Chereads / Miracle For Dark Lord / Chapter 16 - 16. Not Just Being A Guarantor

Chapter 16 - 16. Not Just Being A Guarantor

「 Next Morning At Lucyver's Private Room 」

Yuna sudah mulai bisa mengumpulkan kesadarannya. Dengan kekuatan yang masih tersisa, Yuna berusaha membuka matanya meskipun hanya sedikit. Tapi semuanya terlihat buram.

Yuna masih merasa lelah. Ia menutup kembali matanya. Yuna mencium aroma yang sangat wangi. Begitu menenangkan.

Yuna : ("Wangi sekali... Apakah ini wangi bunga..?")

Yuna menghirup lagi aroma tersebut sedikit lebih dalam. Benar-benar sangat menenangkan. Kepalanya yang sempat terasa berputar sudah mulai berkurang.

Man's Voice : "Kau menyukai wangi aromaterapinya?"

Yuna : "Ya, aku menyukainya... Apakah ini wangi bunga?"

Tanya Yuna tanpa membuka matanya yang masih terasa berat. Ia bahkan belum menyadari sepenuhnya suara pria tersebut.

Man's Voice : "Ini adalah wangi campuran dari bunga Jasmine yang langka dan minyak kayu sejenis gaharu yang terkenal dari negeri seberang. Memiliki khasiat yang sangat bagus untuk memulihkan tubuhmu."

Yuna : "Aah, pantas saja... Wanginya sangat lembut. Aku tidak merasa pusing lagi..."

Man's Voice : "Baguslah. Aku senang mendengarnya. Bagaimana tidurmu?"

Yuna : "Hmm, aku merasa lebih baik..."

Man's Voice : "Kau ingin kembali tidur?"

Yuna : "Mungkin saja..."

Seketika, Yuna mulai tersadar. Secara spontan, Yuna langsung membuka matanya. Ia baru menyadari tempat asing yang ia tiduri. Yang jelas, bukan sedang berada di kamar pribadinya.

Yuna : "Tunggu dulu! Dimana aku?"

Man's Voice : "Kau sekarang berada di Istana Varrzanian. Tepatnya, sekarang kau berada di kamar pribadiku."

Yuna sekarang semakin yakin bahwa ia tidak sedang berhalusinasi berbicara dengan seseorang. Dari ranjang itu, Yuna langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara yang sejak tadi mengajaknya berbincang santai.

King Lucyver : "Selamat pagi, cantik."

Yuna terkejut hebat. Ternyata suara pria itu adalah Lucyver yang sedang duduk dengan santainya. Satu kaki kanan yang tertekuk di atas sofa kursinya. Dan kaki kirinya dibawah. Menahan kepalanya dengan satu tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya bersandar di sisi bantalan kursi bagian kiri.

Wajahnya tersenyum lembut. Dengan kemeja putih polos yang sudah terbuka beberapa kancingnya hingga tereksposlah otot perutnya. Lucyver terlihat menawan pagi itu. Namun tidak bagi Yuna saat melihat mata merah Lucyver.

Yuna teringat kembali dengan pertemuan di ruangan yang temaram tersebut. Yuna mulai menyadari semuanya.

Yuna pun terbangun, mengangkat tubuh atasnya. Lalu membuka selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya. Yuna terlihat panik dan ketakutan.

Lucyver menjentikkan jarinya. Membuat Yuna berhenti dan tidak bisa bergerak.

King Lucyver : "Tenanglah. Aku minta, kau harus tenang. Aku berjanji tidak akan melakukan apa pun bahkan sampai membunuhmu. Itu tidak akan terjadi. Asalkan kau tenang dan tetap diam di tempatmu. Dan aku akan menjelaskan semuanya padamu. Kau mengerti?"

Yuna : "Ba-Baik, Yang Mulia..."

Jawab Yuna dengan nada yang gugup, sampai menelan salivanya. Lucyver pun menjentikkan jarinya lagi dan Yuna pun terlepas dari pengaruh magisnya.

Yuna pun mulai bisa menenangkan dirinya. Meskipun ia masih merasa begitu takut. Yuna lebih memilih untuk menundukkan wajahnya.

Yuna : "Te-Terima kasih, Yang Mulia..."

King Lucyver : "Kau tahu siapa aku?"

Yuna : "Anda adalah... Raja Varrzanian..."

King Lucyver : "Bagus! Kau tahu siapa namaku?"

Yuna menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya. Lucyver tidak merasa harus marah, ia justru selalu tersenyum.

King Lucyver : "Hehe... Benar juga. Lancang sekali sikapku. Bagaimana jika kita saling memperkenalkan diri? Akan kumulai. Namaku Vrann Lucyver Vortexian. Sebutkan namamu."

Yuna : "Na-Nama saya... Sakurana Yunareika, Yang Mulia."

King Lucyver : "Jadi aku bisa memanggilmu Yuna? Hmm, nama yang indah. Sesuai dengan pemiliknya."

Puji Lucyver, berhasil membuat Yuna terkejut. Membuat jantungnya berdebar.

Yuna : "Te-Terima kasih, Yang Mulia..."

King Lucyver : "Baiklah, aku akan langsung pada intinya. Aku tahu bahwa kau telah bersedia menebus jaminan bagi keluargamu. Kau paham bagaimana fatalnya kejahatan yang telah pamanmu lakukan untuk kerajaan, bukan?"

Yuna menjadi cemas saat harus mengingat kembali.

Yuna : "Ya, Yang Mulia... Saya sangat memahaminya..."

King Lucyver : "Dan seharusnya dia kuhukum mati hari ini. Tapi aku berubah pikiran. Demi keadilan atas nama Dewi Sylvierra. Aku memilihmu sebagai penjamin yang akan memudahkan hukuman pamanmu. Dengan kau menerimanya, aku akan mencabut vonis hukuman mati pamanmu. Dengan syarat yang harus kau penuhi."

Yuna : "Syarat..?"

King Lucyver : "Mudah saja. Dedikasikan jiwamu untuk Kerajaan Varrzanian. Aku ingin menjadikanmu pelayan pribadiku!"

Ucap Lucyver dengan senyum penuh percaya diri. Namun Yuna terkejut. Ia memahami ujung dari permintaan Lucyver.

Yuna : "Itu berarti, saya tidak akan bisa kembali ke Desa Rashvarrina untuk... Selamanya?"

Tanya Yuna dengan cemas.

King Lucyver : "Itu hal yang mustahil. Jika aku sudah memintanya, artinya kau akan tetap berada di Istana Varrzanian dan melayaniku. Dengan sepenuh jiwamu."

Tepat seperti dugaannya. Yuna pun menjadi sedih. Yang artinya ia tidak akan bertemu dengan ayahnya lagi. Apakah ini hasil yang harus Yuna terima atas pengorbanannya demi melindungi keluarganya?

Lucyver memperhatikan ekspresi kesedihan Yuna yang disembunyikan. Lucyver cukup terkejut.

King Lucyver : ("Apa ada yang salah..?")

Tiba-tiba, pintu ganda terbuka dengan tenaga yang kuat. Berhasil mencuri perhatian Lucyver dan Yuna.

Ternyata itu adalah Lucyanna dengan wajah kesalnya. Ia datang bersama dengan Kepala Pelayan Wanita Istana dan beberapa pelayan wanita.

Lady Lucyanna : "Hmm! Sulit kupercaya!"

Lucyanna pun masuk dengan langkah yang tergesa-gesa. Diikuti yang lainnya. Lucyver tentu tidak menyukai interupsi seperti itu.

Lucyanna langsung menghampiri Yuna yang masih duduk di atas ranjang saudaranya. Yuna terlihat bingung, namun ia tahu siapa wanita yang sekarang berdiri di hadapannya.

King Lucyver : "Apa yang kau inginkan? Menerobos kamar pribadiku begitu saja!"

Tanya Lucyver dengan gumamnya.

Lady Lucyanna : "Oh! Maaf atas kelancanganku yang memang disengaja! Sekarang ini akan menjadi urusanku!"

Jawab Lucyanna dengan ketus, sambil melirik tajam ke arah saudaranya. Yuna cukup terkejut dengan keberanian sikap Lucyanna pada Lucyver. Lucyanna pun kembali memandang Yuna sambil tersenyum.

Lady Lucyanna : "Halo. Apa kau masih ingat denganku?"

Yuna : "Anda adalah Nona Hakim..?"

Lady Lucyanna : "Kau benar. Senang sekali kau masih mengingatku. Tapi kau boleh memanggilku dengan nama Lucyanna."

Yuna : "Ah, ba-baik, Nona Lucyanna."

Lady Lucyanna : "Sekarang, aku ingin kau ikut denganku bersama dengan mereka. Mereka akan merawatmu. Perkenalkan, dia adalah Kepala Pelayan Wanita Istana. Nyonya Clarissta."

Ucap Lucyanna sambil menunjuk pada Kepala Pelayan Wanita Istana alias Ny. Clarissta. Ny. Clarissta pun menganggukkan kepalanya dengan penuh etika pada Yuna. Senyumnya terasa sangat ramah dan lembut.

Mrs. Clarissta : "Senang bertemu denganmu, Nona."

Yuna : "Senang bertemu dengan Anda juga."

Yuna pun merespon dengan cara yang sama. Membalas dengan senyum malu. Membuat Lucyver mulai terpesona dengan senyuman tersebut.

Lady Lucyanna : "Sekarang, ikutlah denganku."

Pinta Lucyanna sambil menawarkan tangannya yang terbuka pada Yuna. Lucyver langsung berdiri dari kursinya dengan wajah yang kesal.

King Lucyver : "Tunggu dulu! Kau membawanya begitu saja? Kau pikir aku akan mengijinkannya begitu saja?"

Gumam Lucyver. Lucyanna pun langsung menunjukkan wajahnya yang sedikit angkuh.

Lady Lucyanna : "Kenapa? Kau keberatan? Inikah caramu memperlakukan seorang wanita muda yang polos? Dengan membawanya langsung ke kamar pribadimu?"

Yuna terkejut saat mendengar akhir kalimatnya. Yuna baru menyadarinya.

Yuna : ("A-Apa? Jadi semalam aku tertidur di kamar pribadi Yang Mulia Raja?")

Sontak saja, berhasil membuat Yuna sangat malu dan menundukkan wajahnya. Pundaknya terangkat.

King Lucyver : "Aku belum selesai dengannya!"

Lady Lucyanna : "Baik! Kau bisa selesaikan nanti, setelah urusan kerajaan selesai!"

Ucap Lucyanna dengan nada yang ketus. Dan langsung berbalik pada Yuna dengan menunjukkan lagi senyum cantiknya.

Lady Lucyanna : "Silahkan, ikut denganku sekarang."

Yuna : "Ba-baiklah..."

Yuna pun berdiri dari tempatnya. Mengikuti langkah Lucyanna meninggalkan kamar pribadi Lucyver yang merasa kesal karena interupsi tidak menyenangkan di awal pagi drama romansanya.

King Lucyver : "Sulit kupercaya, saudariku! Kau benar-benar sudah merusak momenku! Aagh..!"

Gumam Lucyver.

「 Head To Lucyanna's Private Room 」

Sementara itu, Yuna terus mengikuti langkah Lucyanna. Ia tidak tahu akan dibawa kemana. Yuna merasa canggung, dan memilih untuk tetap diam.

Tidak lama kemudian, akhirnya mereka pun sampai di sebuah ruangan. Lucyanna langsung membuka pintu ganda di hadapannya dengan kekuatan kedua tangannya dengan begitu mudah. Sebuah ruangan yang besar dan mewah terlihat jelas. Yuna sangat terkejut, membuat kedua mata birunya melebar dan mulutnya terbuka sedikit, karena kagum dengan kamar tersebut. Ternyata, Yuna dibawa ke kamar pribadi Lucyanna.

Lady Lucyanna : "Masuklah."

Pinta Lucyanna sambil memasuki kamar pribadinya. Yuna pun mengikutinya dengan langkah yang gugup. Bersama dengan Ny. Clarissta dan pelayan wanita lainnya. Lucyanna membawa Yuna ke tengah ruangan. Dan langsung memutar tubuhnya dan tersenyum pada Yuna.

Lady Lucyanna : "Ini kamar pribadiku. Aku sudah meminta Ny. Clarissta untuk membantumu membersihkan tubuhmu dan memberimu pakaian yang bersih dan layak."

Yuna : "A-Apa? No-Nona Hakim, Anda tidak perlu melakukannya. Saya--"

Lady Lucyanna : "Hmm... Maaf, aku tidak ingin mendengar kata tidak. Karena aku melakukannya sesuai dengan keinginanku. Kuharap kau tidak sungkan, Nona Muda. Ny. Clarissta, kuserahkan padamu."

Perintah Lucyanna. Ny. Clarissta pun langsung meresponnya. Sementara Yuna masih merasa canggung dengan perlakuan Lucyanna.

Mrs. Clarissta : "Mari, Nona Muda. Kami akan membantu Anda untuk membersihkan diri. Silahkan ikuti saya."

Yuna : "Ta-Tapi..."

Ucap Yuna yang malu dan semakin canggung.

Lady Lucyanna : "Tidak, tidak. Suka atau tidak, kau akan tetap melakukannya. Setelah mandi dan berpakaian, kuharap kau tidak menolak makanan disini."

Yuna : "Ngh... Ba-Baiklah..."

Jawab Yuna sambil menundukkan kepalanya. Ny. Clarissta pun langsung memegang lengan bahu Yuna dengan lembut, dan membawanya ke kamar mandi milik Lucyanna. Yuna pun harus mau mengikuti keinginan Lucyanna.

Saat memasuki kamar mandi, Yuna kembali dikejutkan dengan desain interiornya yang mewah. Kamar mandi yang begitu besar. Bahkan memiliki kolam rendamnya berbentuk segi empat yang dilapisi marmer hitam yang berkilau. Terisi air hangat dan busa yang melimpah. Bahkan tercium aroma yang sangat wangi di seluruh sudutnya.

Yuna : "Kamar mandinya besar sekali..."

Mrs. Clarissta : "Mari, Nona Muda. Saya akan membantu membuka pakaiannya."

Yuna cukup terkejut, jika mengetahui orang lain akan membuka pakaiannya. Yuna langsung meremas bajunya sendiri dengan kedua tangannya.

Yuna : "Ja-Jangan! Maksudku-- Biarkan aku yang melakukannya sendiri. Aku tidak terbiasa jika orang lain melakukannya. Ma-Maaf..."

Mrs. Clarissta : "Ah, baik. Saya mengerti. Kalau begitu ijinkan saya menggulung rambut Anda."

Yuna : "Ba-Baik, itu tidak apa-apa..."

Meskipun canggung, Yuna mulai membuka pakaiannya. Ny. Clarissta lalu mengambil satu genggam rambut Yuna kemudian mulai menggulungnya ke atas. Membentuknya dengan sangat baik dan rapi.

Dengan arahan Ny. Clarissta, Yuna pun masuk ke dalam kolam rendam. Merendam tubuhnya hingga ke bagian dada. Yuna bisa merasakan kelembutan busa yang mulai memanjakan seluruh tubuhnya. Air hangatnya juga ikut memberikan efek ternyaman ke seluruh syarafnya. Yuna mulai menerima semua rasa nyaman itu.

Yuna : ("Hmm... Nyaman sekali... Aku akan sulit menolak rasa nyaman seperti ini...")

Yuna memejamkan kedua matanya sambil menikmati aroma wangi yang sangat menenangkan. Hingga tiba-tiba, Yuna terkejut karena seseorang sedang menggosok punggungnya. Saat berbalik, ternyata itu adalah salah seorang pelayan wanita.

Yuna : "Ka-Kau tidak perlu melakukannya..!"

Ucap Yuna dengan ekspresi yang malu. Namun pelayan wanita itu membalasnya dengan senyum yang ramah.

Female Maid : "Tidak apa, Nona Muda. Saya hanya melakukan yang sudah diperintahkan Nona Lucyanna. Saya mohon, Anda jangan menolaknya. Saya senang melakukannya. Anda memiliki kulit yang sangat halus."

Sontak wajah Yuna langsung memerah. Dan langsung memalingkan wajahnya karena malu.

Yuna : "Ba-Baiklah..."

Yuna membiarkan pelayan wanita itu melakukan pekerjaannya. Yuna benar-benar dilayani dengan baik berkat sentuhan Ny. Clarissta. Yuna mendapatkan rasa ternyaman di seluruh tubuhnya, namun hatinya masih merasa canggung.

Setelah selesai mandi, dengan tubuh berbalut handuk putih yang beraroma segar, Yuna pun akan berpakaian. Dihadapannya, telah disediakan satu gaun sederhana berwarna biru tua, yang meskipun sederhana namun masih memiliki kesan yang mewah.

Yuna : "Apa aku harus memakai yang ini? Dimana baju lamaku?"

Mrs. Clarissta : "Baju lama Anda sudah tidak layak digunakan. Nona Lucyanna memberikan gaun ini untuk Anda. Pakailah. Setelah ini, kami akan merapikan rambut Anda."

Yuna tetap merasa canggung, ia akan harus tetap memakai gaun tersebut. Dengan dibantu oleh 2 pelayan wanita lainnya, gaun biru tua itu terlihat sangat pas di tubuh Yuna. Walaupun agak terlihat berbeda di bagian dadanya. Terlihat mengetat.

Mrs. Clarissta : "Saya tidak menyangkanya, ternyata gaun ini ukurannya sangat pas dengan Anda."

Yuna : "Tapi, aku merasa sedikit sempit di bagian dadanya. Mungkinkah karena masih baru?"

Yuna berusaha untuk menarik gaun bagian dadanya dan mencari ruang yang pas.

Mrs. Clarissta : "Tidak, Nona Muda. Sebenarnya, gaun ini adalah milik Nona Lucyanna yang sudah cukup lama. Namun jarang digunakan. Sepertinya memang Anda--"

Ny. Clarissta memperhatikan bagian dada Yuna yang memang terlihat cukup menonjol, saat Yuna masih sibuk untuk memperbaiki bagian dadanya.

Yuna : "Sepertinya aku butuh waktu untuk terbiasa."

Mrs. Clarissta : "Baik, saya mengerti. Kalau begitu, sudah waktunya untuk merapikan rambut Anda. Mari, kita ke meja riasnya."

Ny. Clarissta sepertinya tidak ingin mempermasalahkan masalah bagian yang menonjol itu. Ia pun membawa Yuna keluar dan menuju meja rias milik Lucyanna.

Setelah keluar, Lucyanna yang sedang duduk dengan santainya sambil membaca sebuah buku, langsung mengalihkan pandangannya pada Yuna setelah mengenakan gaun pemberiannya. Lucyanna tersenyum, ia terkesan dengan penampilan Yuna.

Lady Lucyanna : "Kau terlihat pantas dengan gaun lamaku. Aku akan memberikannya padamu."

Yuna : "No-Nona, mau memberikannya padaku begitu saja?"

Balas Yuna dengan terkejut dengan kebaikan Lucyanna yang tidak terduga. Kembali, Ny Clarissta membawa Yuna menuju meja rias besar milik Lucyanna yang terpajang di salah satu pojok kamar pribadinya. Yuna pun duduk di atas kursi tanpa sandaran yang terasa empuk.

Yuna bisa melihat refleksi dirinya lewat cermin besar di depannya dan di cermin diagonal di sisi kiri dan kanannya.

Yuna hanya bisa terdiam dalam kecanggungannya. Saat ia bisa sedikit mengintip Lucyanna yang memperhatikan dirinya lewat bayangan cermin. Yuna membiarkan para pelayan wanita mulai melepas gulungan rambutnya. Melepaskan rambut panjang Yuna, tergerai bebas ke bawah dengan indahnya.

Masing-masing, mengambil satu genggam rambut panjang Yuna dan mulai menyisirnya dengan sikat sisir yang memiliki frame berwarna hitam. Dan ukiran berbentuk bunga yang detail dan sangat indah.

Female Maid 1 : "Nona, ternyata rambut Anda sangat lembut. Sepertinya Anda sangat telaten merawatnya."

Puji pelayan wanita di sebelah kirinya. Berhasil membuat wajah Yuna mulai memerah.

Female Maid 2 : "Ny. Clarissta, apakah perlu kami harus menata rambutnya?"

Mrs. Clarissta : "Hmm, rambutnya sudah cukup bagus apa adanya. Dengan sedikit ornamen dan tatanan gaya ikatan rambut setengah saja, itu lebih baik. Lakukan saja seperti yang kukatakan tadi."

Female Maid 1 & 2 : "Baik, Nyonya."

Sesuai arahan Ny. Clarissta, ke 2 pelayan wanita itu langsung menata rambut panjang Yuna. Dengan tatanan yang sederhana. Mereka terlihat sangat berhati-hati memperlakukan rambut panjang Yuna. Yuna terlihat semakin cantik.

Kemudian, Ny. Clarissta mengambil beberapa alat make up milik Lucyanna yang berjajar dengan rapi. Sejenak Ny. Clarissta memperhatikan seluruh wajah Yuna.

Mrs. Clarissta : "Hmm, Anda memiliki wajah yang sudah sangat cantik bahkan tanpa riasan wajah. Saya akan memolesnya sedikit saja."

Lady Lucyanna : "Tunggu! Biarkan aku yang melakukannya."

Lucyanna mengajukan diri. Ia pun beranjak dari tempatnya dan menghampiri Yuna yang terkejut hebat karena Lucyanna yang ingin merias wajahnya.

Ny. Clarissta dan ke 2 pelayan wanita itu pun berhenti dan menepi, sambil menundukkan wajahnya.

Lucyanna mulai mengambil alih. Yuna mulai gugup dan canggung saat Lucyanna sudah berada di hadapannya. Ia bisa melihat wajah cantik dan mata merah Lucyanna dari jarak yang sangat dekat.

Yuna : "No-Nona Hakim--"

Lady Lucyanna : "Panggil aku Lucyanna saja. Tolong jangan bicara dan biarkan aku menyelesaikannya."

Lucyanna tersenyum lembut dan mulai memoles wajah Yuna dengan produk kecantikan yang selalu digunakan Lucyanna. Meskipun canggung, Yuna harus mau menurutinya dan diam. Membiarkan Lucyanna merias wajah Yuna dengan tangannya yang terkenal dingin.

Namun ternyata, lewat tangan yang dingin itu, Lucyanna bisa menghasilkan riasan wajah yang sangat cocok dengan Yuna. Hasilnya, Yuna terlihat sangat cantik.

Lady Lucyanna : "Selesai. Itu sempurna."

Bahkan membuat ke 2 pelayan wanita dan Ny. Clarissta kagum dengan hasilnya.

Female Maid 1 : "Waah! Nona Lucyanna memang sangat hebat! Nona Muda terlihat sangat cantik."

Female Maid 2 : "Kau benar. Jadi terlihat sangat cantik."

Puji ke 2 pelayan wanita itu dengan penuh kekaguman. Mereka tidak berhenti memandangi Yuna. Tentu saja, itu berhasil membuat wajah Yuna memerah. Jantungnya berdebar kencang.

Lucyanna memperhatikan ekspresi malu Yuna yang polos, yang membuatnya tersenyum.

Tidak lama kemudian, suara pintu terketuk beberapa kali.

Lady Lucyanna : "Masuklah!"

Pintu terbuka, seorang pelayan wanita lainnya masuk dan memberikan salam penghormatannya.

Female Maid 3 : "Nona, makanannya sudah siap."

Lady Lucyanna : "Bagus, tepat waktu. Bawakan semuanya."

Atas perintah Lucyanna, beberapa pelayan wanita lainnya mulai memasuki ruangan dengan membawa 1 hingga 2 trolley makanan satu persatu. Yuna terkejut lagi, terutama dengan isi trolley makanan tersebut yang masih tertutup oleh tudung saji yang berwarna perak dengan ornamen yang sangat cantik.

Dengan sangat telaten, para pelayan wanita mulai menata mengambil dan menata makanan tersebut di atas meja bundar putih yang besar. Dibantu dengan arahan dari Ny. Clarissta. Mereka juga menata piring dan gelas kristal beserta anggur merahnya. Hasil pekerjaan mereka sangat baik.

Mrs. Clarissta : "Silahkan, Nona. Semua sudah siap."

Lady Lucyanna : "Kerja bagus. Sekarang..."

Lucyanna mengalihkan pandangannya pada Yuna dan memamerkannya lagi senyum manisnya.

Lady Lucyanna : "Makanan sudah datang. Kumohon jangan menolaknya."

Sontak Yuna terkejut lagi, saat Lucyanna meraih tangan Yuna dan membawanya ke meja bundar besar yang sudah terisi banyak makanan yang masih tertutup.

Lady Lucyanna : "Duduklah senyaman yang kau inginkan."

Bujuk Lucyanna, membisikkannya dekat pundak Yuna.

Yuna : "Ba-Baik..."

Setelah Yuna duduk, para pelayan wanita membuka satu persatu tudung saji peraknya. Dan satu persatu, terlihatlah menu makanan yang beragam. Terlihat lezat dan berkelas. Bahkan aroma lezatnya tercium. Yuna terkejut hebat, hingga membuat kedua mata birunya melebar.

Yuna : "Makanannya banyak sekali..! Ngh, apakah Nona Lucyanna akan ikut makan bersama?"

Lady Lucyanna : "Tidak. Ini semua khusus untukmu. Makanlah."

Yuna : "A-Apa? Saya harus menghabiskan semuanya sendirian..?"

Yuna hanya bisa memandangi semua makanan yang sudah tersaji di depannya. Yang bahkan sudah mulai menggoda nafsu makannya saat ini. Namun, Yuna menjadi bingung. Apakah benar semua makanan itu harus ia habiskan?

Seketika, raut wajah Yuna berubah. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Lucyanna memperhatikannya, sambil menuangkan anggur ke dalam gelas kristalnya.

Lady Lucyanna : "Ada apa? Kau tidak menyukainya?"

Yuna terkejut, saat Lucyanna bertanya.

Yuna : "Ti-Tidak, Nona Lucyanna! Bukan seperti itu... Ngh, maksud saya..."

Wajah Yuna tertunduk lagi. Justru mulai memancing rasa penasaran Lucyanna karena ekspresi wajah yang tersimpan kesedihan itu.

Lady Lucyanna : "Lalu kenapa? Katakan saja."

Seketika, tergambar senyum yang tipis di wajah Yuna saat ia memandangi semua makanan lezat tersebut.

Yuna : "Bukan apa-apa, Nona... Jika melihat makanan sebanyak ini, saya ingin membawanya pulang dan makan bersama dengan keluarga di rumah. Ah, dan mungkin akan membaginya dengan Hatsu Haru. Dia menyukai daging juga."

Lady Lucyanna : "Kau bilang Hatsu Haru? Siapa dia?"

Yuna : "Ah! I-Itu... Bukan siapa-siapa. Ehehe!"

Lucyanna merasakan sesuatu di balik tawa kecil Yuna yang terdengar manis. Menurut Lucyanna, itu tidak sesuai dengan kenyataannya.

Lady Lucyanna : ("Apa seperti ini rasanya saat melihat seorang manusia biasa sedang menyembunyikan perasaan mereka yang sesungguhnya..? Justru terdengar... Menyedihkan...") "Baiklah. Makan saja satu atau dua yang kau sukai. Aku tidak akan memaksamu untuk menghabiskan semuanya. Nikmatilah dengan tenang."

Ucap Lucyanna dengan nada yang lembut dan senyum cantiknya. Perlahan, Yuna bisa merasakan sisi kebaikan Lucyanna untuk pertama kalinya. Yuna merespon kembali dengan senyum harunya.

Yuna : "Baik, Nona. Saya akan menikmatinya. Terima kasih."

Yuna mulai memilih salah satunya. Ia tertarik dengan sup kentalnya. Yuna tidak sungkan untuk langsung mencicipinya. Mencium aroma lezatnya, lalu mulai menyendokkan sup tersebut dan dengan perlahan menyeruput kuah sup tersebut tanpa bersuara. Lucyanna cukup terkejut dengan etika Yuna saat makan.

Yuna terkejut dengan rasanya yang sangat lezat tanpa berkomentar apa pun. Ia merasa senang. Dan melanjutkan makannya dengan tenang. Lucyanna pun tersenyum, bahkan belum sedikit pun menyentuh anggur di gelas kristalnya.

Lady Lucyanna : ("Aku tidak pernah menyangka akan seperti ini rasanya... Dia hanya manusia biasa, tapi ada rasa yang luar biasa yang langsung membuatku lupa dengan saudaraku yang menjengkelkan... Tapi... Sekarang hanya tinggal masalah selanjutnya... Jika dia Jodoh Terikat saudaraku seharusnya aku merasakan satu euforia sedikit saja... Namun ada satu hal yang kucemaskan saat ini...")

Meskipun di sisi lain Lucyanna merasa senang saat melihat Yuna menikmati sajiannya meskipun hanya satu, tapi di sisi lainnya Lucyanna juga merasakan kebalikan dari perasaannya. Tentang kesedihan Yuna yang tersimpan rapat.

Tiba-tiba, pintu ganda terbuka dengan cukup keras. Berhasil memancing semua perhatian. Ny. Clarissta dan pelayan wanita lainnya langsung memberikan salah hormatnya. Yuna pun harus berhenti menikmati makanannya karena terkejut dengan kedatangan Lucyver.

Ternyata itu adalah Lucyver yang datang dengan membawa wajahnya yang kesal. Menghampiri Lucyanna. Menatapnya dengan tatapan yang kesal.

Lady Lucyanna : "Hemph! Akhirnya datang juga!"

King Lucyver : "Sekarang aku sudah selesai dengan urusan kerajaan! Aku akan meminta Yuna kembali!"

Yuna terkejut.

Lady Lucyanna : "Dimana sopan santunmu? Jika kau menginginkan dia kembali, setidaknya biar dia menghabiskan makanannya dengan tenang! Kedatanganmu justru membuatnya kehilangan selera makan! Tidakkah kau lihat sendiri?"

Lucyver langsung mengalihkan pandangannya pada Yuna yang masih duduk dan terkejut karena kontak mata mereka sudah terjadi. Lucyver terkejut dengan penampilan Yuna yang baru, yang terlihat sangat cantik, tanpa bisa berkata apa pun lagi. Membuat jantung abadinya berdebar. Yuna langsung menundukkan wajahnya karena malu. Untuk pertama kalinya, Lucyver merasa gugup, sampai mengalihkan pandangannya.

King Lucyver : "Baik! Salahku. Aku tidak tahu."

Lady Lucyanna : "Baguslah! Sekarang tinggalkan kami. Dan biarkan Yuna menghabiskan makanannya dengan tenang!"

Lucyver menyadari kehadiran Ny. Clarissta yang berdiri di samping Lucyanna.

King Lucyver : "Tidak! Selagi masih ada Ny. Clarissta disini, aku akan langsung pada intinya!"

Mrs. Clarissta : "Anda ingin saya melakukan sesuatu?"

Tanya Ny. Clarissta saat ia menyadari tatapan yang Lucyver lemparkan padanya.

King Lucyver : "Ny. Clarissta, aku akan menjadikan Yuna sebagai pelayan pribadiku! Jadi aku ingin kau memberikannya arahan dan bimbingan yang terbaik cara melayani seorang raja!"

Sontak ucapan Lucyver berhasil membuat Lucyanna terpancing dan menjadi kesal. Ia langsung berdiri dari kursinya.

Lady Lucyanna : "Apa maksudmu?! Lagi-lagi kau dan egomu!"

King Lucyver : "Jangan menentang keputusanku, Lucyanna! Disini akulah rajanya!"

Lady Lucyanna : "Tidak semudah itu, Yang Mulia!! Sudah kukatakan padamu, kau harus memikirkan hal kecil lainnya tentang Yuna di masa depannya!"

King Lucyver : "Itu akan menjadi tugasku! Kau tidak perlu menjelaskannya lagi!!"

Debat di antara Lucyanna dan Lucyver menjadi tegang. Mengejutkan Ny. Clarissta dan para pelayan wanita yang harus menyaksikan pertengkaran tersebut tanpa sengaja.

Yuna terkejut, karena perdebatan itu adalah tentangnya. Yuna menjadi sedih dan mulai menyalahkan dirinya sendiri. Jantungnya terasa seperti tertusuk pisau yang tajam. Ia ingin menghentikan pertengkaran tersebut. Kedua tangannya mengepal dengan erat dan gemetar.

Yuna : "Kumohon! Hentikanlah!"

Teriak Yuna, berhasil menghentikan pertengkaran tersebut dan mencuri banyak perhatian. Semua mata tertuju padanya.

Yuna tersadar dengan sikapnya yang telah kurang sopan menyela.

Yuna : "Ma-Maafkan saya..!"

Yuna langsung menundukkan wajahnya. Lucyanna dan Lucyver mulai melunak saat melihat Yuna.

Lady Lucyanna : "Ah, sungguh keterlaluan. Kau baru saja melihat hal yang seharusnya tidak kau lihat. Tapi itu hanya pertengkaran yang konyol. Maafkan kami."

Ucap Lucyanna yang menyesal dibalik wajahnya yang dingin. Lucyver sampai menghela nafas sambil memalingkan wajahnya. Lucyver pun terlihat ikut menyesalinya.

Yuna : "Ah! Jangan salahkan diri Anda, Nona Lucyanna. Saya mohon berhentilah bertengkar... Hanya itu. Itu benar, sebelumnya saya telah bersedia untuk menebus jaminannya. Agar paman saya tetap hidup... Dan setelah saya mengetahui keputusannya telah berubah... Saya sendiri juga sudah memutuskan... Akan menerima keputusan itu untuk menjadi jaminan yang diinginkan... Bahkan sebelum saya dibawa ke Istana Varrzanian... Saya akan tetap melakukannya..! Demi melindungi keluarga saya..! Jadi, saya mohon jangan bertengkar lagi... Saya akan mengikuti apa yang Yang Mulia Raja inginkan... Jika itu berarti bisa melindungi keluarga saya..."

Semua terkejut dengan ungkapan Yuna yang terdengar tulus dan sedih. Dengan berani meskipun takut, Yuna sudah mengutarakan keputusannya.

Lady Lucyanna : "Seperti itu rupanya... Kau benar-benar sudah berani memutuskannya. Itu pasti berat..."

Perlahan, Yuna mengangkat wajahnya sambil menunjukkan senyum harunya. Berhasil membuat Lucyver langsung mengalihkan pandangannya pada Yuna dan terkejut dengan senyum haru yang ia lihat.

Yuna : "Tidak apa, Nona Lucyanna. Saya akan tetap melakukannya..."

Lady Lucyanna : "Baiklah, jika memang itu keputusanmu. Ny. Clarissta, kuserahkan Yuna padamu. Ajarkan semua tentang peraturan penting di Istana Varrzanian dan apa saja yang harus ia kerjakan."

Mrs. Clarissta : "Baik, Nona. Serahkan pada saya. Kapan saya bisa memulainya? Besok atau lusa?"

Yuna : "Ah! Tidak, Ny. Clarissta. Sekarang pun, saya bisa melakukannya."

Ucap Yuna dengan penuh keyakinan. Berhasil membuat Lucyanna terkejut dengan tekadnya.

Lady Lucyanna : "Apa kau yakin? Seharusnya kau membutuhkan waktu 1 hari paling sedikit untuk beristirahat."

Yuna : "Itu tidak apa, Nona Lucyanna. Saya bisa memulainya dengan perkenalan lingkungan istana."

Lady Lucyanna : "Hmm, ide yang bagus. Ny. Clarissta ajaklah Yuna berkeliling. Agar dia bisa mulai belajar beradaptasi dan mengenal dengan lingkungan barunya. Dan siapkan kamar khusus untuknya juga."

Mrs. Clarissta : "Baik, Nona. Akan saya kerjakan. Baiklah, Nona Yuna. Bisa kita pergi sekarang?"

Ajak Ny. Clarissta dengan sorot mata dan nada yang lembut pada Yuna. Yuna menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

Yuna : "Baiklah."

Lucyver masih terkejut karena ucapan Yuna yang penuh keberanian yang tulus, dan semakin lengkaplah bentuk tekad Yuna setelah ia sendiri menawarkan untuk langsung mempelajari tentang lingkungan istana.

Yuna pun beranjak dari kursinya, lalu mengikuti Ny. Clarissta tepat di belakangnya. Bahkan tanpa menoleh sedikit pun pada Lucyver yang sejak tadi menunggu celah tersebut.

Lucyver pun akan beranjak. Namun langkahnya terhenti, saat jubah kerajaannya ditarik oleh Lucyanna dari belakang. Sontak saja membuat Lucyver terkejut dan hampir tercekik. Lucyver hanya bisa melihat Yuna sudah pergi meninggalkan kamar pribadi Lucyanna setelah melewati pintu ganda itu. Lucyver cukup kecewa.

Lady Lucyanna : "Kau pikir, kau mau kemana?"

Lucyver membalikkan punggungnya sambil menunjukkan wajahnya yang kesal dan menarik kembali jubah kerajaannya. Lucyanna hanya tersenyum sambil mengangkat satu alis matanya.

King Lucyver : "Kenapa kau menarik jubahku?!"

Lady Lucyanna : "Apa kau berencana untuk mengikutinya juga? Itu bukan tugasmu. Kau hanya akan terlihat seperti anak anjing manis yang sedang mengikuti seorang wanita muda yang cantik. Ehehe!"

Tanya Lucyanna dengan nada cibiran. Sambil memainkan aksen 2 tangan anak anjing lucu yang mengepal ke depan dengan tangannya. Lucyanna justru terlihat menggemaskan saat membuat ekspresi lucu seperti anak anjing.

Lucyver menjadi terpancing kesal karena cibiran saudarinya.

King Lucyver : "Apa maksudmu dengan anak anjing?"

Lady Lucyanna : "Yang kumaksud adalah biarkan dia sendirian untuk sementara. Bukankah sekarang kita hanya harus terus mengawasinya sampai kedatangan fase bulan Dewi Varamist?"

King Lucyver : "Itu benar. Lalu?"

Lady Lucyanna : "Dan biarkan dia terbiasa dengan lingkungan istana yang masih asing baginya. Dan bahkan, dia membutuhkan waktu untuk bisa menerima kenyataan jauh dari rumahnya. Terutama jauh dari keluarganya."

Saat mendengar kalimat terakhir itu, Lucyver merasa terpukul. Karena efek dari jantung warisan ibunya, yang perlahan menunjukkan rasa ibanya di dalam dada Lucyver.

King Lucyver : "Maksudmu, ini bukan tentang mantan Komandan Distrik itu?"

Lady Lucyanna : "Haaah... Sudah kukatakan padamu sebelumnya. Kau harus bisa melihat hal penting lainnya tentang Yuna. Apa kau pikir, Yuna akan mudah menerima kenyataan bahwa dia adalah Jodoh Terikatmu yang harus menikah denganmu? Menjadi Ratu Varrzanian dan meninggalkan kehidupan lamanya? Coba pikirkan kembali. Seperti yang Dewa Azfir katakan padamu."

Lucyver memalingkan pandangannya dan merenung.

King Lucyver : "Aku tahu itu. Dewa Azfir juga mengingatkanku bahwa terikat berjodoh dengan manusia biasa memiliki kesulitannya tersendiri."

Lady Lucyanna : "Apa kau masih ingat? Bukankah ibu kita juga adalah berasal dari manusia biasa? Kenapa kau tidak mencoba untuk mencari nasehat dari pengalaman ayah yang terikat berjodoh dengan manusia biasa? Apakah kau tahu? Ayah juga ingin sekali melihat siapa Jodoh Terikatmu. Dia pasti akan merasa sangat senang."

King Lucyver : "Aaah... Aku tidak yakin, Lucyanna. Aku mungkin akan melakukannya, tapi bukan sekarang."

Lady Lucyanna : "Lalu kapan?"

King Lucyver : "Setelah fase bulan Dewi Varamist datang. Setelah kita bisa meyakinkan satu hal terakhir saja dari Yuna, setelah itu aku akan mempertemukan mereka berdua. Yang terpenting saat ini, kita harus tetap mengawasi dan juga melindungi Yuna. Kita harus bekerja sama dalam hal ini!"

Lady Lucyanna : "Baik, aku mengerti. Aku tahu hari ini akan datang. Aku pasti akan membantumu. Tapi aku juga akan mengingatkanmu satu hal!"

Ucap Lucyanna yang seketika langsung mengubah raut wajahnya dengan satu alis mata terangkat dan ke 2 tangan yang bersilang.

Lady Lucyanna : "Jangan berbuat hal yang aneh dan gila pada wanita muda itu!"

King Lucyver : "Apa maksudmu?! Kau pikir aku akan melakukannya?!"

Balas Lucyver dengan wajah yang kesal.

Lady Lucyanna : "Ya! Akan sangat jelas! Aku memperhatikan sikapmu yang mulai aneh LAGI saat berada di dekat Yuna! Ini bahkan baru hari pertama."

King Lucyver : "Apa maksudmu?!"

Lady Lucyanna : "Heh! Kau mungkin tidak menyadarinya, tapi aku bisa melihatnya! Kau bahkan tidak berhenti memandanginya! Akui saja."

Ucap Lucyanna sambil tersenyum sinis. Lucyver terkejut, hingga kedua mata merahnya melebar. Meskipun ia berusaha untuk tetap tenang dan berwibawa.

King Lucyver : "Heh! Lucu sekali! Apa aku tidak boleh memandangi calon ratuku sendiri?"

Lady Lucyanna : "Aah, baik, baik. Aku mengerti."

Respon Lucyanna dengan senyum. Berhasil membuat seorang Lucyver untuk pertama kalinya merasa gugup. Lucyanna tersenyum puas saat memperhatikan sikap saudaranya yang mulai serba salah.

Lady Lucyanna : "Sekarang tenang dan duduklah bersama denganku disini. Atau kau mau menjadi rekan latihan pedangku hari ini? Aku butuh sedikit pemacu adrenalin."

King Lucyver : "Hemph! Lupakan saja! Aku masih memiliki urusan kerajaan lainnya! Ajak saja Sir Renzo atau yang lainnya!"

Gumam Lucyver, ia pun langsung berbalik dan meninggalkan kamar pribadi Lucyanna dengan membawa perasaan kesalnya karena selalu di cibir oleh saudarinya sendiri.

Lady Lucyanna : "Kau memang Raja Varrzanian, saudaraku. Tapi kau tetap terlihat polos saat mulai jatuh cinta. Ahahaha! Manis sekali. Jika saja kau bisa melihat wajah panikmu yang konyol itu. Ahahahaha! Aku tidak akan melupakan ini! Ini menarik sekali!"

Lucyanna merasa sangat terhibur dengan sikap tidak wajar Lucyver karena cinta. Lucyanna bahkan tertawa begitu lepas dan puas setelah berhasil menggoda saudaranya yang terkenal dingin.

Sementara itu, Lucyver yang sedang berjalan menyusuri lorong, rasa kesalnya tiba-tiba berubah menjadi teringat dengan Yuna. Rasa penasaran Lucyver mulai terpancing, membuat langkahnya berhenti. Hingga terpikirkanlah satu rencana dibalik wajah senyum sinisnya.

「 Yuna's First Acquaintance With The Varrzanian Palace 」

Ny. Clarissta masih bersama dengan Yuna. Memperkenalkan satu persatu sudut Istana Varrzanian yang sangat besar. Sambil mendengarkan semua arahan Ny. Clarrista, Yuna juga ikut mengagumi setiap detail keindahan interior Istana Varrzanian.

Yuna mengunjungi mulai ke setiap lorong, aula, lobby juga taman istana yang luas. Hingga sampailah mereka di taman khusus istana yang hanya ditanami satu jenis bunga yang sangat langka. Bloody Rose Varrzanian. Terbentang sangat luas dan dalam sebuah rumah kaca yang sangat besar dan tinggi. Dan bagian tengah kubahnya memiliki lubang dengan diameter yang cukup besar. Yuna terkagum hebat dengan semua hamparan taman Bloody Rose yang sangat luas itu.

Mrs. Clarissta : "Sekarang kita berada di taman khusus di istana. Ini adalah taman Bloody Rose Varrzanian. Yang hanya ada satu-satunya di Varrzanian san sangat langka. Ini merupakan bunga untuk lambang Kerajaan Varrzanian."

Yuna : "Waaah... Luas sekali..! Dan semua ini adalah Bloody Rose?"

Mrs. Clarissta : "Itu benar. Semuanya."

Yuna memperhatikan salah satu bunganya. Bloody Rose seperti mawar pada umumnya, dengan warna kelopak bungan yang berwarna merah seperti darah. Batang dan daunnya berwarna hijau gelap. Dan memiliki ukuran yang lebih besar. Dan saat ini, Bloody Rose sedang dalam masa kuncup.

Yuna : "Waah, ternyata bunga ini sangat besar. Ny. Clarissta, kapan bunga-bunga ini akan mekar? Pasti akan terlihat lebih indah."

Tanya Yuna, tangannya mencoba ingin menyentuh bunganya. Namun tertahan oleh tangan lembut Ny. Clarissta.

Mrs. Clarissta : "Jangan. Jangan pernah menyentuh bunga ini tanpa sarung tangan khusus."

Yuna : "Aah! Ma-Maaf, Nyonya..."

Jawab Yuna dengan menyesal. Namun Ny. Claissta merespon dengan senyum lembut, sambil mengusap tangan Yuna dengan lembut.

Mrs. Clarissta : "Tidak apa. Kau pasti terkejut. Aku hanya ingin melindungimu saja. Karena jika kau menyentuhnya secara langsung, kau bisa terkena racun halusinasi yang sangat mematikan bagi manusia biasa."

Yuna terkejut, saat mendengar akhir penjelasan Ny. Clarissta.

Yuna : "Aah! Jika memang bunga ini berbahaya, kenapa istana merawat tanaman yang mematikan ini?"

Mrs. Clarissta : "Bunga Bloody Rose bukan hanya sekedar bunga indah yang hanya mekar 2 tahun sekali pada malam hari. Tapi selain sebagai lambang kerajaan, bunga ini juga bisa di olah menjadi sebuah minuman anggur yang memiliki rasa dan kualitas terbaik dari semua anggur. Disebut juga sebagai Rajanya Anggur. Menjadikan anggur dari bunga Bloody Rose adalah harta yang paling berharga yang dimiliki Kerajaan Varrzanian. Dan hanya anggota keluarga kerajaan saja yang bisa mencicipinya."

Yuna : "Ooh, begitu rupanya. Saya mulai mengerti. Jadi bunga ini seperti Rosalina Berry."

Mrs. Clarissta : "Rosalina Berry?"

Yuna : "Itu benar, Nyonya. Karena Rosalina Berry adalah satu-satunya harta yang paling berharga milik Desa Rashvarrina dan yang hanya bisa tumbuh di desa itu saja. Rosalina Berry juga adalah buah terlezat dibandingkan buah lainnya. Dengan paduan rasa manis, asam, tidak terlalu berair dan segar. Apalagi jika kita mengunyahnya dengan perlahan. Rosalina Berry juga sangat baik untuk kesehatan. Dan memulihkan tubuh setelah sakit. Jadi saya rasa, bunga Bloody Rose sama seperti Rosalina Berry karena mereka sama-sama merupakan harta yang paling berharga dan satu-satunya."

Jelas Yuna dengan ekspresi senyum lembutnya, berhasil membuat Ny. Clarissta terkagum.

Mrs. Clarissta : "Kau tahu banyak. Apakah kau berasal dari Desa Rashvarrina?"

Yuna : "Itu benar, Nyonya."

Mrs. Clarissta : "Pantas saja. Kau menjelaskannya dengan sangat baik dan jelas. Kau wanita muda yang cerdas."

Puji Ny. Clarissta dengan nada yang lembut. Yuna juga terpancing untuk ikut menunjukkan rasa senangnya.

Mrs. Clarissta : "Nanti kau juga akan mempelajari cara merawat bunga Bloody Rose. Itu akan menjadi pengetahuan yang sangat berguna untukmu. Aku berharap kau mau, karena kau sudah menjadi bagian dari Istana Varrzanian."

Yuna : "Baik, Nyonya. Saya mengerti."

Jawab Yuna dengan nada lembut.

「 Imperial Maid Dormitory 」

Tur perkenalan itu pun berlanjut. Ny. Clarissta mengajak Yuna ke tempat lainnya. Dan sampailah di Asrama Pelayan Istana. Yuna bisa melihat para pelayan wanita yang sedang berkumpul. Mereka berjalan menyusuri jalan besar menuju bangunan asrama tersebut.

Mrs. Clarissta : "Ini adalah Asrama Pelayan Istana. Disinilah kau akan tinggal. Akan kutunjukkan kamar khusus untukmu."

Yuna : "Kamar khusus?"

Mrs. Clarissta : "Ya, karena sekarang kau akan menjadi pelayan pribadi untuk Yang Mulia Raja."

Jantung Yuna berdebar saat mendengar kalimat terakhirnya. Ia mulai cemas.

Yuna : ("Benar juga... Karena Yang Mulia Raja sendiri yang mengatakannya langsung padaku... Dan pada saat di kamar pribadi Nona Lucyanna... Jadi sepertinya inilah akhir dari nasibku... Aku harus bisa bertahan demi ayah... Dan juga paman... Juga untuk semuanya...")

Yuna mengulang kembali ucapan Lucyver lagi. Mau atau tidak, Yuna harus menerimanya dengan lapang dada meskipun masih sulit.

Hingga sampailah mereka pada sekelompok pelayan wanita yang sedang berkumpul dan sepertinya sedang asyik membicarakan sesuatu.

Saat mereka menyadari kedatangan Ny. Clarissta, mereka pun langsung berbaris dan memberikan salam hormat mereka dengan menundukkan kepala.

All Female Maid : "Selamat siang, Ny. Clarissta."

Mrs. Clarissta : "Selamat siang untuk kalian juga. Kenapa kalian belum mulai bekerja?"

Female Maid 1 : "Saya ada kelas akademi hari ini, Nyonya."

Female Maid 2 : "Kami harusnya menyiapkan makan siang untuk Yang Mulia Raja dan Nona Lucyanna, tapi sampai sekarang kami masih belum mendengar perintahnya."

Female Maid 3 : "Dan saya baru saja selesai dengan tugas di taman istana utara."

Mrs. Clarissta : "Hmmm, baik. Yang terpenting, jangan sampai melupakan tugas kalian. Untuk masalah makan siang, aku sendiri yang akan memeriksanya nanti. Untuk kalian, temui pelayan baru Istana Varrzanian. Namanya Yuna. Yuna, mereka akan menjadi rekan-rekanmu selama bekerja di istana."

Yuna : "Selamat siang semuanya. Perkenalkan, nama saya Sakurana Yunareika. Saya akan bekerja di istana mulai hari ini."

Yuna memperkenalkan diri dengan penuh etika sambil menunjukkan senyum lembutnya. Yang membuat para pelayan wanita yang melihatnya, terpukau dengan wajah Yuna yang lembut. Mereka merespon Yuna dengan hati yang senang dan langsung mendekati Yuna secara bersamaan.

Female Maid 1 : "Oh, astaga! Rekan baru! Senang bertemu denganmu."

Female Maid 2 : "Senang sekali. Kita memiliki anggota pelayan wanita yang baru. Kapan kau mulai bekerja?"

Female Maid 3 : "Senang berkenalan denganmu juga. Jangan sungkan untuk bertanya padaku jika kau merasa kesulitan."

Female Maid 4 : "Dengan siapa kau akan sekamar? Kamarku masih kosong. Kau mau sekamar denganku, bukan? Pasti akan sangat menyenangkan sekamar denganmu."

Yuna sangat terkejut dengan sambutan tersebut. Mereka terlihat sangat berantusias dan penasaran dengan Yuna. Melihat situasi tersebut, Ny. Clarissta menghela nafas berat dan langsung mendeham dengan tegas.

Mrs. Clarissta : "Tolong beri ruang untuk Yuna. Aku tahu kalian senang, tapi tolong jaga sikap kalian."

Ke 4 pelayan wanita itu menjadi malu, tapi salah satu pelayan wanita berambut pendek merasa sangat senang sampai merangkul tangan Yuna.

Female Maid 4 : "Nyonya, bisakah Yuna sekamar dengan saya? Saya mohon."

Bujuknya dengan sangat berharap. Memunculkan aksen fantasi telinga kucing yang mengatup ke dalam dan wajah imut yang sedang memohon. Yuna tersenyum melihat ekspresinya yang polos.

Mrs. Clarissta : "Tidak bisa. Nona Yuna akan bekerja sebagai pelayan pribadi untuk Yang Mulia Raja. Jadi kamarnya akan terpisah dengan yang lainnya."

Ke 4 pelayan wanita langsung terkejut saat mendengar bagian akhir kalimat dari Ny. Clarissta. Dan langsung mengalihkan pandangannya pada Yuna secara bersamaan dengan tatapan haru.

Female Maid 2 : "Apa itu benar? Kau akan menjadi pelayan pribadi raja?"

Female Maid 3 : "Apakah Yang Mulia Raja sendiri yang memutuskannya? Oh, itu pasti berat."

Female Maid 4 : "Ooh, kenapa wanita muda semanis ini harus menerima pekerjaan seberat itu?"

Tanya pelayan wanita yang ke 4 berambut pendek itu dengan cemas bercampur sedih sambil terus merangkul tangan Yuna, dengan memunculkan aksen fantasi air mata yang terus mengalir. Karenanya, Yuna jadi merasa iba sembari tersenyum haru.

Lagi-lagi, Ny. Clarissta harus menghela nafas panjang dan berat karena sikap ke 4 pelayan wanita di bawah asuhannya.

Mrs. Clarissta : "Baik. Sepertinya itu sudah cukup. Sebaiknya kalian kembali bekerja atau yang harus segera ke akademi, pergilah sekarang sebelum terlambat. Kalian masih bisa bertemu dengan Yuna nanti. Mari, Yuna. Kau harus melihat kamarmu."

Yuna : "Baik, Nyonya. Sampai bertemu lagi semuanya."

Mereka pun harus berpisah. Tapi pelayan wanita berambut pendek itu belum ingin melepaskan rangkulannya. Wajahnya terus memohon. Terlihat manis dan menggemaskan. Dan terpaksa, Ny. Clarissta harus melemparkan tatapan yang dingin, sehingga pelayan wanita berambut pendek itu baru mau melepaskan tangan Yuna dengan aksen fantasi air mata yang terus mengalir dengan dramatis.

Yuna sempat menoleh, lalu memberikan lambaian tangan pada pelayan wanita berambut pendek itu dan senyum lembutnya. Berhasil membuat ke 4 pelayan wanita itu ikut membalas lambaian tangan Yuna dengan wajah yang senang.

Perjalanan tur berlanjut lagi. Ny. Clasrissta pun bisa menunjukkan satu kamar khusus yang dimaksud. Letaknya berada di lantai 2, yang paling ujung. Ny. Clarissta mengeluarkan sebuah kunci dan langsung memasukkan, memutar dan klik! Terdengarlah suara kunci yang terbuka.

Mrs. Clarissta : "Inilah kamarmu. Masuklah."

Ny. Clasrissta membuka pintunya. Dan terlihatlah satu kamar yang berukuran cukup besar. Berdesain minimalis. Hanya ada satu ranjang yang bersebelahan dengan jendela. Lemari kayu yang besar. Satu meja bundar yang berukuran sedang dengan sepasang kursi. Laci kecil di samping tempat tidur. Dan satu lagi laci yang besar. Satu meja rias berukuran sedang. Semua tertata rapi, namun semuanya tertutup debu.

Mrs. Clarissta : "Maaf jika kau harus melihat pemandangan ini. Karena kamar ini sudah sangat lama tidak ditempati."

Yuna : "Apakah sebelumnya sudah ada yang menempatinya?"

Mrs. Clarissta : "Selama aku bekerja di Istana Varrzanian, hanya kaulah. Orang pertama yang menempati kamar ini."

Yuna merasa tidak percaya bahwa dia adalah penghuni pertama kamar tersebut. Ny. Clarissta kemudian berjalan menuju satu pintu dan membukanya. Suara engselnya terdengar memekik, karena sudah sangat lama.

Mrs. Clarissta : "Ini adalah kamar mandinya. Kau bisa mandi juga mencuci."

Yuna melihat kamar mandinya yang cukup besar. Dominan berwarna putih. Semuanya tampak baik. Wastafel juga toiletnya. Bahkan terdapat satu jenis pemandian shower yang menggantung. Kamar mandi itu memiliki ventilasi udara yang baik dan pencahayaan yang cukup. Meskipun sangat lama kosong, namun kamar mandi ini tidak berjamur.

Saat Ny. Clarissta mencoba memutar kerannya, tidak ada setetes pun air yang keluar.

Mrs. Clarissta : "Sangat wajar jika airnya tidak keluar. Karena sudah sangat lama. Aku akan meminta staf bagian khusus untuk segera menyambungkan kembali pipa airnya. Ayo kita keluar."

Mereka pun keluar dari bagian kamar mandi.

Mrs. Clarissta : "Jadi bagaimana menurutmu, Nona Yuna?"

Yuna : "Ini lebih baik. Hanya perlu dibersihkan dan di tata kembali. Ini akan menjadi kamar yang sangat nyaman untuk saya tinggali."

Jawab Yuna dengan ekspresi senangnya. Ny. Clarissta pun ikut tersenyum.

Mrs. Clarissta : "Senang mendengarnya. Aku akan meminta staf kebersihan istana untuk mengerjakannya."

Yuna : "Ah! Sebenarnya, saya sendiri yang ingin membersihkannya. Saya hanya membutuhkan beberapa alat kebersihan, juga untuk bagian kamar mandi, tirai baru dan bersih, juga seprei, bantal dan selimut yang bersih. Dan saya minta tolong untuk segera menyalakan airnya kembali."

Ny. Clarissta cukup terkejut dengan kemauan Yuna. Dan dia mengagumi dan memahaminya perasaan Yuna.

Mrs. Clarissta : "Baiklah, jika memang itu yang kau inginkan. Aku akan meminta staf bagian kebersihan istana untuk membawakan yang kau butuhkan."

Yuna : "Terima kasih, Nyonya."

Ny. Clarissta berbalik dan meninggalkan Yuna sendirian. Setelah pintu tertutup kembali, Yuna menghela nafas panjang. Dan memandangi lagi setiap sudut kamar barunya. Dan muncullah satu perasaan sedih karena teringat dengan momen saat Yuna harus dibawa ke istana. Momen perpisahan yang sulit untuk di rubah.

Yuna's Voice : "Disinilah aku berdiri... Aku akan memulai perjalanan hidupku selanjutnya... Aku tidak mungkin bisa lari dari sini... Aku akan tetap memegang keputusan terakhirku... Meskipun itu artinya, aku tidak akan pernah bisa kembali ke desa... Tapi jika itu demi melindungi keluargaku, aku berjanji akan bertahan..."

Yuna berjalan menuju jendela yang bersebrangan dengan ranjangnya. Lalu membuka kunci tersebut dan membuka pintu jendela selebar mungkin. Dan terlihatlah bagian halaman belakang yang sangat luas. Membiarkan udara segar masuk. Yuna merasa nyaman saat angin lembut menyentuh wajahnya. Sambil memejamkan kedua matanya dan menghirup udara segarnya yang memenuhi dadanya. Lalu dihembuskan dengan lembut, dan dengan perlahan membuka matanya.

Yuna's Voice : "Ayah... Aku pasti akan berusaha sebaik mungkin selama aku disini... Aku berharap, kau tidak terlalu mencemaskanku di sana... Aku yakin, jika Sasouke dan yang lainnya akan menjaga ayah... Semoga saja, aku bisa mendapat sedikit keajaiban untuk bisa bertemu lagi denganmu..."

Wajah Yuna tertunduk, terlihat sedikit kesedihan dari cahaya mata birunya yang kontras. Tangannya perlahan mengepal. Matanya terpejam lagi. Seketika Yuna menggelengkan kepalanya.

Yuna : "Tidak..! Aku tidak boleh menangis lagi. Aku akan bertahan."

Yuna mengangkat wajahnya dan memandang lurus. Mengulang kata-katanya sendiri untuk memotivasi dirinya sendiri. Angin yang lembut berhembus. Menerbangkan rambut panjang Yuna dengan gerakan yang indah.

「 In Lucyver's Private Room 」

Di kamar pribadi Lucyver, lewat cermin magisnya, Lucyver bisa memata-matai Yuna tanpa diketahui. Selama ini, Lucyver terus memantau Yuna saat Ny. Clarissta membawanya pada satu tur pengenalan lingkungan Istana Varrzanian.

Lucyver tidak pernah berhenti memandangi Yuna saat apa pun.

Disaat Yuna akan menyentuh langsung bunga Bloody Rose, Lucyver sangat terkejut. Secara reflek, ia ingin menarik tangan Yuna, namun apa daya karena terhalang cermin magis. Jantung abadinya sempat berdebar cemas karena khawatir jika itu terjadi.

King Lucyver : "Jangan disentuh! Aah, apa yang kulakukan? Aku hanya berdiam disini dan tidak akan bisa melakukannya. Haah, jika saja Ny. Clarissta tidak ada bersamanya, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri..!"

Saat momen Yuna memperkenalkan diri pada ke 4 pelayan wanita, tanpa disangka, Yuna mendapat sambutan yang hangat. Lucyver tersenyum karena melihat Yuna tersenyum dengan lepas. Kecantikan Yuna terlihat semakin terpancar di mata Lucyver.

King Lucyver : "Hmmm, tidak kusangka dia akan mudah berbaur dengan para pelayan wanita. Aku tidak pernah tahu dengan senyuman seindah itu bisa membuatnya terlihat semakin cantik. Aku berharap bisa melihatnya setiap hari."

Dan saat Yuna memasuki kamar yang akan ia tinggali, Lucyver terkejut dengan reaksi Yuna yang mau menerima kamar lama tersebut.

King Lucyver : "Kenapa tidak terpikirkan olehku untuk bisa menyiapkan kamar yang terbaik untuknya. Seharusnya aku juga mengisi lemari tua itu dengan baju-baju yang pantas dan beberapa barang lainnya. Menjengkelkan! Cerobohnya aku! Jika Lucyanna tahu, dia akan habis-habisan mencibirku."

Dan terakhir, momen saat Yuna membuka jendela sambil memotivasi dirinya sendiri lalu angin berhembus dan menerbangkan rambut panjangnya dengan ayunan yang lembut, Lucyver terkagum. Bukan karena keberanian Yuna untuk mau menerima kenyataan tapi juga sekaligus mengagumi sorot mata birunya yang lurus dan lembut.

King Lucyver : "Sudah seharusnya seperti itu. Kau harus bisa bertahan tidak hanya sampai kedatangan fase bulan Dewi Varamist. Tapi untuk semua kemungkinan terbesar di masa depan. Karena itulah aku membawamu kemari. Bukan hanya sekedar menjadi seorang penjamin. Akan kupastikan kau akan memahaminya suatu hari nanti. Sekaligus, membuatmu menyerahkan hati suci penuh cintamu padaku. Kisah kita akan dimulai sekarang."

Ucap Lucyver dengan penuh keyakinan tentang masa depan Kerajaan Varrzanian yang semakin dekat meskipun harus membutuhkan proses. Namun baginya, selama Yuna berada di dalam Istana Varrzanian, maka tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Apakah jalan menuju masa depan Kerajaan Varrzanian yang penuh kejayaan akan berjalan semulus yang Lucyver gambarkan?