Chereads / Kisah Cinta yang Tersimpan di Antara Sepupu / Chapter 2 - Bab 2: Kenangan Dulu

Chapter 2 - Bab 2: Kenangan Dulu

Mata Mia terbelalak, dan ia merasa seakan dunianya berhenti sejenak. Kata-kata Rian yang mengungkapkan bahwa mereka adalah sepupu membuatnya terkejut dan bingung. Dia merasa seperti terdampar di tengah laut yang gelap, tanpa arah yang jelas.

Saat Mia mencoba merespons, suaranya tercekat di tenggorokan. Dia merasa campur aduk, antara rasa ingin tahu tentang pria ini dan rasa keanehan yang muncul karena hubungan keluarga yang tak terduga.

Rian melihat ekspresi Mia dan tampak merasa cemas. "Aku tahu ini mungkin terdengar aneh, Mia. Tapi aku ingin agar kita bisa membicarakannya dengan jujur."

Mia mengangguk perlahan, mencoba merangkai kata-kata dalam pikirannya. Dia bisa merasakan perasaan Rian yang tulus, tetapi dia masih perlu waktu untuk memproses semuanya.

Mereka duduk dalam keheningan yang tegang, dan Mia merenungkan tentang setiap momen yang mereka bagikan sejak pertemuan tak terduga itu. Dia merasa terkejut dengan kejadian ini, tapi juga merasa tertarik untuk lebih mengenal Rian.

Setelah beberapa saat, Mia akhirnya berkata dengan suara lembut, "Aku perlu waktu untuk memahami semuanya, Rian. Ini adalah kejutan besar bagiku."

Rian mengangguk dengan pengertian, "Aku mengerti. Aku tidak ingin membuatmu merasa terbebani. Aku hanya ingin agar kita bisa membicarakannya tanpa rasa khawatir."

Mia tersenyum lemah, merasa gradiasi perasaannya mulai sedikit mereda. "Aku menghargai kejujuranmu, Rian. Aku merasa ada ikatan antara kita sejak pertemuan pertama kita. Dan walaupun ini adalah kejutan besar, aku masih ingin mengenalmu lebih dalam."

Rian tersenyum, sepertinya merasa lega mendengar respons Mia. "Terima kasih, Mia. Aku pun ingin mengenalmu lebih jauh, tanpa memedulikan hubungan keluarga kita."

Percakapan mereka berlanjut dengan lebih santai setelah saat-saat tegang itu. Mia dan Rian saling berbagi tentang masa kecil mereka, kenangan tentang keluarga, dan mimpi-mimpi yang mereka kejar. Ternyata, meskipun mereka adalah sepupu yang belum pernah bertemu sebelumnya, ada banyak hal yang mereka miliki dalam persamaan.

Saat malam semakin larut, Mia merasa lebih nyaman dengan keberadaan Rian. Meskipun hubungan keluarga yang tak terduga itu masih menggelayut, tetapi dia merasa ada sesuatu yang lebih kuat yang menghubungkan mereka.

Seiring malam berakhir, Mia dan Rian berdiri di luar kedai kopi, menatap langit malam yang penuh dengan bintang. Mia merasa bahwa kisah ini baru saja dimulai, dan dia merasa tertarik untuk melangkah lebih jauh dalam perjalanan ini.

Ketika mereka berpisah, Mia merasa ada sentuhan lembut di tangan Rian. "Aku senang bisa bertemu denganmu hari ini, Mia. Aku harap kita bisa melanjutkan perbincangan kita suatu hari nanti."

Mia tersenyum, "Aku juga merasa sama, Rian. Sampai bertemu lagi."

Mereka berdua berjalan menjauh, tetapi tidak ada yang bisa menghapuskan perasaan hangat yang ada dalam hati mereka. Babak baru dalam cerita hidup mereka baru saja dimulai, dan mereka siap untuk menjalani setiap hal yang akan terjadi.

Hari-hari berlalu dengan cepat setelah pertemuan tak terduga di kedai kopi. Mia dan Rian terus berkomunikasi, saling berbagi cerita, minat, dan pandangan tentang hidup. Setiap pesan yang mereka kirimkan menjadi tali yang semakin mengikat hubungan mereka.

Mia merasa bahwa dia mulai mengenal Rian dengan lebih dalam. Dia belajar bahwa di balik senyum hangatnya, Rian memiliki sifat yang peka dan penuh empati terhadap orang lain. Dia mengetahui bahwa Rian memiliki kecintaan yang mendalam terhadap seni dan alam, dan mereka sering berbagi gambar-gambar yang diambil Rian selama perjalanannya.

Saat Rian membagikan cerita tentang masa kecilnya, Mia mendapati banyak persamaan dalam pengalaman mereka. Mereka berdua tumbuh dalam lingkungan yang mirip, dengan kenangan tentang liburan musim panas di rumah kakek-nenek mereka. Cerita-cerita itu mengingatkan mereka pada kenangan indah yang tak tergantikan.

Suatu hari, Rian mengajak Mia untuk mengunjungi rumah kakek-nenek mereka. Mia setuju dengan senang hati, karena dia merasa ada keinginan untuk lebih mengenal tempat yang telah menjadi bagian dari masa kecil mereka.

Ketika Mia dan Rian tiba di rumah kakek-nenek mereka, gelombang nostalgia menyapu mereka. Tempat ini adalah saksi dari begitu banyak kenangan indah yang mereka bagi bersama. Mereka mengelilingi taman, mengenang saat-saat mereka bermain di sana ketika masih kecil.

Di dalam rumah, foto-foto keluarga menghiasi dinding, mengingatkan mereka pada akar dan warisan keluarga yang mereka bagi. Mereka duduk di bawah pohon besar di halaman belakang, mengenang cerita-cerita kuno yang pernah diceritakan kakek mereka.

Saat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, Mia dan Rian duduk berdampingan di teras rumah. Ada rasa kedamaian dalam keheningan yang mereka bagikan, seolah-olah waktu telah membawa mereka kembali ke masa lalu yang indah.

Mia merasa bahwa setiap momen dengan Rian semakin membuatnya terpesona. Dia merasakan hubungan ini berkembang dengan alami, meskipun ada rahasia yang belum terungkap sepenuhnya. Tapi dalam setiap tatapan, setiap senyuman, Mia merasa ada keselarasan yang lebih dalam antara mereka.

Ketika malam tiba, Rian berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Mia. "Terima kasih sudah menghabiskan waktu ini bersamaku, Mia. Saya harap kita bisa mengulanginya suatu hari nanti."

Mia merasakan tangannya bergetar saat ia meraih tangan Rian. "Sama-sama, Rian. Aku merasa senang bisa mengenalmu dengan lebih baik."

Dalam keheningan malam, mata mereka bertemu dalam pengertian yang dalam. Ada banyak hal yang belum terucap, tetapi ada perasaan yang mengalir di antara mereka seperti arus sungai yang tenang.

Mereka berdua tahu bahwa cerita ini masih jauh dari akhirnya. Setiap kenangan yang mereka bagikan, setiap cerita yang mereka tuliskan bersama, semakin membuat jalinan antara mereka semakin erat. Dan sementara masa depan masih penuh misteri, Mia dan Rian siap untuk menjalani setiap babak dalam kisah cinta yang telah tersimpan di antara sepupu ini.