Di pagi hari yang cerah Alisa terbangun karena suara ketukan pintu di kamarnya, dia pun bangun lalu melangkah gontai ke arah pintu setelah itu membukanya.
"Hoaaaaaamn, hemm?"tanya aalisa disela menguap.
" Loh kok non belom mandi? Non lupa yah, sekarangkan hari Senin emang non ga kesekolah?"tanya bi Susi. Merasa jengah Melihat kebiasaan anak majikannya itu jika tidur selalu ngebo.
"Libur aja yah bi, alisa males ke sekolah,"ucapnya memelas.dengan mulut yang masih menguap.
"Ga bisa, Minggu kemarin non udah ga masuk dua hari. Pokoknya non harus sekolah, bibi siapin sarapan dulu yah."bantahnya, lalu pergi ke dapur meninggalkan alisa yang terbengong di tempatnya.
Gadis itu hanya menggerutu kesal pada pembantu kepercayaan ayahnya itu, setelahnya dia pun masuk kembali ke kamar untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Setelah selesai alisa pun memandang dirinya di kaca yang berukuran besar.
"You beautiful, hahahahha baru sadar kalau gue cantik"tawa jahanamnya. Dengan tangan terangkat menutup mulutnya. Tidak lama dia pun kembali ke posisi semula dan menatap tajam bayangan dirinya di kaca.
"Ayahhh, alisa minta maaf harus ingkar janji sama ayah karena alisa akan tetap pergi bertemu dengan ibu,"ucapnya datar. Setelah itu dia pun keluar dari kamar menuju dapur rumahnya.
"BI SUSI"teriak zara di belakang tubuh pembantu itu.
"E ayam... E ayam..." Latah bi susi. Alisa yang melihat itu pun tertawa sangat keras, itu memang kebiasaan dirinya menjaili pembantu itu.
"Non, astaghfirullah kebiasaan deh bikin bibi kaget pagi pagi"ucap bi Susi kesal, saat melihat nonanya mentertawakan dirinya melatah.
"Hahaha, aduh bi siapa suruh masih ngelatah, ha-ha-ha" pungkas nya di sela tertawa.
"Udah ketawanya, sekarang non cepet sarapan udah mau jam tujuh nih, nanti telat ke sekolah."ucap bi Susi lagi. Dengan mengambil roti yang sudah di isi selai kacang kesukaan nonanya.
Gadis itu hanya menurut lalu menerima roti yang di beri bi susi, dia pun langsung memakanya dengan lahap. Setelah selesai sarapan alisan pun pamit berangkat ke bu susi, lalu dia berjalan menuju parkiran mengambil mobil BMW putih, setelah nya diapun pergi meninggalkan rumah nya menuju sekolah.
****
Sosok pria tampan, jangkung dan bertubuh kekar sedang melihat pemandangan di balkon kamar apartemen miliknya.dengan mata setajam silet, melihat gedung gedung yang menjulang tinggi dihadapan nya, tidak lama dia pun memasukkan tangan kirinya ke dalam celana seragam sekolahnya.
Setelah itu pria tampan itu tersenyum miring, jika pria itu tersenyum miring maka sebentar lagi akan ada kejutan yang lazim. Lalu dia memencet tombol yang di tangan kanannya.
" One ... Two ... Three ..."
Duarr .... Duarr ....
Suara ledakan bom di gedung itu, tidak lama gedung itu pun roboh dengan sangat tragis, pria tampan itu bisa mendengar jeritan orang orang yang berada di sana. Pria tampan itu tidak menyesal dia malah menutup mata lalu menikmati jeritan orang orang dibawah gedung itu.
Tut... Tut...
Suara handphone yang mengganggu kegiatan nya dia pun berniat melempar handphone tersebut dari atas balkon, tapi dia urung setelah dia melihat nama kontak dari handphone nya.
"Hemm,"ucapnya dingin. Lalu menjauhkan handphone nya dari telinganya, dia tau orang itu pasti akan berteriak.
"ALISTER APA YANG SUDAH KAU PERBUAT HAH, ITU SUDAH GEDUNG KE BERAPA YANG SUDAH KAU HANCURKAN HAH,"teriak seorang wanita yang masih terlihat muda.
"Tiga gedung mungkin."ucapnya singkat.dengan pandangan masih melihat ke kacauwan di depannya.
" Alister kamu benar-benar Akhhhhh membuat bunda naik darah saja, siapa yang akan bertanggung jawab atas ke kacauwan ini hah."pungkas wanita itu, yah orang yang menelpon nya itu Bunda nya.
"Ayahh."ucap singkat pria itu lalu mematikan telepon nya secara sepihak.
Pria tampan itu lalu pergi dari sana dan melangkah ke arah pintu apartemennya.
"Selamat pagi tuan muda alister,"sapa para pengawal yang berbadan besar, di saat pria tampan itu keluar dari lift.
"Hemm, kembali ke mansion."titah pria tampan pada pengawal nya untuk kembali ke mansionya. Setelah sejenak berhenti pria tampan itu melanjutkan langkahnya ke parkiran, untuk mengambil mobil Lamborghini hitam tujuannya itu sekarang ke sekolah milik kakeknya.
ALISTER PRAJA AVENDER,nama yang bagus bukan seperti tampangnya tapi tidak dengan perilaku nya yang dingin dan tak tersentuh. Putra dari pasangan RAZKA AVENDER ayah dari Alister yang bersifat tidak jauh dari anaknya yang dingin seperti kulkas berjalan. dan CLARISSA AVENDER bunda dari Alister yang bersifat cerewet,dan bar-bar, orang yang sangat di sayang Alister.
Keluarga AVENDER sendiri adalah keluarga terkaya no satu di Italia dan keluarga yang paling di segani orang orang. Bagaimana tidak setiap orang yang mengusik keluarga tersebut akan mati secara tragis dan jika polisi menyelidiki kasus itu maka tidak ada bukti yang di temukan.
Sosok Alister di kenal orang-orang bawah selalu di sebut God of death yang artinya dewa kematian. Alister juga calon mafia selanjutnya karna ayah nya seorang mafia yang kejam pada masa dulunya tapi setelah menikah ayahnya jarang membunuh. Karena selalu di wanti wanti oleh istri tercinta nya jika dia membunuh lagi maka alat perkasanya akan di babat sampai ke akar-akarnya.
****
Alisa yang sedari tadi fokus mengemudi,tidak lama suara ledakan mengangetkannya, biasanya jalan yang dia lewati tidak pernah macet tapi kenapa sekarang macet, bingungnya.
Duarr ... Duarr ...
"Afaantuh.."celetuk alisa tanpa sadar mengikuti ucapan yang sedang viral.
"Meledakk" lanjut Author wkwkw.
"Duhhh, kenapa harus macet sekarang sihh, makin telat deh gue"gerutuan Alisa kesal.
"Oh iya gue lupa kan masih ada jalan pintas"ucapnya dengan binar seraya memutar balikkan mobil lalu masuk jalan sedikit luas yang hanya cukup dua mobil saja.
Saat Alisa sampai di pertigaan dan akan berbelok ke kanan tiba-tiba mobil Lamborghini dari belokan kiri menyerempet mobilnya. Hingga body mobil Alisa pun lecet lumayan besar.
Alisa yang kaget menggeram kesal hatinya menyumpah serapah orang yang menyerempet mobilnya, Alisa pun turun dari mobil melangkah ke mobil Lamborghini itu lalu menggedor-gedor kaca pengemudi dengan kesal dan frustasi.
"Woyy turun, Lo harus ganti rugi bangsat!"maki Alisa dengan menyuruh orang itu turun.
Tidak lama suara pintu mobil di buka Alisa pun menajamkan matanya saat melihat sepatu keluaran terbaru muncul di balik pintu mobil.
Dengan gaya slowmo pria jangkung itu keluar dengan kecamata hitam bertengger di hidung mancung nya itu.
Alisa hanya bisa menelan ludahnya sendiri dengan susah payah, saat melihat pria tampan eh bukan lebih tepatnya sangat tampan. Kini pria itu membuka kacamata hitamnya dan menatap tajam seorang gadis di hadapannya.
"Terpesona?,"ucap datar pria tampan itu dengan mata Masih menatap tajam seorang gadis cantik dihadapan nya.
Alisa yang mendengar suara berat pria itu hanya diam tertegun betapa merdunya suara berat pria itu, setelahnya Alisa pun menggeleng kepalanya dia tidak boleh berpikir seperti itu dan itu bukan dirinya yang suka memuji orang lain.
"Enak aja, yakali gue terpesona sama muka datar kayak lo."pungkas Alisa. Dengan tangan yang di silangkan di depan dada lalu menatap tajam pria tampan itu.
"Gue ga mau tau lo harus tanggung jawab mobil gue lecet, gara-gara elo. Kalau ga bisa bawa mobil ya jangan pake mobil segala jadi lecet kan mobil orang,"cerocos Alisa tanpa mengalihkan pandangan pada pria didepan nya.
Pria tampan itu hanya diam mendengar suara gadis cantik dihadapan nya, tidak lama pria itu memajukan wajahnya di depan seorang gadis lalu bibir seksinya menyeringai iblis, dan melihat name tag gadis di hadapan nya Setelahnya pria itu menarik tubuhnya kembali.
"Welcome Alisa"ucapnya lagi dengan senyum miring semakin jelas.
Alisa menahan napasnya dengan mata sedikit melotot saat wajah pria tampan itu mendekat ke wajahnya, hanya dua centi lagi hidung mereka saling menempel. Alisa hanya bisa mengepal tangannya kuat saat jantungnya seperti sedang lari maraton.
Pria tampan itu mengangkat satu alis ke atas saat melihat terdiamnya gadis itu, lalu pria itu masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan gadis itu sendiri.
Brum ....
Alisa tersadar setelah mendengar suara mobil Alisa melihat mobil itu sudah jauh dari tempatnya. Dia pun mengepalkan tangannya disamping dengan bibir di lipat.
"Bangsat, setan, babi, maen tinggal aja dasar muka datar kalau gue ketemu lo lagi gue cincang tubuh lo trus gue bikin daging lo jadi kre cek ntar gue makan, eh, enggak deh najis banget gue makan daging pait lo,"teriak maki Alisa pada pria tampan tadi.
Merasa cukup dengan maki makinya Alisa pun melangkah menuju mobilnya lalu pergi juga dari sana.
****
"Kerja kamu sangat bagus sayang, aku sangat puas mendengar pria tua itu sudah mendekam di penjara."ucap wanita setengah paruh baya yang sedang berbicara di telepon.
"Tentu Honey itu semua untukmu, tapi jangan lupa nanti malam,"ujar seseorang di telepon wanita setengah paruh baya.
"Iya sayang nanti malam kamu datang aja ke hotel ****** aku bakal puasin kamu sampai kamu puas baby Ahhh,"tuturnya disela mendesah.
Tanpa wanita setengah paruh baya itu sadari di belakang nya terdapat seorang lelaki lumayan tampan, yang sedang mengepalkan tangannya dengan mata menatap sinis ke arah punggung wanita didepannya.
"Bitch,"ucap pelan lelaki itu lalu pergi meninggalkan wanita setengah paruh baya itu.
Wanita setengah paruh baya itu mematikan telepon nya dengan raut wajah bahagia, akhirnya pembalasan dendam nya sudah terbalaskan.
"Itu semua karna kamu sudah mengusir aku mas fajar demi anak haram dan istri cinta pertama mu itu, maka jangan salahkan aku atas masalah yang sedang menimpa mu itu mass ha ha,"ucap wanita itu berbicara sendiri di sela tertawa kecil.
****
Alisa sampai di depan gerbang sekolah Alisa pun keluar dari mobil lalu mendekati pagar sekolah yang menjulang tinggi. Alisa mendongak dan melihat di atas pagar itu ada serpihan beling jika di melewati itu maka kaki mulusnya akan lecet dong.
"Loh, mobil itukan yang udah nyerempet mobil gue, ouhh jadi tu orang sekolah disini"ucap Alisa dengan bibir tersenyum miring.
Saat Alisa melihat sekitar dia tidak sengaja melihat mobil yang dia kenal yang sudah terparkir cantik di dalam gerbang.
"Woyy, senyum-senyum sendiri aja lo kalau kesambet tau rasa lo,"teriak seorang gadis di belakang Alisa.
Alisa yang mendengar teriakkan itu pun menutup kupingnya lalu membalikkan badannya dan melihat siapa yang sudah berani meneriaki dirinya.
"Iiih, lo ngapain sih ca main teriak-teriak aja lo kira ini hutan hah,"teriak Alisa tanpa sadar lalu mendelik kesal ke arah gadis manis di hadapannya.
"Lah, itu lo teriak Maemunah"ucap jengah gadis manis tersebut.
"Bomat, mulut mulut gue kenapa lo yang sewot hah!"maki Alisa tidak mau salah. Gadis itu hanya menggeleng kepalanya melihat kelakuan temannya itu yang tidak mau salah.
"Udahlah, gue males debat sama lo gak bakal nyampe ke akar-akarnya, sekarang gue tanya Lo ngapain disini, terus senyum senyum segala lagi,"tutur gadis manis yang berambut panjang yang di ikat jadi satu.
Alisa hanya memutar malas matanya, temen cunguk satu ini memang sangat kepo.
"Itu, gue lagi kesel sama yang punya tu mobil Lamborghini ,"ucap Alisa sambil menunjuk mobil tersebut.Alisa tidak menyadari wajah pias temannya itu.
"Sa, lo jangan macem-macem sama yang punya mobil itu deh gue masih sayang nyawa,"lirih gadis manis yang sudah berwajah pias.
Alisa yang melihat perubahan temannya itu mengerutkan keningnya dia heran apa yang terjadi dengan temannya itu.
"Ca, lo kenapa kok muka lo pias gitu, lo sakit yah kalau sakit ngapain ke sekolah sih"panik alisa melihat wajah pias temannya itu.
"Hemm gue gapapa sa, cuman gue minta sama lo jangan cari masalah sama tu punya mobil, emngnya elo ga sayang nyawa."pungkas gadis manis dengan melirik sekitar.
"Asal lo tau, orang yang punya tu mobil adalah orang yang pernah gue ceritain ke elo sama Anna, jadi please gue masih sayang nyawa sa, gue juga ga mau mati muda terus gue juga pengen ngerasain di masukin batang Alisa Akhhh aduhh sakit anjir" cerocos gadis manis lalu menjerit saat jidatnya di centil oleh Alisa.
Tubuh Alisa menegang saat mendengar ucapan Caca tapi mendengar kalimat terakhirnya membuat dia jengkel.
"Ca, lo jangan boong deh, ulang tahun gue masih lama ntar aja dah prank prankan nya"ucap panik Alisa dengan tubuh sudah berkeringat dingin.
"Ngapain sih gue boong masalah nyawa Ca, gue serius orang itu kejam terus gak pernah mandang bulu mau itu cewe atau cowo yang jelas dia bakal tetap ngebunuh."jelas gadis manis itu merasa kesal pada Alisa yang tidak percaya padanya.
Dada Alisa terus berdetak kencang dia yakin temannya memang serius tidak bohong tapi, apa yang bakal terjadi selanjutnya padanya Jika dia bertemu pria itu lagi.
Alisa pun terbengong memikirkan bagaimana caranya agar dia tidak berurusan dengan lelaki itu.gadis manis yang melihat Alisa terbengong pun cepat-cepat menyadarkan Alisa dia takut kejadian masa lampau terulang lagi.
"Alisa woyy, lo jangan bengong lo ga usah susah payah mikirin masalah itu mending sekarang jika lo ketemu sama tu orang lo ngejauh aja, yahh"teriak Gadis manis itu seraya menggoyang kan tubuh Alisa agar tidak melamun.
"BAGUSSS, YAH BUKANNYA CEPET MASUK MALAH NGOBROL DI LUAR GERBANG, KE SEKOLAH SEBENARNYA KALIAN MAU NGAPAIN! MAU BELAJAR APA MAU JADI PATUNG DI DEPAN GERBANG HAH,"teriak maki guru kiler sambil berkacak pinggang menatap tajam dua gadis di luar gerbang.
Alisa yang mendengar teriakkan guru pun mengalihkan pandangannya entah kenapa rasa takut nya hilang.
"Loh ibu emangnya ga liat ini gerbang di kunci, atau mata ibu emang ada masalah masa gembok segitu aja gak keliatan"celetuk Alisa tanpa sadar. Gadis manis di samping alisa hanya bisa menutup mulu mt dengan tangannya.
Gadis manis itu hanya menggeleng kepalanya melihat kelakuan temannya itu.sedangkan Guru kiler yang mendengar itu pun marah dengan wajah yang sudah memerah dan hidung kembang kempis seperti akan mengeluarkan asap .
"RAISA!, KAMU DAN TEMEN KAMU SAYA HUKUM BERSIHKAN TOILET SAMPAI BERSIH JIKA IBU LIAT MASIH KOTOR ITU TOILET IBU AKAN TAMBAH HUKUMAN KALIAN PAHAM!" teriak Tegas guru itu seraya memanggil satpam untuk membuka gerbang.
Gadis manis yang sedari tadi diam sekarang dia mendengus kesal saat namanya di teriaki kenapa tidak nama Alisa saja yang di teriaki kenapa harus dirinya gerutuannya dalam hati.
Alisa hanya menatap datar guru itu seperti tidak punya salah. Saat gerbang di buka dia pun masuk sambil menarik tangan gadis manis itu yang masih menggerutu dalam hati.guru yang melihat itu hanya mengelus dada sabar melihat kelakuan siswi satu itu.