Chereads / Rumah Tanpa Cinta / Chapter 102 - Melawan Restu

Chapter 102 - Melawan Restu

Bandara Soekarno-Hatta

Author POV

"Kita tidak harus melakukan ini." Rangga menatap Gwen lekat.

"Tidak apa-apa," Gwen mencoba memalingkan wajah, tapi kedua tangan Rangga menahannya. "Mas, aku baik-baik saja."

"Kalau begitu cium aku."

Gwen berjinjit dan mengecup bibir Rangga, tidak peduli jika saat ini mereka sedang berada di bandara.

"Apapun perkataan ayahku nanti, jangan dengarkan. Kamu mengerti?"

Gwen mengangguk patuh. Rangga menghela napas dan memeluk istrinya.

Mereka akan menuju Singapura. Di tempat dimana Serena dirawat. Sudah satu minggu ayahnya terus memohon agar Rangga datang mengunjungi, awalnya Rangga tidak peduli, tapi saat akhirnya Gwen yang mengusulkan, Rangga tahu dirinya tidak akan bisa menang berdebat dengan Gwen.

Meski mereka benar-benar berdebat selama hampir satu jam karena itu.

Rangga tahu ini tidak akan berakhir baik. Tapi ia hanya mampu berharap bahwa semua tidak akan seperti yang ia takutkan. Ia harus menjaga agar ayahnya tidak memiliki kesempatan untuk menyudutkan Gwen, jika pria itu benar-benar melakukannya, maka Rangga tidak akan segan-segan membuat hidup istri tercintanya itu menjadi sengsara.

Rumah sakit itu adalah rumah sakit mewah dengan fasilitas terbaik. Karena memang biaya perawatan Serena di tanggung oleh Rangga. Setelah itu, Rangga berniat memindahkan Serena kembali ke Jakarta. Bukan karena ingin dekat dengan wanita itu, tapi hanya karena tidak ingin membuang-buang uangnya lebih banyak untuk Serena dan keluarganya.

Mereka sampai di depan ruang perawatan Serena. Ayahnya dan ibu tirinya sudah menunggu.

"Masuklah, dia sudah menunggumu."

Rangga enggan, ia datang hanya karena Gwen yang meminta.

"Masuklah, Mas. Aku akan menunggu disini."

"Jangan kemana-mana." Rangga mengecup kening istrinya dan terpaksa masuk seorang diri karena memang hanya satu persatu yang di izinkan. Rama menatap anaknya yang menghilang ke dalam kamar, ia segera menyeret tangan Gwen menjauh sedikit.

"Setelah ini menjauhlah dari anakku." Desis Rama berusaha memelankan suaranya. Ia tidak ingin Rangga sampai mendengarnya.

"Tuan, saya..."

"Kamu lupa dimana posisimu?" Rama memelotot marah. "Kamu lupa bagaimana caranya balas budi padaku?"

"Tidak, saya hanya..."

"Kalau begitu berpisahlah dengan Rangga segera. Serena sudah siuman, saatnya ia mengambil kembali tempat yang seharusnya menjadi miliknya."

Gwen hanya diam, menatap kosong lantai yang ada di depannya.

"Kamu sudah berjanji, Gwen. Jangan menjadi orang yang tidak tahu diri." Anita, istri Rama turut bicara.

"Kami sudah berbaik hati menerimamu di rumah kami, merawatmu dan memberikanmu hidup yang layak. Jangan pernah lupakan itu." Rama mencengkeram dagu Gwen. "Jangan lupakan dari mana asalmu."

Gwen hanya memandang kosong ke depan.

"Dalam waktu satu minggu, pergilah dari hidup Rangga. Jangan pernah muncul lagi di hadapannya. Pergilah kemanapun kamu mau. Menjauhlah. Dengan begitu aku menganggap kamu sudah membalas semua kebaikanku padamu." Rama menatap Gwen lekat-lekat. "Jangan pernah berpikir untuk mengingkari janjimu. Jika kamu lakukan itu, maka Ruby's Store dan seluruh anggota keluargamu akan aku hancurkan. Aku tidak main-main, Gwen."

Gwen menelan ludahnya susah payah. Bayangan Ruby's Store itu muncul di benaknya. Itu adalah impian Ruby. Ibunya, yang sudah melahirkan dan merawatnya sejak kecil tidak boleh terluka. Ia tidak bisa membiarkan hal itu sampai terjadi.

"Aku akan pergi secepatnya." Ujar Gwen dengan suara bergetar.

"Dan jangan katakan apapun padanya. Kalau kamu berani bicara, aku benar-benar akan membakar habis semuanya."

Gwen mengangguk patuh.

"Bagus. Memang begitulah seharusnya."

Gwen hanya berdiri diam disana, sedangkan pasangan suami istri itu kembali berdiri di depan pintu kamar rawat Serena. Gwen sengaja duduk lebih jauh.

"Kamu baik-baik saja?" Rangga keluar tidak lama setelah itu. Gwen mendongak, menampilkan senyuman manis untuk suaminya.

"Ya. Bagaimana Serena?"

Rangga mengangkat bahu acuh. "Begitulah." Ujarnya dengan nada bosan. "Ayo kita pergi. Kita harus bertemu Om Sultan."

Tanpa mengatakan apapun lagi, Rangga menarik Gwen pegi menjauh.

Rama memerhatikan kepergian Gwen dan Rangga. Ia berjanji pada dirinya sendiri, jika sampai Gwen mengingkari janjinya, ia benar-benar akan membakar Ruby's Store itu. Gwen harus melihat dan merasakan akibatnya jika ia sampai mempermainkan Rama dan keluarganya. Ia tidak akan segan-segan kali ini.

To Be Continued