Kumine meminta penjaga toko untuk segera menjajarkan seluruh jenis batu sihir mentah yang ia miliki. Melihat penampilan Kumine yang trendi dan postur tubuh yang anggun, penjaga toko itu percaya dengannya dan langsung pergi ke gudang. Ia juga memanggil dua orang lainnya beserta pemilik toko untuk membantu mengangkut beberapa peti yang lumayan berat. Semua peti itu kemudian dibuka satu persatu di hadapan Kumine.
Setiap kali peti dibuka, secercah cahaya kecil terpancar dari dalam kotak. Hal itu menandakan kalau batu itu merupakan batu sihir asli.
Sambil memakai kacamata khusus, Kumine menatap Shougo dan Fori. "Kalau lelah duduk saja. Mungkin ini akan lama."
Persis seperti ucapannya, ia dengan sangat teliti memeriksa setiap batu yang ada di dalam peti. Kacamata yang ia kenakan sangatlah membantu karena memberikannya kemampuan untuk melihat struktur sihir yang ada di dalam batu tersebut. Meski sama-sama batu dengan bentuk atau warna yang mirip, kemampuan menyimpan sihir mereka bisa saja berbeda jika struktur di dalamnya tidak sama. Beberapa batu permata kadang memiliki karakteristik yang mirip, sehingga butuh pemeriksaan yang sangat mendetail untuk membedakan mereka semua. Pemeriksaan itu juga sekaligus untuk memastikan kalau tidak ditipu oleh penjualnya.
Jenis batu terkadang menentukan sihir tipe apa yang dapat disimpan dengan baik di dalamnya, karena setiap jenis batu memiliki struktur sihir yang berbeda. Meski sihir umum bisa disimpan dalam batu sihir apapun, beberapa tipe sihir tertentu tidak bisa disimpan ke dalam sembarang batu. Jika sihir disimpan sembarangan, bisa saja batu tersebut akan meledak.
Pembagian sihir ke tipe batu tertentu sangatlah banyak. Untuk kekuatan kegelapan, biasanya digunakan batu safir hitam untuk penyimpan yang lebih aman. Untuk segala macam sihir yang bertipe serangan, biasanya batu ruby atau delima saja sudah cukup. Dan begitulah selanjutnya untuk contoh penggunaan batu sihir.
Gozen memiliki banyak tambang raksasa di sekitar wilayahnya yang berisi penuh dengan berbagai jenis batu sihir. Banyaknya ketersediaan batu membuat Gozen bisa memiliki kualitas batu sihir yang sempurna untuk digunakan. Hal itu juga membuat Gozen mendapat keuntungan yang sangat banyak hanya dalam sektor batu sihir. Tidak hanya sesama kerajaan pinggiran, kerajaan besar seperti Falorin pun sering memesan batu sihir dari Gozen dalam jumlah yang banyak untuk kepentingan militer.
Pemilihan batu tersebut berlangsung cukup lama sampai membuat Fori dan Shougo bosan. Fori akhirnya mengajak Shougo untuk jalan-jalan keliling, meninggalkan Kumine sendiri dengan pemilik toko serta anak buahnya.
Pemiliki toko memperhatikan wajah Kumine yang sangat serius memeriksa batu. "Nona, jika anda ingin menyimpan sihir, kenapa tidak menggunakan scroll saja?"
Kumine menjawab sambil terus memeriksa batu satu-persatu. "Memang sih, scroll lebih mudah dan lebih murah untuk menampung berbagai macam sihir ..."
Batu sihir umumnya digunakan dalam pembuatan senjata sihir. Kumine tidak terlihat seperti orang yang merancang atau membuat senjata, sehingga Pemilik Toko itu menyarankan scroll padanya.
Kumine kembali berdiri tegak sambil membetulkan posisi kacamatanya. "Tetapi, aku ingin menggunakan batu ini untuk tujuan lain."
Si pemilik toko itu menjadi tertarik ketika mendengar jawaban Kumine. "Oh ya, apa itu?"
Kumine hanya tersenyum sambil menatapnya. "Rahasia~."
Setelah berjam-jam menyortir, Kumine akhirnya menemukan beberapa jenis batu yang ia cari. Batu-batu itu kemudian dipisahkan lalu dimasukan ke dalam peti yang baru. Bersamaan dengan selesainya Kumine, Fori dan Shougo baru saja kembali setelah berkeliling kota.
Kumine menengok mereka berdua yang baru saja masuk dari pintu. "Bagaimana kotanya? Menarik?"
Shougo mengangguk dengan kesenangan. "Sangat!"
Fori menepuk kedua tangannya. "Ah ... Tidak pernah aku berjalan-jalan bebas sebelumnya!"
Shougo menatap Fori dengan penuh antusiasme. "Kak Fori, Kakak ingat kan tadi kendaraan besar yang melintas itu? Ukurannya lebih besar gerbong kereta loh!"
Fori balik menatapnya dengan antusiasme yang sama. "Ya aku ingat. Seperti melihat monster raksasa ya!"
Pembicaraan mereka terus berlanjut dengan keceriaan yang terpancar jelas dari keduanya. Hal itu membuat senyuman muncul pada wajah Kumine. Shougo hampir dibunuh oleh Fori sebelumnya, jadi ia sedikit khawatir tentang keakuran keduanya. Melihat Shougo dan Fori yang telah saling aktif berkomunikasi membuatnya senang karena tidak perlu khawatir lagi tentang hubungan mereka.
Pemilik toko menghampiri Kumine sambil membawa sebuah peti berisi batu yang dipilih oleh Kumine.
"Hohoho. Kalian sangat tertarik dengan kota ini ya?" tanya si Pemilik.
Fori langsung mengambil peti yang diberikan pada Kumine. "Karena ini pertama kalinya kami melihat penggunaan mesin secara luas."
Si Pemilik toko melipat kedua tangannya. "Kalau begitu, kalian harus coba menaiki kapal di Babur, dan pesawat terbang di Crysta Horde."
Shougo memiringkan kepalanya. "Pesawat terbang?"
Tiba-tiba, Kumine memotong pembicaraan mereka. "Tentu saja. Itu yang akan kami lakukan nanti!"
Salah satu pekerja kemudian menyahut, "Dan jangan lupa pakai kereta saja untuk ke Babur!"
Kumine membayar batu-batu tersebut dan pergi dengan yang lainnya untuk mencari penginapan. Tak butuh waktu lama, mereka dengan mudah menemukan penginapan yang memiliki kandang hewan. Mereka pun memesan tiga kamar, lalu pergi lagi untuk membeli persediaan makanan dalam perjalanan besok. Sambil membeli makanan, ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Kumine.
Ia mendapatkan informasi mengenai kereta menuju Babur dari Pemilik Penginapan. Jarak Gozen ke Babur lumayan jauh, bahkan jika ditempuh menggunakan kereta. Akan tetapi, perjalanan dengan kereta hampir sama cepatnya dengan perjalanan menggunakan kabut dan G-Out. Memakai kabut memang lebih cepat dengan perkiraan sampai satu minggu, dibandingkan dengan kereta yang memerlukan waktu 10 hari. Tetapi, kereta menawarkan berbagai fasilitas serta kenyamanan yang tidak bisa ditandingi. Selain itu, kerajaan Gozen juga memberikan diskon yang cukup besar sebagai upaya mengiklankan lintasan kereta antar kerajaan tersebut.
Setelah mempertimbangkan kenyamanan serta uang yang harus dikeluarkan, Kumine akhirnya memutuskan bahwa naik kereta adalah pilihan yang bagus. Pengalaman transit dan tidur di kereta yang kabarnya nyaman akan menjadi pengalaman baru baginya serta Fori dan Shougo.
Ia menengok ke arah Fori dan Shougo yang berjalan di belakangnya. "Kalian mau naik kereta saja ke Babur? Kalau mau, kita tak perlu beli banyak makanan."
Fori dan Shougo saling bertatapan, lalu menjawab secara bersamaan.
"Mau!"
Kumine tertawa kecil. "Kalau begitu, kita ke penginapan saja sekarang. Besok pagi kita akan langsung pergi lagi."
Mereka kembali ke penginapan disaat hari sudah semakin sore. Peti batu yang dibawa oleh Tan kemudian dipindahkan oleh Fori ke kamar Kumine. Mereka membiarkan Tan beristirahat di kandangnya yang nyaman. Sisa hari mereka habiskan dengan normal sampai waktunya makan malam tiba. Seperti biasa, Kumine mendiskusikan kembali rencana mereka untuk esok hari sambil makan malam.
"Di Gozen Nona mencari batu, di Babur Nona mencari apa?" tanya Shougo.
Kumine menggelar kembali peta benua pada meja makan, lalu menunjuk salah satu pulau yang berada di area kerajaan Babur. "Kalian tau kalau ibukota Babur berada di seberang lautan?"
Fori dan Shougo mengangguk secara bersamaan.
"Nah, di pulau itu terdapat hewan endemik, atau hewan unik yang hanya bisa ditemukan di sana."
Kumine mengeluarkan buku catatannya dari dalam tas. "Di pulau itu, ada hewan endemik berupa ulat yang menghasilkan benang spesial."
"Ulat sutra?" tanya Fori.
Kumine mengangguk. "Semacam itu, tapi dengan benang yang lebih spesial. Jika pengolahannya tepat, benang itu bisa mengalirkan sihir kepada orang yang memakainya."
"Ah, aku pernah mendengarnya," ucap Shougo. "Banyak orang berbicara soal baju khusus bangsawan yang dibuat dari kain sutra mahal."
"Betul sekali. Kain itu terkenal di kalangan bangsawan dan para Raja."
Fori mengambil gelas di sebelahnya dan minum. "Benang itulah yang akan dijadikan sebagai bahan dasar pakaian nantinya?".
Kumine menjentikkan jarinya. "Betul sekali. Dengan pernak-pernik batu tadi, lalu ditambah dengan bahan terakhir dari Crysta Horde, maka pakaian impianku akan terwujud."
Ia menjelaskan pada Fori dan Shougo tentang bagaimana cara kerja rancangannya. Batu yang digunakan sebagai pernak-pernik akan menyimpan energi sihir dengan Ardent sebagai sumbernya. Energi sihir itu kemudian mengalir ke seluruh pakaian melalui benang khusus yang menjadi bahan dasarnya. Nantinya, seseorang akan mendapatkan energi sihir dalam jumlah yang luar biasa hanya dengan memakai pakaian buatannya.
Energi sihir yang mengalir bisa digunakan dalam memperkuat tubuh si pemakai atau menjadi sihir cadangan ketika kehabisan energi saat bertarung. Kendali terhadap energi sihir akan berada pada pemakainya, sehingga Kumine harus menyesuaikan pakaian tersebut secara presisi agar cocok dengan pemakainya nanti. Detail terkecil sekalipun tak boleh terlewat, atau pakaian itu tidak bisa berfungsi sama sekali.
Fori menyandarkan wajahnya dengan satu tangan. "Ah, aku jadi penasaran dengan hasilnya nanti ..."
Obrolan terus berlanjut hingga makan malam selesai. Mereka masuk ke kamarnya masing-masing dan beristirahat sebelum kembali melakukan perjalanan yang panjang esok hari.
Keesokan harinya, mereka bertiga membangunkan Tan dan bersama-sama pergi ke stasiun. Sama seperti sebelumnya, Kumine memesan tiket untuk 3 orang serta tempat khusus untuk Tan di gerbong hewan peliharaan. Kereta menawarkan fasilitas berupa gudang penyimpanan, jadi Kumine menyimpan peti batunya di sana selama perjalanan.
Gerbong kereta antar kerajaan memiliki desain yang jauh berbeda dari biasanya. Selain ukuran yang lebih besar, mereka terdiri dari banyak bilik berukuran sedang. Semua penumpang seakan menyewa kamar berjalan untuk melakukan perjalanan panjangnya. Setiap biliknya memiliki 2 sampai 4 tempat duduk yang bisa diubah menjadi kasur, tergantung dengan ruangan yang dipesan. Karena Kumine memesan ruangan khusus, bilik yang mereka dapatkan memiliki sebuah bel untuk memanggil pelayan yang bisa melayani mereka kapanpun.
Seluruh penumpang diizinkan untuk berjalan melintasi gerbong kapanpun selama mereka tidak mengganggu penumpang lainnya. Pada beberapa kesempatan, ada sebuah hiburan yang ditampilkan di beberapa gerbong sekaligus untuk mengisi kebosanan para penumpang. Beberapa hiburan itu kebanyakan berupa pertunjukan musik, drama, sulap, dan beberapa kesenian lainnya. Penampilan tersebut tampil secara berurutan di tiap gerbong, tapi semua orang bisa berpindah ke gerbong terjadinya penampilan, jika kapasitasnya masih mencukupi.
Perjalanan yang menyenangkan selama 10 hari mau tak mau harus mencapai akhirnya. Seluruh petugas memiliki gerbongnya sendiri yang harus mereka awasi, jadi setiap petugas setidaknya sudah mengenal siapa saja pada gerbong yang berada dalam pengawasan mereka. Saat semua penumpang turun, semua petugas tiap gerbong berbaris di depannya. Mereka bertepuk tangan dan mendoakan semua penumpang menjalani hari yang indah, sambil menampilkan senyuman terbaik mereka.
"Sungguh, perjalanan yang penuh dengan pengalaman ..." ucap Kumine dalam hati.