"Tom?" Jamal memanggil dari kursi belakang mobil setelah Tom sudah mengemudi beberapa saat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Hm?" Tom, yang sedang mengemudi, merespons dengan lalai.
"Kenapa kamu selalu marah?" tanya Jamal dengan rasional, dan ibunya, yang duduk di kursi depan, menoleh untuk memberinya tatapan peringatan sementara Tom mendengus padanya melalui cermin spion kendati dia sedikit terhibur dengan pertanyaan itu.
"Siapa bilang saya selalu marah?"
"Saya. Kamu selalu marah," kata Jamal, mengabaikan ibunya.
"Itu tidak benar. Saya tidak selalu marah," bantah Tom.
"Iya, kamu. Kamu marah saat kami datang ke rumahmu. Kamu marah kemarin, dan sekarang kamu marah," sahut Jamal.
Tom menghela napas. Dia tidak bisa menyangkal bahwa dia telah marah saat mereka datang ke rumahnya. Dia telah menjelaskannya dengan cara dia menyambut mereka di pagi hari itu. Namun, dia terkejut bahwa Jamal telah menyadari itu dan tidak melupakannya.