Chereads / The Truth of the Mysteries / Chapter 4 - Keluarga di Dunia Baru

Chapter 4 - Keluarga di Dunia Baru

Dentang!Dentang!

Suara lonceng bergema dengan keras dari katedral, membangunkan semua orang termasuk Laville.

Saat ini pada jam lima pagi yang masih agak gelap, Laville terbangun dari tidurnya. Dia segera turun dari ranjang, kemudian berdiri dan melangkah ke arah jendela melihat bulan merah tua yang menggantung di langit mulai terbenam di barat dan memudar sampai cahaya matahari bersinar di cakrawala.

"Violet sudah bangun… Dia bangun tepat waktu seperti biasa." Zhoui Farren tersenyum. Karena kenangan Laville, Violet benar-benar terasa seperti adik perempuannya sendiri.

Tapi aku dulu hanya punya adik laki-laki… Ujar Laville dalam hati.

Violet berbeda dengan Laville dan Lean. Dia belum menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah minggu yang ditawarkan oleh Gereja Dewa Misteri. Namun Kerajaan Leon telah memberlakukan 'Undang-undang Pendidikan dasar', komite pendidikan dasar mulai didirikan oleh kerajaan dengan membuka banyak sekolah dasar dengan dana, meningkatkan investasi kerajaan dalam pendidikan.

Tujuannya sebenarnya adalah ketika banyak sekolah minggu yang dibuka oleh gereja, masyarakat tetap mempertahankan netralitas agama, agar tidak terjadi konflik antar gereja, terutama Gereja Dewi Semalam, Gereja Dewa Badai, dan Gereja Dewa Teknologi.

Sebenarnya ada empat Gereja utama di Kerajaan Leon, yaitu adalah Gereja Dewi Semalam, Gereja Dewa Badai, Gereja Dewa Teknologi dan Gereja Dewa Misteri.

Dibandingkan dengan sekolah hari minggu yang membutuhkan satu sen per minggu, sekolah dasar negeri membutuhkan tiga sen per minggu. Jika dilihat memang agak mahal, tetapi sebenarnya sekolah minggu hanya memberikan pengajaran pada hari minggu, sedangkan sekolah dasar negeri memberikan pengajaran selama enam hari. Kesimpulannya, sekolah dasar negeri sangat murah bahkan hampir gratis.

Violet agak sedikit berbeda dari gadis lain, dia sejak kecil sangat suka dengan mesin dan mistisme. Namun karena Laville sendiri juga menyukai mistisme, dia tahu bahwa mistisme itu sangat berbahaya.

Karena itulah, Laville tidak memperbolehkan adik perempuannya untuk terlalu dalam ke dalam  dunia mistisme, dan untuk dirinya sendiri Laville menyembunyikan fakta dengan sangat-sangat baik berkat kemampuan aktingnya yang bagus. Sehingga bahkan tidak ada orang yang tahu bahwa Laville adalah pecinta mistisme.

Setelah menderita kekurangan pengetahuan, kakaknya, Lian mendukung cita-cita Violet seperti halnya dia mendukun Laville untuk masuk Universitas. Meskipun begitu, Universitas Teknik dan Teknologi Brecklund masih tergolong sekolah kelas menengah. Jadi tidak perlu terlalu banyak belajar bahasa dan pengetahuan umum.

Tahun lalu, Violet telah lulus sekolah dasar. Violet yang usianya enam belas tahun telah memenuhi mimpinya untuk bisa menjadi mahasiswa di Universitas Teknik dan Teknologi. Dan dengan demikian, biaya mingguan di naikan menjadi sembilan sen.

Sementara itu, perusahaan Lian dipengaruhi oleh kondisi benua Barat. Ada penurunan drastis dalam laba dan transaksi bisnis. Karena hal itu, yang dapat Lian lakukan adalah bekerja lebih keras untuk mempertahankan pekerjaan dan mata pencaharian keluarga mereka, juga agar tidak di PHK karena penurunan laba dan transaksi yang mempengaruhi gaji para karyawan. Akhir-akhir ini Lian semakin sering bekerja lembur.

Bukan karena Laville berpikir dan tidak mau membantu dan berbagi beban bersama dengan kakaknya, tetapi karena Laville dilahirkan menjadi orang yang biasa saja dan juga hanya bersekolah di sekolah yang rata-rata. Itu membuatnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan agar dapat membantu kakaknya.

Laville merasakan ketidakmampuan yang kuat sejak pertama kali masuk Universitas, itu dikarenakan semua yang dia pelajari di universitas adalah hal yang sangat baru baginya dan merupakan kontak pertamanya.

Dia menghadapi berbagai hal ketika masih berkarir sebagai mahasiswa di sana, dia bahkan sampai sering begadang hingga larut malam dan terkadang melewatkan makan. Dia juga berusaha bangun lebih awal agar tidak tertinggal dan akhirnya membiarkannya lulus dengan hasil rata-rata.

Semua kenangan dengan keluarganya tetap aktif di pikirannya. Namun kemudian tersentak bangun dan tersadar ternyata dia masih memegang revolver di tangannya.

Ini adalah barang semi-teregulasi!

Dan itu juga akan menakuti orang lain!

Luka di kepalanya juga belum sembuh sepenuhnya, masih ada sedikit rasa sakit yang tersisa di kepalanya!

Dengan adik perempuannya yang bisa datang kapan saja, Laville segera membuka laci dan melemparkan revolver ke dalam laci sebelum membantingnya dengan terburu-buru.

Tiba-tiba Violet masuk dan bertanya, "Apa yang terjadi?..." Violet memandanginya dengan rasa ingin tahu.

Meskipun tidak memiliki cukup banyak makanan bergizi untuk dimakan, dia masih dalam kondisi puncak masa mudanya. Namun itu membuat wajahnya kurus dan agak pucat, namun kulitnya masih memancarkan aura masa muda.

Laville yang terkejut dengan cepat memaksa dirinya untuk segera menenangkan diri. Setelah itu Laville berbalik perlahan dan tenang, dia kemudian menatap Violet kemudian menutup arloji yang memiliki foto kedua orang tua mereka, untuk menyembunyikan keberadaan revolvernya Laville kemudian menjawab Violet.

"Tidak, bukan apa-apa. Aku hanya memindahkan dan menyimpan buku catatanku. Juga…. Aku hanya sedang memikirkan Ayah dan Ibu!" Jawab Laville dengan ekspresi agak sedih.

Kemudian Laville menatap arloji saku dan melihat jarumnya tidak bergerak. Kemudian dia memutar tombol pemutar atas arloji saku. Namun setelah beberapa kali, dia tetap tidak mendengar suara pegas kencang dari arloji, dan nampaknya kedua jarum tetap tidak bergerak.

"Haaah…" Menghembuskan nafasnya. "Sepertinya ini sudah rusak lagi!" Laville menatap adiknya sambil mencari topik pembicaraan.

Violet menatapnya tanpa ekspresi, kemudian dia berjalan mendekat ke arah Laville.

Setelah itu Violet mengambil arloji saku, kemudian mengotak-atiknya sebentar. Setelah itu suara tik-tok dari gerak jarum jam terdengar.

Tidak menarik tombol ke atas biasanya dimaksudkan untuk menyesuaikan waktu… Kemudian Laville terdiam dan menjadi kosong.

Pada saat itu, suara dentangan lonceng dari katedral terdengar. Kemudian Violet menekan tombol pada arloji saku untuk mensinkronkan waktu.

"Baiklah, sudah selesai sekarang. Itu sudah bisa digunakan lagi seperti biasa…" Ucap Violet tanpa ekspresi. Setelah itu dia mengembalikan arloji saku kepada kakaknya, Laville.

Zhoui Farren pun membalasnya dengan senyum malu.

Kemudian Violet berbalik dan berjalan keluar ruangan, namun sebelum itu dia mengubah arah dan berjalan menuju lemari. Violet mengambil handuk dan perlengkapan mandinya sebelum membuka pintu dan pergi. Dia menuju ke kamar mandi umum.

Mengapa ekspresinya terlihat remeh dan pasrah?

Apakah ini bentuk cinta kepedulian terhadap saudara laki-lakinya yang terbelakan?

Zhoui Farren menunduk dan tertawa kecil. Tiba-tiba sebuah pikiran terlintas di benaknya.

Laville bunuh diri tanpa peredam. Yah, saat ini saya akan menganggapnya bunuh diri. Namun, bagaimana mungkin bunuh diri menggunakan revolver, orang di sekitar tidak mendengar suara tembakan? Bahkan Violet yang berjarak satu dinding tidak mendengarnya!

Apakah semuanya tidur terlalu nyenyak, atau karena bunuh dirinya di selimuti oleh misteri?

Klik!Klik! Laville membuka dan menutup arloji sakunya, dia memainkannya berulang kali… Violet kembali dari mencuci dan melihat tindakan bawah sadar kakaknya membuka dan menutup arloji saku.

Tatapannya sekali lagi diliputi rasa kesal saat dia berkata dengan manis "Laville, ambil semua roti yang tersisa. Ingatlah untuk membeli yang segar hari ini. Ada daging kambing dan kacang polong, wawancara anda akan segera tiba. Aku akan membuatkanmu daging rebus dan sup kacang polong."

Ketika dia berbicara, dia memindahkan kompor dengan sedikit arang dan mulai merebus sepanci air panas.

Kemudian sebelum mendidih, Violet mengambil kotak seperti harta karun yang berisi daun teh dan juga cangkir dari laci di bawahnya. Violet menuangkan dua cangkir besar teh saat dia membagi dua buah roti gandum dengan kakaknya sambil minum teh.

Tidak ada serbuk gergaji ataupun gluten berlebih yang tercampur. Tetapi rasanya tetap tidak menggugah selera… Zhoui  Farren masih lemas dan kelaparan. Dia memaksakan dirinya untuk menelan roti dengan teh sambil mengeluh dalam hati.

Setelah beberapa menit, semua sudah selesai makan. Violet kemudian menyisir rambut hitamnya yang sampai ke rompi dan sambil berkata kepada Zhoui Farren "Ingatlah untuk membeli daging kambing dan kacang polong, juga, belilah roti yang masih segar, harganya hanya sembilan Pound. Hari ini sangat panas, itu akan membuat roti semakin cepat basi jadi berhati-hatilah."

Memang, dia menunjukan kepeduliannya kepada kakaknya yang membosankan. Dia bahkan sampai mengulanginya dua kali… Zhoui Farren menjawab sambil mengangguk dan tersenyum.

"Baik!"

Setelah itu Violet tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia berdiri dan merapikan ruang makan. Setelah mengepak roti terakhir untuk makan siang, dia mengenakan topi kerudung compang-camping yang ditinggalkan ibu mereka dan tas jahitan sendiri untuk membawa buku-buku, alat tulis dan bersiap untuk pergi.

Violet pun berangkat ke Universitas Teknik dan Teknologi Brecklund, itu membutuhkan waktu sekitar satu jam dan 10 menit. Ada kereta kuda yang berharga tiga sen per kilometernya dengan batas lima sen di kota dan tujuh sen di pinggiran kota. Untuk menghemat uang, Violet berjalan kaki  di sebagian perjalanan.

Setelah membuka pintu utama, Violet berhenti sebentar, berbalik dan dan berkata kepada Laville "Laville, jangan membeli Daging kambing dan kacang terlalu banyak, Lian mungkin akan kembali pada hari sabtu. Dan ingat kita hanya butuh delapan pon roti."

"Baik, tentu." Jawab Laville dengan putus asa.

Di Benua Timur dan Benua Barat, penanggalannya sma seperti di bumi yaitu ada dua belas bulan per tahun, empat minggu per bulan, dan tujuh hari per minggu. Dan pembagian bulan adalah hasil pengamatan astronomi, itu membuatnya berpikir apakah dia berada di dunia paralel.

Setelah melihat saudarinya, Violet pergi dia segera menghembuskan nafas.

Dia berencana untuk memulai kembali ritual yang sebelumnya di bumi untuk mencari tahu apakah itu ada hubungannya dengan transmigrasinya ke dunia yang mirip seperti dunia paralel ini.

Kemudian dia segera kembali ke ruang kamarnya untuk mencari beberapa peralatan yang akan digunakan untuk ritual. Selain itu dia juga memastikan ruangan apartemen miliknya aman, dan tidak akan ada orang yang akan mendatanginya dan mengunci pintu utama setelah memastikannya.

Zhoui Farren bertekad untuk melakukan ritual, dia sangat ingin kembali ke rumahnya, kembali ke bumi.

Maafkan saya, saya benar-benar ingin kembali ke dunia saya…

Gumam Zhoui Farren dengan suara yang hampir tak terdengar.