Sebuah tumpukan folder menantinya di meja kerja, dan matanya dengan cepat menemukan yang berwarna hijau yang disebutkan Christopher. Dia meraihnya dan berbalik untuk keluar ruangan, kekesalannya masih membara.
Namun saat dia berbalik untuk berjalan keluar, langkahnya tersendat. Laci meja sedikit terbuka, menarik perhatiannya. Secara naluriah, dia mendekat untuk menutupnya, tangannya mengambang di atas gagang laci. Namun, gerakannya terhenti ketika matanya tertuju pada pemandangan yang akrab di dalam laci—sebuah buku harian.
Jantungnya melonjak ketika ia menyadari apa yang ia lihat. Ini adalah buku harian yang sama yang telah ditemukannya di ruang rahasia. Kenangan tentang hari itu dan kata-kata mengharukan yang ditulis Christopher untuk mengenang Alison kembali menghampirinya.
Bobot emosional dari momen itu kembali muncul, membangkitkan rasa ingin tahunya apakah dia masih menulis tentang Alison setelah sekian lama ini.