Di ruangan yang remang-remang, Christopher memeluk Abigail dalam pelukannya saat dia tidur dengan tenang. Cahaya lembut bola lampu malam menyoroti tubuh mereka yang saling melingkar. Meskipun kelelahan, indera Christopher tetap sangat peka sepanjang malam.
Setiap gerakan kecil dari Abigail membuat hatinya berdebar, naluri pelindungnya langsung bekerja ekstra keras. Jika dia mengeluh kesakitan, dia siap melompat dan membawanya ke dokter. Dia mencoba kuat untuknya, tetapi dalam hati, dia takut dan cemas.
Ketika sinar matahari pertama menembus jendela, perasaan lega dan kecemasan melanda Christopher. Lega, karena Abigail dengan tenang melewati malam tanpa rasa tidak nyaman. Lega, karena kegelapan malam mulai surut, menjadikan jalan untuk awal yang baru.
Namun rasa takut juga mengalir dalam pembuluh darahnya, pengingat keras bahwa jalannya akan dipenuhi rintangan dan ketidakpastian.