"Kalian siap?" tanya Cherry. Ia memasukan kunci kapal cepat dan menyalakan mesinnya.
"Ya!" jawab Reina dan Yuika. Mereka segera duduk di belakang Cherry.
Mesin kapal cepat dinyalakan oleh Cherry. Mereka bertiga meluncur dengan cepat dari kapal yang mereka tumpangi.
Cherry memacu kapal cepat hingga ke kecepatan maksimalnya. "Jangan sampai meleset, Reina!"
Beberapa saat sebelumnya, Slow Kill Party besama dengan kapten kapal mendiskusikan rencana yang akan mereka lakukan untuk mengalahkan gurita raksasa yang menghalangi perjalanan mereka. Kraken adalah sebutan umum untuk monster gurita yang mendiami lautan, tapi Kraken yang mereka hadapi kali ini memiliki penampilan berduri tidak seperti deskripsi kraken dalam buku. Mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk berdiskusi karena barrier yang melindungi kapal tidak bisa bertahan selamanya. Cherry sebenarnya bisa mengalahkan Kraken dengan mudah menggunakan Divine Comedy - Purgatorio, tapi Tofu tidak sedang bersamanya. Ia tidak bisa menggunakan kekuatan kegelapan dengan maksimal tanpa adanya Tofu.
Setelah cukup berdiskusi, mereka menemukan satu rencana yang disepakati bersama. Rencana tersebut tidak tentu berhasil, tapi rencana itu adalah yang terbaik dari seluruh rencana yang bisa mereka pikirkan. Cherry, Reina, dan Yuika menggunakan kapal cepat yang berukuran kecil pergi dari kapal untuk melakukan tugasnya, sedangkan Wei berdiri di geladak kapal bersama dengan orang-orang lainnya, menunggu langkah selanjutnya.
Cherry mengendalikan kapal cepat dengan penuh kehati-hatian. Tentakel Kraken bergerak cukup cepat untuk ukuran monster raksasa, sehingga ia harus meningkatkan refleksnya atau tentakel tersebut akan menghantam mereka. Ia terus bergerak meliuk untuk menghindari serangan sambil menemukan posisi yang cocok. Orang-orang yang berada di dalam kapal berusaha mengalihkan perhatian dengan menyerang Kraken, tapi banyaknya tentakel membuat Kraken bisa menyerang dan menahan serangan sekaligus. Setidaknya pengalihan dari mereka membuat serangan Kraken lebih terfokus pada kapal dan membuat Cherry sedikit lebih mudah mengendalikan kapal cepatnya.
"Reina, disini?" tanya Cherry sambil menjaga kecepatannya tetap stabil.
Reina memasukan peluru spesial ke dalam pistolnya. "Akan kucoba."
Peluru spesial tersebut adalah peluru pengait yang diperkuat dengan sihir. Benang sihir yang menghubungkan antara peluru dengan senapan akan tercipta saat peluru tersebut mengenai targetnya. Jika peluru tersebut terkait oleh sesuatu, maka kaitan tersebut tidak akan terlepas selama ada sihir sekecil apapun yang dialirkan ke dalamnya. Kapten kapal memberikan peluru tersebut pada Reina dan berharap banyak padanya, tapi jumlahnya hanya ada 10. Hal ini membuat tembakan Reina harus tepat dan tidak boleh meleset.
Yuika memegangi tubuh Reina dari belakang untuk membantu kestabilan tubuhnya. "Biar kubantu."
"Harus bisa ..." Reina menarik nafas yang panjang dan menahannya sambil membidik salah satu tentakel.
"Sekarang!"
Tembakan pertama dilepaskan oleh Reina. Tembakan tersebut awalnya terlihat bagus, tapi karena Kraken bukan benda mati yang tidak bergerak, tembakan tersebut pada akhirnya meleset. Reina terkejut dan panik saat tembakannya meleset.
Yuika menahan tubuh Reina dengan lebih kuat. "Jangan khawatir! Fokus!"
"Reina! Aku yakin kau pasti bisa!" Cherry memutar kapal cepat agar mereka kembali ke dalam jangkauan target. "Kau hanya harus fokus dan yakin pada dirimu sendiri!"
Reina mengosongkan pikirannya agar bisa lebih fokus. Ia menarik nafas dan menghembuskannya beberapa kali selama beberapa saat untuk membuatnya rileks. Setelah merasa cukup, ia kembali menarik nafas dan menahannya selama ia membidik target. Kali ini Reina tidak membidik langsung ke tentakelnya, tapi ia memprediksi lebih dulu arah pergerakan tentakel dan menghitung kecepatan peluru serta jarak mereka dengan target. Segala kalkulasi tersebut berlangsung sangat cepat di dalam kepalanya. Ia kemudian membidik area yang akan menjadi titik lokasi tentakel selanjutnya dan melepaskan tembakan kesana.
"Kena!"
Tembakan Reina berhasil mengenai tentakel target. Benang sihir muncul yang menandakan kalau peluru benar-benar telah mengenainya.
Yuika langsung meraih benang tersebut dari ujung pistol Reina dan melepaskannya dari pistol. "Serahkan padaku!"
Yuika mengikat benang tersebut ke sebuah pemberat. Ia berdiri sebisanya dan melempar pemberat tersebut ke arah kapal. Dengan kekuatan lengannya, pemberat tersebut melesat jauh dengan sangat cepat. Ia dan Reina kemudian kembali duduk sambil menunggu Cherry membawa mereka ke posisi selanjutnya.
Sementara itu, Wei yang berdiri di geladak kapal bisa melihat benang sihir yang tercipta. Ia bersiap untuk menanti sesuatu yang dikirimkan padanya. Setelah beberapa saat, ia merasakan ada sesuatu yang bergerak dengan cepat menuju ke arahnya.
"Ini dia."
Wei menangkap benang dengan pemberat yang dilemparkan oleh Yuika. Ia merasakan tekanan yang sangat kuat saat menangkap benang tersebut, tapi ia berhasil menangkapnya dengan cukup mulus.
"Empat penjaga mata angin, berkati aku!
Ia mengikat benang tersebut ke lengannya dan menariknya dengan sangat kuat.
"Wind Fortress!"
Muncul 4 aura berbeda di tangan, badan, kepala, dan kaki Wei. Aura berwarna hijau di kakinya adalah perwujudan berkat dari Genbu, kura-kura penjaga mata angin Utara. Aura merah di tubuhnya adalah perwujudan berkat Suzaku, burung api penjaga mata angin Selatan. Aura putih di tangannya adalah perwujudan berkat Byakko, harimau putih penjaga mata angin barat. Dan terakhir aura biru di kepalanya adalah perwujudan berkat Seiryu, naga biru penjaga angin timur.
Keempat aura tersebut memperkuat seluruh tubuh Wei hingga melewati batas. Ia sanggup menahan kekuatan Kraken seperti itu adalah hal yang biasa ia lakukan. Wind Fortress diaktifkan dengan menghabiskan seluruh Wind Meter yang hanya diketahui oleh Wei dan bertahan sampai Wei mematikannya sendiri. Tetapi, Wind Fortress hanya akan aktif apabila Wei tidak berpindah dari tempatnya berpijak saat diaktifkan. Jika Wei bergerak bahkan hanya sedikit dari tempatnya, maka Wind Fortress akan hilang dan tidak akan bisa di aktifkan lagi untuk beberapa waktu. Wind Fortress akan bisa diaktifkan kembali jika Wind Meter terisi penuh. Untuk mengisi Wind Meter dengan cepat, Wei perlu menenangkan dirinya di tempat dengan angin yang terus mengalir. Jika tidak, Wind Meter akan penuh sendiri dalam beberapa hari.
Kraken itu tidak lagi bisa menggerakan tentakel yang tertahan meski ia mencoba untuk melawannya sekuat mungkin. Beberapa penyihir yang ada di geladak membantu Wei untuk menjaga sihir yang dialirkan ke benang, sekaligus memastikan bahwa tubuh Wei tetap kuat menahannya.
Yuika menengok ke arah kapal dan bersiul. "Wei memang sangat bisa diandalkan. Kau beruntung bisa membuatnya tertarik, Cherry."
Cherry berbelok dengan tajam menghindari serangan tentakel lainnya. "Kau kan tahu kalau Wei sering tertarik dengan sesuatu."
Reina tertawa kecil. "Tapi ia tidak hanya sekedar tertarik kalau padamu loh."
Cherry kembali memacu kapal cepatnya ke kecepatan maksimal.
"Yui, Reina, sekarang bukan saatnya untuk itu!" ucap Cherry dengan ekspresi malu-malu.
Hal yang sama terus mereka ulangi selama beberapa kali. Cherry membawa kapal cepat ke posisi yang tepat, Reina menembak dengan bantuan stabilisasi dari Yuika, Yuika melemparkan benang dengan pemberat ke arah Wei, dan Wei menahan semua tentakel yang sudah terkena peluru pengait. Ketepatan bidikan Reina sudah meningkat sangat jauh setelah ia menghilangkan semua keraguan. Kepercayaan diri membuatnya bisa menghitung dengan sangat cepat, sehingga semua tembakannya bisa mengenai target. Semakin banyak tentakel yang berhasil dilumpuhkan, halangan mereka menjadi lebih sedikit dan Cherry bisa lebih mudah lagi mengemudikan kapal cepatnya.
7 tentakel telah berhasil dilumpuhkan, menyisakan satu tentakel terakhir yang masih melilit badan kapal. Cherry mengarahkan kapal cepatnya untuk mengarah kembali ke kapal. Setelah berada dekat dengan kapal, Reina menembak tentakel yang tersisa itu dengan sangat mudah karena hanya diam tak bergerak. Yuika kembali melemparkan benang berpemberat kepada Wei. Setelah Wei menangkapnya, dapat dipastikan kalau semua tentakel sudah dilumpuhkan. Tidak ada lagi yang dapat Kraken itu lakukan selain menunggu apa yang akan dilakukan oleh Slow Kill Party.
"Yui, sekarang!" ucap Cherry sambil memarkirkan kapal cepat tepat di samping kapal.
Yuika mengangguk. "Baiklah. Serahkan sisanya padaku!"
Mereka bertiga langsung naik kembali ke atas kapal dengan bantuan orang-orang yang ada disana. Mereka dapat melihat bagaimana Wei menahan semua tentakel dengan mengikat semua benang ke lengannya. Ia memejamkan mata sambil terus berlutut menahannya. Wei kemudian menyadari kedatangan mereka bertiga dan segera menengok.
"Kalian! Apakah sudah waktunya?"
Yuika mengangguk. "Tentu!"
Beberapa penyihir kemudian membuat lingkaran sihir di bawah Yuika. Lingkaran sihir itu mengeluarkan cahaya dan melontarkannya ke langit dengan sangat tinggi.
"Yui!" Cherry berteriak sangat keras. "Kau pasti bisa!"
Yuika yang sudah mencapai ketinggian maksimalnya mulai turun akibat ditarik oleh gravitasi. Ia mulai mengatur posisi tubuh dengan mengarahkan tinjunya ke bawah.
"Tentu saja aku bisa!"
Ia terjun bebas dan mengarah ke atas Kraken. Perlahan, cahaya biru terang muncul pada tangan kanannya. Cahaya tersebut bersinar semakin terang sampai kepala Kraken berada dalam jangkauan tinjunya. Karena kedelapan tentakelnya tertahan, Kraken hanya bisa menggoyang-goyangkan kepalanya sambil menatap Yuika yang perlahan jatuh ke arahnya.
"Yuika Punch!!!"
Yuika melayangkan tinju tangan kanannya ke kepala Kraken. Yuika Punch adalah serangan tinju yang dikombinasikan dengan laser Chariot. Laser akan muncul pada bagian yang diinginkan olehnya setelah tinju dilancarkan. Laser itu muncul melewati penghalang apapun selama ia bisa membayangkan apa yang menjadi targetnya meski tidak dilihat secara langsung. Tembok, perisai, dan barrier sekalipun tidak akan bisa menahan Yuika Punch karena laser yang muncul tidak berasal dari luar, melainkan dari dalam. Meski begitu, Yuika tetap harus memukul penghalang dari luar sebagai acuan kekuatan lasernya. Jika ia memukul tembok dengan lemah, maka laser yang muncul di baliknya juga akan lemah, dan begitu pula sebaliknya.
Kraken tersebut tidak terlihat terluka sama sekali dari luar karena efek Yuika Punch yang melewati tengkoraknya. Otak Kraken hangus terbakar oleh laser Chariot yang muncul dari dalam. Meski hanya merusak beberapa bagian otak, tapi kerusakan tersebut cukup untuk membunuhnya. Tubuh Kraken perlahan melepas dan tenggelam bersama Yuika yang masih berada di atas kepalanya. Wei melepas semua benang sihir dan membiarkan semua tentakel tenggelam.
Sebelum tenggelam sepenuhnya, tembakan peluru pengait terakhir mendarat di samping kaki Yuika. Setelah yakin bahwa Yuika mendapatkan pengaitnya, sihir kembali dialirkan agar benangnya muncul. Setelah itu, Wei menarik benang bersama Yuika dengan sangat kuat. Dalam satu kali tarikan, Yuika melayang tinggi menuju ke kapal.
Wei mematikan Wind Fortress dan menyesuaikan posisinya untuk menangkap Yuika yang mendarat. Setelah berhasil menangkapnya, ia menyelamati aksinya segera menurunkannya. Mereka berempat langsung melakukan tos, merayakan keberhasilan rencana mereka telah disusun dengan sangat baik.
"Kerja bagus, semuanya!" ucap Cherry. Ia melompat-lompat kegirangan sambil memeluk Reina dan Yuika secara bergantian.
Para awak kapal juga bertepuk tangan menyelamati satu sama lain. Atas kerja sama mereka yang kompak, Kraken tersebut akhirnya bisa dikalahkan. Perjalanan mereka pun dilanjutkan kembali tanpa adanya korban atau kerusakan yang berarti. Karena serangan kejutan dari Kraken itu, mereka menjadi lebih siaga di sepanjang sisa perjalanan.