「 Another Morning At The Varrzanian Palace 」
Pagi yang lainnya telah datang. Sejak kemarin, Yuna sibuk membersihkan kamar barunya. Dengan kebiasaanya yang suka membersihkan, satu kamar pun bisa disulap kembali menjadi kamar yang bersih, beraroma segar dan nyaman.
Ranjangnya terlihat lebih nyaman untuk ditiduri. Semua furniturenya kembali bersih dan sudah bisa digunakan sesuai dengan fungsi awalnya. Bagian kamar mandi pun tidak terlewatkan.
Awal paginya, Yuna terbangun seperti biasanya. Yuna masih bisa menikmati istirahat malamnya dengan cukup baik.
Sejak kemarin, Ny. Clarissta memberikan satu pakaian lagi. Pakaian seragam akademi kepelayanan Istana Varrzanian yang dominan berwarna biru tua.
Awal pagi itu juga, Yuna mengawalinya dengan mandi pagi. Rasa segarnya menyebar ke seluruh tubuhnya. Kemudian berpakaian, lalu sedikit merapikan rambut panjangnya yang di gulung ke atas. Yuna sudah siap dengan hari pertamanya.
Sambil memandangi dirinya di cermin, Yuna menghela nafas dengan tenang.
Yuna : "Haaah, baik. Aku sudah siap."
Ucap Yuna sambil mengulang kalimat motivasi sederhananya di dalam kepalanya.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan 3 kali.
Mrs. Clarissta : "Yuna, kau sudah siap?"
Yuna : "Baik, Nyonya. Saya sudah siap."
Yuna berjalan menuju pintunya dan membukanya. Ia bisa melihat Ny. Clarissta yang berdiri sambil menawarkan ekspresinya yang lembut.
Mrs. Clarissta : "Selamat pagi, Yuna. Apakah kau beristirahat dengan baik semalam?"
Yuna : " Selamat pagi juga, Nyonya. Ya, saya merasa lebih baik pagi ini."
Balas Yuna dengan senyum lembutnya.
Mrs. Clarissta : "Hmm, itu bagus. Itu berarti, kau sudah siap dengan pelajaran pertamamu. Tapi sebelum itu, kau harus sarapan terlebih dahulu. Bersama dengan pelayan wanita lainnya. Ikutlah denganku sekarang."
Yuna : "Baik, Nyonya."
Yuna mengiyakan ajakan Ny. Clarissta dan mengikutinya setelah menutup rapat pintu kamarnya.
Yuna's Voice : "Inilah aku sekarang... Apakah sekarang aku sudah resmi menjadi bagian dari Istana Varrzanian ? Ayah, jika saja aku bisa memberitahumu hari pertamaku disini... Aku mungkin akan mendengar beberapa nasehatmu yang sangat berharga... Sambil memandangi wajahmu yang cemas meskipun kau sedang tersenyum hanya karena ingin menyemangatiku... Dan aku pasti akan menjawab, 'Jangan khawatir, ayah. Aku akan baik-baik saja.'... Dan sekarang kau harus benar-benar tenang, ayah... Karena aku yakin, aku akan baik-baik saja dengan kemampuanku... Dan aku akan selalu berharap, bisa kembali bertemu denganmu..."
Yuna terus memikirkan hal-hal yang baik tentang sang ayah, walaupun di sisi lain, Yuna merasa tidak yakin dengan kenyataan yang sebenarnya.
Yuna bahkan menggelengkan kepalanya, untuk membuang semua gambaran buruk tentang sang ayah setelah Yuna pergi. Yuna hanya ingin fokus dengan apa yang ada di depannya sekarang.
「 Palace Maid's Dining Room 」
Mrs. Clarissta : "Kita sudah sampai."
Yuna terkagum dengan satu ruangan besar dan sejumlah meja panjang yang berjajar dengan rapi. Terlihatlah para pelayan wanita yang sedang menikmati sarapan pagi mereka untuk mengawali hari.
Yuna juga memperhatikan di meja panjang di sisi lain ruangan tersebut, beberapa orang juru masak dan pembantunya, sedang sibuk menyiapkan dan memberikan satu porsi dalam nampan kayu untuk setiap pelayan wanita yang tengah mengantri.
Yuna : "Luar biasa..!"
Mrs. Clarissta : "Disinilah kau bersama dengan para pelayan wanita lainnya untuk makan. Sarapan, makan siang juga makan malam. Aku berharap, kau jangan sampai melewatkan jam makanmu. Makanlah dengan teratur karena kau akan membutuhkan banyak tenaga untuk bekerja dan belajar. Dan kau tidak perlu mengkhawatirkan tentang makanannya. Raja Varrzanian terdahulu dan kebijakannya sangat memperhatikan nutrisi untuk para penghuni istana. Jadi para juru masak istana pun diperintahkan untuk mengolah makanan bernutrisi yang seimbang untuk kesehatan para pekerja istana di semua bidang."
Yuna : "Oh, itu luar biasa."
Mrs. Clarissta : "Sekarang ikutlah denganku, agar aku bisa memperkenalkanmu dengan juru masak istana untuk bagian ruang makan ini."
Secara mengejutkan, Yuna dan Ny. Clarissta dihampiri oleh ke 4 pelayan wanita di hari kemarin. Salah seorang yang berambut pendek terlihat begitu antusias saat melihat Yuna lagi.
Short Haired Maid : "Selamat pagi, Ny. Clarissta. Selamat pagi, Yuna! Senang sekali bisa melihatmu lagi."
3 Female Maids : "Selamat pagi, Ny. Clarissta."
Sapa mereka dengan wajah yang berseri. Terutama dengan pelayan wanita berambut pendek yang lebih bersemangat saat menyapa Yuna. Ke 3 pelayan wanita lainnya juga menyapa Yuna dengan lambaian tangan yang ringan. Yuna merasa sangat senang dengan sambutan mereka yang hangat.
Yuna : "Selamat pagi, kalian semua."
Short Haired Maid : "Yuna, apa kau mau sarapan? Ini pasti pertama kalinya ya? Kau mau sarapan bersama kami? Pasti akan sangat menyenangkan."
Female Maid 1 : "Iya, Yuna. Kau mau, bukan?"
2 pelayan wanitanya juga mengharapkan hal yang sama. Namun, Yuna justru merasa bingung.
Yuna : "Tapi Ny. Clasrissta..."
Mrs. Clarissta : "Tidak apa. Itu akan jauh lebih baik. Kalau begitu, aku meminta pada kalian atau salah satunya untuk membantu Yuna dan mengenalkan lingkungan istana lebih baik. Aku yakin kalian akan berbaur dengan sangat baik."
Short Haired Maid : "Aah! Benarkah? Saya mau melakukannya, Nyonya!"
Jawabnya dengan nada yang bersemangat, sambil langsung merangkul lengan Yuna. Yuna cukup terkejut dengan kepribadiannya yang ceria.
Female Maid 2 : "Jangan lupakan kami. Aku juga mau membantu Yuna."
Female Maid 3 : "Kenapa tidak? Kita bisa melakukannya secara bergantian dengan menyesuaikan jadwal kosong kita."
Short Haired Maid : "Baik. Tapi aku ingin menjadi yang pertama hari ini."
Lagi-lagi Yuna bingung dengan ke 4 pelayan wanita yang masih meributkan giliran siapa yang bisa membantu Yuna untuk beradaptasi. Berhasil membuat wajah tua Ny. Clarissta terlihat sedikit kesal dan menghela nafas dengan halus. Kemudian, Ny. Clarissta mendeham dan berhasil meredam perdebatan kecil itu. Semua terdiam dan memperhatikan.
Mrs. Clarissta : "Aku sangat mengerti perasaan kalian. Tapi tolong tetap jaga sikap kalian. Bagaimana pun, aku sendiri yang akan turun langsung untuk mengajari Yuna, karena ini adalah perintah langsung dari Yang Mulia Raja. Kalian bisa melakukannya, tapi jangan sampai melupakan jadwal pekerjaan kalian hari ini. Kalian mengerti?"
Jelas Ny. Clarissta dengan nada yang lembut namun tegas. Ke 4 pelayan itu hanya bisa tertunduk malu.
4 Female Maids : "Kami mengerti, Nyonya..."
Mrs. Clarissta : "Itu bagus. Sekarang, ajaklah Yuna untuk sarapan. Kalian bisa gunakan waktu ini untuk saling mengenal. Yuna, setelah ini datanglah ke ruanganku."
Yuna : "Baik, Nyonya."
Mrs. Clarissta : "Baiklah. Nikmatilah makanan kalian."
Ny. Clarissta pun berlalu, meninggalkan Yuna bersama dengan ke 4 pelayan wanita.
Short Haired Maid : "Nyonya sudah pergi. Ayo, semuanya. Hari ini kita sarapan bersama dengan teman baru kita. Aku sudah tidak sabar! Ayo kita mengantri!"
Ajak pelayan wanita berambut pendek ini dengan senang sambil menarik Yuna yang tersenyum karena merasakan semangatnya. Ke 3 pelayan wanita lainnya juga ikut tersenyum. Awal kebersamaan mereka pun di mulai dengan kehangatan yang menyenangkan. Yuna mendapat sambutan yang tidak terduga, yang sekaligus membangkitkan semangatnya untuk mulai berusaha di tempat yang baru.
「 Palace Dining Room 」
Sementara itu, Lucyanna dan Lucyver baru akan memulai sarapan pagi mereka dalam satu meja yang sama. Hidangan pun sudah datang dan langsung disajikan di atas meja dengan tatanan yang rapi. Ny. Clarissta sendiri yang langsung menyajikannya.
Lucyver memperhatikan sekelilingnya. Ia seperti sedang mencari seseorang. Lucyanna memperhatikan gelagat saudaranya, ia bisa menebaknya.
Lady Lucyanna : "Mencari seseorang, Yang Mulia?"
Tanya Lucyanna dengan ekspresi senyum. Lucyver cukup terkejut namun berusaha tetap tenang. Tapi ia paham, jika Lucyver berbohong, Lucyanna akan berbalik mencibirnya habis-habisan. Lucyver mendeham.
King Lucyver : "Tanpa kuberitahu pun, kau pasti tahu siapa yang sedang kucari."
Lady Lucyanna : "Kau tidak akan bisa bertemu dengannya untuk sementara waktu. Yuna harus mempelajari banyak hal tentang kepelayanan."
King Lucyver : "Sementara? Kenapa tidak hari ini saja?"
Tanya Lucyver yang terdengar tidak puas. Justru membuat Lucyanna mulai merasakan kejengkelannya.
Lady Lucyanna : "Haah! Lagi-lagi kau dan egomu! Tentu saja itu tidak akan terjadi. Bukankah kau yang meminta Ny. Clarissta untuk membimbingnya? Artinya, Yuna akan mulai bekerja melayanimu dalam 3 bulan yang akan datang."
King Lucyver : "A-Apa? 3 bulan katamu? Kenapa selama itu?"
Tanya Lucyver yang terkejut juga ada sedikit rasa tidak puas.
Lady Lucyanna : "Jika kau tidak percaya, tanyakan langsung pada Ny. Clarissta selagi beliau masih ada di ruangan ini."
Lucyver langsung mengalihkan pandangannya pada Ny. Clarissta.
King Lucyver : "Ny. Clarissta, apakah harus selama itu? Bukankah jika kau sendiri yang menjadi tutornya, justru akan memakan waktu yang singkat?"
Ny. Clarissta langsung menghampiri Lucyver.
Mrs. Clarissta : "Anda benar. Tapi karena Yang Mulia Raja sendiri yang meminta Nona Yuna menjadi pelayan pribadi, maka materi pelatihan dan pembelajarannya berbeda dengan pelayan wanita lainnya. Jadi akan dibutuhkan waktu yang lebih efisien dan cukup lama. Saya akan membuat Nona Yuna lebih fokus sebelum masuk ke lingkungan istana."
Mendengar penjelasan panjang Ny. Clarissta, membuat Lucyver harus menaikkan satu alis matanya. Jelas sekali, Lucyver tidak puas karena tidak sesuai dengan keinginannya.
King Lucyver : "Sulit kupercaya..!"
Keluh Lucyver. Bahkan ikut memantik rasa kesal Lucyanna.
Lady Lucyanna : "Kau kecewa? Itulah kenapa kau juga harus memikirkan hal kecil lainnya! Apa kau pikir akan semudah itu? Kau memang rajanya, tapi yang kau pikirkan hanya Yuna saja! Terkecuali..."
Lucyver langsung mengalihkan pandangannya pada Lucyanna karena rasa penasarannya terpancing.
King Lucyver : "Kecuali apa?"
Lady Lucyanna : "Yuna bisa bekerja lebih cepat jika seseorang membantunya."
King Lucyver : "Siapa?"
Lady Lucyanna : "Tristan."
Lucyver langsung menaikkan lagi satu alis matanya saat mendengar jawaban singkat Lucyanna.
King Lucyver : "Tristan? Kau bercanda?! Aku tidak mau!"
Lady Lucyanna : "Hmm, kenapa? Bukankah itu gagasan yang bagus? Seperti yang kau inginkan, bukan? Tristan itu pria muda yang pintar, meskipun kepribadiannya seperti itu. Dengan begitu, dia bisa membantu mendampingi Yuna untuk belajar tentang kepelayanan istana. Terutama untuk mengetahui semua sifat-sifatmu yang menyebalkan!"
Tanya Lucyanna dengan wajah yang heran diawal. Namun berubah kesal saat menekankan di akhir kalimat.
King Lucyver : "Tidak! Aku tetap tidak setuju! Jika itu karena Yuna harus mengenal semua sifatku, lebih baik aku sendiri saja yang melakukannya!"
Keluh Lucyver sambil mengalihkan pandangannya. Seketika, Lucyanna tersadar. Membuatnya tersenyum sembari menahan kepala dengan satu tangan yang mengepal.
Lady Lucyanna : "Aah, manis sekali. Untuk pertama kalinya, kau merasa cemburu. Ini pertama kalinya aku melihat momen semenarik ini, saudaraku. Hehe!"
Lucyanna terdengar mencibir saudaranya, bahkan sangat menikmati momen tersebut. Lucyanna merasa terhibur. Bahkan Ny. Clarissta pun ikut tersenyum sambil menutup bibirnya.
Sebenarnya Lucyver merasa terkejut, hatinya seperti baru saja tertusuk kata-kata Lucyanna. Lucyver mulai merasa salah tingkah, namun berusaha untuk tenang. Namun jika harus berbohong, itu tidak akan mungkin ia lakukan di depan saudarinya.
King Lucyver : "Hemph! Terserah apa katamu saja!" ("Pagi hari yang benar-benar tidak menyenangkan! Bukannya bisa memandangi wajah cantik Jodoh Terikatku, aku justru terjebak cibiran saudariku sendiri!")
Lucyver memalingkan wajahnya untuk menutupi rasa malunya. Lucyanna masih terus memperhatikan bahasa tubuh saudaranya yang terlalu jelas untuk dibaca. Baginya terlihat seperti 1 hiburan dramatik yang sangat menarik.
Lady Lucyanna : "Ayo, Yang Mulia. Jangan sampai kau melewatkan sarapanmu. Atau kau tidak akan bisa melihat Yuna. Atau, aku khawatir jika kau tidak akan bisa membedakan Yuna dengan pelayan wanita bermata biru lainnya. Lagi! Ehehe!"
Cibir Lucyanna. Benar-benar berhasil membuat Lucyver tidak bisa membalasnya. Terutama saat Lucyanna mengungkit kembali pengalaman Lucyver yang sangat memalukan. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya.
King Lucyver : "Aagh... Sulit kupercaya! Kau puas sekarang?"
Lady Lucyanna : "Puas? Tentu saja aku belum merasa cukup puas. Tapi kau sudah membuat pagiku menyenangkan! Ahahaha!"
Lucyanna tertawa lepas, membuat Lucyver semakin tidak berdaya dan hanya bisa mengkerutkan wajah tampannya. Untuk menutupi rasa malunya dibalik wajah dinginnya.
Seketika, Lucyanna berdiri dari kursinya.
Lady Lucyanna : "Ny. Clarissta, bisakah kau membawakan sarapanku ke ruang kerja pribadiku saja? Jika terlalu lama disini, aku akan benar-benar lupa dengan makananku karena drama kepolosan Yang Mulia Raja."
Pinta Lucyanna dengan terus mencibir Lucyver. Lucyver terkejut dengan kalimat terakhirnya dan langsung mengalihkan pandangan kesalnya pada Lucyanna.
King Lucyver : "Apa? Drama kepolosanku katamu? Apa kau pikir aku adalah acara opera dengan lawakan yang murahan?"
Lady Lucyanna : "Ahahaha! Tepat sekali ungkapanmu, Yang Mulia. Kau benar-benar sudah menghiburku sepagi ini. Ehehehe..."
Lucyver sampai tercengang dengan balasan Lucyanna. Lucyanna pergi begitu saja meninggalkan Lucyver yang kalah telak dari cibiran manis saudarinya. Benar-benar membuat Lucyver semakin merasakan malunya yang meningkat serta harga dirinya yang yang jatuh drastis.
King Lucyver : "Kenapa aku harus memiliki saudari seperti dia? Sulit kupercaya!"
Momen yang tidak terduga. Menyenangkan bagi Lucyanna, tapi sebaliknya bagi Lucyver. Acara sarapan pagi dalam keluarga kerajaan hari ini harus diwarnai drama yang cukup berwarna.
「 Towards Mrs. Clarissta's Office Room 」
Sementara di tempat lainnya, Yuna baru saja selesai dengan rutinitas awalnya. Seperti yang sudah dijanjikan, Yuna harus segera menemui Ny. Clarissta di ruang kerja. Pelayan wanita berambut pendek yang memperkenalkan dirinya bernama Natsumi, bersedia menemani Yuna untuk menunjukkan lokasi ruang kerja Ny. Clarissta. Ternyata, mereka sudah mulai terlihat akrab. Mereka senang berbagi banyak cerita sepanjang perjalanan.
Yuna : "Natsumi, sudah berapa lama kau bekerja di istana?"
Natsumi : "Sudah 3 tahun."
Yuna : "Aah, ternyata sudah cukup lama. Apakah kau merasa kesulitan selama bekerja disini?"
Natsumi : "Ya. Awal percobaan pertama selama 6 bulan, aku merasa sangat kesulitan. Karena jumlah pekerjaan yang banyak. Dan itu sempat membuat kesehatanku menurun karena kelelahan. Tapi beruntungnya, dokter istana yang merawatku benar-benar sangat memperhatikanku. Dan tubuhku kembali sehat dan aku mulai terbiasa dengan jam disiplin yang Ny. Clarissta sarankan padaku."
Ungkap Natsumi dengan beragam kisahnya tanpa jeda. Yuna terkagum dengan pengalaman Natsumi.
Yuna : "Ny. Clarissta terdengar sangat peduli dengan semua pelayan wanita di Istana Varrzanian."
Natsumi : "Itu benar. Ny. Clarissta adalah Kepala Pelayan Wanita Istana terbaik yang pernah kukenal. Beliau memang sangat terkenal tegas dan disiplin. Tapi, Ny. Clarissta juga bisa bersikap lembut seperti seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Karena itulah aku merasa betah selama bekerja di Istana Varrzanian. Padahal, bekerja menjadi pelayan wanita di Istana Varrzanian tidak semudah itu. Apa kau tahu kenapa?"
Ungkap Natsumi dengan penuh semangat saat di awal ceritanya, namun raut wajahnya berubah dengan kerutan di dahinya yang membuat Yuna penasaran.
Yuna : "Kenapa bisa seperti itu? Aku tidak tahu apa pun."
Natsumi : "Itu karena Yang Mulia Raja yang sekarang adalah sosok yang sangat perfeksionis. Dan banyak pelayan wanita yang sudah menyerah untuk melayani Yang Mulia Raja, meskipun kami bekerja secara berkelompok. Bahkan dengan menseleksi pelayan wanita yang terbaik sekalipun, tetap saja tidak bisa membuat Yang Mulia Raja merasa puas dengan pelayanan kami. Karena itulah aku merasa sangat mencemaskanmu, karena kau akan diangkat sebagai pelayan pribadi raja. Karena semua pelayan wanita di istana ini tahu, bahwa itu adalah tugas yang terberat. Dan tidak ada yang bersedia menerima tugas ini."
Yuna terkejut dengan cerita Natsumi yang telah bekerja cukup lama di Istana Varrzanian. Natsumi juga khawatir dengan Yuna.
Yuna : "Benarkah seperti itu?" ("Mungkin karena itulah kamar yang kutempati sekarang sudah sangat lama kosong...")
Yuna mulai sedikit cemas dengan masa depannya.
Natsumi : "Itu benar, Yuna. Aku tidak berbohong dan tidak bermaksud untuk membuatmu takut dengan pekerjaan ini. Aku berharap kau bisa melakukannya dengan sangat baik, mungkin lebih baik dari seseorang sebelumnya."
Rasa penasaran Yuna mulai terpancing.
Yuna : "Kau bilang seseorang sebelumnya? Jadi pernah ada seorang pelayan wanita yang pernah menjadi pelayan pribadi raja?"
Natsumi terkejut, sampai menutup mulutnya dan mulai terlihat panik. Ia justru menunjukkan senyum malu pada Yuna karena merasa begitu ceroboh.
Natsumi : "Aah, kau mendengarnya ya? Aku ceroboh sekali."
Seketika, Natsumi mendekati Yuna sambil berbisik.
Natsumi : "Jika kau ingin mengetahuinya, aku tidak bisa memberitahumu disini."
Yuna : "Ngh, tapi jika kau merasa keberatan, kau tidak perlu menceritakannya. Aku akan mengerti."
Natsumi : "Ummm, entahlah, Yuna. Tapi aku ingin memberitahumu hal ini. Agar kau tidak mengulangi kesalahannya di masa lalu."
Bisik Natsumi dengan nada dan ekspresi yang sama-sama cemas, sembari memainkan 2 jari telunjuknya. Namun Yuna dikejutkan lagi, karena kalimat terakhir tersebut. Yang langsung membuat jantungnya berdebar.
Natsumi : "Aaah..! Bagaimana jika nanti malam, aku datang ke kamarmu saja? Aku bisa'kan? Aku ingin sekali melihat kamarmu. Bagaimana? Kau mengijinkanku, bukan?"
Pinta Natsumi dengan ekspresi senangnya dan berharap. Yuna meresponnya dengan senyum haru.
Yuna : "Baiklah... Aku akan mengijinkanmu."
Natsumi : "Waaah! Senang sekali! Aku sudah tidak sabar ingin segera malam. Aku akan membawakan cemilan manis untuk kita berdua."
Ucap Natsumi dengan senangnya. Yuna pun ikut merasa senang karena Natsumi. Seketika, Natsumi mendekat dan berbisik lagi.
Natsumi : "Tapi kumohon jangan katakan rencanaku ini pada Haruna, Jesslyna dan Mayu ya?"
Yuna terheran dan hanya bisa meresponnya dengan menganggukkan kepalanya.
Natsumi : "Tapi lain waktu, aku juga ingin mengajak mereka mengunjungi kamarmu. Bagaimana? Nanti aku akan mengajakmu mengunjungi kamarku juga. Aaah! Ini pasti akan menyenangkan!"
Ucap Natsumi lagi yang seketika kembali senang. Berhasil membuat Yuna terkejut dengan kepribadian seorang Natsumi yang periang dan polos, lalu Yuna tersenyum.
Natsumi : "Taadaa! Sekarang kita sudah sampai di ruang kerja Ny. Clarissta. Tidak terasa ya? Ahaha..."
Ucapnya lagi, sambil menunjukkan pintu ganda masuknya dengan cara sambil membentangkan ke 2 tangannya sedikit ke atas dan wajahnya yang ceria.
Yuna : "Kau benar. Rasanya singkat sekali."
Respon Yuna dengan senyum harunya.
Natsumi : "Kalau begitu, akan kubukakan untukmu."
Natsumi berbalik dan langsung mengetuk pintu tersebut 3 kali.
Natsumi : "Ny. Clarissta? Saya Natsumi datang bersama dengan Yuna. Bolehkah kami masuk? Nyonya, apa Anda di dalam?"
Natsumi mengetuk beberapa kali lagi, namun tidak ada jawaban juga. Jadi Natsumi langsung memutar pegangan pintunya dan membukanya dengan perlahan. Dan mulai mengintip ke dalam. Yuna seketika panik dengan sikap Natsumi.
Yuna : "Natsumi, bukankah sebaiknya kita tidak boleh masuk begitu saja?"
Natsumi : "Eeh? Ny. Clarissta tidak ada di dalam."
Yuna : "Hah? Apa kau yakin?"
Natsumi membuka pintu gandanya lebih lebar. Dan ternyata benar, tidak ada siapa pun di dalam.
Yuna : "Benar juga. Apa kita datang terlalu cepat?"
Natsumi : "Mungkin Ny. Clarissta masih sedikit sibuk. Apa mungkin kau mau menunggunya di dalam saja? Aku yakin Ny. Clarissta akan segera kembali."
Yuna : "Hmm, aku rasa itu ide yang bagus."
Mereka pun masuk ke dalam ruang kerja Ny. Clarissta yang cukup besar. Dengan meja kerja yang rapi dan satu meja panjang dengan beberapa kursi. Terlihat juga rak-rak buku yang cukup tinggi. Pencahayaannya begitu ideal. Menjadikan ruangan ini terasa nyaman untuk bekerja.
Natsumi pun menawarkan Yuna satu kursi yang bagian terdepan terdekat dengan meja kerja Ny. Clarissta.
Natsumi : "Yuna, duduk disini saja. Lebih dekat dengan Ny. Clarissta."
Yuna : "Baiklah. Terima kasih, Natsumi."
Natsumi : "Baiklah, tugasku sudah selesai! Apa tidak apa jika kutinggalkan sendiri disini, Yuna? Jika saja hari ini aku tidak memiliki jadwal ke akademi, aku pasti akan menemanimu agar kau tidak sendirian. Dan aku bisa menemanimu dengan mengobrol banyak hal."
Ungkap Natsumi yang cemas, sembari memainkan lagi 2 jari telunjuknya. Melihat kebiasaan unik itu, justru mengingatkannya dengan seorang teman baik di Desa Rashvarrina. Itu adalah Ryuga.
Yuna : "Tidak apa. Sebaiknya kau pergi saja. Jika sampai Ny. Clarissta melihatmu, mungkin dia juga akan memintamu untuk segera berangkat ke akademi."
Jawab Yuna dengan senyum.
Natsumi : "Ah, iya. Kau benar. Kalau begitu, kita akan bertemu lagi nanti malam. Sampai bertemu lagi, Yuna. Aku pergi dulu ya!"
Natsumi berlalu sembari melambaikan tangannya dengan wajah senangnya. Dan akhirnya setelah pintu tertutup, Yuna benar-benar sendirian. Hanya tersenyum saat melihat kepergian Natsumi.
Yuna pun mengambil tempat duduknya. Wajahnya tenang dan sedikit tertunduk. Ucapan Natsumi masih teringat dengan jelas saat perjalanannya kemari. Yuna merenungkan semuanya. Mencoba mensinkronkannya dengan keputusannya yang dengan sepenuh hati akan menjalani nasib barunya kali ini.
Dan yang membuat Yuna penasaran adalah cerita terakhir Natsumi tentang kesalahan seorang pelayan wanita yang ternyata pernah menjadi pelayan pribadi dari seorang raja bermata merah yang masih Yuna anggap menyeramkan.
Yuna : ("Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan... Sama halnya dengan paman... Tapi apakah di masa depan, aku bisa menghindari diri dari kesalahan fatal? Jika aku gagal disini, aku khawatir dengan keselamatan ayah dan paman... Aah, entah mengapa... Cerita Natsumi membuat rasa cemasku semakin membesar... Tapi aku tidak bisa menyerah sekarang sebelum aku mencobanya sendiri... Dan lagipula, aku sudah membuat keputusanku sendiri... Itu berarti, aku sudah siap dengan semua konsekuensinya... Aku tidak boleh sampai membuat ayahku sedih... Aku harus bertahan...")
Yuna merenung, sedikit menundukkan wajahnya. Kemudian menutup sejenak kedua mata birunya. Dan mencoba mengulang lagi semua ucapan dan memotivasi dirinya sendiri. Yuna belum ingin menyerah.
Tidak lama, pintu ganda terdengar terbuka. Yuna spontan membuka mata dan mengalihkan pandangannya. Ternyata itu adalah Ny. Clarissta yang baru saja tiba, memandangi Yuna dengan tatapan lembutnya. Yuna pun berdiri dari kursinya sembari menunjukkan senyum lembutnya.
Mrs. Clarissta : "Kau sudah datang rupanya. Maaf membuatmu menunggu."
Ucap Ny. Clarissta sambil berjalan menghampiri Yuna.
Yuna : "Tidak sama sekali, Nyonya. Saya beruntung karena Natsumi mau mengantar dan menunjukkan ruang kerja Anda."
Mrs. Clarissta : "Syukurlah. Kelihatannya, kau sudah memiliki teman di sini. Itu bagus. Jadi kau sudah siap dengan pelajaran pertamamu hari ini?"
Yuna menganggukkan kepalanya.
Yuna : "Ya, Nyonya. Saya siap."
Mrs. Clarissta : "Baik. Pertama, tunjukkan padaku bagaimana kau duduk di kursi ini? Aku ingin melihat gesturemu."
Yuna : "Baiklah, Nyonya."
Yuna sempat terkejut. Namun ia melakukannya. Yuna menunjukkan pada Ny. Clarissta bagaimana ia duduk. Ny. Clarissta memperhatikan gesture tubuh Yuna. Dan membuatnya mengangguk sambil tersenyum.
Mrs. Clarissta : "Itu bagus. Sekarang, berdirilah."
Yuna pun berdiri dengan perlahan sesuai dengan permintaan Ny. Clarissta.
Mrs. Clarissta : "Sekarang, duduk kembali."
Yuna kembali duduk. Ia menunggu respon Ny. Clarissta. Dan ternyata wajah tua yang lembut itu tersenyum.
Mrs. Clarissta : "Bagus. Kau memiliki gesture yang bagus. Latihlah terus gesturemu saat berdiri, dan perhatikan posisi ke 2 tanganmu. Juga posisi ke 2 kakimu, harus selalu rapat. Sama ketika kau akan duduk. Ke 2 tanganmu harus selalu berada di depanmu. Lalu perhatikan posisi wajahmu. Tidak terlalu tegak, juga tidak terlalu tunduk. Namun kau harus tetap membuat dirimu nyaman. Jangan tegang. Gesture yang baik adalah sikap dasar bagi seorang pelayan wanita istana. Gesture yang baik dan tenang akan menambah kesan yang baik di hadapan Yang Mulia Raja dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Apa kau bisa mengerti?"
Yuna : "Ya, Nyonya."
Yuna sedikit menganggukkan kepalanya.
Mrs. Clarissta : "Baiklah, sekarang duduklah. Agar pelajaran pertamamu tidak berat. Kita akan lanjutkan."
Yuna pun duduk kembali seperti permintaan Ny. Clarissta, begitu pun dengan Ny. Clarissta, ia duduk di tempatnya sendiri, sambil melanjutkan.
Mrs. Clarissta : "Berikutnya adalah ucapanmu haruslah sopan dan rendah hati. Sebagai pelayan wanita istana, kau dilarang untuk bicara dengan nada tinggi atau berteriak. Berbicaralah dengan nada yang lembut, namun kau tidak boleh merekayasa suaramu sendiri. Bicaralah dengan nada alamimu namun tetap rendah. Kau mengerti arti merekayasa suara sendiri?"
Yuna : "Tentu, Nyonya. Seseorang yang dengan sengaja membuat nada suaranya terdengar berbeda dan akan dianggap menarik oleh orang di sekitarnya."
Mrs. Clarissta : "Penjelasan yang bagus, Nona Yuna. Kau wanita muda yang cerdas."
Puji Ny. Clarissta, Yuna merespon kembali dengan senyum lembutnya.
Mrs. Clarissta : "Kemudian, perhatikan posisi wajahmu saat sedang berbicara, saat mendengarkan perintah Yang Mulia Raja atau Nona Lucyanna dan saat harus menjawab ketika ditanya. Sekarang, kita akan mencoba untuk melatih perkataan yang baik dan sopan sesuai standar pelayan wanita istana. Kita akan melakukan tanya-jawab. Kau siap?"
Yuna : "Ya, Nyonya."
Yuna mengangguk dengan perlahan.
Latihan pun dimulai. Ny. Clarissta dengan tekun terus memberikan arahan yang tepat seperti yang pernah ia pelajari saat masih di akademi. Yuna selalu memperhatikan setiap ucapan dan arahan yang diberikan dengan fokus.
Di sesi tanya-jawab, Ny. Clarissta terkesan dengan setiap ucapan Yuna yang halus dengan nada yang lembut. Dan gesture wajah yang baik. Bahkan sepertinya, Ny. Clarissta sangat menikmati setiap suara yang keluar melewati bibir manis Yuna. Seperti menghipnotis dengan daya magis yang sangat kuat. Yuna mengulang kembali semua yang baru saja di ajarkan.
Tanpa terasa, sesi tanya-jawab itu selesai lebih cepat bahkan intens. Ny. Clarissta tersenyum dengan hasilnya.
Mrs. Clarissta : "Bagus sekali. Sungguh awal yang bagus, Yuna. Padahal, aku hanya baru satu kali memberikan arahan padamu. Dan kau bisa memahaminya dengan cepat. Kau sungguh cerdas."
Puji Ny. Clarissta pada Yuna. Yuna hanya tersenyum malu.
Yuna : "Terima kasih, Ny. Clarissta. Saya hanya mengikuti semua yang Anda katakan dan berusaha sebaik mungkin."
Mrs. Clarissta : "Itu artinya, kau adalah pembelajar yang cepat memahami. Itu kelebihan yang sangat bagus. Jika seperti ini secara terus menerus selama proses belajar, aku yakin kau akan lulus dengan nilai terbaik dan siap untuk bekerja melayani keluarga kerajaan. Orang tuamu pasti akan sangat bangga padamu, karena memiliki putri yang cerdas."
Ungkap Ny. Clarissta secara terus terang. Namun Yuna terkejut saat mendengar kalimat terakhirnya. Saat Ny. Clarissta menyebut kata 'Orang Tua'. Tiba-tiba membuat Yuna teringat dengan sang ayah dan mendiang ibunya. Membayangkan mereka berdua sedang tersenyum penuh bangga pada Yuna. Yuna tersenyum haru.
Yuna : "Ya, Nyonya. Saya juga merasa seperti itu. Demi mereka, saya akan berusaha dengan sekuat tenaga."
Ny. Clarissta sempat melihat kesedihan yang sedikit terpancar dari ke 2 mata biru Yuna. Namun ia terkesan dengan tekad kuatnya. Membuat senyuman di wajahnya yang tua terbentuk dengan indahnya.
Mrs. Clarissta : "Teruslah berusaha, Yuna. Kau pasti bisa melakukannya. Aku akan berusaha untuk membantumu sampai kau bisa."
Yuna terharu dengan ungkapan tulus Ny. Clarissta.
Yuna : "Terima kasih, Nyonya."
Mrs. Clarissta : "Baiklah. Kau siap melanjutkan pelajaranmu lagi?"
Yuna : "Baik, Nyonya."
Mrs. Clarissta : "Kalau begitu bagaimana dengan sedikit tes?"
Yuna : "Tes?"
Yuna terheran. Tes apa yang dimaksud Ny. Clarissta?
Untuk beberapa saat, Ny Clarissta keluar dari ruang kerjanya. Yuna hanya bisa tetap menunggu sampai ia kembali.
Sekitar 30 menit kemudian, pintu ganda terdengar telah terbuka. Berhasil mengalihkan perhatian Yuna. Ternyata Ny. Clarissta sudah kembali. Namun ia kembali tidak sendirian. Terlihat ada 3 orang pria yang mengikutinya. Mereka terlihat berbeda dari apa yang mereka kenakan. Ny. Clarissta pun mulai memperkenalkan mereka di hadapan Yuna. Namun saat ke 3 pria itu melihat Yuna, mereka hanya bisa terdiam.
Mrs. Clarissta : "Yuna, aku ingin memperkenalkanmu dengan beberapa orang dari divisi yang berbeda. Saya meminta salah satu dari divisi pasukan kerajaan, asisten juru masak dan dari pimpinan unit pasukan kerajaan. Silahkan, perkenalkan dirimu Yuna."
Yuna : "Selamat siang, Tuan-Tuan. Nama saya Sakurana Yunareika. Senang bertemu dengan Anda semua."
Yuna memperkenalkan diri dengan menampilkan gesture yang halus. Ke 3 pria itu masih terus terdiam. Bahkan wajah mereka mulai terlihat memperlihatkan rona kemerahan di pipi. Kelihatannya mereka terpana dengan kecantikan Yuna. Sampai membuat mereka tidak bisa berkata apa pun.
Ny. Clarissta merasa bingung dengan sikap penuh diam dari ke 3 pria ini. Ny. Clarissta memecahkan kesunyian itu dengan mendeham. Berhasil membuat ke 3 pria itu tersadar.
Mrs. Clarissta : "Mari, Tuan-Tuan sekalian. Silahkan duduk di sebelah sana. Agar tes ini dapat berjalan dengan baik. Saya mohon kerja samanya."
Satu persatu, mereka tersadar. Bahkan ada yang sampai salah tingkah, membuat Yuna bingung. Namun pada akhirnya mereka mendapat tempat duduknya masing-masing.
Ny. Clarissta pun membagikan sebuah lembaran kertas pada masing-masing ke 3 pria itu. Ternyata isi kertas tersebut adalah sebuah quisioner yang harus mereka ucapkan pada Yuna sesuai dengan divisi pekerjaan mereka. Dengan tujuan untuk membangun koordinasi antar divisi di Istana Varrzanian.
Mrs. Clarissta : "Baiklah, Tuan-Tuan sekalian. Saya ingin kalian memperkenalkan satu persatu diri kalian. Mulai dari nama dan dari bidang apa pekerjaan kalian. Dan jelaskan dengan singkat pada Nona Yuna bagaimanakah bentuk pekerjaan kalian. Disini, saya ingin mengajarkan pada Nona Yuna tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di Istana Varrzanian. Jadi, sekali lagi. Saya mohon kerja samanya."
Ke 3 pria ini lagi-lagi merasa canggung saat mereka harus memperkenalkan diri mereka di hadapan Yuna. Wajah mereka terlihat semakin merah. Mereka sempat terdiam karena gugup. Ny. Clarissta kembali diherankan dengan sikap diam ke 3 pria ini. Ny. Clarissta berdeham lagi.
Mrs. Clarissta : "Kalau begitu bagaimana jika saya ingin memulainya dari divisi pasukan istana?"
Guardian : "Aah! Sa-Saya, Nyonya?"
Tanya pria ini dengan nada yang gugup karena terkejut.
Mrs. Clarissta : "Bagaimana, Tuan?"
Guardian : "Ngh, sa-saya..."
Pria ini sempat menoleh ke arah Yuna, namun langsung memalingkannya lagi, karena ia merasa malu saat melihat Yuna yang cantik.
Yuna merasa bingung dengan bahasa tubuhnya. Namun perlahan, Yuna mulai memahami apa yang pria berkostum baju jirah ini.
Yuna : "Tuan Penjaga. Bolehkah saya mengetahui nama Anda?"
Tanya Yuna dengan senyum lembut. Sontak saja membuat pria ini terkejut hebat dan membuat jantungnya berdebar kencang.
Guardian : "Na-Nama saya... Erragon, Nona. Sa-Saya dari divisi pasukan istana..."
Yuna : "Tuan Erragon, senang bertemu dengan Anda."
Respon Yuna sambil menganggukkan kepalanya dengan halus dan wajah yang tersenyum. Membuat ke 3 pria ini semakin terpana dengan kelembutan Yuna yang rupawan.
Yuna : "Bisakah Tuan Erragon menjelaskan standar operasional sebagai divisi pasukan istana pada saya?"
Guardian : "Oh? Ba-Baiklah..."
Wajah pria ini berubah menjadi senyum yang tulus. Tanpa merasa gugup lagi, ia menjelaskan semua sistem standar operasional dalam pekerjaannya sebagai pasukan istana pada Yuna.
Begitu pun 2 pria lainnya. Meskipun awalnya mereka merasa gugup dan panik, namun semakin sesi ini berjalan, mereka justru terlihat sangat menikmati pembicaraan ini. Bahkan mereka tidak sungkan dan berantusias berbagi 1 atau 2 informasi yang sangat berguna bagi Yuna. Mereka bahkan semakin lupa bahwa ini hanyalah sekedar tes.
Ny. Clarissta terkesan dengan hasil yang ia lihat sendiri. Ia takjub dengan kepintaran Yuna yang dianggap hanya ada satu dari jutaan lainnya.
Dan sesi tes itu pun telah selesai. Ke 3 pria tersebut dipersilahkan untuk meninggalkan ruang kerja Ny. Clarissta. Namun salah satunya yang merupakan pimpinan unit pasukan terlihat enggan untuk pergi, karena terlalu larut dengan pembicaraan tersebut, lebih tepatnya ia masih terpesona dengan Yuna. Dan terpaksa, 2 pria lainnya harus membawa pria ini dengan seluruh kekuatan fisik mereka dengan susah payah. Membuat Yuna tersenyum dengan tingkah mereka yang terlihat lucu. Sampai akhirnya mereka pun sudah benar-benar keluar.
Mrs. Clarissta : "Selamat, Yuna. Lagi-lagi, kau membuat nyonya tua ini terkesan dengan kemampuanmu."
Puji Ny. Clarissta, berhasil membuat Yuna tersenyum malu.
Yuna : "Terima kasih untuk pujian Anda, Nyonya..." ("Rasanya terdengar berlebihan... Padahal aku hanya mengikuti semua ajarannya saja...")
Mrs. Clarissta : "Kalau begitu, ikutlah sekarang. Kita akan menuju satu tempat yang cocok untukmu belajar."
Yuna : "Tempat yang cocok untukku? Apa itu, Nyonya?"
Tanya Yuna dengan rasa penasarannya. Namun Ny. Clarissta hanya membalasnya dengan tersenyum. Yuna pun mengikuti Ny. Clarissta kemana ia akan membawanya.
Hingga sampailah di satu tempat yang adalah surga terbaik untuk Yuna.
「 The Varrzanian Palace Library 」
Saat baru akan memasukinya, ke 2 mata biru Yuna melebar dengan mulut yang sedikit terbuka. Yuna menutup mulut itu dengan ke 5 jarinya. Jantungnya berdebar kencang. Ia sangat terpana dengan pemandangan terindah yang ada di hadapannya sekarang.
Rak-rak buku yang tinggi terisi penuh oleh buku-buku yang berbeda-beda. Yuna memperhatikan setiap rak-rak tinggi tersenyum dengan ekspresi kebahagiaannya.
Rasanya, ia ingin sekali mendekati satu persatu buku-buku tersebut. Namun sayangnya, ia belum bisa melakukannya karena harus tetap mengikuti Ny. Clarissta.
Ya, buku adalah salah satu benda yang sangat Yuna sukai. Perpustakaan merupakan surga terindah bagi Yuna. Bahkan untuk sekelas perpustakaan istana yang begitu besar dan luas, Yuna semakin berada di ambang kebahagiaannya. Ia sangat terharu dan terpancing ingin segera menghabiskan waktunya hanya dengan semua buku-buku tersebut.
Suasana perpustakaan itu terlihat cukup banyak orang. Kedatangan Yuna justru telah memancing banyak perhatian untuk para pengunjung yang bercampur. Mulai dari pelayan wanita, divisi pasukan istana dan lainnya. Sebagian prianya terlihat terpana dengan wajah cantik Yuna yang hanya terpaku pada buku-buku saja. Bahkan mereka saling berbisik dan mulai penasaran siapa yang bersama dengan Ny. Clarissta.
Dan sampailah mereka di satu tempat. Ny. Clarissta langsung membalikkan badannya. Namun ia terkejut dengan ekspresi bahagia Yuna saat ia mencoba mengintip salah satu buku yang ada di dekatnya. Ny. Clarissta mendeham dengan lembut. Yuna sontak tersadar dan hanya tersenyum malu sambil menundukkan wajahnya.
Yuna : "Maaf, Nyonya."
Mrs. Clarissta : "Ini adalah Perpustakaan Istana Varrzanian. Tempat dimana kau bisa membaca dan mempelajari semua yang ingin kau pelajari. Perpustakaan ini memiliki bagiannya masing-masing sesuai dengan bidang pekerjaan mereka. Dan disinilah khusus bagian Kepelayanan Istana Dan Keluarga Kerajaan. Kau bisa memulainya dari sini. Bacalah dari bagian ini. Aku telah melihat kemampuan belajarmu yang luar biasa. Jadi aku rasa, aku akan menempatkanmu disini untuk belajar semuanya. Dan aku hanya akan datang untuk memberikan beberapa tes dan ujian padamu. Kau mengerti?"
Yuna : "Tentu, Nyonya."
Jawab Yuna sambil menunjukkan ekspresi kebahagiaannya yang semakin membesar namun lembut. Ny. Clarissta pun ikut tersenyum.
Mrs. Clarissta : "Bagus. Kalau begitu, aku akan meninggalkanmu disini."
Ny. Clarissta pun akan meninggalkan Yuna, namun langkah sempat terhenti.
Yuna : "Tunggu sebentar, Nyonya. Apakah saya diperbolehkan lebih lama disini?"
Tanya Yuna dengan senyum malu. Ny. Clarissta pun mengangguk.
Mrs. Clarissta : "Tentu saja. Kau bahkan boleh masuk dan keluar dengan bebas. Namun ruangan ini hanya dibuka pada jam 7 pagi dan akan tutup pada jam 11 malam. Tapi, kau tidak bisa kuijinkan berada di sini lewat dari jam 8 malam. Karena kau harus tetap mematuhi jam kerjamu dan semua jadwalmu. Jadi kembalilah ke kamarmu sebelum jam 8. Kau mengerti?"
Yuna : "Baik, Nyonya. Saya mengerti."
Jawab Yuna masih dengan ekspresi kebahagiaannya.
Mrs. Clarissta : "Itu bagus. Selamat belajar, Nona Yuna. Sampai bertemu lagi."
Yuna : "Sampai bertemu lagi, Nyonya."
Ny. Clarissta sudah berlalu, meninggalkan Yuna sendirian. Tapi, Yuna merasa sangat senang akhirnya. Ia pun langsung mengalihkan pandangannya pada semua buku-buku yang tersusun rapi. Meletakkan ke 2 tangannya di depan dadanya dan menggigit bibir bawahnya dengan mata yang berbinar.
Yuna : "Senang sekali rasanya! Aku mungkin akan mulai merasa sangat betah selama tinggal di Istana Varrzanian."
Yuna mengambil buku yang paling awal yang ditunjuk Ny. Clarissta sebelumnya. Dan membawanya ke meja kayu besar yang tersedia dan terlihat kosong. Sejenak, Yuna memandangi sampul buku yang baru ia ambil.
Yuna : ("Ayah... Aku akan membuktikan bahwa aku pasti akan bisa bertahan disini... Aku akan berjuang untukmu, Ayah... Aku mohon, Ayah harus menjaga kesehatan dan pikiranmu... Aku berharap kau mendengarkan ucapanku ini... Aku ingin mengatakan, aku pasti akan baik-baik saja...")
Yuna tersenyum sambil menghela nafas dengan tenang. Dengan seiring ia mulai membuka satu persatu lembaran halaman bukunya, ia mulai bisa melupakan pengalaman buruk yang sudah ia alami.
Ya, baginya, buku adalah obat terbaik untuk menghilangkan pikiran buruk. Dengan mata birunya yang selalu fokus dengan setiap kalimat di dalam buku tersebut dan wajahnya yang tenang, Yuna sangat menikmati waktunya sekarang. Hanya dia dan buku.
「 In Lucyanna's Private Study 」
Di tempat yang berbeda, Lucyanna sedang duduk di atas kursi besarnya dengan tenang dengan ke 10 jari-jarinya yang saling tertaut. Menanti seseorang yang akan datang melewati pintu ganda itu.
Dan benar saja, pintu ganda itu terbuka dengan perlahan. Terlihatlah satu sosok. Ternyata itu adalah Ny. Clarissta dan langsung menghampiri Lucyanna setelah pintu ganda tertutup kembali.
Ny. Clarissta memberikan salah hormatnya terlebih dahulu.
Mrs. Clarissta : "Nona Lucyanna, saya datang."
Lady Lucyanna : "Duduklah, Ny. Clarissta. Bagaimana perkembangannya di hari pertamanya?"
Lucyanna menggerakkan salah satu kursi dengan kekuatan telekinesisnya. Dan Ny. Clarissta pun duduk dengan nyaman.
Mrs. Clarissta : "Nona pasti tidak akan mempercayainya. Dia adalah wanita muda yang sangat cerdas."
Jelas Ny. Clarissta dengan senyum lembutnya. Berhasil membuat Lucyanna terkejut. Dan menorehkan senyum kepuasan.
Lady Lucyanna : "Benarkah? Itu terdengar sangat bagus."
Mrs. Clarissta : "Itu benar, Nona. Saya sendiri masih belum bisa melupakan yang terjadi hari ini. Dia adalah wanita muda yang cepat mempelajari sesuatu. Dia memiliki gesture terbaik. Bahkan untuk tes di hari pertamanya dengan menggunakan 3 orang kandidat yang saya pilih dari 3 bidang yang berbeda, Yuna mampu melakukannya dengan sangat baik dan sangat memuaskan. Bahkan untuk sementara ini, saya mengijinkannya untuk belajar di Perpustakaan Istana Varrzanian dengan semua buku-buku yang ada."
Lady Lucyanna : "Hmm, menarik. Kenapa kau tidak memasukkannya ke akademi saja?"
Mrs. Clarissta : "Saya sempat memikirkan hal tersebut. Tapi, mengingat bahwa Yuna akan ditempatkan sebagai pelayan pribadi Yang Mulia Raja, saya khawatir, memasukkannya ke akademi akan sedikit memperlambat prosesnya."
Lady Lucyanna : "Memperlambat prosesnya katamu? Kenapa seperti itu? Jelaskan."
Mrs. Clarissta : "Karena Yuna memiliki kecerdasan yang luar biasa dan belajar dengan cepat. Prediksi saya, Yuna akan segera siap untuk melakukan pekerjaannya dalam waktu kurang dari 1 bulan."
Lucyanna cukup terkejut dengan penjelasan Ny. Clarissta tentang kelebihan Yuna yang dianggap melebihi orang lain. Namun, Lucyanna lebih tertarik untuk mencari tahu.
Lady Lucyanna : "Secepat itukah? Hemm, itu baru terdengar sangat luar biasa. Sesekali, aku juga ingin sekali memberinya tes secara langsung padanya."
Ungkap Lucyanna dengan rasa penasarannya yang mulai terpancing. Namun seketika raut wajahnya sedikit berubah.
Lady Lucyanna : "Tapi jangan sampai Yang Mulia Raja mengetahui progres yang mengagumkan ini. Aku ingin Yuna tetap belajar untuk beradaptasi dengan Istana Varrzanian. Dan aku akan tetap membuat Yang Mulia Raja semakin sibuk dengan urusan kerajaan. Ny. Clarissta, selalu pastikan persiapan Yuna. Ini mungkin akan menutupi yang terjadi sebelumnya."
Mrs. Clarissta : "Baik, Nona. Anda bisa percayakan pada saya."
Lady Lucyanna : "Itu bagus. Dan..! Semoga saja kali ini, Yang Mulia Raja tidak mengacaukan apa pun! Tapi masalahnya, aku tidak yakin seberapa lama aku bisa menahannya agar tidak menemui Yuna, sampai dengan proses belajarnya selesai!"
Gumam Lucyanna sambil menahan kepalanya dengan satu tangan yang mengepal. Namun, Ny. Clarissta hanya meresponnya dengan tersenyum.
Mrs. Clarissta : "Saya mungkin bisa menahan Yuna selama yang dibutuhkan. Tapi saya akan sulit menahan seseorang yang sedang jatuh cinta. Sampai kapan pun, seseorang yang sedang jatuh cinta akan sulit untuk dihalangi. Mereka akan selalu berusaha keras untuk menemukan celah terkecil sekalipun, hanya agar dia bisa menemui cintanya."
Ucapnya dengan nada kebijaksanaan. Ny. Clarissta juga mengetahui tentang Jodoh Terikat Lucyver dengan mengandalkan firasatnya sebagai seseorang yang sudah memiliki banyak pengalaman selama bekerja di bawah lambang Kerajaan Varrzanian.
Lady Lucyanna : "Hmm, jatuh cinta... Kau benar, Ny. Clarissta. Seharusnya aku bisa merasa senang seperti yang kau rasakan. Tapi, tetap saja aku mengkhawatirkan satu hal lainnya. Perasaanku tetap terasa tidak nyaman setiap kali aku melihat Yuna."
Lucyanna merenung. Ny. Clarissta ikut merasakan hal yang sama.
Lady Lucyanna : "Aku tahu ini hal yang baik. Masa depan Kerajaan Varrzanian semakin dekat. Tapi aku justru merasa, jalan menuju masa depan itu tidak akan semudah yang saudaraku harapkan. Karena itulah, aku sangat berharap, dia mau untuk terus menjalankan perannya disini sampai dengan nanti. Kita harus membuatnya merasa sangat nyaman meskipun Yuna harus berdampingan dengan keluargaku yang jauh berbeda dengan manusia biasa."
Mrs. Clarissta : "Saya mengerti perasaan Anda, Nona. Saya akan pastikan semuanya dengan baik."
Lady Lucyanna : "Terima kasih, Ny. Clarissta. Namun bukan berarti, kita mengawasinya dengan ketat hanya karena demi melindunginya dari DIA yang bisa datang kapan pun! Itulah yang akan menjadi perhatian utama kita selanjutnya."
Ucap Lucyanna dengan nada yang serius, memikirkan semua kemungkinan yang bisa ia lihat di masa depan. Ny. Clarissta hanya bisa merespon dengan menganggukkan kepalanya.
「 The Varrzanian Palace Library 」
Waktu berlalu dengan stabil di Istana Varrzanian. Sampai dengan menjelang malam, Yuna masih bergelut dengan buku-bukunya.
Ternyata, Yuna sudah menghabiskan sampai 6 buku selama ia menghabiskan waktunya di surga favoritnya.
Dan setelah menyelesaikan buku ke 7-nya, Yuna mulai merasa lelah. Ia langsung meregangkan ke 2 tangannya ke atas sambil menarik punggungnya. Lalu menghela nafas panjang. Yuna baru menyadarinya, bahwa ternyata langit sudah mulai gelap saat melihat ke jendela perpustakaan yang tinggi dan besar, tepat jauh di sisi kirinya.
Yuna : "Ternyata, sudah selama ini rupanya. Aku harus segera kembali ke kamarku."
Yuna segera beranjak dari tempatnya, sambil merapikan kembali semua buku-buku yang ia baca. Dan meninggalkan perpustakaan tempat terfavoritnya saat itu juga dengan meninggalkan senyuman terbaiknya. Yuna berharap bisa kembali keesokkan harinya.
「 Imperial Maid Dormitory - Yuna's Room 」
Yuna baru saja kembali ke kamarnya. Sekarang ia akan selalu merasa nyaman dengan pemandangan baru kamarnya.
Dengan tubuh yang lelah dengan pengalaman hari ini, Yuna memutuskan untuk mandi dengan guyuran air hangat yang akan membuat seluruh syarafnya kembali tenang.
Setelah mandi dan memakai pakaian tidur, Yuna baru dikejutkan dengan suara ketukan pintu saat ia akan mulai menyisir rambutnya.
Yuna : "Mungkinkah itu Natsumi?"
Demi menjawab rasa penasarannya, Yuna pun segera membuka pintu tersebut. Dan ternyata tebakannya benar. Natsumi datang dengan membawa sekotak kue manis dan wajahnya yang selalu ceria.
Natsumi : "Yunaaa! Aku sudah datang seperti janjiku. Bolehkah aku masuk sekarang?"
Yuna : "Tentu, Natsumi. Masuklah."
Jawab Yuna dengan senyuman juga. Natsumi pun masuk, lalu Yuna menutup kembali pintu kamarnya.
Natsumi terlihat sangat kagum saat ia pertama kalinya melihat sekeliling desain kamar Yuna.
Natsumi : "Waaaah! Jadi ini adalah kamar khusus untuk pelayan pribadi raja? Besar dan sangat bagus ya! Kau beruntung, Yuna. Aku sedikit iri. Hehehe..."
Yuna : "Belum seberuntung itu, Natsumi. Pertama aku harus membersihkan semuanya juga termasuk kamar mandinya di hari pertama."
Jelas Yuna dengan senyum haru.
Natsumi : "Tapi sekarang kamarmu sudah sangat bersih dan rapi. Dan..."
Natsumi menghirup aroma wangi yang selalu menggoda penciumannya.
Natsumi : "Hmmm, kamarmu juga wangi. Siapa pun pasti akan betah tinggal disini. Kau sangat pandai membersihkan. Bisakah lain waktu kau mau mengajariku cara membersihkan kamarku juga? Aku ingin sekali kamarku juga menjadi bersih dan wangi seperti kamarmu."
Tanya Natsumi dengan nada yang bersemangat.
Yuna : "Baiklah, aku mau."
Natsumi : "Yeeeaay! Senang sekali! Oh, iya! Aku juga membawakan kue manis ini untuk kita berdua. Seperti janjiku juga."
Natsumi langsung menunjukkannya pada Yuna dengan wajah yang senang. Yuna pun ikut merasa senang.
Yuna : "Baiklah. Kalau begitu duduklah. Aku akan membuatkan teh jasmine untukmu."
Natsumi : "Waaah! Aku mau sekali."
Natsumi pun duduk di kursi yang ada. Sedangkan Yuna mulai meracik teh jasmine yang akan menemani kebersamaan mereka.
Tanpa harus menunggu lama, Yuna langsung menyajikannya di depan Natsumi. Aroma Jasmine yang lembut dan menenangkan, menyebar dan sangat menggoda hidung Natsumi.
Yuna : "Ini tehmu, Natsumi."
Natsumi : "Terima kasih, Yuna. Hmmm, aromanya wangi sekali. Oh ya! Siang tadi, aku sudah berjanji akan menceritakan padamu. Kau masih ingat, bukan?"
Rasa penasaran Yuna mulai terpancing lagi.
Yuna : "Maksudmu tentang seorang pelayan wanita yang pernah menjadi pelayan pribadi raja?"
Natsumi : "Itu benar. Seperti yang sudah kuceritakan di awal, sebelumnya pernah ada seorang pelayan wanita yang diperintahkan oleh Yang Mulia Raja Vrannver untuk melayani semua kebutuhan raja yang sekarang memerintah Kerajaan Varrzanian. Dia di rekomendasikan oleh Ny. Clarissta pada Raja Vrannver. Hanya dalam waktu 5 bulan, pelayan wanita ini berhasil memenuhi kepercayaan yang Ny. Clarissta berikan. Dan membuat Yang Mulia Raja Vrann Lucyver merasa cukup puas dengan pelayanan dan gesturenya."
Cerita Natsumi dengan begitu jelas, namun seketika raut wajahnya berubah menjadi cemas. Berhasil membuat Yuna terkejut dan semakin penasaran.
Natsumi : "Tapi sesuatu terjadi..."
Yuna : "Sesuatu terjadi? Apa yang terjadi?"
Natsumi : "Yang Mulia Raja Vrann Lucyver menjadi marah besar pada pelayan pribadinya. Dan langsung memecat dan mengirim jauh pelayan wanita itu sampai ke negeri seberang."
Ungkap Natsumi dengan ekspresi yang cemas. Yuna terkejut dengan fakta tersebut.
Yuna : "Ah! Benarkah? Apa yang sampai membuat Yang Mulia Raja sampai semarah itu padanya?"
Natsumi : "Ngh, itu.."
Natsumi terlihat mulai ragu, wajahnya terlihat semakin cemas. Dengan pandangan mata yang teralihkan dan wajah yang sedikit tertunduk. Yuna cukup terkejut dengan raut wajah manis Natsumi yang berubah.
Yuna : "Baik. Sudahlah, jika kau tidak ingin menceritakannya, itu tidak apa-apa. Aku tidak akan bertanya apa pun lagi. Aku akan menganggap, ini tidak pernah terjadi."
Seketika, Natsumi mengangkat wajahnya dan memandang langsung pada Yuna dengan ekspresi cemas. Sembari meraih tangan Yuna.
Natsumi : "Tidak, aku tidak apa-apa! Karena aku mencemaskanmu..."
Wajah itu tertunduk lagi. Yuna merasa iba dengan Natsumi.
Yuna : "Memangnya, apa kau cemaskan padaku?"
Natsumi : "Aku cemas jika suatu hari nanti, kau bisa bernasib sama dengannya. Dan sebenarnya, pelayan wanita itu adalah teman sekamarku. Sejak peristiwa itu, aku bisa melihat kemarahannya yang besar. Dia merasa tidak terima dengan keputusan Raja Vrann Lucyver yang ia anggap tidak adil. Bahkan dia ingin menuntut balas dendam suatu hari nanti. Aku masih bisa mengingatnya dengan jelas semua umpatannya."
Jelas Natsumi dengan raut wajah yang sedih. Tangannya yang sedang memegang tangan Yuna terasa gemetar. Membuat Yuna terkejut dengan kesaksian Natsumi dan menjawab persamaannya.
Yuna : "Natsumi..."
Natsumi : "Karena itulah, setelah aku mendengar bahwa kau akan diangkat menjadi pelayan pribadi raja, aku teringat lagi dengan teman sekamarku. Aku benar-benar cemas..."
Perlahan, Yuna paham kesedihan Natsumi dan kecemasannya. Yuna memindahkan tangannya ke atas tangan Natsumi dan mengusap punggung tangannya dengan lembut.
Yuna : "Terima kasih sudah mencemaskanku, Natsumi. Aku sangat bersyukur memiliki teman sepertimu. Dan aku akan berusaha dengan semua kemampuanku. Aku berjanji padamu, aku tidak akan berbuat kesalahan yang sama."
Natsumi perlahan mengangkat wajahnya. Ia terharu.
Natsumi : "Kau berjanji? Padahal seharusnya, kau tidak perlu berjanji padaku... Aku hanya ingin selalu menjadi temanmu di Istana Varrzanian..."
Ungkap Natsumi dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Yuna meresponnya dengan senyuman lembutnya dan tatapan yang dalam.
Yuna : "Kau sungguh baik, Natsumi. Aku benar-benar berterima kasih untuk perhatianmu. Aku pasti akan melakukan yang terbaik."
Natsumi mulai merasa terharu.
Natsumi : "Sama-sama, Yuna..."
Yuna merasa senang bisa ikut menenangkan kecemasan Natsumi. Kemudian, Yuna menawarkan teh Jasmine langsung di depan Natsumi, dengan asap tehnya yang masih sedikit mengepul. Membuat aroma Jasminenya mulai menenangkan Natsumi dan kembali membuatnya tersenyum. Natsumi tidak sungkan untuk langsung menyeruputnya dengan perlahan.
Natsumi : "Aah... Tehmu enak sekali."
Yuna : "Itu bagus. Bagaimana jika kita memakan kue manisnya juga? Aku ingin sekali mencobanya. Bolehkah?"
Natsumi : "Tentu saja, Yunaaa! Kau pasti akan menyukainya."
Nastumi langsung membuka tutup kotak kue manisnya. Penampilan kuenya terlihat sangat menggoda dengan warna-warna pastel yang manis. Mereka pun mengambil masing-masing satu. Dan langsung menikmatinya dengan perlahan.
Wajah Natsumi berubah kembali ceria saat menikmati rasa manis yang menyebar di dalam mulutnya. Menghasilkan rona kemerahan di pipinya. Yuna ikut merasa senang melihat ekspresi Natsumi.
Yuna's Voice : "Aku tidak begitu tahu, kesalahan apa yang sudah terjadi di masa itu... Tapi dengan melihat wajah takut Natsumi, aku semakin ingin berjuang dengan sekuat tenaga... Meskipun aku tidak bisa menjanjikan diriku sendiri bisa terhindar dari kesalahan fatal, tapi aku akan tetap berusaha... Sekarang, aku mendapat daftar tambahan yang baru... Aku akan berjuang demi kau juga, Natsumi..."
Yuna merasa senang melihat keadaan Natsumi yang mulai membaik. Mereka pun saling bertukar cerita dengan tawa dan canda selama 1 jam. Sayangnya, kebersamaan mereka harus tertunda lagi. Natsumi memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Natsumi : "Selamat malam, Yuna. Aku senang sekali mengobrol denganmu. Semoga tidurmu nyenyak. Sampai jumpa besok ya!"
Yuna : "Ya. Sampai bertemu besok lagi. Selamat malam, Natsumi."
Natsumi berlalu sambil melambaikan tangannya. Sejenak, Yuna masih bisa melihat punggung Natsumi yang semakin menjauh. Yuna pun memutuskan untuk masuk kembali. Mematikan lampu utama, hanya membiarkan lampu tidurnya tetap menyala dan langsung menghampiri ranjang empuknya. Membaringkan tubuh yang lelah. Yuna merasa sangat nyaman dengan sensasi kasur empuk yang memanjakan seluruh tubuhnya sembari menutup matanya.
Yuna : "Aah, nyaman sekali..."
Yuna membuka matanya, memandangi langit-langit kamarnya yang temaram dengan pandangan lurus. Cerita Natsumi terasa masih terngiang di dalam kepalanya.
Yuna : ("Ternyata, ada hal yang harus aku tahu juga rupanya... Walaupun sebenarnya aku tidak mengharapkan akan mendengarnya... Walaupun aku masih sedikit penasaran dengan kejadian yang sebenarnya... Aku tidak mungkin menanyakan ini pada Ny. Clarissta... Aku khawatir hanya akan membuatnya kecewa... Setidaknya setelah aku mendengar cerita Natsumi, aku tahu apa yang bisa kulakukan di masa depan...")
Yuna menutup matanya dan menghela nafas dengan tenang dan halus. Lalu merubah posisi tubuhnya menjadi menyamping ke kiri.
Yuna : "Aku akan bertahan..."
Perlahan, Yuna pun mulai terlelap dalam tidurnya. Membiarkan semua syaraf dan tubuhnya ikut terlelap. Sambil terus memegang semua harapannya.