Di desa yang telah lama ditinggalkannya, Robi menghadiri reuni sekolah. Dia berharap akan mendapatkan pemahaman dan penerimaan dari teman-teman lamanya. Namun, reuni itu berubah menjadi konfrontasi ketika beberapa orang masih tidak menerima orientasi seksualnya. Robi dengan bijaksana mencoba menjelaskan bahwa cinta dan identitas seksual adalah hak asasi manusia yang harus dihormati. Meskipun masih ada ketidaksetujuan, ada juga teman-teman yang mulai membuka pikiran mereka.