Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Genesis Cavaliere of Venesia

🇮🇩Bellatrix_Lumen
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.3k
Views
Synopsis
Sudah sepuluh tahun sejak dunia dilanda kehancuran akibat kedatangan makhluk asing yang disebut "Abyss" dari langit. Hampir enam puluh persen populasi manusia punah dalam bencana ini. Abyss mengubah dunia secara drastis dan menyebabkan kemampuan manusia menurun secara signifikan. Namun, kehadiran Abyss juga melahirkan spesies baru yang dikenal sebagai Venesia, manusia dengan kemampuan luar biasa. Untuk melawan Abyss, pemerintah membentuk Organisasi Pembasmi Abyss (OPA) yang terdiri dari para Venesia terpilih. Para Venesia ini dilatih di lima sekolah elit, di mana mereka melawan murid-murid terkuat. Reina Calasthane, mantan anggota elit OPA, merasa kehilangan sesuatu setelah terlibat dalam banyak pertempuran. Ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Azalea dan mencoba menjalani kehidupan yang tenang. Namun, kehidupannya berubah saat ia secara tidak sengaja bertemu dengan Felix dan terjerat kembali dalam dunia pertempuran OPA yang selama ini ingin ia tinggalkan. Cover by Pinterest.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Pada tahun 2048, dunia kedatangan sebuah makhluk asing dari dunia lain. Dalam waktu singkat, mereka menghancurkan bangunan-bangunan dan memporak-porandakan manusia dengan senjata yang tidak dapat dijelaskan oleh para peneliti.

Makhluk-makhluk asing ini memiliki penampilan mengerikan dengan kepala kambing yang mempunyai sayap dan tubuh yang menyerupai manusia. Mereka mampu menembakkan serangan berkekuatan laser melalui mulut mereka, serta menggunakan tombak-tombak kuno yang memancarkan kekuatan mistis. Keberadaan mereka, yang disebut "Abyss," berhasil memusnahkan hingga enam puluh persen populasi manusia dalam waktu seminggu, dan dunia terlihat seperti menghadapi kehancuran total. Bagaikan makhluk bagaikan iblis datang dari neraka untuk menghancurkan dunia.

Kekuatan militer negara-negara di seluruh dunia merosot secara drastis menghadapi ancaman Abyss ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan konferensi dan menjalin kerja sama untuk mengatasi krisis ini. Setiap negara berupaya menggunakan senjata paling mematikan yang mereka miliki, termasuk pesawat udara, sistem pertahanan udara, dan bahkan senjata nuklir, dalam upaya untuk melawan Abyss.

Semua upaya tersebut ternyata sia-sia. Senjata-senjata yang dianggap paling berbahaya dan mematikan tidak mampu melawan Abyss. Makhluk-makhluk ini tidak rentan terhadap serangan tersebut dan tak mengalami luka sedikit pun.

Keputusasaan mulai melanda dan harapan untuk menyelamatkan dunia memudar. Tapi di tengah keputusasaan itu, suatu negara mengajukan rencana gila yang melibatkan "Venesia," sebuah kelompok manusia baru yang memiliki kemampuan luar biasa yang terlahir akibat kedatangan Abyss.

Sebelum tahun 2048, tepat pada tahun 2038, sebuah pesawat besar tanpa awak secara misterius terdampar di wilayah terpencil di Kota Guzenberg, Feirisheim. Keberadaan pesawat tanpa awak ini membingungkan para peneliti karena mereka tidak dapat memahami bagaimana pesawat tersebut bisa terdampar di kota terpencil tersebut.

Setelah diselidiki, para peneliti menyimpulkan pesawat tersebut bukan berasal dari dunia ini. Pesawat tersebut memiliki teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan teknologi saat ini. Bentuknya pun berbeda dari pesawat biasa, menyerupai sperm whale¹ tanpa sirip dan ekor.

{N : Koteklema, paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia. Wikipedia}

Selain itu, pesawat itu membawa banyak tabung yang berisi cairan yang disegel. Selama tiga tahun penelitian intensif, para peneliti menyimpulkan bahwa cairan tersebut bukan sekadar cairan biasa, melainkan zat yang memiliki sifat gas mematikan yang berubah menjadi bentuk cair. Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau, dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, kesulitan bernapas, perlambatan detak jantung, kejang-kejang, dan kerusakan paru-paru yang parah.

Namun, dalam penelitian tersebut terjadi kejadian yang mengagumkan. Meskipun orang yang menghirup gas tersebut cenderung meninggal secara perlahan, sebagian dari mereka ternyata hidup kembali setelah mengalami kematian pertama mereka. Akhirnya, peneliti menamai zai itu dengan nama "Gift".

Gejala tersebut dinamai dengan sebutan "Nekros".

Pada saat yang sama, ditemukan bahwa tidak semua orang dapat melewati gejala nekros, tetapi hanya pria dan wanita berumur antara 13 hingga 27 tahun. Paling langka adalah jika seorang wanita hamil menghirup "Gift", gejala nekros tidak akan dirasakan oleh ibunya, melainkan oleh bayi yang dikandungnya. Namun, umur kandungan minimal untuk bayi mengalami efek nekros adalah tujuh bulan.

Mereka yang berhasil melewati gejala nekros menjadi mempunyai kemampuan fisik di luar akal manusia, serta juga memiliki kekuatan seperti sihir yang melampaui batas logika manusia, yang memungkinkan mereka untuk melawan dan membunuh Abyss.

Itulah asal usul dari "Venesia".

Melihat potensi besar yang dimiliki oleh Venesia, negara Feirisheim mengusulkan rencana yang tidak terpikirkan sebelumnya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka menyarankan penggunaan Venesia dalam melawan Abyss dan menjelaskan tentang keberadaan Venesia kepada PBB. Awalnya, PBB meragukan keberadaan manusia baru ini, tetapi setelah dijelaskan secara menyeluruh, PBB akhirnya menyetujui usulan tersebut dan membentuk organisasi khusus yang dikenal sebagai Organisasi Pembasmi Abyss (OPA) untuk melindungi dunia dari ancaman Abyss.

Dengan pembentukan OPA, dunia memiliki satu organisasi khusus yang bertugas untuk membasmi Abyss dan menjaga keamanan dunia. OPA berperan penting dalam melatih, mengoordinasikan, dan memimpin Venesia dalam pertempuran melawan Abyss demi melindungi dunia yang mereka cintai.

Akhirnya pertempuran itu berhasil di menangkan hanya dalam kurun waktu sepuluh tahun. Pada tahun 2058, OPA kembali dengan kemenangan yang dicapai melalui kemampuan khusus Venesia. PBB mengusulkan kepada Feirisheim untuk menyebarkan OPA ke negara-negara lain, tidak hanya berpusat di Feirisheim saja, mengakui bahwa kehadiran Venesia sangat dibutuhkan oleh semua negara.

Feirisheim menerima usulan tersebut dengan beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain :

①. Pembentukan akademi khusus Venesia di daerah netral dan menjadikan daerah tersebut sebagai kota akademi tempat tinggal Venesia. Daerah netral tersebut harus berlokasi jauh dari negara-negara lain.

②. Venesia diwajibkan memiliki sertifikat akademi atau lisensi yang diberikan oleh otoritas yang berwenang agar dapat bergabung dengan OPA dan turun ke medan pertempuran.

③. Dilarang melakukan penelitian ilegal atau eksperimen terhadap Venesia atau manusia lainnya, termasuk orangtua, anak-anak, atau bahkan bayi.

④. Proses pemilihan menjadi Venesia akan dilakukan secara langsung dan ketat oleh para peneliti OPA.

⑤. Venesia harus diperlakukan dengan manusiawi dan dilarang diperlakukan seperti budak atau barang sekali pakai. Mereka tetap manusia dan memiliki hak-hak yang harus dihormati.

Syarat-syarat tersebut ditetapkan untuk memastikan bahwa perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia tetap dijaga, mengingat Venesia tetaplah manusia dengan kemampuan khusus. Keberadaan akademi khusus dan proses pemilihan yang ketat bertujuan untuk mengawasi dan melindungi Venesia, serta memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan adil dan layak. Syarat-syarat ini bertujuan untuk menjaga martabat dan hak-hak Venesia, mengingat mereka adalah manusia yang memiliki kemampuan luar biasa, bukan hewan.

Setelah PBB mempertimbangkan kembali, mereka menyetujui syarat yang diajukan oleh Feirisheim. Alhasil, PBB mendirikan lima sekolah khusus Venesia di daerah netral yang kemudian menjadi Kota Akademi Venesia, yang dikenal juga sebagai Kota Sterilizia. Kota Sterilizia dilengkapi dengan sebuah aula besar yang menjadi pusat kegiatan di kota tersebut.

Kelima sekolah elit tersebut adalah.

Akademi Azalea,

Akademi Gladious,

Akademi Edelweiss,

Akademi Lilac,

Dan Akademi Lycoris.

Para Venesia dipilih secara langsung dari berbagai belahan dunia untuk menghadiri kelima sekolah elit tersebut. Setiap sekolah memiliki murid terkuat yang bertindak sebagai Presiden Dewan Siswa atau Ketua OSIS, yang memiliki hak istimewa.

Satu-satunya cara untuk menjadi Ketua Dewan adalah melalui duel satu lawan satu, dan pemenangnya akan diangkat sebagai Presiden Dewan Siswa. Duel ini diadakan setiap tahun sekali. Selain itu, juga diadakan duel antara sekolah-sekolah, di mana para murid berduel dalam pertempuran hiburan yang menunjukkan potensi dan kemampuan mereka masing-masing. Pertempuran ini dikenal dengan sebutan "Carnival".

Carnival merupakan ajang pertunjukan di mana para Venesia memperlihatkan kemampuan mereka dalam pertarungan yang spektakuler dan menghibur. Duel-duel ini memberikan kesempatan bagi Venesia untuk menunjukkan kekuatan mereka dan memperoleh pengakuan dari sesama rekan mereka. Carnival menjadi acara yang dinantikan oleh semua sekolah Akademi Venesia, dan melalui pertempuran ini, persaingan dan semangat dalam meningkatkan kemampuan mereka semakin berkembang.

***

Seorang laki-laki berbaju militer hitam dengan mata tajamnya menatap surat pengunduran diri yang ada di mejanya. Dia memandang perempuan yang berdiri di depannya dengan sikap istirahat.

"Apa ini?" tanyanya meminta klarifikasi.

Perempuan itu menjawab dengan tegas, "Surat pengunduran diri saya, Pak."

"Kenapa kamu memberi surat pengunduran diri? Apa kamu berniat untuk keluar dari OPA? Saya pikir kamu tidak ada alasan untuk keluar dari OPA," tanyanya lagi. Perempuan itu terdiam sejenak.

Perempuan itu mengangguk dengan tegas, menunjukkan keputusannya yang sudah dipertimbangkan matang. "Ya, Pak. Saya memutuskan untuk keluar dari OPA dan pertempuran sudah selesai, jadi tidak ada gunanya lagi untuk saya berada di OPA," jawabnya dengan tegas.

Lelaki itu terlihat terkejut dan kecewa dengan keputusan tersebut. "Kamu adalah salah satu anggota terbaik OPA. Berhasil memukul mundur mereka, bukan berarti semua sudah selesai, Reina. Kita tidak tahun kapan para abyss itu akan kembali dan kamu seenaknya ingin keluar dari OPA."

Lelaki tersebut berbicara dengan tegas, menunjukkan ketidaksenangan dan kekecewaannya terhadap keputusan perempuan itu. Perempuan yang dipanggil Reina terdiam sejenak, mengolah kata-katanya dengan hati-hati sebelum menjawab.

Perempuan itu menatap lelaki tersebut dengan sikap tegar. "Dengan segala hormat, saya mengerti bahwa pertempuran melawan Abyss belumlah sepenuhnya selesai. Namun, saya merasa bahwa peran saya dalam OPA telah selesai untuk saat ini. Saya telah memberikan yang terbaik selama bertahun-tahun dalam memerangi Abyss, dan sekarang saya ingin fokus pada hal lain dalam hidup saya," jelasnya dengan mantap.

Lelaki itu mencoba mencari pemahaman dan menatap Reina dengan serius, menyadari bahwa keputusan perempuan itu tidak mudah baginya. Setelah beberapa saat, ia menghela nafas dan melanjutkan pembicaraan. "Saya mengerti bahwa kamu memiliki keinginan dan tujuanmu sendiri, Reina. Namun, apakah kamu tidak ingin terus berkontribusi dalam melindungi dunia dari ancaman Abyss? OPA masih membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan pengalaman seperti kamu," ucap lelaki tersebut dengan nada lebih lembut.

Reina menatap lelaki itu, ekspresinya penuh pertimbangan. Setelah beberapa detik, ia memberikan jawaban yang tegas namun penuh keyakinan. Perempuan itu mengambil nafas dalam-dalam sebelum menjawab dengan tulus.

"Saya memahami betapa pentingnya OPA dan perlunya melindungi dunia ini. Saya juga telah berjuang dengan sungguh-sungguh di OPA, tetapi selama ini saya juga kehilangan banyak hal di dalam hidup. Saya ingin mengejar kehidupan yang lebih normal dan merasa bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk melakukannya. Saya yakin bahwa masih banyak Venesia lain yang mampu menggantikan peran saya."

Lelaki itu mengangguk perlahan, merasakan kekuatan dalam kata-kata Reina. Meskipun ia merasa kehilangan seorang anggota berharga, ia juga harus menghormati keputusan Reina.

Padahal dulu dia hanyalah anak kecil...

"Baiklah, Reina. Saya menghargai keputusanmu. Tetapi ingatlah, jika kamu memutuskan untuk kembali, pintu OPA selalu terbuka bagimu. Terima kasih atas kontribusimu selama ini," ucap lelaki tersebut dengan penuh penghargaan.

Reina memberikan senyuman ringan sebagai tanggapannya. Meskipun ia akan meninggalkan OPA, ia tahu bahwa pengalaman dan pelajaran yang diperolehnya di sana akan selalu membekas dalam dirinya. Dengan hati lega, ia meninggalkan ruangan tersebut, siap untuk melanjutkan perjalanan hidupnya yang baru.

To Be Continued...