Chereads / Sihir dan Petualangan: Kazuki di Akademi Eldoria. / Chapter 4 - Chapter 3:Awal Perjalanan Magis

Chapter 4 - Chapter 3:Awal Perjalanan Magis

Kazuki menatap penuh harap ke depan, siap memasuki babak baru dalam petualangan sihirnya. Setelah hari-hari di Akademi Eldoria yang penuh dengan pembelajaran dan pelatihan, saatnya baginya untuk melangkah lebih jauh ke dalam dunia sihir yang belum terungkap sepenuhnya. Dalam hatinya berdesir semangat dan keingintahuan, ingin tahu tentang apa yang menanti di luar tembok-tembok sekolah.

"Kazuki, hari ini adalah hari istimewa," ujar Elara dengan senyum lembutnya.

"Kenapa?" tanya Kazuki, mata penuh minat.

"Kamu akan mengikuti ujian pertamamu," kata Elara, "Ujian untuk menguji kemampuan sihirmu yang telah kamu pelajari selama beberapa minggu ini."

Kazuki merasa campur aduk. Ujian pertamanya di Akademi Eldoria, ujian yang akan membuktikan apakah dia benar-benar memiliki bakat dalam sihir. Meskipun gugup, dia merasa siap untuk menghadapi tantangan ini.

Mereka berdua berjalan menuju Aula Ujian, tempat di mana siswa-siswa berkumpul untuk mengikuti ujian kemampuan sihir mereka. Ruangan itu penuh dengan suasana yang tegang namun penuh semangat. Kazuki melihat wajah-wajah bersemangat dan mata-mata yang cemas di sekitarnya.

Di depan ruangan, Guru Agung Orin memberikan penjelasan singkat tentang ujian. "Kalian akan diuji dalam berbagai aspek sihir. Ingatlah, ini adalah peluang untuk menunjukkan apa yang telah kalian pelajari dan tingkat kemajuan kalian."

Kazuki dan siswa-siswa lain duduk di meja masing-masing. Dia merasa perasaan gugup semakin mendalam ketika selembar kertas ujian diberikan padanya. Matahari yang bersinar cerah masuk melalui jendela-jendela, mengisi ruangan dengan cahaya hangat.

Kazuki menatap soal-soal di depannya. Ada berbagai tantangan yang berkaitan dengan elemen sihir yang telah dia pelajari. Ada soal mengenai mengendalikan air, membuat ilusi, dan bahkan mengatasi tantangan sihir gelap. Dia merenung sejenak, mengingat pelajaran-pelajaran yang dia terima dari Elara dan guru-guru lainnya.

Dengan hati-hati, Kazuki mulai mengerjakan ujian itu. Dia merasakan aliran energi sihirnya saat dia mengeluarkan mantra-mantra yang dia pelajari. Cahaya biru samar muncul di ujung jarinya saat dia berhasil mengendalikan elemen air. Matanya fokus dan berbinar-binar saat dia memancarkan energi sihirnya untuk membuat ilusi yang menakjubkan.

Waktu berlalu dengan cepat, dan saat ujian mendekati akhir, Kazuki merasa tubuhnya terasa lelah. Dia melihat selembar kertas ujian yang sudah penuh dengan jawaban-jawaban yang dia tulis. Hatinya berdebar saat dia menyerahkan kembali ujiannya kepada guru yang ada di depan ruangan.

Setelah semua siswa menyerahkan ujian, Guru Agung Orin mengumpulkan kertas-kertas ujian dan menghilang sejenak. Saat dia kembali, dia membawa secarik kertas di tangannya.

"Saatnya mengumumkan hasil ujian," kata Guru Agung Orin dengan suara lantang.

Kazuki merasa dadanya berdesir. Dia menggigit bibirnya dalam ketegangan, menunggu pengumuman hasilnya.

"Para siswa yang berhasil dalam ujian pertama ini adalah..." Guru Agung Orin berbicara dengan penuh antusiasme, menyebutkan nama-nama siswa yang menerima hasil ujian yang baik.

Kazuki mendengar namanya disebutkan di antara siswa-siswa yang berhasil. Hatinya berbunga-bunga dan dia merasa bangga atas pencapaian ini.Namun, saat nama Aria Thorneheart diumumkan sebagai salah satu yang berhasil, Kazuki merasa seperti ada rasa persaingan yang sehat di antara mereka.

Setelah ujian, Kazuki dan Aria keluar dari Aula Ujian dengan senyuman. "Kamu berhasil dengan baik, Kazuki!" ujar Aria dengan penuh semangat.

Kazuki menggaruk kepala sambil tersenyum malu. "Kamu juga, Aria. Kita berdua berhasil!"

Mereka berjalan bersama menuju taman sekolah. Udara segar dan sinar matahari membuat suasana lebih riang. Beberapa siswa yang lain juga keluar, mengobrol dan tertawa bersama.

"Apa kamu sudah memikirkan apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" tanya Aria, mata hijau zamrudnya berbinar.

Kazuki memikirkan pertanyaan itu sejenak. Dia memang belum memikirkan rencana konkretnya setelah ujian. "Aku mungkin akan mengunjungi Perpustakaan Sihir, atau mungkin ikut serta dalam salah satu Misi Pengumuman."

"Suara bagus! Aku juga tertarik untuk mencoba misi," kata Aria. "Siapa tahu, kita bisa menjalankan misi bersama!"

Kazuki merasa senang dengan gagasan itu. Mereka memang bisa saling mendukung dan bekerja sama dalam misi-misi yang menantang di masa depan.

Saat mereka tiba di taman, Kazuki melihat Rin Spellweaver dan Lyra Silverleaf sedang duduk di bawah pohon rindang. Rin sedang membacakan mantra-mantra sihir sambil menggerakkan tangannya, sementara Lyra duduk dengan mata tertutup, sepertinya tengah bermeditasi.

Mereka berdua tersenyum saat Kazuki dan Aria mendekat. "Hai, Kazuki! Hai, Aria!" sapa Lyra dengan lembut.

"Hai, Rin! Hai, Lyra!" jawab Kazuki gembira.

Rin mengangguk ke arah buku yang dia pegang. "Sedang mencoba memahami sihir gelap lebih dalam. Lumayan menantang, tapi menarik."

Lyra membuka mata dan tersenyum. "Sedang mencoba berkomunikasi dengan pohon-pohon di sekitar. Mereka memiliki banyak cerita yang menarik."

Kazuki dan Aria saling pandang, lalu tertawa. Teman-teman mereka memang memiliki minat yang unik dalam dunia sihir.

Sementara itu, Thorne Dragonflame dan Astra Silverthorn terlihat sedang berlatih di lapangan. Thorne memancarkan api kecil dari tangannya, sementara Astra menciptakan cahaya berkilauan di sekitarnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Aria sambil memandangi mereka.

Thorne menghentikan latihannya sejenak. "Hanya latihan rutin. Aku ingin memastikan bahwa kemampuan sihirku tetap tajam."

Astra mengangguk setuju. "Aku juga. Kemampuan sihir harus tetap terjaga."

Kazuki merasa terinspirasi oleh semangat mereka. Dia menyadari bahwa setiap siswa di Akademi Eldoria memiliki tujuannya masing-masing dalam mengembangkan kemampuan sihirnya. Meskipun mereka berbeda-beda, semuanya memiliki semangat yang sama untuk tumbuh dan berkembang.

Hari berlalu dengan cepat. Kazuki menghabiskan waktunya di Perpustakaan Sihir, belajar mantra-mantra baru dan membaca tentang sejarah sihir. Dia juga ikut serta dalam Misi Pengumuman, membantu penduduk desa di sekitar akademi dengan menggunakan kemampuan sihirnya.

Semakin hari, Kazuki merasa semakin terhubung dengan dunia sihir ini. Dia menemukan keajaiban di setiap sudut, dan bersama teman-temannya, mereka menjalani petualangan yang tak terlupakan. Setiap langkahnya adalah langkah menuju pertumbuhan dan penemuan diri dalam dunia magis yang begitu luas.