Chereads / TAHUN BARU DAN WANITANYA / Chapter 4 - CEMBURU

Chapter 4 - CEMBURU

Beberapa hari setelah ku bertemu dan berkenalan dengannya Kenia, diriku terbingung rindu dan tak tahu pasti apa yang kurasakan sebenarnya pada saat-saat ini. Disisi lain ku telah merasakan kehadirannya di sela-sela hariku berjalan, namun disisi lainnya ku memikirkan si Sofi yang bertemu dengan diriku pada malam Minggu yang lalu.

Walau ku telah terpesona akan Kenia namun ku juga terpikirkan akan Sofi yang terkadang hadir dan terkadang tidak, mungkin hanya dalam bayanganku saja. Namun ku tidak bisa melajukan perasaanku pada Sofi sebagaimana yang ku ketahui bahwa dirinya sudah mempunyai kekasih.

Namun setidaknya diriku telah mempunyai nomornya Kenia yang tentu saja bisa diajak berkomunikasi dan berbagi cerita, walau ku baru saja mengenalnya. Sofi juga mengenal Bobi dan ku pernah melihatnya berbincang dengannya, dan bahkan Bobi juga telah jauh lebih dulu mengenal Kenia jika bisa kulihat dari ceritanya mereka-mereka.

Seketika itu juga ku duduk sejenak di Aula kampus sembari mengirimkan pesan singkat pada Kenia, sebagaimana ku telah senang akan kehadirannya dan rasa suka pun begitu, begitu hadir seketika saja ketika ku mengingatnya.

"Halo Kenia, ini saya Bang Jem, apa kabar Dik," ujar dan tanyaku padanya.

Sembari duduk-duduk dan tidak lama kemudian SMS pun masuk kembali handphone genggamku, hari ini telah sore dan ku baru saja menyelesaikan kuliahku pada hari ini. Lantas ku baca pesannya dengan menatap tulisan itu cukup lama sembari membayang.

"Iya Bang, Kenia baik-baik saja, Abang apa kabarnya,?" tanyanya padaku.

"Iya, Abang baik-baik juga, apa kamu ada acara di tahun baru nanti,?" ujar dan tanyaku.

Namun setelah ku menanyakan itu padanya akan tetapi tidak ada balasan pesan dari dirinya, hingga beberapa menit pun juga tidak ada pesan darinya. Lantas karena hari sudah sore, lalu ku melaju pulang kerumah, tetapi di perjalanan diriku terpikir untuk singgah sejenak di kostan Bobi.

Karena kostannya satu jalur dan searah menuju rumahku sehingga jadinya ku singgah sebentar tuk bercerita. Setibanya disana diriku disambut baik olehnya sebagaimana yang ku ketahui dirinya adalah temanku. Pintu gerbang yang besar ku buka perlahan seraya mengucapkan.

"Salam, selamat sore Bob," ujarku sembari tersenyum.

"Ya selamat sore juga Bang, dari mana nih,?" ujar dan tanyanya padaku.

Kujawab diriku baru saja pulang berkuliah pada sore hari ini, lalu ku duduk-duduk sejenak sembari kulihat ia membuat kopi dan bercerita-cerita. Sebagaimana yang ku ketahui bahwasanya beberapa hari lagi tahun baru akan tiba, maka sepertinya pertemuan kami kali ini membicarakan mengenai acara tahun baru.

Namun ku juga membahas dan mengatakan jikalau sewaktu di Damba Jojo Supermall beberapa hari yang lalu, bahwasanya ada beberapa wanita yang ribut-ribut, karena dirinya tidak memperhatikan pada waktu itu dan kami pun juga langsung saja memutar motor dengan tergesa-gesa.

"Apa kau tahu sewaktu malam Minggu kemarin ada beberapa wanita yang ribut-ribut di Damba Jojo itu," ujar dan ceritaku padanya.

"Oh ya Bang, orang ramai-ramai itu yang Bang, wah pantas saja kulihat kemarin begitu ramai disana, kukira apaan itu," ujar Bobi yang juga keheranan.

Lalu kami masuk pada pembahasan mengenai acara tahun baru, sekiranya kawan-kawan pun juga ingin menggunakan kostan Bobi untuk acara makan malam, hal itu dikarenakan kostannya cukup luas dan bernuansa.

Sehingga kami pun menjadi tidak bosan bilamana bertandang maupun bercerita dan bercengkerama. Dia bertanya mengenai Kenia tentang apa kabarnya dan sedang apa dirinya. Tentu ku juga heran kepadanya mengapa ia bertanya kepadaku seperti itu dan seolah-olah ingin tahu.

Tentu saja ku katakan kepadanya bahwa Kenia baik-baik saja dan dirinya pun baru saja mengirimiku pesan singkat beberapa menit yang lalu. Tertampak dari wajahnya yang seketika mendengar ceritaku dan menjadi diam. Bahkan kopi yang telah dibuat tadi pun terasakan menjadi dingin dan mendiam dalam hening ku menatap.

"Kenapa diam saja Bob," tanyaku yang sedikit heran bilamana membahas mengenai Kenia.

Setelah ku bertanya dan tidak lama kemudian telepon genggam Bobi pun berdering dengan cukup kencang bahkan sampai terdengar di telingaku di dalam ruangan. Setelah ku dengarkan dan ternyata yang menelpon itu adalah Kenia, tentu kuingat suaranya dengan jelas.

Namun ku tidak bertanya kepada Bobi dengan jelas, manakala seketika ku dengar suara Kenia hadir pada waktu itu dan tentu diriku menjadi cemburu walaupun dirinya teman baikku, walaupun juga ku baru mengenalnya, Kenia.

Karena yang kurasakan adalah hasrat yang begitu menggebu-gebu sehingga perasaanku pun begitu, begitu merasa akan adanya sesuatu yang berbeda manakala pesanku pada Kenia belum juga dibalasnya hingga beberapa menit pun berlalu, yakni mengenai acara tahun baru yang kutanyakan tadi kepadanya, namun dirinya malah menelpon si Bobi.

Diriku tak tahu ada permainan apa ataukah seperti apa, karena ku menjalankan saja perasaanku pada apa yang tidak kutahu dalam kehidupan ini, namun setelah mendengar suara itu, tentu perasaanku pun menjadi tebingungkan. Lantas kutanya kepadanya karena telah penasaran.

"Wah, telepon dari Siapa Bob,?" ujar dan tanyaku.

"Dari Kenia Bang," ujarnya sembari datar.

"Oh, mengapa dia menelponmu,?" tanyaku yang penasaran, ada apakah sebenarnya.

"Tidak ada Bang, menanya saja dianya," ujarnya padaku.

Tentu diriku bingung dan juga cemburu, bahkan cemburuku pun tidak dapat kutampakkan terlebih lagi di depan teman baikku pada waktu itu. Walau terkadang terlihat namun ku mencoba untuk tidak memperlihatkan rasa cemburuku yang telah ada, sehingga kedalaman isi hatiku pun tidak dapat terbaca oleh siapapun juga.

Namun yang menjadi pertanyaanku ialah mengapa Kenia menghubunginya bahkan tepat di saat ku berada di tempatnya si Bobi. Sehingga itu menimbukan bingung sekaligus tanya di dalam benakku. Mengapa juga dirinya tidak membalas pesanku, mungkin saja karena diriku baru saja mengenalnya.

Sehingga ku merasakan batas dan jarak dalam berkata, terutamanya upaya perasaanku padanya. Namun disisi lain benakku berkata dan begitulah dirimu Kenia, sesuka apapun dan sebagus apapun ku berusaha, namun perasaanmu tidak pernah dapat kubaca apalagi ku terka, seperti suatu misteri saja kurasakan pada saat-saat ini.

"Oh, kamu dekat dengan dia Bob,?" tanyaku karena telah bingung dan juga penasaran.

"Ya, lumayan sih Bang, belum lama juga," ujarnya padaku.

Ku tidak ingin bercerita yang lebih jauh mengenai Kenia, apalagi diriku juga baru saja mengenalnya. Namun sejauh ku ketahui sepertinya memang ada sesuatu yang berbeda, seperti ku melihat sebuah perasaan yang sekilas saja ku rasakan.

Walau ku tidak begitu tahu bagaimana Kenia sebenarnya dan mungkin juga dirinya tidak begitu mengerti, bagaimana perasaan sukaku ini kepadanya. Bahkan ku sedikit merasa terbaikan dan seperti tidak ada dengan dirinya yang menelpon seperti itu.

Karena dalam pandanganku seharusnya dialah yang menelponku atau membalas pesanku terlebih dahulu agar ku bisa lebih memahaminya, apalagi jika dia memang benar-benar memberikan kesempatan kepadaku. Namun terkadang ku juga bingung di lain waktu dirinya begitu merayuku sehingga ku terlena seakan-akan, namun di lain hari dirinya seperti tidak menghiraukanku sehingga ku pun menjadi begitu cemburu.

"Bagaimana acara tahun barunya nanti Bang,?" tanya Bobi padaku.