Setelah berhasil memulihkan Kompresor Sihrin dan mengungkap sejarah Kerajaan Terlupakan, Kazuki dan teman-temannya merasa semakin terdorong untuk mengejar petunjuk selanjutnya. Peta sihir dalam Artefak Sihrin mereka menunjukkan adanya tempat yang disebut "Tempat Nama yang Terlupakan."
Penjaga Terlupakan, yang menjalankan tugasnya dengan tekun, memberikan panduan kepada mereka. "Tempat Nama yang Terlupakan adalah kunci untuk mengungkap rahasia kota ini. Namun, untuk mencapainya, kalian harus menghadapi tantangan yang sulit."
Mereka mengikuti petunjuk Penjaga Terlupakan melalui lorong-lorong yang berbelok-belok menuju ke arah yang belum pernah mereka kunjungi. Akhirnya, mereka tiba di sebuah gua besar yang berisi ribuan buku bertumpuk tinggi.
"Inilah Arsip Nama yang Terlupakan," kata Penjaga Terlupakan. "Ini adalah tempat di mana semua nama yang pernah ada di kota ini disimpan. Kalian harus mencari nama kunci yang akan membawa kalian ke Tempat Nama yang Terlupakan."
Tugas ini terasa seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Mereka memeriksa buku demi buku, mencari petunjuk tentang nama yang menjadi kunci. Lyra, dengan ketelitian dan pengetahuan sihirnya, menemukan sebuah buku yang mencantumkan nama "Eliora."
"Aku rasa inilah yang kita cari," ujar Lyra.
Kazuki menarik buku itu dari tumpukan, dan tiba-tiba seluruh gua bergetar. Sebuah pintu rahasia terbuka, mengungkapkan lorong yang lebih dalam lagi.
Mereka berjalan melewati lorong tersebut, dan tiba di sebuah ruangan yang penuh dengan kristal berkilauan. Di tengah ruangan itu, mereka melihat pilar kristal yang bersinar terang.
Penjaga Terlupakan menjelaskan, "Pilar ini adalah Kunci Sebuah Nama. Dengan menyebutkan nama 'Eliora' di sini, kalian akan dibawa ke Tempat Nama yang Terlupakan."
Dengan hati-hati, Kazuki berbicara, "Eliora."
Pilar kristal bergetar dan menerangi seluruh ruangan dengan cahaya yang cerah. Mereka merasa sensasi aneh, seolah-olah mereka sedang melintasi dimensi yang berbeda.
Ketika cahaya mereda, mereka menyadari bahwa mereka berada di sebuah kota yang sepertinya masih utuh dan hidup. Orang-orang berjalan-jalan di jalan-jalan yang ramai, dan bangunan-bangunan tertinggi melambung di atas mereka.
"Kita sudah sampai di Tempat Nama yang Terlupakan," kata Kael, terpesona oleh pemandangan di sekitarnya.
Namun, ada yang aneh. Orang-orang di sekitarnya sepertinya tidak bisa melihat mereka. Mereka seakan-akan menjadi 'terlupakan' dalam kota ini.
Misi mereka belum selesai. Untuk mengungkap rahasia kota ini, mereka harus mencari tahu mengapa mereka tidak terlihat oleh penduduk setempat dan apa yang perlu mereka lakukan selanjutnya.
(TBC - To Be Continued...)