Menurut cerita yang beredar, hutan Hadal adalah tempat berakhirnya para roh mahluk hidup yang mati penasaran. Roh yang berkumpul di hutan tersebut memiliki kekuatan magis misteriusnya tersendiri. Sampai sekarang tidak diketahui bagaimana bentuk asli kekuatan tersebut. Banyak yang meyakini bahwa pohon yang sangat besar adalah kekuatan magisnya, tapi ada juga yang meyakini bahwa racun adalah kekuatan magisnya karena hanya sedikit mahluk hidup yang bisa bertahan disana. Apapun ceritanya, ada satu hal yang disepakati bersama dengan kehadiran hal itu di setiap versi cerita.
Roh-roh penasaran yang menumpuk di hutan Hadal dalam waktu lama akan menyatu hingga membentuk sebuah tubuh fisik baru. Mereka menyatu dan menciptakan sebuah monster pembunuh yang selalu kelaparan. Tak peduli berapa banyak yang mereka makan, mereka tidak akan pernah bisa melepaskan rasa laparnya yang sangat menyiksa. Akibat rasa lapar itu, mereka menjadi sangat agresif terhadap mahluk hidup apapun yang memasuki hutan. Mahluk itu berwujud seperti rusa yang berjalan dengan dua kaki serta memiliki cakar dan banyak taring tajam. Mahluk tersebut dinamai sebagai Wendigo, nama yang sama dengan nama mahluk mitologi setempat.
Dengan cahaya terbatas, Tan, Vivien, dan Locked cukup kesulitan melawan serangan Wendigo yang datang dari segala arah. Selain memiliki jumlah yang banyak, mereka juga sangat sulit untuk dibunuh. Vivien telah memberi tebasan fatal yang membuat tubuh Wendigo terbelah, tapi mereka terus bergerak dengan separuh tubuhnya yang tersisa. Pemandangan menjijikan dari tubuh Wendigo yang terpotong dan minimnya cahaya membuat pertarungan mereka penuh dengan teror dan ketegangan.
Tan melompat dengan bantuan pedang Locked dan menghantam salah satu Wendigo hingga hancur dengan Meteor Breaker.
"Vi!" teriak Tan. "Ubah gaya bertarung!"
Locked membelah tubuh 3 Wendigo sekaligus dengan Aura Blade dan menghancurkan kepalanya agar memastikan kalau mereka benar-benar mati. "Ini tidak akan ada habisnya jika kau tak menggunakan itu!"
Vivien mengangguk. "Aku mengerti."
Vivien mengeluarkan pedang dari sarungnya dan mengubah posisi berdiri. Ia menggenggam pedangnya dengan kedua tangan dan menghadapkannya ke depan.
"Ini akan menjadi Standoff yang panjang."
Standoff adalah tehnik berpedang yang ia kembangkan sendiri. Pengguna katana secara umum menggunakan tehnik hunusan dengan terus mengeluarkan dan memasukan pedang ke dalam sarung untuk meningkatkan kekuatan serangannya, tetapi Vivien mengembangkan tehnik berpedang yang sangat berkebalikan. Standoff meningkatkan kekuatan serangan seiring waktu, tapi kekuatannya meningkat jika pedang tidak masuk kembali ke dalam sarung. Jika pedang masuk ke dalam sarung, Standoff akan berakhir dan menghilangkan efek peningkatan kekuatan pedangnya.
Standoff memberikan Vivien fleksibilitas lebih karena tidak perlu memasukan kembali pedang ke dalam sarungnya dan membuat kecepatan berpedangnya menjadi lebih tinggi. Akan tetapi, skill seperti Tenryu Ransei, Zantei Settetsu, Garyou Tensei, dan skill lain yang memerlukan serangan menghunus tidak bisa digunakan. Ia bertumpu pada serangan biasa yang sangat kuat dan beberapa skill lain yang bukan tipe menghunus selama ia menggunakan Standoff.
"Vi!" Locked berteriak dari belakang.
Belum sempat Vivien menengok, Locked sudah melemparkan salah satu Wendigo yang ia tahan. Wendigo tersebut langsung bersiap dengan cakarnya, hendak mencabik Vivien.
"Ini dia!" Vivien langsung menengok dan menahan cakar tersebut dengan pedangnya.
Tehnik Standoff memberikan kemampuan Parry yang sangat kuat pada Vivien. Akan tetapi, Standoff juga mengurangi kekuatan Counterattack jika dilakukan dalam Standoff.
"Satu!"
Setelahnya, ia menyadari lemparan Wendigo kedua dari Tan yang mengarah padanya. Seperti sebelumnya, ia menahan cakar Wendigo dengan Parry sebelum Wendigo itu dihabisi oleh Tan.
"Dua!"
Mereka bertiga berkumpul ke dalam satu titik sambil menunggu serangan selanjutnya dari para Wendigo.
"Baru dua ya?" tanya Tan pada Vivien.
"Ya. Selanjutnya 2 Counterattack."
Locked menghela nafas. "Hahhh ... Sebaiknya kita harus cepat, atau kita akan kelelahan duluan!"
Mereka bertiga kembali menghadapi para Wendigo yang datang, tapi kali ini ada perbedaan dalam pola serangannya. Hanya Vivien yang terlihat membunuh Wendigo, sedangkan Tan dan Locked bergerak seakan memancing Wendigo. Mereka berdua hanya memberi sedikit luka dan menghantam Wendigo hingga terpental ke arah Vivien. Wendigo yang terpental mencoba menyerang Vivien, tapi ia menggunakan Counterattack untuk menghindari dan membalas serangan tersebut. Akibat Standoff, Counterattack Vivien menjadi sangat lemah dan tidak bisa membunuh Wendigo tersebut, sehingga Tan dan Locked lah yang menghabisinya.
"Vi!" Tan berteriak sambil bersiap menghantam Wendigo yang sedang tersungkur di tanah. "Reduksi kan?"
"Iy-"
Wendigo langsung dihantam hingga terpental oleh Tan. Vivien melakukan gerakan seperti saat ia melakukan Parry, tetapi ia membiarkan cakar Wendigo mengenai lehernya. Meski terkena serangan, lehernya tidak mendapat luka sama sekali. Wendigo itu terkejut dengan ketahanan tubuh Vivien dan menjadi lengah, sehingga Tan bisa menghancurkannya dengan mudah menggunakan Meteor Breaker.
Locked menghantam Wendigo lagi dan mementalkan ke arah Vivien. "Selanjutnya kami serahkan padamu!"
Vivien kembali melakukan gerakan sepeti Parry dan membiarkan cakar Wendigo mengenainya tanpa menerima luka. Sama seperti sebelumnya, Tan menghancurkan Wendigo dengan Meteor Breaker.
Tan mengaktifkan Warcry yang durasinya hampir habis. "Semoga beruntung!"
Vivien langsung berlari sedikit menjauh dari Tan dan Locked. Melihat Vivien yang terpisah tanpa membawa lentera, para Wendigo langsung mengincarnya. Vivien berlari sambil menganalisis serangan yang akan datang padanya.
"Terlalu besar!" Vivien melompati Wendigo yang hendak menyerangnya dari kegelapan di depan.
Sebelum mendarat, ia melihat serangan Wendigo lain yang menuju ke arahnya.
"Ini dia!"
Vivien sedikit menghindar dan mencoba menahan serangan dengan tangan kirinya. Cakar Wendigo itu mengenai tangannya dan memberi luka yang lumayan dalam.
"Tch, semoga tidak infeksi."
Darah mengucur deras dari tangannya. Aroma darah memicu insting predator dan membuat para Wendigo semakin agresif dan brutal. Pergerakan mereka menjadi semakin cepat, hingga membuat Vivien kesulitan menganalisis serangan yang akan datang.
"Gawat!" Vivien melihat ke sekeliling, mencari posisi yang Bagus. "Mereka sangat lapar!"
Saat Vivien menengok mencari posisi, ia tidak menyadari kedatangan Wendigo yang sangat mendadak dari depan. Ia baru menyadari kedatangannya ketika jaraknya sudah terlalu dekat dan mustahil untuk dihindari.
Tiba-tiba, terdengar suara Tan dari atas. "Terlambat sedikit!"
Tan menghantam kepala Wendigo dengan serangan biasa, membuatnya tersungkur dan sedikit meleset, sehingga cakarnya hanya melukai pipi Vivien meski lukanya tetap dalam. Wendigo yang tersungkur langsung berdiri kembali dan mengaum karena kesal. Sebelum Wendigo itu kembali menyerang, seluruh waktu di hutan Hadal mendadak terhenti, kecuali bagi Vivien.
Ia menggenggam pedang dengan kedua tangannya. Ia lalu menurunkan pedangnya ke bawah dan berkata, "Berakhir sudah ..."
Melakukan 2 Parry, 2 Counterattack, 2 reduksi luka, dan menerima 2 luka adalah langkah-langkah tehnik lanjutan Standoff yang disebut sebagai 8 Steps of Heaven. Jika kedelapan langkah dipenuhi dalam satu kali Standoff, maka Vivien bisa melepaskan serangan pamungkas yang sangat destruktif.
"Divine Slash ..."
Vivien mengayunkan pedangnya untuk membersihkan darah yang menempel. Ia mengelap darah yang tersisa dengan lengan kiri bajunya sebelum pedang tersebut dimasukan kembali ke dalam sarung.
"... Ultimate Slayer."
Selama waktu terhenti, satu-persatu tebasan tak terlihat bermunculan di sekitar Vivien. Tebasan itu memotong semak, pohon, dan tangan Wendigo yang hendak menyerang. Semakin lama, tebasan tersebut semakin banyak dan bergerak meluas lebih jauh. Semakin jauh jaraknya dari Vivien, intensitas dan kekuatan tebasannya semakin bertambah. Pohon bertumbangan, para Wendigo tercincang hingga tak berbentuk, bahkan tanah dan batu pun tercabik-cabik. Tan dan Locked bisa selamat berkat lapisan pelindung dari Gladiate yang telah diaktifkan lebih dulu. Gladiate membuat penggunanya kebal dari berbagai serangan dalam durasi waktu tertentu. Karena waktu terhenti sepanjang Ultimate Slayer aktif, maka selama itu jugalah Gladiate tetap bertahan.
Vivien jarang menggunakan Ultimate Slayer meski sangat destruktif karena terlalu sulit untuk digunakan. Jika lawannya terlalu kuat, maka ia bisa saja terbunuh saat memenuhi langkah ke 7 dan 8. Selain itu, kerusakan masif yang ditimbulkan juga tidak pandang bulu. Ultimate Slayer bisa saja membunuh teman sendiri yang tidak sengaja mendekatinya. Ia bisa menggunakannya kali ini berkat bantuan Tan dan Locked serta nafsu makan Wendigo yang membuatnya menyerang membabibuta.
Setelah radiusnya mencapai 200 meter dari Vivien, tebasan tersebut berhenti. Waktu kembali berjalan, tapi sangat lambat. Pepohonan dan Wendigo yang tercincang oleh Ultimate Slayer jatuh secara perlahan. Cahaya matahari masuk menyinari mereka bertiga karena tak ada lagi yang menghalangi cahayanya.
"Ahhh ... Inilah dia masalahnya..."
Vivien memperhatikan area sekitarnya yang hancur berantakan. Darah dan potongan tubuh Wendigo berceceran dimana-mana, menimbulkan bau dan pemandangan yang sangat tidak enak. Ia tidak melihat tanda-tanda Wendigo di balik pepohonan yang berada di luar jangkauan Ultimate Slayer. Untuk memastikannya, ia mengeluarkan kembali pedangnya dan masuk ke sikap Standoff agar waktu berjalan normal lagi.
Tan sangat bersemangat saat melihat area hutan yang gundul. "Luar biasa! Ultimate Slayer memang bisa diandalkan!"
Locked memastikan sekitar mereka sudah aman dan berhenti mengaktifkan Gladiatenya. "Tidak berakal Wendigo diimbangi dengan jumlah yang banyak. Kita beruntung Vivi punya tehnik yang cocok untuk ini."
Tan meregangkan tubuhnya sambil menatap matahari yang bersinar terang. "Hahhh ... Akhirnya kena matahari. Apakah semuanya sudah aman Vi?"
Vivien memasukan kembali pedangnya ke dalam sarung. "Tidak sepenuhnya. Wendigo bisa saja terlahir kembali dalam beberapa hari."
Ia menatap pohon tumbang di sebelahnya. "Selain itu ..."
Batang pohon yang ia tatap tiba-tiba bergerak sendiri, diikuti oleh batang-batang lain di sekitarnya. Seluruh batang pohon yang tumbang bergerak secara bersamaan. Mereka bergerak bersama-sama dan perlahan membentuk kembali pohon yang tumbang.
Tan keheranan melihat keanehan yang terjadi. "Oy! Apa maksudnya ini?!"
Locked mengangkat kakinya yang menahan pergerakan salah satu tahan. "Mereka meregenerasi?!"
Vivien bernafas lega dan kembali berjalan. "Tak udah dipikirkan. Memang begitulah hutan ini." Ia menatap cahaya matahari yang perlahan tertutup lagi oleh pepohonan. "Hutan Hadal memang hutan yang penuh dengan misteri."