan dengan tutur kaya yang ramah dan hangat ketika berbicara dengan klien. Ia adalah idola bagi seluruh kalangan di Falorin.

"Kesepuluh! Sosok yang pasti tidak asing lagi bagi kalian, terutama setelah insiden sebelumnya. Manusia yang sanggup menaklukan kegelapan serta membangkitkan kekuatan dewa naga suci. Shiro, the Divine Dragon!"

Dengan santai, Shiro berjalan sambil melambai ke arah kerumunan penonton. Gerak-gerik yang agak nyeleneh seperti preman membuat dirinya paling menonjol di antara anggota lain. Saat menatap ke satu arah, ia tiba-tiba berkedip sambil tersenyum.

Di sisi lain, seseorang yang melihat kedipan Shiro menjadi merasa aneh.

"A-akane, ada apa?" tanya Reina di sebelahnya.

Dahi Akane mengernyit melihat kedipan Shiro yang mengarah padanya. "Yah, harusnya aku sudah tidak kaget lagi dengan itu ..."

Ardent batuk, membenarkan suaranya agar tidak hilang. "Ehem-ehem, lalu yang terakhir. Orang yang akan menjadi ketua Panitia Sebelas. Sosok yang mungkin juga kalian kenal atas aksinya dalam insiden kemarin."

Disaat itu, seluruh penonton sudah yakin sepenuhnya tentang siapa yang akan terakhir di panggil. Situasi menjadi semakin mendebarkan karena Ardent sedikit menunda pengumuman petinggi yang terakhir.

"Kegelapan yang mewujud ke dalam sosok manusia. Kehampaan yang membawa segudang kehangatan bagi sekitarnya. Seseorang yang matanya selalu tertutup, tapi hatinya selalu terbuka ketika ada sebuah masalah di dekatnya. Army, the Devil Itself!"

Dengan pakaian serta penutup mata barunya, Army berjalan dan melambai pada para penonton. Tebakan mereka semua benar bahwa Army yang menjadi ketua Stellar Council. Ia sudah dikenal party leader yang sangat efisien dan cekatan. Tak ada pekerjaan dalam guild yang tidak terselesaikan jika dirinya tidak absen pada hari itu.

Kumine tersenyum dengan bangga melihat mahakaryanya dipakai oleh Army. Ia ikut bertepuk tangan di barisan penonton bersama Shougo dan Fori di sebelahnya.

Sambil melambai, ia berusaha menahan dirinya agar tidak terlalu kegirangan. "ARMYYYY! SELAMAT ATAS PENGANGKATAN NYA!!!"

Setelah berkumpul, semua anggota Panitia Sebelas berlutut di hadapan Ardent dan Raja Xaniel. Mereka mengikrarkan Stellar Oath, yaitu sumpah bahwa mereka mengabdi demi menciptakan kehidupan yang aman dari ancaman monster. Mereka menegaskan kembali bahwa Fallen Orions merupakan instansi yang bertugas dalam menangani seluruh masalah monster. Tak hanya di Falorin, tapi di wilayah manapun yang menjadi bagian dari Orion Belt. Fallen Orions sepenuhnya ada untuk memenuhi hak-hak utama masyarakat, yaitu hidup dengan aman dan nyaman.

Setelah Stellar Oath selesai, Ardent menjelaskan bagaimana kedudukan Fallen Orions di kerajaan. Ardent mengepalai Fallen Orions secara langsung agar tak ada pihak lain yang bisa memanipulasinya. Ia juga memastikan bahwa penanda teleportasi akan dipasang di Gozen, Babur, dan Crysta Horde dalam waktu dekat, sebagai akses untuk menyelesaikan masalah monster dengan cepat.

Sesi peresmian selesai. Acara ditutup dengan Eevnyxz yang menggunakan keenam elemen untuk melukis langit. Ia menggambar aurora di siang hari. Ledakan kembang api warna-warni dengan mudah ia ciptakan dengan sihirnya. Gumpalan asap yang menyerupai awan bergerak membentuk wajah kesebelas anggota Stellar Council. Tepukan tangan serta soraka meriah untuk terakhir kalinya terdengar sebelum penonton dibubarkan oleh Ardent.

"Semua, jangan lupa kita masih ada satu acara lagi!"

Ia melebarkan tangannya. "Kalian semua diundang ke istana pada pesta malam nanti!"

Acara dibubarkan agar semua warga bisa beristirahat sebelum datang kembali pada malam hari. Semua pekerjaan diliburkan pada hari itu dan besok, sehingga semua orang diharapkan kehadirannya. Mereka yang jarang berpesta bahkan sampai dibuat sibuk dalam proses pemilihan pakaian malam nanti.

Malam harinya, pesta perayaan digelar. Berbagai macam makanan dihidangkan di dalam istana hingga halamanannya. Lantunan lagu meriah dinyanyikan untuk memperkuat suasana. Tak lupa pula ada tarian yang dilakukan sebagai acara wajib sebuah pesta. Anak-anak, remaja, orang tua, rakyat biasa, hingga pejabat. Semua menyambut harapan akan masa depan dari aliansi yang baru dibangun.

Pesta tidak hanya berlangsung di seluruh kota. Pasukan kerajaan Falorin yang masih dalam perjalanan pulang setelah kampanye militer juga turut merayakannya. Mereka membangun kamp sementara sambil diantarkan banyak makanan melalui rombongan kabut Ardent yang berangkat beberapa hari lalu. Tak ada seorangpun yang tertinggal dalam perayaan yang diadakan. Semua merasakan kebahagiaan yang sama di Falorin.

Pada waktu senggang dikala pesta, Ardent berjalan ke balkon istana untuk menyaksikan situasi di luar. Ia melihat banyak orang makan dan menari dengan semangat. Acara berjalan dengan lancar tepat seperti yang ia bayangkan. Senyuman terukir pada wajahnya saat mengetahui bahwa langkah pertamanya selesai dengan sempurna.

Dari belakang, berjalan Rikka menghampiri dan bersandar pada balkon di sebelahnya.

"Wonder Defense?" tanya Rikka. "Apakah Papa sendiri yang menciptakan tiap panggilan kami?"

"Sudah terlambat untuk menggantinya jika kau tidak suka," jawab Ardent.

Rikka menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku menyukainya. Panggilan itu diberikan langsung olehmu, mana mungkin aku tidak suka."

Ardent tertawa kecil. Ia senang jika semua menyukai panggilan buatannya.

"Ahaha. Aku bisa memberimu nama baru jika kau mau," ucap Ardent dengan nada bercanda.

Rikka membalasnya dengan memberikan senyuman paling indah yang pernah Ardent lihat. Di antara terangnya cahaya bulan dan berbinarnya pesta, ia mengucapkan satu hal yang tak akan pernah Ardent lupakan.

"Kalau itu adalah nama belakangmu, dengan senang hati."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Fallen Orions Tales Volume 2, Tamat.