"Hahahahahahaha kalian memang hebat!"
Reaksi pertama wali kelas kami adalah sebuah tawa dan pujian melihat suasana kelas yang sangat buruk.
Ini adalah awal kelas kami jatuh peringkat ke kelas F dalam triwulan pertama sekolah ini.
"Ketua kelas, bagaimana kau akan bertanggung jawab sekarang?" ucapnya dengan nada kecewa setelah pujian sarkas yang dia berikan.
Tanggung jawab kelas tertuju pada pria yang paling populer dan menjadi ketua kelas saat itu, orang-orang yang memilihnya memalingkan wajah mereka dan sebagian menunduk.
Ketua kelas, Timothy Aucrelius. Sosok pujaan di kelas karena merupakan seorang idola anak-anak karena tingkat ketampanan dan sopan santunnya.
Berdasarkan peringkat, dia bukanlah siswa yang menyebabkan keruntuhan kelas tapi bukan penyumbang 10 peringkat pertama di kelas prepare.
Manusia seimbang dalam segala hal dan hanya kepopuleran saja yang dia tau.
Basa-basi pertanggungjawaban sangat menyebalkan aku dengar, sebagai siswa yang berada di peringkat atas bersama Beel, Twillight dan Queen, kelas tersantai selama kami belajar hanya menjadi ajang salah-salahan kembali yang diungkit oleh Wali kelas kami, Kelvin Fernandez yang merupakan sepupu tertua di keluarga kami.
[POV Riel Fernandez]
"Sir Kelvin. Hentikan saja ini, percuma saja kan? nasi pun sudah jadi bubur," pintaku yang membuat semuanya terdiam, Beel yang masih kesal masih belum menerima dia ada di kelas terendah.
"Lagipula kira harus bangkit dari sini, tunjukan bahwa kita dipilih di kelas A bisa naik kembali ke kelas tersebut, benar bukan?"
Sir Kelvin sebagai wali kelas kami mendekati diriku dengan aura gelap yang begitu dangkal.
Semakin mendekat, murid-murid tau bahwa dia mengerikan, dan matanya tajam menatapku.
"Riel Fernandez, peringkat ke-2 di sekolahan. Kemampuan yang sangat hebat namun berakhir karena kemalasan mereka yang menyepelekan takdir, tapi sepertinya kau tidak paham akan apa yang jadi permasalahan kalian, aku akan memberi tahu pelan-pelan," serunya semakin mendekat dan duduk di tempatku.
Dia menghela napas cukup dan tangan kanannya menekan meja sampai hancur kebawah.
"Kelas ini sangat menjijikan untukku yang merupakan keluarga Terraheart."
Sir Kelvin yang merupakan guru elit dari Akadami Militer Tollbass adalah keturunan asli keluarga Terraheart yang merupakan bangsawan tertinggi di area timur.
Jika Tollbas punya Fernandez dan Metro Nua punya Hernandez, maka negeri salju Rellius mempunyai Terraheart di tahta tertinggi dalam silisilah keluarganya.
Twillight mendekat saat itu terjadi dengan wajah penuh kemarahan yang mendalam dan menatap Sir Kelvin.
"Lalu kau mau apa bajingan?" Twillight berjalan seraya membuat semuanya ketakutan karena anak itu menentang wali kelasnya yang dianggap sebagai salah satu elite Akademi Tollbass.
Sir Kelvin menyeringai dan gerakan yang begitu cepat bergerak dan mengenggam leher Twillight dan sekarang dirinya mencekik Twillight di dinding dekat papan board.
"Kau sebut aku apa sialan? Bajingan? Coba kau ucapkan satu kali lagi, sialan!" seru dirinya dan Twillight dilempar ke dinding lainnya oleh wali kelas kami.
"Mulai detik ini, silahkan kalian selamatkan diri kalian sendiri, aku keluar dari kelas ini!" ucap angkuh Sir Kelvin yang mendekati Twillight yang terkapar di lantai.
"Dan kau bajingan tengik, attitude itu nomer satu sialan! Etika yang baik lebih baik dibanding peringkat nomer satu milikmu!" ucap Sir Kelvin dan dia menampar wajah Twillight yang tak sadarkan diri berkali-kali.
Kelas ini sudah tamat, kehilangan peringkat dan terjun bebas ke titik terendah lalu Wali kelas kami meninggalkan kami sendirian disini.
Setelah semua kekacauan demi kekacauan terjadi, Twillight yang sudah sadar dan jam sudah berputar cukup cepat dan sekarang menunjukan waktu makan siang.
Beberapa anak terlihat ingin pergi dari tanggung jawab untuk memenuhi nafsu mereka.
Ketua kelas kami, Timothy masih tak bertenaga setelah terkena serangan Beel dan serangan mental anak-anak yang membuat kekacauan seperti itu.
"Kalian pikir kalian akan dilayani seperti sebelumnya? Kalian pikir perbuatan kalian itu aman?" Beel terlihat geram akan ego anak-anak tak tau diri itu.
"Lalu kami tidak boleh makan, begitu? Aku sudah lelah ya kalian para elit menyalahkan kami terus, bukan mau kami dulu dimasukan ke kelas A!" seorang siswi yang merupakan salah satu dari geng cewek yang terbentuk di kelas ini membuka pembicaraan.
"Memang kami ini bodoh, kamu tau itu sialan! Kalau kau mau pindah, gunakan saja hakmu sebagai Fernandez itu disini, coba gunakan!" beberapa siswi mulai menggertak Beel yang memarahi mereka.
"Kalian anak Elit pergi saja dari kelas ini, kami nggak butuh!"
"Pergi sana pergi, tinggalkan kamI yang bodoh ini,"
Serangkaian serangan dari mereka yang sudah muak dengan pembicaraan ini membuat Beel termundur, baginya melawan gadis adalah satu kesalahan fatal, namun bersikap yang adil juga kunci dari hal tersebut.
"Biarkan dia pergi Beel," ucap Twillight yang tersadar karena suara kehebohan kelas dengan nafas yang berat.
Beel hanya bisa mengutuk semuanya dalam hati dan aku berdiri di samping adikku untuk menenangkannya.
"Aturan nomer 64 sekolah ini itu gila, `kelas yang terjun bebas tidak akan mendapatkan penambahan saldo jajan sampai mendapatkan penilaian berikutnya`." Queen si peringkat empat menghampiri Twillight dan membantu dirinya berdiri.
"Itu benar, mereka pasti akan lebih heboh saat tau saldo yang mereka foya-foyakan kemarin tidak terisi, hei Timothy, ambil kartu ini dan bagikan ke anak-anak lainnya untuk bertahan hidup sampai penilaian berikutnya," ucap Twillight yang memberikan kartu miliknya.
"Hidup di dunia elit tanpa uang adalah cobaan bagi anak-anak manja itu, Atur uang Serapi mungkin dan kumpulkan saldo dana yang kita punya," ujar Queen memberikan kartunya juga kepada Timothy yang merupakan ketua kelas.
Beel pergi ke depan mata Timothy dan mengenggam bahu Timothy dengan kencang saat itu, Beel sudah muak dengan kelas tersebut namun dia tak bisa melakukan apapun merubah keadaannya.
"Ambil juga danaku, dan berikan arahan kepada bocah-bocah manja itu agar hidup yang benar," ujar Beel dan dia melepas genggamannya lalu duduk di tempatnya dengan menghela napas panjang.
"Atur dengan baik ketua, aku yakin kau orang yang bisa kami percaya," ujarku memberikan kartu danaku kepada dirinya sebelum gelombang orang-orang itu berlarian ke kelas.
Kehebohan besar terjadi kepada kelas kami.
Turunnya peringkat kelas (-70% dana bulanan), Wali kelas memutuskan keluar (-10% dana bulanan), dan terakhir penilaian sikap (-20% dana bulanan).
Minus 100% dana bulanan sampai penilaian berikutnya menjadi titik paling gila kelas ini dan saat itu juga anak-anak manja itu baru tau apa yang dimaksud oleh 4 peringkat teratas mengoceh sejak lama.
[A Fallen F part. 01 _ © Tehpucukbeku 2023]