Omniscient reader's viewpoint
Webnovel populer yang sering kubaca.
Itu menceritakan seorang pembaca novel yang tiba-tiba novel yang dia baca menjadi kenyataan.
Awalnya aku hanya sedang mencari novel lain, karena bosan.
Secara tak sengaja aku menemukan novel itu.
Novel itu kutemukan tepat setelah mereka baru menerbitkannya.
Dan beruntungnya aku menjadi pembaca pertama dari novel itu.
Awalnya aku tidak ada niatan untuk membaca itu.karena bab nya masih sedikit.
Tapi karena tidak ada novel lain yang kurasa menarik , maka aku membacanya.
Setelah membaca beberapa episode aku menjadi ketagihan dan selalu menunggu bab terbaru dari novel itu.
Waktu terus berlalu dan para pembaca mulai bertambah sampai menjadi novel terpopuler.
Dari aku membacanya ketika umur 18 tahun sampai saat ini 20 tahun.
Itu masih menjadi novel yang paling suka kubaca.
Dan akhirnya novel itu telah mencapai epilognya.
Atau dengan kata lain novel omniscient reader's viewpoint sudah tamat.
Aku sudah mendengar bahwa author nya sedang menyiapkan cerita sampingan.
Jadi aku hanya bisa menunggu.
Selagi menunggu aku sering kali membaca ulang novelnya.
Dan juga aku sering membaca versi Webtoon nya.
Itu adalah novel Korea yang paling kusukai.
***
Ha...
Aku dengan kosong menatap langit-langit.
'Tubuhku terasa lelah...'
Saat umurku 10 tahun kedua orang tuaku meniggal, mereka ditabrak oleh para pemabuk.
Sungguh tragis bukan , aku tidak ingat berapa lama aku menagis saat itu.
Orang tua ku tidak memiliki saudara kandung dan juga kakek nenekku sudah meniggal sebelum mereka membuatku menjadi yatim piatu.
Beruntungnya orang tuaku memiliki beberapa uang di rekening mereka.
Aku bersekolah dengan sisa uang itu , aku hidup dengan bergantung pada uang yang sedikit itu.
Sampai pada saat itu uang milik orang tuaku kini telah habis aku cukup beruntung bisa menghemat nya sampai lulus SMA.
Kebetulan saat itu aku bahkan memiliki peluang untuk memasuki sebuah universitas melalui beasiswa karena kondisi ku.
Berkat itu aku terus belajar, aku membuang teman temanku dan hanya fokus untuk belajar seolah takdir hidupku bergantung pada hal itu.
Namun , aku gagal memasuki universitas itu , karena posisiku di ambil oleh seseorang.
Dan lagi orang itu bahkan berada beberapa tingkat di bawahku , tapi dia bisa mendapatkan beasiswa itu karena ayahnya memiliki kenalan dari dalam.
Padahal mereka memiliki uang yang cukup untuk memasuki universitas itu tanpa beasiswa?
Lebih baik itu diberikan saja kepada orang yang lebih membutuhkan seperti diriku.
Alhasil karena tidak mendapat beasiswa itu aku melakukan banyak pekerjaan paruh waktu.untuk membiayai hidupku.
Seperti memindahkan barang , menjaga tokoh , dan lainnya.
Setiap hari aku selalu pulang di malam hari dan langsung tertidur.
Kadang aku belajar kadang aku membaca novel.
Begitulah aku mejalani kehidupan sehari-hari ku.
Kembali pada saat ini.
Aku hanya bisa merenung di sebuah tempat kecil.
Aku bahkan sering ditegur oleh pemilik kos kosan karena belum membayar tagihan.
Menggerakkan tubuhku ,aku pergi untuk minum.
"Argh...."
Saat hendak akan memasukan air kedalam mulutku, rasa sakit menyerang dadaku. Atau lebih tepatnya jantung.
Beruntungnya gelas yang jatuh adalah gelas plastik jadi itu tidak menimbulkan pecah.
Sambil mengepalkan dada, aku memaksa tubuhku untuk mengambil obat di meja.
"Aku butuh obatku."
Karena kondisi hidupku yang buruk , aku hidup dengan bergantung pada obat.
'selama aku bisa meminum obat ini akan sedikit...
"Gaaah...
Jatuh berlutut pandanganku semakin kabur.
Kini mulai sulit untuk bernapas.
"Sial...beginikah akhir hidupku yang menyedihkan?"
Itu adalah kata-kata terkahirku sebelum akhirnya kesadaranku hilang sepenuhnya.
To be continued