Hidup sebagai bangsawan. Tak sedikit orang yang memimpikan kehidupan seperti itu, tetapi mungkin itu tidak terjadi di dunia lain. Mungkin di dunia lain ada seorang bangsawan yang tidak ingin menjadi bangsawan dan ada seorang rakyat biasa yang tak ingin menjadi rakyat biasa.
Meskipun begitu, kehidupan sekarang sudah berbeda. Semua orang mengejar harta dan tahta. Perjuangan sudah menjadi dongeng. Sihir menjadi mitos. Larangan menjadi tantangan. Mungkin itulah kata-kata yang dapat menggambarkan dunia sekarang.
Kehidupan modern adalah kehidupan yang paling baik. Semua teknologi sudah tersedia. Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk bepergian dan semua dapat dilakukan dengan mudah. Semua itu dapat dilakukan ketika ada uang. Ya, uang adalah hal yang paling utama di kehidupan ini. Jika tidak ada uang, mungkin akan menjadi yang paling lemah di bumi ini.
Entah bagaimana kehidupan seribu tahun yang lalu dan seribu tahun yang akan datang. Apakah kau masih menunggu orang yang sama?
⛧♛♬
Seorang gadis remaja dengan kejeniusan di atas rata-rata. Dia adalah Cristela Zoya. Anak yatim piatu yang diadopsi oleh keluarga yang kaya. Dia gadis yang baik dan cerdas. Meskipun begitu dia adalah anak yang memiliki rasa penasaran yang rendah. Dia tidak begitu peduli dengan semacam hal mistis, aneh atau rahasia seseorang. Dia yakin bahwa sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti memiliki alasan. Sihir atau bukan, itu tidak perlu di permasalahkan. Dia memiliki pemikiran ketika dia menemukan sesuatu yang tak biasa. Dia akan menelitinya sendiri sebelum menyerahkannya ke pihak berwajib.
Prestasi yang dimiliki Cristela bukan main-main. Dia bahkan mendapatkan tawaran untuk bersekolah di universitas ternama saat dia lulus sekolah dasar. Dia juga memiliki tiga sahabat yang kepintarannya tak jauh dari Cristela. Mereka sudah bersahabat selama sepuluh tahun lamanya. Itulah alasan Cristela dapat mempercayai mereka.
"Cris?" ujar seorang perempuan dengan suara yang lembut. Dia menatap Cristela yang sedang duduk termenung di depan jendela kelas. Cristela menatap perempuan yang sedang memanggilnya.
"Iya Sen?" tanya Cristela kepada sahabatnya itu. Dia menatap wajah sahabatnya yang sedang berjalan ke arahnya. Sahabatnya itu bernama Sena Helsia.
"Kau masih memikirkan orang tuamu?" tanya Sena. Dia duduk di kursi sebelah Cristela.
Sena terkadang peka dengan Cristela, dengan latar belakang yang sedikit mirip dengannya, Sena dapat memahami perasaan Cristela. Sena adalah anak dari seorang artis dan pengacara, dengan orangtua yang sibuk, Sena dapat mengerti arti kesepian meski dia masih merasakannya.
"Iya, kau benar. Mereka benar-benar membuatku terus memikirkannya," gelisah Cristela. Dia menghela napas lelah.
"Sudahlah, jangan dipikirkan. Mungkin mereka meninggalkanmu karena alasan lain," ujar Sena menenangkan Cristela. Dia menepuk pundak Cristela dengan lembut.
"Mungkin saja, tapi … ah sudahlah," ungkap Cristela. Wajahnya terlihat cukup serius dengan keadaan ini.
"Ya, kita semua tau itu. Tak masalah yang penting kau tetap harus menjaga kesehatan," ujar seorang lelaki yang di depan pintu kelas. Dia juga merupakan salah satu sahabat Cristela.
"Ya itu benar." Suara itu terdengar dari balik pintu. Seorang lelaki keluar dari belakang laki-laki tadi. Dia melambaikan tangannya kepada semua.
Seketika mereka terdiam beberapa saat. Lalu mereka saling menatap satu sama. Mereka tertawa setelah saling menatap.
"Hahahaha.. Iya. Baiklah," ujar Cristela sambil tertawa bersama yang lain.