Brad menjadi gugup ketika dia menghadapi senyumannya yang penuh arti. Dia, yang selalu bisa membaca pikirannya, tidak bisa memikirkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia curiga Christopher masih tidak percaya apa yang dia katakan.
Hal itu membuat Brad cemas karena dia merasa Christopher melihatnya sebagai kesempatan lain baginya untuk mendekati seorang wanita.
"Jangan lihat aku seperti itu," dia menggerutu. "Saya serius dengan dia, dan ini bukan sekedar kencan biasa, tahu."
"Oh, benarkah?" Christopher terus berpura-pura kaget.
Brad semakin gelisah. Dia mengambil bantal dan memeluknya di dadanya, tidak tahu harus berbuat apa atau bagaimana meyakinkannya.
"Dia adalah wanita yang saya cintai sejak sekolah. Saya tidak pernah bisa mendekatinya karena dia tidak pernah memperhatikan saya." Dia merajuk, sudut bibirnya menurun.