Chereads / 2500 Tahun Setelah Menyatunya Tujuh Dunia / Chapter 4 - Kejutan dan Tujuan baru

Chapter 4 - Kejutan dan Tujuan baru

Dunia tak hanya ada satu. Dunia bersama dengan alam semesta yang ditempatinya berjumlah sangat banyak, mungkin tak terhingga. Dunia bisa disebut sebagai planet dan juga alam semesta, tergantung bagaimana kalian mendefinisikannya.

....

Dulu, sekitar 2500 tahun yang lalu, dan jauh lebih lama lagi... Awalnya, dunia ini adalah dunia sihir. Dunia yang segalanya hanya tentang sihir.

Ada berbagai macam ras di dunia ini, seperti Iblis, Elf, Peri, Dwarf, Manusia, Demi human, dan masih banyak lagi.

Sihir adalah hal yang paling mendasar. Sihir digunakan untuk segala hal, dari kegiatan sehari-hari, sampai dalam sebuah pertarungan atau perang.

Dunia sihir bukanlah dunia damai. Dunia ini punya satu masalah besar, yaitu Invasi sang penguasa kegelapan, penguasa dari ras iblis. Sang penguasa kegelapan bersama dengan pasukan iblisnya, menginvasi wilayah setiap ras dan menguasainya.

Penguasa kegelapan sangatlah kuat, dan dia adalah makhluk terkuat di dunia sihir. Pasukan iblis yang dia pimpin juga kuat, sehingga setiap ras yang berusaha untuk melawannya tak akan sanggup untuk bertahan.

Ketika Sang Penguasa Kegelapan telah sepenuhnya menguasai dunia, dia membawa penderitaan dan kesengsaraan bagi umat manusia dan ras lain. Tak ada satupun yang berani melawan supremasi Penguasa Kegelapan. Namun beberapa waktu telah berlalu, Pahlawan terpilih telah muncul. Dia bersama rekan dan pasukan aliansinya melakukan pemberontakan pada Sang Penguasa Kegelapan. Akhirnya, dengan seluruh kemampuan yang dia miliki, dia berhasil menggulingkan kekuasaan Sang Penguasa Kegelapan, lalu menyegelnya, dan membuangnya ke dasar Jurang Terdalam bersama dengan para iblis yang menjadi pengikutnya yang masih setia.

Iblis yang tersisa diasingkan ke benua Hi'af, sebuah benua yang tandus, berbahaya, dan lingkungannya tidak bersahabat. Namun, Sang Penguasa Kegelapan belum menyerah sampai disitu, dia menggunakan teknik terakhirnya, yaitu "Perusak Realitas."

Dengan tekniknya ini, dia membuat seluruh dunia... tidak, seluruh semesta mengalami kekacauan besar.

Ledakan, gempa, badai, terjadi dimana-mana. Sehingga, banyak yang mati karena kekacauan ini. Setelah kekacauan besar telah berlalu, terjadi hal yang aneh. Geografis dunia telah berubah. Lautan, samudra, benua, gunung-gunung, pulau-pulau, semuanya telah berubah letak.

Dan muncul 26 benua baru yang sangat misterius. Yang mengejutkan, ternyata dunia sihir telah menyatu dengan enam dunia lain. Enam dunia lain tersebut adalah dunia Esper, dunia Robot, dunia Musim dingin abadi, dunia pedang, dunia apokaliptik, dan dunia supernatural. Dunia yang dimaksud ini adalah planet, yang berasal dari banyak alam semesta yang berpindah ke satu alam semesta melalui distorsi ruang waktu yang disebabkan oleh kekuatan sang penguasa kegelapan. Kemudian menyatu dengan dunia(planet) sihir.

Menyatunya dunia sihir dengan enam dunia tersebut menciptakan kekacauan sistem dan hukum, lalu melahirkan sistem dan hukum baru.

Dan juga membuat takdir menjadi bercabang, sampai tak terhingga.

Setelah semua itu, seluruh dunia yang telah menyatu, menjadi satu dunia baru yang besar. Dunia itu bernama... Tarthalus.

.....

"Kiara...."

Aku terdiam sejenak. Aku merasa seolah jantungku berhenti berdetak. Memori lama yang telah terkubur, telah diputar kembali. Air mataku mengalir dari mata menuju ke bawah pipi. Mengingat semua harta Karun berharga yang telah hilang, direbut oleh para iblis jahat. Salah satunya adalah permata kecilku yang lucu, yang pergi meninggalkanku dengan cara yang tragis.

"Tidak..."

Suaraku lemah, bibirku bergetar, dan nafasku berat. Apa yang kulihat dan apa yang kudengar barusan, tak bisa kupercaya.

"Kiara sudah mati!!! Tidak mungkin dia hidup lagi!!! Aku melihatnya, dengan mataku sendiri, dia mati dengan sangat mengerikan!!! Tidak mungkin kau adalah Kiara. Siapa kau?!!"

Aku mengatakan itu sambil membentak nya dengan keras. Air mata mengalir semakin deras dari mataku dan membasahi wajahku. Rasanya aku ingin menangis terisak-isak. Gadis itu mengaku sebagai Kiara? Aku sangat tidak percaya!! Tapi bagaimana dia tahu nama Kiara?

Gadis itu terlihat terkejut dengan ucapanku. Namun dia hanya tersenyum lembut dan memelukku lagi dengan erat.

"Kiara, adikmu yang masih kecil itu memang sudah mati...."

Eh? Lalu kalau dia memang mati...

Kenapa dia malah mengaku sebagai Kiara? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Aku adalah Kiara dari cabang takdir lain."

Cabang takdir lain? Apa yang... Dia maksud? Apa aku salah dengar? Dia mengatakan hal aneh...

"Apa maksudmu?"

Air mataku berhenti mengalir. Terganti dengan ekspresi penasaran dan keheranan. Aku tak tahu apakah aku sedang berhalusinasi atau bermimpi.

"Maaf kau pasti kebingungan dengan apa yang kukatakan. Namun tolong dengarkan aku baik-baik. Aku akan menjelaskannya..."

Aku masih tetap diam. Aku mencoba mendengarkan penjelasannya supaya paham apa yang dia katakan.

"Aku adalah Kiara dari cabang takdir lain. Kamu masih terlalu awam dalam hal ini, jadi akan kujelaskan secara singkat namun jelas. Dunia ini tidak berjalan seperti yang kau kira. Dibalik dunia yang luas ini terdapat sesuatu yang namanya takdir. Takdir bukanlah sebuah satu ketentuan yang menentukan nasib dan alur dari sesuatu. Namun itu adalah banyaknya ketentuan yang bisa menciptakan banyak nasib, kejadian, dan alur yang masing-masing berbeda. Takdir itu bercabang. Ketika ada satu takdir dimana seseorang berhasil selamat dari pembunuhan, di takdir lain dia tak selamat dan mati. Ada juga takdir lain dimana dia malah menjadi orang yang melakukan pembunuhan. Dan masih banyak lagi takdir lain yang berbeda, dan menciptakan nasib, kejadian, dan alur hidup yang berbeda."

Kemudian dia menghela nafas. Lalu menatapku.

"Jadi bisa dibilang, aku adalah Kiara versi lain yang selamat, dan hanya aku satu-satunya Kiara yang selamat diantara semua cabang takdir yang tak terhingga jumlahnya. Aku datang kesini untuk menyelamatkanmu dari rantai penderitaan, dan memberitahu

Sesuatu yang sangat penting padamu."

.....

Ah, aku....

Sial.... Ini sangat mindblowing.

Aku mundur, lalu duduk di tanah. Aku memegangi kepalaku, mencoba menenangkan diri. Aku harus bisa berpikir dengan tenang. Dia mengatakan sesuatu yang menghantam pikiranku. Aku benar-benar sangat sulit mempercayai ini semua. Apakah aku benar-benar bermimpi? Tidak ini nyata. Cabang takdir lain ya...

Oh aku teringat sesuatu. Akhirnya aku paham apa yang dikatakan oleh gadis itu. Aku pernah tahu hal semacam ini dari sebuah game yang pernah kumainkan bersama Neyla dulu.

" Jadi intinya kau adalah versi lain dari Kiara? Apakah cabang takdir yang kau maksud adalah garis waktu lain? Kau berasal dari dunia paralel yang berjalan sejajar dengan dunia ini? Dunia yang secara harfiah adalah dunia kita namun terjadinya percabangan sejarah dan kemungkinan sehingga menciptakan kejadian, alur yang berbeda pada masing-masing garis waktu? Jadi takdir yang bercabang yang kau maksud adalah garis waktu yang bercabang? Dan masing-masing dari percabangan garis waktu adalah dunia paralel yang punya sejarah, kejadian, dan alur cerita yang berbeda dari dunia ini? Namun mereka tetaplah sama-sama termasuk dunia ini?Atau lebih gampangnya lagi, ini seperti game rpg yang punya ending berbeda tergantung bagaimana kita memilihnya?"

Aku bertanya sambil menjelaskan apa yang kupahami. Wajahnya tampak cerah dan senang ketika aku mengatakan itu.

"Tepat sekali. Seperti itulah cabang takdir yang kumaksud. Aku berasal dari satu cabang takdir di mana aku hanya selisih dua tahun darimu. Di cabang takdir di mana aku berasal, kau dan yang lainnya mati karena dieksekusi oleh iblis. Dan aku selamat karena ada seorang penyihir yang menyelamatkanku. Beberapa tahun berlalu kekuatanku berkembang pesat. Aku menjadi seorang penjelajah dimensi. Lalu aku mencoba melakukan perjalanan waktu ke masa lalu. Aku ingin menyelamatkanmu dan yang lainnya dari para iblis dan mengubah masa depan supaya aku bisa bersama dengan kalian lagi. Namun anehnya masa depan tidak berubah. Aku mencoba mengubah masa lalu berkali-kali sampai ratusan kali namun hasilnya tetap sama. Masa depan tak pernah berubah, dan tak akan pernah bisa berubah. Pada akhirnya aku sadar, kalau mengubah masa lalu, aku hanya akan menciptakan percabangan takdir yang membuat masa depan berubah, namun bukan masa depan dari cabang takdirku berasal, namun itu adalah masa depan dari banyak cabang takdir lain. Aku malah menciptakan banyak cabang takdir yang di mana aku memang berhasil menyelamatkan mereka, namun itu hanyalah versi lain, bukan yang asli. Yang asli telah tiada...."

Dia memasang wajah sedih.

"Oh, lalu kenapa kau tak hidup bersama mereka?"tanyaku.

"Aku tak bisa hidup dalam kepalsuan, kak Kal. Itu hanya akan menyakiti diriku."

....

"Lalu setelah itu apa yang terjadi?" Tanyaku.

" kemudian aku memiliki tujuan baru, yaitu aku akan menyelamatkan dirimu yang masih hidup dari semua cabang takdir yang ada, sebelum kau mati dan sebelum takdir buruk mendatangi mu. Jika aku tak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi, maka aku hanya perlu menghancurkan takdir itu, sebelum itu menimpa padamu. Aku akan mencegah takdir buruk menimpa padamu dan membuatmu hidup dan menjadi orang hebat. Aku ingin kau mencari kebahagiaan, kak Kal. Di antara banyaknya cabang takdir di mana kau telah mati, masih ada ada banyak sekali cabang takdir lainnya di mana kau masih hidup, namun penuh penderitaan. Sejauh ini aku berhasil menyelamatkan 14 dirimu di 14 cabang takdir.... Hanya itu yang berhasil kuselamatkan. Sekarang adalah yang ke-15, aku akan menyelamatkanmu... Aku tak akan gagal lagi...."

Gadis itu... Tidak, Kiara mulai menangis terisak-isak. Aku... Entah kenapa bisa merasakan banyaknya penderitaan yang dia alami, meski aku tak tahu banyak tentang dia. Dia bilang ada banyak diriku yang selamat di banyak cabang takdir lain, namun hanya 14 yang bisa dia selamatkan. Sedangkan untuk yang lainnya....

Tak mau melihatnya menangis lagi, aku mencoba memeluknya untuk membuatnya nyaman dan tenang.

Kiara sedikit terkejut namun dia juga memelukku dengan erat. Kami berpelukan cukup lama. Aku bisa merasakan kembali kehangatan yang telah lama hilang. Aku merasa, dia memang Kiara. Meski dia adalah Kiara versi lain, Kiara tetaplah Kiara.

Dan aku merindukannya.

"Tadi kau bilang ingin memberi tahu sesuatu yang penting, apa itu?"

Aku bertanya. Kiara mulai melepas pelukannya dan menatapku dengan tatapan serius

"Aku ingin memberitahu, bahwa... Ibumu masih hidup."

Eh? Ibu masih hidup...?

"Maksudmu ibu di cabang takdir ini?" Tanyaku dengan tegang.

"Ya, ibumu masih hidup kak Kal. Jadi selamatkanlah dia."

"Selamatkan? Maksudmu ibu dalam bahaya?"

"Ya, namun tidak hari ini, dan tidak dalam waktu sebentar. Dua tahun lagi, ibumu akan mati. Sekarang, dia sedang berada di istana Sang Penguasa Kegelapan, yang ada di dasar jurang terdalam. Dia telah diubah menjadi iblis oleh Sang Penguasa Kegelapan. Dan lebih buruknya lagi, segel Sang Penguasa Kegelapan telah melemah, sehingga Sang Penguasa Kegelapan bisa sedikit bergerak bebas."

....

Aku seketika terdiam dan tak bisa berkata-kata. Aku bahagia ibu masih hidup. Namun dia diubah menjadi iblis, makhluk yang membantai Ayah, kedua kakakku, Kiara, dan seluruh kerajaan tempat kelahiranku. Itu membuat hatiku merasa hancur...

Apalagi kabar mengerikan tentang Penguasa Kegelapan yang melegenda, segelnya telah melemah....

Kenapa rasanya aku seperti kehilangan harapan.

Tapi setidaknya ibu masih hidup. Aku akan tetap menyelamatkannya, apapun yang terjadi. Tapi... Dengan kekuatanku saat ini, menuju ke istana

Sang Penguasa Kegelapan... Pasti aku akan mati di tengah jalan sebelum aku bisa melihat ibuku lagi.

"Tapi aku-"

"Sebelum kau mengatakan kalau kau terlalu lemah untuk menyelamatkan ibu, aku juga ingin memberitahu kalau aku akan memberimu kekuatan untuk menjadi lebih kuat."

"Apa? Kekuatan?" Tanyaku dengan terkejut.

"Ya, kekuatan! Kak Kal, kau memang lemah, namun tidak hari ini! Hari ini adalah hari kebangkitanmu, kebangkitan Kalgallus Aaron Czechlavia, sang manusia terhebat! Manusia yang menjadi pemilik  kekuatan dari 14 cabang takdir!"

Tak lama kemudian, Kiara mengarahkan tangan kanannya padaku dan mengarahkan telapak tangannya keatas. Lalu sebuah kubus hitam dengan urat-urat yang menyala hijau muncul di tangannya.

"Peganglah ini, kak Kal. Didalam kubus ini terdapat kekuatan dirimu dari 14 cabang takdir yang berbeda. Ya, 14 dirimu dari 14 cabang takdir yang berbeda, dirimu yang berhasil kuselamatkan telah kusalin 80% kekuatannya. Dan aku ingin kau memiliki semua salinan kekuatan mereka. Kekuatan ini sangatlah besar, sehingga mungkin kau akan sangat kesakitan ketika dalam proses menerimanya."

"Aku siap menerimanya, tak peduli sesakit apapun itu. Demi menyelamatkan ibu!"

Aku mengatakannya dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Sekarang, aku sudah punya kekuatan. Aku akan menerimanya tanpa perlu berpikir panjang lagi. Aku menyentuh kubus yang ada di telapak tangan Kiara. Lalu badanku langsung terjatuh, seluruh badanku merasakan rasa sakit yang luar biasa. Mulai dari kepala hingga ujung kaki.

"Aaaaargh!!!"

Aku mengerang kesakitan. Rasanya seluruh kulit dan daging ku seperti ditusuk-tusuk oleh sesuatu yang tajam dan tulangku rasanya seperti diremukkan satu persatu. Namun semua rasa sakit itu telah menghilang setelah 15 detik berlalu. Aku masih tak bisa bangun. Badanku lemas dan kesadaranku berkurang. Bernafas pun juga sulit.

Kiara yang melihat ini, langsung memelukku dan menepuk punggungku dengan lembut. Lalu dia berkata...

"Selamat, kau telah mendapatkan kekuatan barumu. Sekarang kau telah menjadi salah satu manusia terkuat di dunia ini, namun kau masih perlu untuk belajar mengendalikan kekuatanmu, dan tak lupa juga mencari banyak pengalaman bertarung dengan semua kekuatan yang kau miliki. Karena kekuatan tanpa pengalaman adalah percuma."

Kiara melepas pelukannya. Lalu dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku. Aku memegang telapak tangannya dan berdiri dengan bantuannya.

"Sekarang, kau harus pergi keluar dari tempat ini. Oh iya, makhluk yang bernama Treeman itu tadinya menyerang kalian berdua kan? Aku merasa ada sesuatu yang aneh dari mereka. Aku merasa mereka memiliki aura pecahan hati kosmik. Kalau dibiarkan, mereka akan menjadi makhluk yang berbahaya. Hentikanlah mereka sebelum mereka semakin membuat dunia ini menjadi kacau, kak Kal!"

Kiara menatap mataku dengan harapan yang tinggi. Aku dengan anehnya paham apa yang dia katakan. Aku mengangguk lalu mengatakan...

"Baik, serahkan semuanya padaku."

"Bagus, sekarang aku harus pergi untuk menjelajah ke cabang takdir lainnya lagi. Aku tak bisa berlama-lama disini."

Setelah mengatakan itu, Kiara berbalik arah dan berjalan meninggalkanku. Lalu dia merobek udara didepannya dan menciptakan portal ruang-waktu yang memancarkan cahaya ungu gelap.

"Oh iya, aku ingin memberimu sebuah pesan. Jangan terlalu tenggelam dalam dendam, atau kau selamanya tak akan pernah bisa menemukan kebahagiaan. Fokus pada tujuanmu dan apa yang seharusnya kau lakukan. Jangan lakukan hal bodoh. Mengerti?"

Kiara mengatakan itu tanpa menghadap kearahku.

"Aku mengerti." Jawabku.

"Bagus, kalau begitu... Selamat tinggal. Ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita, kak Kal."

Kemudian Kiara memasuki portal, dan dia pergi. Portal sedikit demi sedikit menutup dengan sendirinya. Lalu hanya tersisa keheningan disini.

"Ini adalah momen paling tak terduga dalam hidupku...."

Aku bergumam sendiri.

"Kiara... Dari cabang takdir lain...

Dan dia hanya satu-satunya yang ada. Ini bukan pertemuan terakhir. Suatu saat nanti, setelah aku berhasil menyelamatkan ibu, aku akan menemuimu lagi... Kiara. Meski kau bukan asli, Kiara tetaplah Kiara. Dan kau telah menyelamatkan nyawaku, aku jadi berhutang budi padamu."

Setelah mengatakan itu, aku berbalik arah dan melihat Gord yang masih terbaring, dia belum tersadar. Beberapa saat kemudia, dia mulai membuka matanya dan bangun.

"Aduuh... Dimana aku?"

Gord terlihat kebingungan. Lalu dia melihatku dan dia langsung senang.

"Arde! Kau juga selamat? Syukurlah. Kita ada dimana?"

"Gord, berdirilah. Kita harus kembali ke desa."

Kemudian Gord berdiri meski dia terlihat agak kesulitan.

"Ooh iya! Kita kan terjatuh ke jurang! Jadi kita ada di dasar jurang?"

"Ya begitulah."

"Jadi, bagaimana kita akan kembali?"

Tanpa perlu menjawab pertanyaannya, aku memegang pundak kiri Gord dan menggunakan salah satu kekuatan yang diberikan Kiara padaku. Entah kenapa di kepalaku mulai bermunculan ingatan-ingatan aneh dan pengetahuan baru yang tidak kumiliki sebelumnya. Sebagian besar adalah tentang kekuatan baruku.

"Teleportasi instan."

Syuuut!!

Dengan sekejap, lebih cepat dari kedipan mata aku dan Gord telah kembali lagi ke desa Fcihyn, melalui teleportasi. Ini hebat! Aku bisa menggunakan teleportasi. Teleportasi adalah teknik tingkat tinggi, dan aku bisa menggunakannya dengan mudah. Terlebih lagi yang kugunakan adalah teleportasi instan, yang berbeda dari teleportasi biasa. Kalau teleportasi biasa, harus membuat lingkaran sihir dibawah kaki pengguna ataupun suatu objek supaya bisa berteleportasi. Belum lagi harus merapal mantra yang agak panjang. Sedangkan aku tadi hanya perlu berpikir lokasi yang ingin kutuju, dan akhirnya aku langsung berpindah tempat tanpa banyak drama.

"E-Eh? Arde... Apa yang barusan kau lakukan? Kita.... Sudah ada di desa?"

Gord memandangi sekitar dengan terkejut dan tampak tak percaya. Namun itu benar, Kami berdua sudah kembali ke desa, tapi suasananya tak lagi sepi. Di depan kami terjadi keramaian. Puluhan warga dan penjaga desa, dilengkapi dengan senjata mereka berbaris di perbatasan desa. Mereka seperti menunggu sesuatu.

"Semuanya bersiap!!"

"M-Mereka datang!"

"Sial, jumlah mereka terlalu banyak..."

"Apakah kita bisa mengalahkan semua itu?'

Para warga dan penjaga berbicara satu sama lain. Mereka bersiap seolah akan ada yang menyerang mereka. Aku berjalan maju kearah para warga dan penjaga desa, dan bergabung bersama barisan mereka. Gord mengikutiku dari belakang.

Para warga tak memedulikan kehadiranku. Mereka sedang fokus kedepan. Dan betapa terkejutnya aku, didepan kami semua terdapat 100 Treeman yang berjalan kearah kami. Dibelakang mereka juga terdalapat Treeman, namun ukurannya jauh lebih besar dibanding Treeman lain.

Treeman itu memiliki tiga wajah, badan besar dan tinggi, dan sulur-sulur yang menyala biru. Perbedaan lainnya, Treeman itu tak memiliki dedaunan di atas kepalanya.

Treeman itu.... Adalah pohon besar yang tadi kan? Apakah dedaunan yang dimilikinya rontok semua? Ah, daripada itu, aku merasakan adanya sesuatu yang aneh dan mengerikan dari Treeman besar itu. Pasti itu adalah pecahan hati kosmik yang dikatakan oleh Kiara tadi.

"Serang!!"

Para warga merapal mantra, lalu memunculkan sihir api. Mereka menembakkannya kearah para Treeman. Bola-bola api itu meledak, dan membakar semua Treeman. Namun para Treeman itu tetap berjalan kearah kami, dan api yang membakar tubuh mereka malah padam.

"Semuanya, serang pakai sihir es!"

Para warga dan penjaga desa mulai merapal mantra lagi. Kemudian mereka memunculkan banyak peluru es biru seukuran kepalan tangan yang menyala. Kemudian mereka menembakkannya kearah para Treeman. Ketika semua peluru es sudah berjarak sangat dekat dengan para Treeman, Peluru-peluru es itu meledak, dan membuat area sekitar Treeman dikelilingi kabut putih dingin. Akhirnya, semua Treeman termasuk yang paling besar semuanya membeku.

"Yes, kita berhasil!!"

Crack!!

Suara retakan terdengar. Itu berasal dari para Treeman. Semua Treeman yang membeku mulai kembali ke keadaan normal. Kemudian mereka berjalan lagi kearah kami.

"A-Apa?!"

Para warga dan penjaga desa terkejut dan bergidik melihat para Treeman yang bisa terlepas dari pembekuan.

Kemudian mereka mengarahkan tangannya kearah para warga dan penjaga desa. Sesuatu yang tajam tumbuh dari tangan Treeman, dan mereka menembakkannya dengan kecepatan tinggi. Itu adalah duri  kayu besar yang membuatku dan Gord terjatuh kedalam jurang.

Aku dengan satu jari telunjuk yang mengarah kedepan, menghentikan semua duri kayu yang ditembakkan oleh seratus Treeman dan membuatnya berhenti di udara.

Kemudian aku memutar jari telunjukku, lalu membuat duri-duri Treeman berbalik arah dan melesat kearah para Treeman dengan kecepatan supersonik. Duri-duri kayu itu menghantam semua Treeman, dan menghancurkannya menjadi berkeping-keping. Ini adalah salah satu kekuatan baruku yang lain, Telekinesis.

Warga dan penjaga desa yang melihat itu langsung terkejut dan kagum.

"A-Apa yang barusan dia lakukan?!"

"Dia menghancurkan semua Treeman itu!"

"Hebat!!"

Aku mengabaikan perkataan mereka, dan berjalan maju ke depan warga dan penjaga desa. Didepan sana masih ada satu Treeman besar yang tetap hidup, meski badannya berlubang karena hantaman duri kayu berkecepatan tinggi tadi. Lubang di badannya beregenerasi, lalu dia melesat kearah ku. Aku juga melesat kearahnya.

"Azheryo, keluarlah!"

Setelah aku mengatakan itu, di tangan kananku muncul sebuah pedang besar dengan bilah berwarna biru terang. Aku menggenggamnya dengan erat, dan menebasnya kearah kaki Treeman besar didepanku. Lalu, kakin Treeman itu terpotong, dan dia terjatuh ke belakang. Tak berhenti sampai disitu, sulur-sulurnya yang menyala bergerak kearahku dengan kecepatan tinggi. Aku menebas semua sulur itu dan membuatnya terpotong.

Namun, tak kusadari ada dua sulur yang melilit kaki kiriku dari bawah tanah.

Sulur yang melilit kaki kiriku mulai memanjang, kemudian membanting badanku berkali-kali di tanah, kemudian melemparku hingga menghantam sebuah pohon, dan membuatnya tumbang. Anehnya, aku tak merasa sakit sedikitpun.

"Eh? Hanya segitu?" Kataku sambil menyeringai.

Aku mengambil pedangku, lalu aku mengangkatnya diatas kepalaku, dan mengarahkannya keatas langit. Bilah dari pedang besarku memancarkan cahaya biru yang sangat terang, juga memancarkan aura dingin yang membuat area sekitar perlahan membeku. Inilah teknikku, salah satu kekuatan baruku...

"Tebasan... Gelombang beku surgawi!"

Swoosh!!

Aku mengayunkan pedangku dari atas kebawah. Lalu gelombang cahaya biru melaju kearah Treeman besar yang tak punya daya lagi untuk berdiri. Dan akhirnya, seluruh tubuhnya dihantam oleh gelombang cahaya dingin dan dia membeku. Aku mendekatinya, lalu menendang kepalanya. Alhasil, kepalanya terlepas... Dilanjutkan dengan retakan yang menyebar ke segala bagian tubuh Treeman itu. Tak butuh waktu lama, tubuh makhluk itu hancur berkeping-keping, menjadi kepingan es yang sebentar lagi akan mencair.

"Oh, apa itu?"

Aku melihat sesuatu di dekat kepingan tubuh Treeman. Itu adalah sebuah kristal ungu yang ukurannya sangat kecil sekali, seperti potongan kuku manusia. Aku merasakan aura luar biasa dari kristal itu. Itu adalah... Pecahan hati kosmik yang dikatakan oleh Kiara? Ingatan tentang benda itu mulai bermunculan di pikiranku. Aku merasa pusing, namun juga puas dan senang. Kemudian aku mengambil kristal ungu itu, dan meletakkannya di kantong bajuku. Akhirnya masalah selesai.

Aku membalikkan badan kearah dimana warga dan penjaga desa berada. Kulihat, mereka melongo.

Hey, wajah mereka terlihat konyol.

Apakah mereka terkagum karena aku telah mengalahkan makhluk tadi?

"Hebat!"

"Luar biasa, petualang itu memang hebat!"

"Dia mengalahkannya dengan mudah!!"

"Kita selamat!!"

"Dia menyelamatkan kita!"

Sembari mengatakan itu, mereka bertepuk tangan padaku. Aku bisa mendengar semua pujian mereka. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, aku bisa melakukan hal besar seperti ini. Awalnya, aku selalu gagal dalam banyak Quest dan pertarungan. Biasanya kalau aku melawan monster kuat, aku akan lari dan ketakutan seperti pecundang. Dan pastinya banyak yang menertawai dan merendahkanku. Namun sekarang semuanya berubah.

Aku... Bisa membalikkan keadaanku yang awalnya menyedihkan, menjadi

Penuh dengan kebanggaan. Ini adalah awal dari perjalananku selanjutnya, untuk menyelamatkan ibu!

                     Bersambung