Chereads / IMAN KARAKTER / Chapter 61 - Memahami Esensi Pelayan Kristen

Chapter 61 - Memahami Esensi Pelayan Kristen

Ayat pendukung: "Tetapi barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu." (Matius 20:26)

Pelayan Kristen adalah panggilan yang agung, tetapi sering kali esensinya terabaikan atau bahkan disalahpahami. Dalam dunia yang seringkali mementingkan kekuasaan dan prestise, panggilan untuk menjadi pelayan tampaknya bertolak belakang dengan logika dunia. Namun, ketika kita memahami esensi sejati dari pelayan Kristen, kita akan menemukan kekayaan dan kebahagiaan yang tak tergantikan.

Dalam Matius 20:26, Yesus memberikan pelajaran yang kuat tentang esensi pelayan Kristen. Ia berkata, "Tetapi barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu." Ungkapan ini merupakan bagian dari pengajaran Yesus tentang kepemimpinan yang sesungguhnya. Dia menunjukkan kepada para murid-Nya bahwa konsep kepemimpinan dalam Kerajaan Allah tidaklah seperti dunia ini. Di dunia, kepemimpinan sering diidentikkan dengan penguasaan, pengaruh, dan kekuatan. Namun, di Kerajaan Allah, kepemimpinan terletak pada pelayanan yang tulus.

Dalam pandangan dunia, mungkin kita akan berpikir bahwa menjadi pelayan adalah tindakan yang merendahkan martabat kita. Tetapi, ketika kita melihat hidup dan pelayanan Yesus, kita akan menemukan bahwa menjadi pelayan sesungguhnya adalah tindakan yang paling mulia dan luhur. Yesus, sebagai Putra Allah, menempuh jalan pelayanan yang mengorbankan diri-Nya demi keselamatan umat manusia. Ia tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani (Markus 10:45).

Esensi pelayan Kristen terletak pada rasa tanggung jawab untuk mengasihi dan melayani sesama dengan tulus. Ini bukan tentang mencari keuntungan diri atau pujian dari orang lain, melainkan tentang memberi dari hati yang ikhlas. Pelayan Kristen dipanggil untuk melayani tanpa mengharapkan imbalan atau penghargaan duniawi, karena pelayanan yang tulus adalah wujud dari cinta kepada Tuhan dan cinta kepada sesama.

Memahami esensi pelayan Kristen juga berarti memiliki sikap kerendahan hati. Rasul Paulus memberi contoh yang luar biasa tentang pelayanan dengan sikap rendah hati. Dalam Filipi 2:3-7, ia menulis, "Janganlah berbuat apa-apa dari sikap batin yang kikir atau karena kesombongan, tetapi hendaklah dengan rendah hati satu sama lain menganggap yang lain lebih utama dari pada diri sendiri. Janganlah setiap orang hanya mencari kepentingan dirinya sendiri, tetapi setiap orang juga kepentingan orang lain. Hendaklah sikap hidupmu sama seperti sikap hidup Kristus Yesus." Paulus mengajarkan bahwa kita harus mengikuti contoh Kristus yang menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebusan bagi banyak orang.

Sejalan dengan itu, pelayan Kristen juga harus memahami bahwa panggilan ini bukanlah panggilan untuk dilakukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan kekuatan yang datang dari Allah. Ketika kita mencoba melayani dengan kekuatan dan kebijaksanaan kita sendiri, kita akan merasa lelah dan terbebani. Namun, ketika kita mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan, Dia akan memberikan kekuatan, hikmat, dan kasih yang diperlukan untuk melayani dengan baik.

Memahami esensi pelayan Kristen juga berarti memiliki pandangan jangka panjang dan fokus pada hal-hal yang kekal. Banyak pelayan Kristen yang terjebak dalam kekhawatiran sehari-hari atau mencari kepuasan sementara. Tetapi ketika kita memiliki pandangan yang lebih luas, kita akan menyadari bahwa pelayanan kita memiliki dampak yang kekal dalam kehidupan orang lain dan kerajaan Allah. Setiap tindakan pelayanan yang kita lakukan dengan kasih akan membawa kehidupan yang berarti bagi mereka yang kita layani.

Bagi seorang pelayan Kristen, setiap kesempatan untuk melayani adalah kesempatan untuk mengalami hadirat Tuhan dan mengalami pertumbuhan rohani. Melalui pelayanan, kita belajar tentang kasih, belas kasihan, kesabaran, dan kerendahan hati. Semakin kita melayani dengan tulus, semakin kita menyadari kebesaran Tuhan dan kebutuhan kita akan bimbingan dan kekuatan-Nya dalam setiap langkah pelayanan.

Akhirnya, memahami esensi pelayan Kristen berarti menjalani kehidupan yang bermakna dan penuh kepuasan. Ketika kita mengalami sukacita dalam melayani, kita mengalami kepuasan yang tak tergantikan, yaitu kepuasan yang datang dari mengikuti teladan Kristus dan melakukan kehendak-Nya. Melalui pelayanan yang tulus, kita menyentuh hati orang lain dan mencerminkan cinta kasih Allah kepada dunia.

Dalam mengingat ayat pendukung dari Matius 20:26, kita diajak untuk melepaskan pandangan dunia tentang kepemimpinan dan menggantinya dengan perspektif pelayanan yang sesungguhnya. Pelayan Kristen tidaklah mencari panggung atau pujian manusia, tetapi dengan rendah hati mereka menganggap orang lain lebih penting daripada diri mereka sendiri. Mereka tidak mencari keuntungan pribadi, melainkan melayani dengan ikhlas dan kasih tanpa pamrih.

Sungguh, esensi pelayan Kristen terletak pada kesediaan untuk melayani, memberi, dan mengorbankan diri demi cinta kepada Tuhan dan kepada sesama. Ketika kita memahami dan hidup dalam esensi ini, kita mengalami kehidupan yang dipenuhi dengan arti dan tujuan yang lebih tinggi. Sebagai pelayan Kristen, marilah kita bersama-sama menjalani panggilan ini dengan hati yang penuh sukacita, tulus, dan kerendahan hati. Semoga kita semua dapat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam melayani sesuai dengan kehendak Tuhan, dan melalui pelayanan kita, kita menyatakan cinta kita kepada-Nya serta menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.