"Masa iya akan ada penjajah ke sini? " Tanya Dyan tidak percaya
"Tentu ada" Jawab Draka
"Tau dari mana kau? " Tanya Dyan lagi
"Saat perjalanan ke tempat ini, aku memasang pelacak radar api, supaya aku tau siapa yang akan datang ke sini, dan ternyata pelacak itu bekerja" Jelas Draka
"Jadi pelacak itu bukan main main? " Tanya Dyan
"Ya" Jawab Draka
"Fuuhh... Baiklah, kita beli perisai" Kata Dyan langsung lari meninggalkan Draka
"Nanti dulu Dyan" Perintah Draka
Dyan pun berhenti berlari, lalu balik badan.
"Apa lagi? " Tanya Dyan
"Kita perlu melaporkan dulu pada pihak yang berwajib" Jelas Draka
"Haruskah ka? Memangnya, kalau kita beri tau sekarang, apa mereka akan langsung percaya begitu saja?, yang ada kita diusir karena dikira kita yang merencanakannya" Kata Dyan
"Hmmm... Betul sih.. Gini saja, kau beli perisainya, aku kembali kerumah untuk mencari strategi" Jelas Draka
"Oke.." Jawab Dyan
"Carilah perisai yang benar-benar kuat" Kata Draka
"Oke, aku pergi" Kata Dyan sambil pergi
Setelahnya, Dyan pun menemukan Pandai Besi. Dyan pun bertanya berapa harga perisai.
"40.000 rosh/perisai" Kata pandai besi
"Yaelah, mahalnya" Keluh Dyan
"Ada sih yang murah, harganya 500 rosh/perisai" Kata pandai besi
"Hmm... Ada kah perisai yang kokoh tapi harganya terjangkau? " Tanya Dyan
"Hmm.. Ada sih, harganya 9000/perisai" Kata pandai besi
"Yaudah perisai itu saja, nanti kirim ke alamat ini" Kata Dyan sambil memberikan kertas bertuliskan alamat rumahnya
Setelah membeli perisai, Dyan mencari sesuatu yang bisa dimakan.
Sementara, dirumah.
Draka sedang membaca peta feather kingdom, untuk mengetahui dari mana para penjajah itu akan datang ke pusat kerajaan bulu.
Tiba tiba, saat Draka masih mengamati petanya, Dyan muncul didepannya sambil menawarkan roti pada Draka.
"Kok beli roti? Perisainya mana? " Tanya Draka sambil menerima roti yang ditawarkan oleh Dyan.
"Udah ada, tinggal menunggu sampai ketempat ini" Jawab Dyan sambil mengunyah rotinya.
"Hmm.. Berapa harga perisai yang kau beli? " Tanya Draka sambil memakan roti
"9000 rosh"jawab Dyan simpel
" Ohh.. Baguslah"kata Draka sambil melihat kembali peta itu.
"Peta apa itu? " Tanya Dyan
"Ini peta feather kingdom ini" Jawab Draka
"Mana.. Coba liat" Kata Dyan penasaran.
Setelah melihat lihat peta itu, Dyan bertanya pada Draka.
"Ka, kenapa kamu dari tadi melihat peta itu terus? " Tanya Dyan
"Inilah strategi Dyan, aku harus mencari tau terlebih dahulu, dari arah mana mereka akan menjajah kota ini" Jelas Draka
"Kalau misalnya kamu sudah tau dari arah mana mereka menjajah, kamu akan melakukan apa? " Tanya Dyan lagi
"Haha, akhirnya tanpa aku suruh kau bertanya seperti itu, kau sudah bertanya duluan" Kata Draka tertawa
"Hah!?" Heran Dyan tidak mengerti
"Kau ingat ketika aku memberitahukan kepadamu tentang mengapa aku ingin bersemayam didalam tubuhmu? " Tanya Draka
"Eee... Ingat, kenapa? " Tanya Dyan
"Haha, jika aku sudah mengetahui dari arah mana para penjajah itu akan menyerang, aku akan meletakkan dirimu ditempat yang sudah aku rencanakan" Jelas Dyan
Dyan pun terkejut karena penjelasan Draka.
"Ma.. Mak.. Sud.. Nyaa? " Tanya Dyan dengan ketakutan
"Yaa... Tujuanku meminta padamu untuk membeli perisai itu adalah supaya kamu bisa bertarung melawan para penjajah itu" Jelas Draka
"Ke.. Kenapa... Rencananya harus seperti itu? Gak ada yang lain apa? " Tanya dyan ketakutan
"Dyan, tujuanku menggunakan strategi ini adalah awal latihan untuk mu, kalau misalnya kamu gagal melawan penjajah itu, bagaimana melawan Swinch? " Tanya Draka
"Huuuh... Baiklah, aku lakukan" Kata Dyan berusaha untuk berani
"Dyan, jika kau kesulitan saat melawan mereka nanti, ucapkanlah Dara Dara Draka Flame untuk meminta bantuan kepadaku, dan ucapkanlah Draka Sword untuk memanggil pedang ku. Ku beritahu padamu, jika kau ketakutan untuk membunuh mereka atau membakar mereka, sekarang Draka Sword ku turunkan kekuatannya, supaya mereka hanya pingsan dan kesakitan saja saat ditebas, dan pedang itu, tidak akan membakar mereka" Jelas Draka
"Ohh.. Oke.. Aku mengerti" Kata Dyan
"Dyan, aku sudah tau lokasi mereka, segera setelah perisainya sudah sampai, kita segera ketempat itu" Kata Draka
"Hah, Oke.. Aku siap" Kata Dyan memberanikan diri
Setelah perbicaraan itu, tidak lama kemudian, perisai pun sampai pada rumah mereka. Dan mereka pun langsung berangkat menuju tempat yang tuju.
Selama perjalanan, Dyan berusaha memberanikan dirinya terus menerus, supaya tidak terjadi ketakutan yang membuat kekuatannya hilang begitu saja.
"Draka, kalau aku gagal menebas mereka dengan pedang ini bagaimana? " Tanya Dyan
"Nggak Dyan, mereka tidak akan sesusah ketika kau melawan swinch waktu itu, aku yakin kamu bisa" Jawab Draka mengkuat kuatkan mental Dyan
"Mmm.. Iya sih, baiklah, aku akan mengalahkan mereka semua" Kata Dyan dengan yakin
Sesampainya ditempat tujuan yang telah direncanakan Draka, mereka belum melihat sama sekali para penjajah itu.
"Dyan, istirahat dulu, rileks dulu saja, aku akan mengisi energi terlebih dahulu didalam tubuhmu, supaya aku masih bisa melacak keberadaan mereka" Kata Draka
"Oke" Jawab Dyan
Dyan pun meletakkan perisainya, kemudian duduk dan menyembunyikan Draka Sword.
"Mmm.. Berapa lama aku harus duduk? " Tanya Dyan
"Sampai lokasi para penjajah itu dekat dengan lokasi kita" Jawab Draka
"Oo" Jawab Dyan
Sambil menunggu, Dyan memakan roti yang dia bawa dari kota kerajaan bulu. Sementara Draka mengisi tenaganya supaya bisa melacak keberadaan para penjajah itu.
"Hah, rupanya para penjajah itu asli dari negara Sanda. Padahal lokasi dari feather kingdom ini dengan Sanda Kingdom lumayan jauh" Kata Draka
"Eee.. Emang seberapa jauh? " Tanya Dyan
"Lumayan jauh, karena mereka harus melewati lautan terlebih dahulu, kemudian Byutivels kingdom, kemudian baru sampai di sini" Jelas Draka
"Byutivels kingdom? Itukan tempat kelahiranku, kenapa kita tidak tinggal di Kerajaan itu saja? " Tanya Dyan
"Mmm.. Karena jarak dari awal aku bertemu denganmu sampai kota bulu saja sudah jauh, apalagi kalau sampai ke kerajaan Byutivels" Jelas Draka
"Ohh... Ya ya" Paham Dyan
"Dyan, mereka sudah dekat dengan kita, bersiaplah kau" Perintah Draka
"Oke" Jawab Dyan sambil berdiri dan mengambil perisai
"Sekitar ada berapa yang datang ka? " Tanya Dyan
"Sebelas, mereka ada sebelas" Jawab Draka
"Sebelas!? Lumayan banyak sih, cuma siap aja sih" Kata Dyan
Seketika dihadapan mereka muncul segerombolan orang yang berjumlah sebelas.
"Hmm.. Inikah? " Tanya Dyan dalam hati
Setelah saling bertemu, para penjajah heran, apa yang dilakukan Dyan.
"Hei kau, apa yang kau lakukan disini? " Tanya pemimpin gerombolan penjajah itu
"Eee... Apa kalian datang untuk menjajah kota bulu? " Tanya Dyan
Pertanyaan itu membuat mereka terkejut mendengarnya.
"Bagaimana kau bisa tau? " Tanya salah satu penjajah
"Oohh... Ternyata benar, kalian mau menjajah" Kata Dyan pura pura terkejut
"Berisik lah kau! " Kata pemimpin mereka sambil maju membawa pedang untuk menebas Dyan
Tapi Dyan segera menghindar ke arah kiri, setelah pemimpin penjajah itu gagal menebas Dyan.
"Draka Sword" Kata Dyan
Kemudian muncul lah pedang api itu, tanpa berpikir panjang, Dyan langsung menebas pemimpin penjajah itu.
Bruuukkhh!!!
Tebasan itu mengenai pemimpin penjajah itu, dan membuat pemimpin penjajah itu tidak sadarkan diri, karena telah pingsan.
Para penjajah yang lain terkejut melihat kesaktian pedang itu.
Setelah itu, Dyan mengangkat pedangnya, dan para penjajah lain membawa pemimpinnya pergi.
Sambil pergi, salah satu dari mereka melihat kebelakang.
"Awas saja kau" Katanya
Setelah itu, mereka segera pergi menjauh dari tempat itu.
"Mereka pergi? " Tanya Draka
"Berarti dimenangkan oleh Dyan, yeeeeehhh!! " Teriak Dyan bahagia.