Anastasia menatapnya dengan mata yang dipenuhi air mata. Akhirnya, tekadnya hancur lebur. Kabut balas dendamnya mulai menghilang, mengungkapkan kenyataan pahit dari kehancuran yang telah dia ciptakan. Prospek putus dengan Brad adalah pukulan yang tak bisa dia bayangkan, suatu pemahaman yang menamparnya seperti pukulan ke perut.
Bahu Anastasia jatuh dalam kekalahan.
Kesadarannya semakin dalam saat dia melihat reruntuhan yang ditinggalkan oleh obsesinya terhadap balas dendam. Karirnya, hubungan-hubungannya, dan hidupnya sendiri berada dalam bahaya, dan itu adalah harga yang tidak bisa dia bayarkan.
Api balas dendam telah membutakannya akan kebenaran—bahwa itu hanya mengarah ke kehancuran, bukan penghiburan. Kebenciannya pada Britney tidak lebih kuat dari orang-orang yang dia cintai dan pedulikan.