"Kukira akan sangat sangat sangat susah, ternyata cuma 1 tebasan saja sudah kalah" Kata Dyan tidak percaya
"Jangan sombong dulu Dyan, mereka akan kembali lagi, mungkin dengan bala bantuan yang banyak" Jelas Draka
"Oh ya? Kalau gitu ka, kita harus berlatih" Kata Dyan sambil balik badan untuk pulang
"Bagus Dyan, aku suka semangatmu" Puji Draka
"Ahh..... Tapi ini bukan apa apa, kalau gak ada kamu" Kata Dyan
Mereka pun berjalan kembali ke kota.
Sesampainya dirumah, mereka istirahat terlebih dahulu, dan seketika, Dyan terpikirkan sesuatu dan bertanya pada Draka.
"Ka.. Byutivels kingdom tuh, sebesar apa sih? " Tanya Dyan
"Cukup besar, 3 kalinya feather kingdom lah" Jawab Draka
"Siapa pemimpinnya? " Tanya Dyan lagi
"Namanya Artur Brave Storm, yang telah memimpin kerajaannya dari umur 5 tahun " Jelas Draka
"Hah!? Mudanya.. " Kaget Dyan
"Yahh... Lumayan... " Kata Draka
"Kira kira, umur dia waktu aku lahir berapa tahun yah? " Penasaran Dyan
"Entah... " Jawab Draka
"Huuh.... Aku ingin buru buru tau asal usul ku" Kata Dyan
"Hmm.... Dyan, janganlah terburu buru ingin mengetahui asal usulmu. Mana tau asal usulmu gelap" Jelas Draka
Setelah Draka bicara seperti itu, Dyan pun diam sejenak dan pupil mata nya seketika berubah menjadi merah cerah.
"Dy.. Dyan! Matamu? " Tanya Draka panik
"Kenapa? " Bingung Dyan
"Matamu berubah menjadi warna merah! " Jelas Draka
"Iyakah? " Tanya Dyan
"Iyaa!! Aku tidak bohong! " Kata Draka
"Haha, biarkanlah saja Ka, aku mau istirahat" Kata Dyan
"Hemm... Kenapa kau ini? " Tanya Draka
"Akuu.. Lelah" Jawab Dyan
"Hey Dyan!, kau tuh Kesatria Api, tunjukkan bahwa kamu punya semangat bagai kobaran api" Kata Draka
"Mmm... Ya ya ya ka, aku mau tidur dulu" Kata Dyan
Seketika Dyan tidur meninggalkan pembicaraan mereka berdua, setelah Dyan tertidur, Draka keluar dari rumah dan melihat didepan rumahnya ada roh lain selain Draka.
"Siapa kau? " Tanya Draka pada roh itu
"Apakah kau telah lupa padaku? Dara Dara Draka Flame? " Tanya balik roh itu
"Hmm... Roh angin... Hah!, Kuri!? " Kata Draka
"Yaahh.... " Jawab Kuri
"Bagaimana kau masih hidup? " Tanya Draka
"Tidak Draka, aku sudah mati dari waktu melawan Le Devil Push" Jelas Kuri
"Ohh.. Kenapa kau masih bisa berbicara padaku? " Tanya Draka
"Aku hanya ingin memberitahu mu, aku tadi tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dan penggunaanmu. Aku sendiri masih bingung, setahuku, setiap roh yang sudah ada penggunanya tidak bisa berkomunikasi dengan penggunaannya, kecuali penggunaannya membebaskan rohnya" Jelas Kuri
Mendengar Kuri berbicara seperti itu, membuat Draka tersenyum.
"Hah... Itulah kehebatan ku, aku bukan miliknya, tapi dia milikku" Jelas Draka
"Tapi kayaknya ada masalah dengan kalian berdua, kalau aku dengar dengar tadi" Kata Kuri
"Yaahh... Dyan sedang penasaran, siapa orang tuanya, dimana kerabatnya, kenapa dia tidak ke negeri tempat kelahirannya. Dia merasa ingin bertemu dengan keluarganya" Jelas Draka
"Oh... Dia ingin bertemu keluarganya.. " Paham Kuri
"Iya, begitulah, tapi aku belum tau, bagaimana aku bisa mengabulkan permintaan anak itu, aku masih bingung" Keluh Draka
"Haha.. Ka, aku ingin kau menyampaikan kata kata motivasiku untuk terakhir kalinya" Kata Kuri
"Hmm... Apa kata katanya? " Tanya Draka
"Beritahukan pada anak itu, kejar terus tujuanmu, ubah masa depanmu perbaiki sejarahmu, jika kau berusaha dan terus berdoa, maka akan berubah manis" Kata Kuri
"Hmm.. Oke, aku paham, akan kusampaikan pada anak itu" Kata Draka
"Yahh.. Semoga kau bisa mendidik anak itu menjadi Fire Knight yang sesungguhnya" Kata Kuri sambil tubuhnya mulai lenyap dari pandangan Draka
"Ku.. Kuri!, ada apa denganmu? " Tanya Draka melihat Kuri mulai lenyap
"Kan aku sudah bilang, Draka, aku kesini hanya ingin mengatakan sesuatu padamu. Dan setelah aku menyampaikan sesuatu pada teman dekatku dulu, Draka, aku akan lenyap dan hilang dari peredaran" Jelas Kuri
"Kuri, kau temanku, kenapa kau tidak mau membantuku untuk mendidik Fire Knight ini menjadi yang terkuat? " Tanya Draka sedih melihat temannya akan lenyap
"Ka, aku percaya kau bisa mendidiknya sendiri, walaupun kamu nanti akan kesusahan, suatu hari akan ada yang menolongmu untuk mendidik Fire Knight itu" Jelas kuri
"Ta.. Tapi, huuhh.."
"Tak perlu sedih Draka, kabulkan saja permintaan Fire Knight itu. Tapi sebelum itu, kau harus ajari anak itu kemampuan untuk menyelamatkan Dunia ini dan dunia Roh"
"Huuh.. Oke Kuri, aku akan berusaha untuk mendidiknya"
"Hah.. Aku senang kau bisa percaya diri, wahai sahabat lamaku" Kata Kuri seketika menghilang dari hadapan Draka
Setelah Kuri menghilang, Draka sempat menangis sedih karena benar-benar merasa kehilangan sahabatnya.
Singkatnya, pagi pun tiba, matahari menyinari Feather Kingdom.
Dyan yang sedang duduk dihalaman rumahnya dengan santai, Tiba-tiba Draka Sword jatuh hampir mengenai Dyan. Dyan terkejut melihat pedang yang hampir melukainya.
"Eh.. Isengnya Draka" Kata Dyan kaget melihat pedang itu
"Cukup sudah malas malasan Fire Knight" Kata Draka
"Eh.. Kenapa sih ka? " Tanya Dyan
"Aku akan mengajarimu untuk menjadi Fire Knight yang sesungguhnya, untuk melindungi Dunia Manusia, dan Dunia Roh" Jelas Draka
"Hmm.. Jangan sekarang ka, aku lagi gak punya semangat"
"Jika kau berhasil menjadi fire knight yang sesungguhnya dalam waktu singkat, aku akan membantumu lebih cepat untuk mencari asal usulmu" Kata Draka
Mendengar Draka berbicara seperti itu, Dyan pun kembali bersemangat untuk latihan karena mendengar apa yang akan Draka berikan padanya.
"Baiklah Draka, aku akan latihan dengan cepat, supaya kita bisa mencari asal usul ku! " Kata Dyan semangat
"Hah.. Aku suka semangatmu. Kita mulai latihan besok, supaya kau bisa mempunyai energi yang banyak"
"Kau tau Dyan, penjajah kemarin yang waktu itu kamu lawan. Mereka akan datang dengan membawa pasukan yang banyak, dan persenjataan yang lengkap"
"Sebaiknya Dyan, kita melapor kepada Baginda Dura X" Kata Draka
"Ba.. Baginda Dura? Siapa dia? " Tanya Dyan
"Dialah pemimpin Feather kingdom, Dura Sasalah Feather, atau lebih dikenal dengan julukan Dura X " Jelas Draka
"Dura X? Kenapa julukannya X? " Tanya dyan
"Karena dia adalah pemimpin Feather kingdom yang ke 10" Jelas Draka
"Oh.. Jadi, kita harus segera melaporkan kepada Baginda Dura? " Tanya Dyan
"Ya.. Secepatnya"
"Tapi, memangnya Baginda Dura akan percaya begitu saja? " Tanya Dyan
"Tenang Dyan, kita kan punya ini" Kata Draka sambil menunjukan sebuah alat berupa pelacak Radar api
"Kita akan memberitahu pada mereka, tentang para penjajah yang akan datang pada tempat ini" Jelas Draka
"Ohh.. Oke lah, kalau begitu kita langsung kesana" Kata Dyan sambil buru buru ke istana feather kingdom
"Tunggu dulu Dyan" Kata Draka sambil mengeluarkan kekuatan apinya untuk menahan kakinya Dyan
"hahhh... Apa lagi ka? "Tanya Dyan kesal
"Harus kau ketahui, yang akan berbicara dan memberikan pelacak radar api ini bukan aku" Kata Draka
"Maksudnya.. " Tanya Dyan tidak mengerti
"Kau yang akan berbicara langsung dengan Baginda Dura, dan memberikan pelacak api ini padanya" Jelas Draka
"Hah!! " Kata Dyan terkejut.