Di sebuah ruang penthouse mewah di kota tertentu, seorang pria berjas abu-abu duduk menyeruput gelas anggur merah. Pandangannya tertuju pada TV layar datar, tenggelam dalam siaran langsung yang sangat ia nantikan.
Senyum samar tersungging di sudut bibirnya saat dia menyaksikan gadis berambut merah yang tanpa ampun membunuh orang-orangnya dengan akurasi dan kecepatan. Kendalinya atas menembak dan cara dia bergerak mengingatkannya pada seseorang yang ia kenal dengan sangat baik.
"Gadis kecil yang menarik," ujar pria berjas abu-abu itu dengan suara dalam dan santai, suara itu bergema di seluruh ruangan. "Dia memiliki kemampuan yang sama dengan ibunya..." gumamnya, menggelengkan kepala dengan rasa melankolis.
Setelah menyeruput anggur lagi, ia menyatakan, "Jangan mencelakai atau membunuhnya! Saya membutuhkannya untuk melenyapkan ibunya dari persembunyian."
...
