Seluruh warga di kereta bawah tanah sangatlah banyak penduduk, mereka melakukan aktivitas masing-masing dari seorang pekerja kantor, pekerja kontruksi atau pekerja buruh pabrik, cukup sangat jarang mereka pengangguran seperti masyarakat kelas bawah.
sifat asli manusia, kelihatan sekali muncul dari benak pikiranku mereka melakukan diskriminasi kepada lansia yang sudah tua, melecehkan perempuan warga kelas bawah atau meludahi anak kecil kelas bawah.
mereka beranggapan lebih superiotas daripada warga kelas bawah membuat harapan mereka tidaklah tinggi yang mereka inginkan menunggu hari penghakiman agar penderitaan mereka alami bisa berakhir.
Kereta sudah mulai berangkat menuju pelabuhan, seorang warga kelas bawah berdekatan dengan pintu kereta suatu kejadian menimpanya cukup biasa di tempat seperti ini, setelah pintu kereta bawah tertutup tanpa segan-segan warga kelas atas memukuli warga kelas bawah hanya demi hasrat mereka.
Setelah Beberapa Jam telah berlalu, kami bertiga hampir sampai ke pelabuhan tetap saja kejanggalan yang menimpa para penumpang di kereta, kejadian yang tidak pernah terjadi sebelumnya di katakan akan terjadi kedepannya.
secara tiba-tiba kereja di bawah tanah mulai mati total, kereta mengalami pembajakan karena teroris.
anggota organisasi teroris tersebut, biasanya berpura-pura menjadi warga sipil tanpa di sadari masyarakat kelas atas, tujuan dari rencana mereka benar-benar rapi sekali sesaat membajak kereta bawah tanah yang kami bertiga tumpangi sekarang.
semua orang benar-benar panik sekarang dan situasi kali ini begitu menengangkan tanpa ada peringatan apapun sebuah peringatan dari speaker kereta terdengar suara tersebut bukanlah dari suara masinis melainkan anggota dari organisasi teroris.
"kami organisasi EmpowerEden ingin memberitahukan kepada para penumpang."
"kalian jangan terlalu khawatir, ini tidak akan sakit bagi kalian."
organisasi teroris menampilkan cuplikan video penembakan dari gerbong depan, sesuatu mulai terjadi pada para penumpang yang lain, mereka pun benar-benar panik dan berencana ingin keluar dari kereta ini hidup-hidup.
situasi mereka benar-benar menengangkan sekarang, seseorang dari kereta sampai-sampai tanpa sengaja menghancurkan jendela kereta bawah tanah dan menjebol pintu karena begitu paniknya agar bisa menyelamatkan diri sendiri, satu per satu cuplikan video tersebut menunjukkan gerbong kereta selanjutnya tertembak begitu brutal menyisahkan masyarakat kelas bawah.
kami bertiga benar-benar ingin kabur sekarang, tetap saja gerbong dari belakang sangatlah penuh membuat kita tidak bisa keluar dari sini hidup-hidup sampai mereka yang sudah mendobrak atau menghancurkan pintu kereta secara paksa berhasil keluar.
pecahan kaca yang sudah di pecahkan barusan mengenai masyarakat sekitar, mereka semua tidak peduli yang diinginkan bisa selamat.
sudah ada banyaknya masyarakat kelas atas meninggalkan kereta termasuk kami bertiga.
paman yang bersama kami, merasakan keberadaan seseorang dari atas gerbong kereta.
"Akio, lucia bersiaplah akan ada sesuatu yang akan mengancam kita semua."
"maksudnya apaan?" tanya ku dengan ekspresi heran.
Lucia yang sudah mempersiapkan senjata nya, hanya menunggu perintah saja.
"sekarang, lucia."
lucia dan paman misterius tersebut melompat ke atas gerbong kereta menyisahkan diriku saja.
mereka berdua melihat musuh seperti gadis smp yang memakai jubah penutup, tanpa segan-segan lucia menyerang dengan serangan beruntun miliknya sempat serangannya di hindari oleh musuh, dirinya harus waspada pada serangan berikutnya.
musuh barusan menangkis serangan belati dari lucia membuatnya harus mundur sejenak.
paman misterius mengeluarkan pedang besar dari tangan kanannya dan bergerak maju dengan kelincahannya lalu menyerang musuh yang berada di depan dengan tebasan dari pedang besar.
pertarungan mereka sangatlah sengit dari atas gerbong kereta, paman hanya bisa mempertahankan serangan nya seperti ini agar bisa membuat musuh bisa lengah dengan gerakan lincah miliknya, serangan musuh membuat nya sempat menghindari nya, kalau tidak ia akan terluka parah dari senjata milik musuh.
sesuatupun mulai terjadi pada gadis misterius tersebut, dirinya melambaikan tangannya keatas untuk meminta bantuan pada rekan-rekannya.
setelah beberapa menit bala bantuan musuh telah tiba, seorang wanita dewasa berambut hitam menyerang lucia dengan serangan bela diri nya dengan senjata belati, ia membuat lucia hampir lengah seketika musuh mendapatkan kesempatan menebas area vital.
kejadian mulai menimpa pada lucia membuatnya tertebas belati dari musuh, serangannya hampir mengenai area vita sempat dirinya masih bisa berdiri karena dirinya sudah sedikit menghindari serangannya, jika tidak ia akan tewas secara sengaja luka tusukannya terus mengeluarkan darah membuatnya mulai pingsan seketika.
paman yang melihat lucia terluka, mulai mundur sejenak tapi dirinya tidak bisa membawa lucia di saat keadaan seperti ini, ia harus memanggil akio dari bawah kereta untuk bisa membawa lucia pergi dari tempat ini.
"AKIO." kata nya sambil berteriak memanggil seseorang dari bawah.
karena mendengar paman memanggilku, diriku sempat mencoba naik ke atas kereta saat itu juga, melihat dua musuh yang begitu berbahaya dan melihat lucia terkapar yng berlumuran darah.
"Akio, aku tidak bisa mempertahankan ini begitu lama kamu harus bawa lucia pergi dari sini."
"bagaimana denganmu, paman." kata ku dengan cemas nya.
"jangan khawatirkan aku, aku bisa menangani mereka berdua."
aku sempat berlari kearah lucia dan menebas serangan dengan mengeluarkan pedang membuat wanita tersebut sempat menghindari serangannya, ia hampir ingin membunuh lucia membuat akio harus melawannya dengan pedangnya.
akio memberikan serangannya dengan melompat ke atasnya dan wanita itu menangkis serangannya akio. wanita barusan benar-benar bisa menangkis serangannya.
wanita tersebut tidak akan membuatku kabur dan membawa lucia pergi dari sini pasti nya musuh akan mengikutiku, diriku mencoba memikirkan sebuah rencana.
musuh nya sempat mengatakan sesuatu sebelum membunuh mereka berdua.
"Ara-Ara, Tampan sekali anak muda." kata wanita tersebut dengan menarik perhatianku.
"hmm, jangan harap kamu bisa mengodaku."
"siapa kamu? tujuanmu untuk apa sampai harus menyerang warga sipil tidak bersalah." ucap ku sambil mengerutkan dahi.
"tujuan kami..... tujuan kami hanya ingin membuat dunia yang diinginkan tuan kami."
"omong kosongmu benar-benar tidak bisa di percaya." kataku dengan meledeknya.
aku harus membuatnya sibuk sepertinya dan warga sipil dari bawah sudah di evakuasi segera, pastinya cukup yakin untuk ini.
tanpa sadar wanita barusan menyerang dulu, seperti nya rencanaku akan berjalan lancar.
diriku melempar pisau yang sempat kuambil dari seseorang pedagang sesudah keluar dari kereta bawah tanah, membuat wanita tersebut menangkis lemparan pisau karena ada sebuah kesempatan untuk kabur, paman barusan sempat sedikit menengokku sambil tersenyum disaat hampir lengah.
BEBERAPA MENIT KEMUDIAN
terowongan kali ini sebentar lagi akan sampai ke ujung, banyaknya orang-orang yang kabur, aku benar-benar mengendong lucia membuatku tidak bisa tahan lagi sempat belum mengecek pendarahannya.
karena begitu kecapean membuatku harus beristirahat dan mengecek pendarahannya terlebih dahulu, serontak pendarahannya cukup dalam dan memikirkan menutup darah dengan menyobek bajuku, mungkin ia masih bisa selamat dengan pertolongan pertama dariku, untuk pendarahan sekarang sudah tidak keluar lagi tapi masih harus kuusahakan bisa bertahan sampai ujung terowongan agar bisa membawa nya ke dokter.
diriku berusaha mengendongnya sekuat tenaga agar bisa keluar dari terowongan.
beberapa jam telah berlalu diriku sudah menelusuri terowongan bawah tanah ini dan sempat melihat orang-orang ini kabur dan sempat berpapasan gara-gara insiden pembajakan teroris, tetapi ada seseorang yang sudah tidak peduli hanya peduli demi keturunan agar bisa melakukan berhubungan intim di saat keadaan seperti ini, orang - orang seperti itu kulewati saja, mereka tidak peduli asalkan diinginkannya bisa melakukan hasrat seksual sebelum dunia sudah berakhir.
setelah aku bisa keluar dari terowongan ini hidup-hidup dan membawa lucia ke rumah sakit terdekat sebelum membawanya ke pelabuhan.
MALAM HARI - RUMAH SAKIT
Setelah beberapa jam telah berlalu, aku sedang menunggu dokter memeriksa lucia sesaat dokter tersebut keluar dari ruangan nya lucia.
aku yang sempat menghampiri dokter tersebut sambil menanyai keadaan lucia.
"Dok, bagaimana keadaan lucia sekarang?" tanya ku dengan ekspresi panik dan khawatir.
"dia baik-baik saja, luka nya tidak terlalu fatal."
"jangan khawatir, dia akan bangun sebentar lagi mungkin tunggu dia istirahat dulu."
dokter barusan meninggalkanku dan diriku menghampiri ruangan lucia, mungkin jika lucia terluka parah pastinya kematian tidak akan bisa kumaafkan.
aku yang sempat menyentuh tangan lucia, tangannya begitu lembut dan berharap dirinya bisa bangun sambil memegang tangan kanannya dengan kedua tanganku.
"lucia kamu sempat menolongku dan mencegah kebodohanku." ucapku sambil menangis.
KERETA BAWAH TANAH
keadaan sekitar benar-benar hancur, gerbong kereta mulai berantakan sudah ada banyaknya api yang membakar area sekitar sekaligus banyaknya masyarakat kelas atas terbantai berlumuran darah.
Masyarakat kelas bawah dan anggota EmpowerEden sedang berpesta ria sambil menunggu pemimpin mereka sedang menginterogasi seseorang.
seorang yang sedang duduk sambil terikat di kedua tangannya, bersama dengan seorang dua algojo sekaligus pria yang berdiri di hadapannya yang menatap dirinya ialah pemimpin anggota EmpowerEden, tanpa segan-segan mereka menyiksa nya dengan cukup brutal untuk mencarikan informasi penting bagi organisasi FreeFlowSociety.
"ah ah ah ah ah." teriakan paman tersebut tersiksa akan siksaan yang mereka perbuat, membuatnya mengeluarkan darah di sekelujur tubuhnya.
"cepat beritahukan kami informasi penting."
"aku tidak akan memberitahukan informasi kepada kalian." kata paman barusan sembari menahan rasa sakit yang harus dia alami.
"sepertinya kamu cukup keras kepala juga." kata pemimpinnya dengan menjabak rambutnya cukup keras.
"siksa dia."
algojo bawahannya mulai menyiksa menggunakan palu besar lalu memukulnya di kaki kiri, teriakannya benar-benar seperti tersiksa di neraka.
"ah ah ah ah ah." paman barusan mulai menangis karena bertapa menyakitkannya penyiksaan yang di alaminya.
penyiksaan kedua akan di lakukan oleh algojo kedua dengan memotong jari nya satu per satu, siksaan ini hampir membuat paman berteriak kesakitan dan meminta seseorang untuk menolongnya.
"Ah ah Ah ah, tolong Ah Ah Ah Ah, to.. lo.. Ah Ah...."
wajah paman mulai pucat, pemimpin organisasi mulai menjabak kembali rambutnya kembali untuk memberitahukan informasi penting.
"beritahukan aku tentang informasi penting nya."
"a.... ak... u... ti... dak.... ak..... an.... mem.... beri..... ta.... hu.... kan.... ke... ka... lian...." bicaranya mulai gagap dan lemas.
Pemimpin orginasasi memberitahukan arahan untuk membunuh nya.
"seperti nya aku tidak akan ada cara lain untuk ini." kata pemimpin organisasi dan berbalik arah meninggalkannya.
"seperti nya kamu akan mati di sini."
dua algojo menyirami nya dengan gas di sekitar.
paman barusan sempat tersenyum sebelum ajal nya datang sambil membayangkan sesuatu di pikirannya sebelum dirinya di tangkap, ia sempat melihat akio bertapa jeniusnya taktik untuk kabur dari musuh.
"akio kamu adalah harapan satu-satu nya umat manusia." ucap dalam hati.
"kuharap dengan perkembanganmu, kamu bisa menyelamatkan dunia ini dan jaga putriku baik-baik."
dua algojo telah selesai menyiram gas di area sekitar sekaligus sudah menyiram orang yang sudah algojo siksa, sebelum mulai menyalakan api sempat mereka berdua meninggalkan penyiksaan dan menyalakan api lalu melemparkan api tersebut kearahnya.
paman barusan mulai terbakar sambil tersenyum bahagia, api mulai membesar dan membakar sekitar, dua algojo sempat melihat moment terakhir nya.
pemimpin EmpowerEden berdiri di hadapan masyarakat kelas bawah sembali berpidato di depan mereka.
"wahai rakyatku sekalian."
"organisasi EmpowerEden akan menyelamatkan kalian semua dari tirani Organisasi FreeFlowSociety."
masyarakat kelas bawah mulai terdiam sambil mendengarkan pidato dari pemimpin EmpowerEden.
"kalian tidak akan tersiksa lagi dengan membentuk dunia baru, kalian akan memiliki kebebasan tanpa terkena diskriminasi, rasisme dan korupsi"
"kita perjuangkan semuanya demi dunia yang baru."
anggota EmpowerEden, masyarakat kelas bawah berteriak sekencang-kencang nya sekaligus merayakan sambutan visi misi dan tujuan dari pemimpinnya untuk rencana membuat dunia baru.
mereka semua menemukan penyelamat hidup mereka selama ini, pemimpin EmpowerEden berambut putih, bermata abu-abu dan memakai jubah seperti malaikat yang datang untuk menyelamatkan penderitaan manusia yang sudah mereka alami sebelumnya.
KLINIK
ruangan yang cukup dingin, dengan malam yang cukup sunyi akio yang tertidur di sampingnya lucia sedang menunggunya bangun serontak tiba-tiba lucia mulai tersadar dari tidurnya.
ia sendiri melihat sekitar dan melihat akio yang sedang tertidur di sampingnya, membuatnya mulai mengelus-ngelus rambutnya seketika akio sendiri terbangun dan merasakan kelembutan yang sudah ia alami sebelumnya dan melihat lucia sudah bangun dari pingsan.
karena begitu khawatir membuat akio memeluk lucia sambil menangis di hadapannya.
"ada apa ini? kenapa kamu menangis." kata lucia dengan ekspresi begitu paniknya.
"hiks hiks hiks hiks, untung saja kamu baik - baik saja."
"aku juga baik-baik saja kok, kamu jangan menangis begitu nanti aku menangis juga." lucia membalas pelukan dari akio.
mereka berdua tak pernah lupa mulai bertatap muka satu sama lain dan akio mulai memuji lucia.
"kamu juga cantik banget, lucia."
Wajah lucia mulai memerah dan tidak bisa berkata apapun.
"b-bodoh."
"hehe, wajahmu kalau memerah seperti itu membuatku suka."
wajahnya benar-benar memerah lucia sendiri benar-benar malu mendengar pujian dari akio sendiri.
lucia sendiri teringat dengan paman yang bertarung bersamanya.
"bagaimana dengan dia?" tanya nya
"aku tidak tahu, orang itu memberitahuku untuk membawamu pergi saat kau terluka parah."
"papa." kata lucia sambil bergumam.
"Hah? kamu bilang apa?" tanya akio.
"tidak ada apa-apa kok."
lucia yang masih memikirkan papa nya mencoba berdoa pada tuhan agar papa nya bisa selamat sebelum itu dirinya pernah bermimpi bahwasanya papa nya sudah meninggalkannya, firasatnya benar-benar buruk jika bersangkutan dengan orang tuanya sendiri.
PAGI HARI
Matahari sudah mulai terbit dari arah timur dan lucia sendiri sudah agak mendingan dari sebelumnya cukup istirahat saja, akio yang selalu menengok dirinya membawakan buah-buahan dan makanan buatannya.
lucia yang melihat masakan buatan akio benar-benar terlihat aneh, ini makanan tidak seperti makanan lucia mencoba sedikit mencicipi makanan buatan akio seketika rasa nya benar-benar tidaklah enak.
akio cukup merasakan dari perasaan darinya bahwa lucia sendiri tidak bisa merasakan masakannya.
"tidak enak, yah."
"tidak kok, cukup aneh saja masakan buatan akio sendiri di anggap tidak enak." ucap lucia yang mencoba berpura-pura jujur.
"aku memasak ini demi kau, seperti ada yang menganggu perasaan hatiku seperti bukan perasaanku sebelumnya." kata akio sambil murung.
"sebenarnya aku juga mempunyai perasaan pada kamu, sesudah kita bertemu di medan pertempuran." jawab lucia sembari memegang apel dan menatap akio dengan senyuman manisnya.
"aku sendiri sudah kehilangan teman-teman ku dan di anggap teman-temanku sendiri pembawa bencana, mereka tidak mau dekat padaku setelah bertemu denganmu, perasaanku seperti berubah."
"aku juga sama sebelum datang ke benteng pertahanan sebenarnya hidupku benar-benar hampa dan tidak ada guna nya prioritasku hanya satu bertarung demi bertahan hidup dan semenjak kuhubungi sepupu ku tidak akan ada rasanya di dalam perasaanku." ucap akio menatap langsung mata lucia.
"Semenjak bertemu kamu, aku sering mendapatkan perasaan campur aduk dan selalu memikirkan mu sebenarnya perasaan apa ini."
"kita berdua sedang jatuh cinta, aku juga tahu perasaanmu dan perasaanku." kata lucia memegang tangan akio dengan begitu erat.
"setelah kita akan pergi ke pelabuhan bersama." lucia menatap akio dengan senyuman manisnya.
senyuman akio dan perasaan di hati nya yang sudah ia alami selama 14 tahun sampai di tinggalkan oleh orang tuanya telah mendapatkan rumah baru baginya, dirinya sudah mengalami cinta pertama baginya.
BEBERAPA ESOK KEMUDIAN - PELABUHAN
Setelah lucia sudah benar-benar sembuh total, kami berdua bergegas ke pelabuhan untuk pergi ke negara jepang.
sudah ada banyaknya penjaga yang sedang mengawasi, dari satu sisi mereka bisa di katakan di beritahukan ada sebuah teroris melakukan pembajakan mereka tanpa segan mengawasi dan memperlakukan masyarakat bawah yang nantinya di curigai sebagai teroris.
seluruh penumpang kapal sudah naik ke kapal mereka semua, tidak akan terjadi apa-apa selain seseorang yang cukup misterius dengan memakai jubah, tanpa segan-segan mereka menariknya dari kapal dan membuka tudung jubah dan mengeroyokin nya agar tidak bisa masuk ke kapal, ia hanya seorang tunawisma masyarakat bawah tapi penjaga lain sedikit ketakutan, membuatnya ingin membunuh dan membuang jasadnya ke laut.
setelah kapal telah berangkat dari pelabuhan china, Kami berdua melihat permadangan indah dari tengah lautan, sangatlah jarang melihat bertapa birunya lautan.
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN - JEPANG
perjalanan cukup jauh sudah beberapa bulan telah berlalu untuk sampai ke negara jepang, penumpang lain sedang melakukan aktivitasnya dan kami berdua hanya duduk mesra sambil melihat keindahan lautan.
Setelah kapal berbunyi sudah menandakan, sebentar lagi telah sampai ke negara jepang semua penumpang mulai bergegas mempersiapkan diri mereka sebelum kapal mendarat ke pelabuhan Fukuoka.
Beberapa jam setelah kapal mendarat di pelabuhan fukuoka, kami pun di jemput oleh gadis berambut putih yang pernah diriku bertemu sebelumnya.
".."
"Kamu, bagaimana bisa berada di sini?" tanya ku dengan ekspresi kaget dan heran
".."
"kamu kenal juga dengan gadis ini." kata lucia
"tidak, kami hanya berpapasan saja di benteng pertahanan sempat mengajariku juga."
"aku kira kamu kenal."
Gadis berambut putih yang tidak mau mendengar pembicaraan kami berdua, bergegas meninggalkan kami berdua sambil berbalik mengatakan sesuatu.
"kalau kalian terus mengobrol akan kutinggal."
"jangan marah terus, Kiana."
".." tanpa sepatah katapun, akio sempat terkejut mendengar lucia menyembut nama gadis berambut putih.
Akio melihat gadis berambut putih sempat tidak mau berbarik arah ke belakang dan berjalan ke mobil yang sudah disediakan.
Kami berdua juga berjalan ke mobil dan berangkat menuju ke akademi gakuen, cukup jarang sekali sekitar perkotaan dekat dengan pelabuhan, pohon-pohon telah berguguran sudah menandakan musim dingin akan tiba.
setelah beberapa perjalanan panjang, aku pun melihat perdesaan yang cukup indah dari jendela mobil dan sudah ada banyaknya orang-orang yang melakukan aktivitas mereka setiap hari seperti melakukan bertani atau bertenak.
sekian kali nya perjalanan panjang untuk menuju ke akademi gakuen sangatlah panjang.
4 HARI KEMUDIAN.
Setelah perjalanan cukup melelahkan, kami pun sudah sampai di kota metropolitan tokyo sudah ada banyaknya lampu-lampu indah seperti di kota kelas atas, banyaknya layar lebar seperti menanyakan sesuatu dan gedung-gedung cukup tinggi walau sering kulihat sebelumnya di perkotaan kelas atas.
gadis berambut putih bernama kiana sedikit risih kepadaku, saat melihatku begitu norak.
kami semua nanti akan ke kota metropolitan kedua selain tokyo, melewati nya harus menuju ke jalan tol.
Setelah beberapa Jam telah berlalu kami semua sudah sampai ke kota metropolitan kedua, wilayah ini tidak kalah keren dari kota tokyo sudah ada banyaknya teknologi seperti mobil terbang yang berada di langit.
"mobil terbang ini, kok bisa terbang." kata ku dengan begitu takjubnya.
"mobil ini di buat oleh Takemikazuchi co. ltd" jawab lucia
"kamu bisa lihat sebelah sana, teknologi-teknologi canggih ini di buat oleh perusahaan Takemikazuchi Co. Ltd termasuk senjata valkries juga atas arahan uskup agung." lucia sambil menunjuk jari nya kearah billboard.
karena begitu takjub benar-benar tidak percaya seberapa canggihnya teknologi yang di ciptakan oleh perusahaan sebesar ini.
AKADEMI GAKUEN
setelah perjalanan telah sampai ke tujuan, kami berdua pun turun sekaligus melihat bertapa indahnya sekolah para valkries dan mereka mendapatkan fasilitas mewah seperti robot pembersih yang kulihat.
gadis berambut putih menjelaskan kepada akio.
"ini adalah akademi gakuen, para perempuan sepertiku juga bersekolah di sini."
"ano, bagaimana kamu bisa tahu kami berdua bisa berada di pelabuhan untuk menjembut kami kesini." kata ku dengan mengatakannya kepada Kiana.
"..."
"ini perintah dari kepala sekolah, katanya mereka harus menjembut anak yang bernama Akio."
"paman yang bersama kami barusan." jawabku yang sempat terkejut mendengarnya.
Gadis berambut putih/silver menganguk-ngangukan kepala nya membuat akio sendiri kagum sekali dengan fasilitas mewah di akademi, tanpa mengatakan apapun sempat ia curigai dari dulu orang misterius barusan ternyata kepala sekolah dari akademi gakuen.
Lucia yang ingin berpamitan denganku karena bell sekolah telah berbunyi.
"maaf akio -kun, aku ingin kita pamitan dulu."
"memangnya kenapa?" tanyaku.
"kamu tidak dengar suara bell." lucia menunjuk akio sesuatu yang ia dengar.
"Suara apa? hanya suara bell biasa."
"..." Kiana yang masih mendengar obrolan mereka berdua sambil sedikit menoleh ke mereka berdua.
"hm... ini bell sekolah kamu tidak pernah sekolah sebelumnya."
"sekolah? apa itu?" tanya akio dengan muka kebingungannya.
"nanti aku jelaskan, aku pamit dulu." kata lucia sambil mencium pipi akio lalu meninggalkannya bersama dengan Kiana.
"hmmm." kiana yang sempat tersenyum mulai memudarkan senyumannya.
"sepertinya kamu tertarik dengan gadis itu."
"iya, dia sudah mengubah hidupku sebelumnya." Akio menundukkan kepala
"mengubah Hidupmu, Maksudnya?" kata Kiana dengan ekspresi heran dan mengerutkan dahinya.
"mengubah hidupku dan tujuan untukku hidup."
"..." kiana yang terdiam sejenak mulai berbalik arah.
Ia sendiri tidak mau menjelaskan masa lalu kelamnya bagi dirinya, menjelaskannya saja cukup menyakitkan, seluk beluk kehidupannya sudah pasti tahu kalau ia hanyalah alat atau subjek eksperiment bagi organisasi gereja.
Kiana sendiri berhenti berjalan dan menyadari akio masih melamun ia pun sedikit menengok kebelakang.
"hey, mau jalan-jalan atau tidak."
akio yang baru tersadar karena mendengarkan perkataannya kiana dari kejauhan, berjalan kearahnya.
mereka berdua jalan-jalan berkeliling sekitar akademi, akio benar-benar takjub melihat banyaknya siswi di kelas mereka masing-masing, ia baru pertama kali masuk ke sekolah setelah 14 tahun lamanya, tanpa di sadarinya ia melihat lucia sedang belajar di kelas membuatnya sambil mengintip di jendela untuk menyapa nya.
Kiana yang menjelaskan sempat sedikit melihat Akio, ia terkaget dan menarik kerah bajunya begitu kuat sekaligus melemparkannya ke lantai.
"apa maksudnya? menarik kerah bajuku." akio yang sempat kesal dan marah kepada kiana.
"kamu seperti nya tidak mengaca pada dirimu sendiri, ini masih jam pelajaran jangan pernah menganggunya saat jam pelajaran di mulai."
Akio yang masih belum paham peraturan sekolah, masih sedikit kesal kepada kiana karena sudah menarik kerah bajunya.
siswi-siswi di sini cukup tertib dan teratur, pakaian yang mereka kenakan seperti anak sekolah pada umumnya, jika akio bersekolah di sini cukup tidak menyakingkan, membayangkan saja cukup mengelikan di penuhi banyaknya cewek-cewek sekitar mereka.
LORONG KELAS
kami berdua berkeliling dan melihat-lihat sekitar sekolah, gadis berambut putih yang bernama Kiana yang sudah pernah kutemui sebelumnya agak masih sedikit kesal kepadanya, sempat ia memperkenal ruangan sekolah satu per satu dari ruang aura, ruang kepala sekolah atau ruangan latihan.
sisi-sisi lain aku melihat belum ada siswa lain selain siswi di sekolah ini, maklum saja sekolah ini di penuhi banyak cewek yang nantinya menjadi valkries untuk menjadi prajurit terlatih.
pantas saja pikiranku selalu melihat di medan perang, bahwasanya para valkries begitu kuat melawan monster buas emperor, tapi jarang sekali ada cowok menjadi prajurit selain mengendarai robot mecha.
terakhir Kiana menjelaskan sesuatu padaku, tentang tempat istirahat dan asrama, dirinya menjelaskan asrama perempuan berada dekat dengan timur.
"kalau kau ingin tidur bisa berada di ruangan sana." kata kiana sambil menunjuk kearah pintu dekat dengan ruangan kepala sekolah.
"aku pamit dulu, ada urusan penting yang harus kujalani." kiana pun meninggalkanku sendirian.
.....BERSAMBUNG.....