Chereads / Kisah Cinta yang Tersimpan di Antara Sepupu / Chapter 1 - Bab 1: Pertemuan Tak Terduga

Kisah Cinta yang Tersimpan di Antara Sepupu

Ranuagra
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 13.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1: Pertemuan Tak Terduga

Matahari terbit di ufuk timur, mewarnai langit dengan nuansa oranye lembut. Di tepi pantai yang sunyi, deburan ombak menciptakan irama yang menenangkan. Di tengah keindahan alam, dua dunia berbeda bersiap untuk bertemu dalam pertemuan yang tak terduga.

Di sebuah rumah kayu yang terletak di dekat pantai, Mia Anderson bangun dari tidurnya dengan segar. Matanya yang cokelat berbinar-binar saat ia menyapu pandangannya ke luar jendela dan memandang ke indahnya pemandangan pantai. Willowbrook, kota kecil di mana ia tinggal, adalah tempat yang selalu memberinya ketenangan dan inspirasi.

Mia adalah seorang penulis lepas yang hidup untuk mengikuti impiannya. Setiap kata yang ia tulis adalah ungkapan dari hati dan jiwa yang penuh semangat. Kehidupannya yang tenang di Willowbrook memberinya kesempatan untuk terhubung dengan alam dan mengejar setiap cerita menarik yang bisa ditemuinya.

Pagi itu, Mia merasa gelisah dengan kegembiraan yang tak biasa. Ia akan menghadiri pesta keluarga besar di rumah kakek-neneknya. Meskipun ia tidak sering mengikuti acara seperti ini, tetapi ia tahu bahwa pesta keluarga selalu menjadi waktu yang menyenangkan dan penuh kejutan.

Saat Mia tiba di rumah kakek-neneknya, senyum hangat dan pelukan dari kerabat yang akrab menyambutnya. Suasana di pesta itu ceria, dengan tawa dan cerita yang berputar di antara para tamu. Mia merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarga yang begitu ia cintai.

Sambil berbaur dengan tamu-tamu lainnya, pandangan Mia tiba-tiba tertuju pada seorang pria yang sedang berbincang dengan kakeknya. Pria itu berdiri tegap dengan pakaian yang rapi, dan cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela menyoroti rambut hitamnya yang rapi. Matanya, sepertinya, sedang melintasi ruangan dan tiba-tiba bertemu dengan mata Mia.

Mia merasa seakan dunianya melambat sejenak. Matanya bertemu dengan mata pria itu, dan ia merasa detak jantungnya berdegup lebih cepat. Ada sesuatu yang akrab dalam pandangan mereka, meskipun mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Kakek Mia melihatnya dan tersenyum, "Mia, izinkan aku memperkenalkan keponakan sepupumu, Rian."

Mata Mia dan Rian terkunci dalam tatapan yang hangat. Sebuah senyuman samar melintas di wajah mereka berdua, seolah-olah ada benang merah yang menghubungkan mereka dalam pertemuan ini.

"Senang bertemu denganmu, Mia," sapanya dengan suara yang rendah.

Mia tersenyum kembali, "Senang bertemu denganmu juga, Rian."

Pesta berlanjut, tetapi pandangan Mia dan Rian masih saling mencari. Meskipun mereka baru saja bertemu, tapi ada rasa akrab di antara mereka, seolah-olah mereka memiliki cerita yang belum selesai.

Ketika malam tiba dan pesta berakhir, Mia merasakan rasa penasaran yang tidak biasa. Pertemuan tak terduga dengan Rian telah meninggalkan kesan yang mendalam di dalam hatinya. Dan dengan matahari terbenam yang indah di atas laut, mereka berdua tak menyadari bahwa perkenalan ini akan membawa mereka ke dalam kisah yang tak terduga dan memikat.

Malam semakin larut saat Mia duduk di kamarnya, melamun tentang pertemuan tak terduga dengan Rian. Pandangan mereka yang bertemu di pesta keluarga masih terpatri dalam pikirannya, seolah-olah itu adalah pertemuan yang sudah ditakdirkan.

Mia merenung tentang apa yang dia ketahui tentang Rian. Dia baru saja mengenalnya, tapi ada rasa akrab yang begitu kuat, seolah-olah mereka adalah bagian dari cerita yang sama yang belum pernah terungkap sebelumnya.

Sambil merenung, ponsel Mia tiba-tiba bergetar. Ia mengambilnya dan melihat pesan dari nomor yang tidak dikenal. Saat ia membuka pesan tersebut, mata Mia melebar kaget.

"Pertemuan kita hari ini seperti takdir yang telah lama ditunggu. Aku berharap kita bisa melanjutkan percakapan kita besok."

Tidak ada tanda tangan atau nama dalam pesan itu, tetapi Mia merasa yakin bahwa itu adalah dari Rian. Hati Mia berdetak lebih cepat, dan senyum muncul di bibirnya saat ia membalas pesan dengan antusias.

"Besok terdengar bagus. Aku tidak sabar untuk melanjutkan percakapan kita."

Mia merasa seperti ia berada di atas awan sembilan. Pertemuan tak terduga dengan Rian telah membawa kegembiraan dan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dia merasa ada magnet yang menariknya kepada pria itu, dan ia siap untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang apa yang mungkin terjadi dalam pertemuan besok.

Setelah meletakkan ponselnya, Mia merenungkan tentang bagaimana kehidupannya yang biasa tiba-tiba berubah karena satu pertemuan yang tak terduga. Apakah ini awal dari sesuatu yang lebih besar, atau hanya kebetulan belaka? Hanya waktu yang akan memberikan jawabannya.

Sementara ia terjebak dalam lamunan, matanya akhirnya meredup saat ia tertidur dengan senyum tipis di bibirnya. Pertemuan tak terduga ini telah membuka pintu menuju dunia yang penuh misteri dan kegembiraan, dan Mia siap untuk melangkah lebih jauh dalam cerita ini yang akan memberikan arti baru pada hidupnya.

Mia merasa seperti dalam dunia yang berbeda sejak pertemuan tak terduga dengan Rian. Setelah pertukaran pesan tersebut, hari-harinya penuh dengan antisipasi untuk bertemu lagi dengan pria misterius ini. Setiap kali ponselnya bergetar, dia berharap itu adalah pesan dari Rian.

Akhirnya, hari yang dinanti-nantikan tiba. Mia memutuskan untuk mengenakan pakaian yang nyaman tapi tetap terlihat menarik. Dia tiba di kedai kopi yang telah menjadi tempat pertemuan mereka, dengan hati yang berdebar-debar.

Ketika pintu kedai kopi terbuka, matanya langsung mencari Rian. Dan di antara kerumunan pengunjung, matanya menemukan pria yang sedang duduk di sudut kedai, dengan senyuman hangat di bibirnya.

Mia mendekati meja tempat Rian duduk, dan senyum mereka bertaut. "Hai," sapanya dengan suara lembut.

Rian menjawab sambil berdiri dan merentangkan tangannya, "Hai, Mia. Senang melihatmu lagi."

Keduanya berjabat tangan dengan perasaan yang hangat, seolah-olah mereka adalah dua jiwa yang akhirnya bertemu.

Mereka duduk dan memesan minuman. Percakapan mereka mengalir dengan alami, seolah-olah mereka telah lama berteman. Mereka berbicara tentang minat mereka, pengalaman hidup, dan pandangan tentang dunia.

Mia merasa begitu tertarik dengan cerita-cerita yang dibagikan oleh Rian. Dia belajar bahwa Rian adalah seorang fotografer yang sering bepergian untuk menangkap momen-momen berharga. Setiap kata yang keluar dari mulutnya membuat Mia semakin ingin tahu tentang pria ini.

Saat mereka terus berbicara, Rian tiba-tiba menghentikan pembicaraan sejenak dan menatap mata Mia dengan serius. "Ada sesuatu yang ingin kukatakan, Mia. Sesuatu yang mungkin akan membuatmu kaget."

Mia merasa jantungnya berdebar lebih kencang. Ada ekspresi yang berbeda dalam pandangan Rian, dan Mia merasa seperti ada rahasia yang akan terungkap.

"Dari pertama kali kita bertemu, aku merasa ada ikatan yang aneh antara kita," ujar Rian dengan hati-hati. "Tapi aku harus jujur, Mia. Ada hubungan di antara kita yang lebih dari sekadar kenalan biasa."

Mia memandang Rian dengan bingung, hatinya berdebar dengan cepat. Dia tidak yakin apa yang ingin dikatakan Rian, tetapi dia merasa perasaan yang sama.

Rian melanjutkan dengan suara yang lembut, "Mia, aku adalah sepupumu. Kita memiliki hubungan keluarga yang tak terhindarkan."

Mata Mia melebar kaget saat dia menyadari kata-kata Rian. Hatinya berkecamuk dengan perasaan campur aduk, terkejut dan bingung. Dia merasa seperti dalam pusaran emosi yang tidak bisa diuraikan.