Chereads / Family Revenge / Chapter 3 - karier baru masalah baru

Chapter 3 - karier baru masalah baru

Pagi hari Clara melakukan aktifitas Yoga. Begitupun dengan Mira yang siap siap untuk pergi kuliah dan Rose yang siap siap pergi kesekolah. Sementara itu Neil sibuk merapikan beberapa file untuk dimasukan kedalam tas. Lalu Neil bertemu dengan Mira. "Kau mau kemana? Kok membawa tas segala?"tanya Mira. Neil mengatakan jika dirinya ingin mencari pekerjaan. Namun Mira mengatakan jika Neil baru pulang dari luar negeri sebaiknya Neil harus beristirahat. Dengan penuh senyum Neil mengatakan jika dirinya baik baik saja. Lalu Neil pergi meninggalkan Mira. Mira terdiam. "Maafkan aku Neil, aku tidak bermaksud kasar padamu!"pikir Mira.

Dengan menaiki bis kota Neil sampai ditempat yang ia maksud. Yaitu sebuah perusahaan farmasi dan keamanan yang bernama H&D corp. "Semoga berhasil!" Pikir Neil. Kemudian Neil melakukan wawancara interview. "Kamu mengesankan cuman butuh pertimbangan yang lebih lama!"ucap seseorang staff wanita. Wanita itu bernama Naori. Berambut pendek dan perawakan yang cukup tinggi hampir mirip dengan bintang film.

hari ini ia sibuk mewawancarai Neil. Naori nampak kagum dengan kepintaran Neil dalam menyelesaikan sesi wawancaranya. "Pria ini tubuhnya bagus dan wajahnya cukup tampan!"guman Naori.

Naori nampak tertarik dengan Neil dan mulai berpikir untuk memikatnya. Namun Neil tidak dapat bekerja ditempat itu sampai menunggu keputusan dari pemimpin direksi. Neil pun memahami dan tidak bisa berbuat apa apa. Lalu Neil pergi dari ruangan tersebut.

Neil masih berharap bisa diterima diperusahaan tersebut. Dilobby gedung Neil tidak sengaja menabrak seorang wanita hingga kacamata wanita tersebut jatuh. "Maaf aku tidak sengaja tuan!"ucap wanita tersebut. Neil juga mengucapkan hal yang sama. Lalu wanita itu terdiam. Wanita itu nampak terpesona dengan paras tampan Neil. "Hei,nona kau tidak apa apa!" Ucap Neil. Wanita itu kaget. Lalu wanita itu meminta maaf dan memperkenalkan diri. Wanita itu bernama Tata. Ia salah satu karyawan diperusahaan H&D Corp dibagian marketing. Lalu Neil memperkenalkan dirinya. Neil mengatakan jika ia baru mengikuti sesi wawancara diperusahaan tersebut. Tata nampak kecewa, kenapa lelaki tampan seperti Neil tidak langsung bekerja diperusahaan itu. "Hei,nona...maksudku Tata, kau tidak apa apa?"tanya Neil. Tata kembali kaget dan mengatakan ia tidak apa apa. Lalu Tata pergi meninggalkan Neil.

Tak lama kemudian ponsel milik Neil berbunyi. Ternyata Mira mengirimi sebuah pesan. Apakah kamu ada waktu nanti sore?. Begitulah isi pesan dari Mira. Mira ingin mengajak Neil untuk bersantai disebuah Cafe. Lalu Neil membalas jika ia bersedia untuk menemui Mira dicafe tersebut.

Kemudian sore harinya Neil sampai dicafe yang Mira maksud namun Mira tidak ada disana. Lalu Neil memesan sebuah kopi dan roti bakar kepada seorang pelayan wanita.

Lalu Neil kembali duduk menunggu Mira. Neil melihat kejalan raya. Nampaknya kota ini banyak berubah kini banyak anak anak muda yang menurut Neil tidak berguna. Mereka hanya bersantai dipinggir jalan menggoda siapa pun yang lewat. Lalu Mira datang. Raut wajahnya nampak senyum ceria. Neil nampak senang. Mungkinkah Mira melupakan kejadian itu.

Setelah bersantap dan menikmati kopi hangat Neil hanya terdiam dihadapn Mira. Mira nampak bingung. "Aku minta maaf, aku tidak bermaksud kasar padamu, Neil!" Ucap Mira. Mira mengatakan dirinya membuat suatu kesalahan dengan memarahi Neil. Padahal Mira tahu Neil baru kembali dari luar negeri. Mira nampak bersalah terhadap Neil. Lalu Neil memegang tangan Mira. "Tak apa apa kak, aku paham kok, salah aku juga tidak tanya kakak terlebih dahulu!"ucap Neil dengan penuh senyum. Mira tersenyum namun Mira melihat bekas luka yang cukup besar ditangan kanan Neil. Lalu Neil menutup tangannya. "Bukan apa apa ini kak, cuma kecelakaan biasa?"ucap Neil. Neil mencoba meyakinkan Mira mengenai bekas luka itu dengan beralasan jika luka itu akibat kecelakaan sepeda motor. Mira hanya terdiam bingung. Kemudian Neil mengajak Mira pulang karena  hari sudah mulai malam.

Dengan menaiki bis Mira dan Neil melakukan perjalanan pulang. Namun ditengah jalan yang sepi bus berhenti nampak beberapa anak berandalan menaikin bis tersebut sambil membawa minuman keras. Supir bis menegur mereka namun para berandalan itu tidak peduli. Mereka yang berjumlah lima orang menggangu para penumpang bis termasuk Mira. Neil tidak bisa berbuat apa apa karena posisi duduk Neil dan Mira cukup jauh. Sesekali berandalan itu menggoda Mira dengan menawarkan minuman keras. Neil berusaha menahan diri sesekali melempar senyum. Namun Neil melihat Mira yang terus terusan digoda oleh para berandalan tersebut. Tak punya pilihan lain. Neil bangun dari duduknya dan benar saja para berandalan tersebut menatapnya. "Cari masalah kau rupanya!" Ucap salah satu berandalan tersebut. "Kubunuh kalian semua!" Ucap Neil. Para berandalan tersebut hanya tertawa. Lalu salah satu berandalan melancarkan serangan namun berhasil dihalau oleh Neil. Jumah berandalan tidak seimbang sehingga Neil nampak kewalahan dan menerima beberapa tusukan benda tajam. Neil pantang menyerah, dirinya mati matian melawan para berandalan tersebut. Namun beberapa serangan membuat Neil sempat terlempar keluar bus. Neil kembali bangkit. "Bapak, tidak ...."ucap pengemudi bis. Namun Neil tidak menghiraukannya dan kembali kedalam bis tersebut. "Mira, cepat keluar dari sini!"ucap Neil. Mira langsung bergegas keluar dari bis tersebut. Kemudian Neil mengambil sebuah pisau dan memotong sabuk pengaman. Neil menjadikan kedua benda tersebut senjata lalu pertarungan kembali berlanjut kali ini mulai terliat seimbang serangan yang dilancaran para berandalan berhasil dibalikan oleh Neil. Bahkan salah satu berandalan dicekik oleh Neil dengan menggunakan sebuah kabel dan salah satu berandalan ditikam habis habisan oleh sebuah pisau. Hanya tersisa satu berandalan ia nampak ketakutan, terlebih ketika Neil mengambil sebuah pipa besi. Tanpa ragu Neil menghantam berandalan tersebut dengan pipa besi berkali kali hingga berandalan tersebut tergeletak tak berdaya. Lalu Neil keluar dari bis dan memberika sejumlah uang kepada supir bis tersebut. "Mohon maaf pak, jadi berantakan!" Ucap Neil. Lalu Neil dan Mira meneruskan pejalanan pulang dengan berjalan kaki.

Diperjalanan Mira hanya terdiam ketakukan melihat Neil yang berjalan berlumuran darah. Darah terus menetes dari luka yang ia derita. "Kau yakin kau tidak apa apa?"tanya Mira dengan Cemas. Neil mengatakan ia tidak apa apa namun perlahan ia hilang keseimbangan dan jatuh.