Chereads / Road To The Strongest Shinigami Ever / Chapter 2 - Chapter 2 Shinigami Sword

Chapter 2 - Chapter 2 Shinigami Sword

Dengan pedang Shinigami yang baru diberikan padanya, Kaito menyadari bahwa dia harus belajar dan melatih dirinya sendiri untuk menggunakan kekuatan berpedang. Namun, ada satu hambatan yang perlu dia hadapi: dia tidak memiliki uang untuk mengikuti sekolah bela diri atau pelatihan yang sesuai.

Namun, semangat dan tekad Kaito tidak bisa dipadamkan oleh keterbatasan finansialnya. Dia percaya bahwa jika dia memiliki keinginan yang kuat dan tekad yang kokoh, dia dapat mencapai apa pun yang diinginkannya. Dengan keyakinan itu, Kaito memutuskan untuk melatih dirinya sendiri dengan cara otodidak.

Setiap hari setelah kelas di panti asuhan, Kaito menghabiskan waktu berjam-jam di halaman belakang, mengayunkan pedangnya dengan tekun dan penuh semangat. Dia mengamati gerakan dan teknik pedang yang dia baca di buku Shinigami, mencoba mereplikasinya sebaik mungkin.

Kaito juga menggali pengetahuannya tentang seni bela diri dari buku-buku yang dapat dia temukan di perpustakaan kota. Meskipun tidak bisa mendapatkan pengawasan seorang guru, Kaito tetap antusias untuk mengasah keterampilan bela dirinya sendiri.

Selain itu, Kaito juga memperhatikan gerakan-gerakan para pejuang di film dan acara televisi. Dia memperhatikan gaya bertarung mereka dan mencoba meniru mereka sebaik mungkin. Walaupun bukan metode yang ideal, dia berusaha keras untuk mengembangkan keahliannya sendiri.

Meskipun proses itu kadang-kadang sulit dan menyakitkan, Kaito tidak pernah menyerah. Dia memahami bahwa kemajuan yang nyata membutuhkan waktu dan dedikasi. Setiap kali dia merasa putus asa, dia mengingat kata-kata Shinigami bahwa dia adalah "orang terpilih yang hebat". Pikiran itu memberinya motivasi yang tak terbatas untuk terus maju.

Berkat ketekunan dan ketekunan Kaito, keahlian berpedangnya mulai membaik seiring berjalannya waktu. Tekniknya menjadi lebih tajam, gerakannya lebih presisi, dan kekuatannya semakin bertambah. Dia merasa puas melihat perkembangan yang dicapainya.

Namun, Kaito juga menyadari bahwa pelatihan otodidaknya memiliki batasan. Dia ingin menguasai seni pedang dengan lebih baik lagi, tapi dia membutuhkan bimbingan dan pengetahuan yang lebih mendalam. Dia tahu bahwa untuk mencapai hal itu, dia harus mencari cara untuk mengatasi hambatan finansialnya.

Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Kaito mulai mencari cara untuk mendapatkan dana yang diperlukan untuk melanjutkan pelatihannya. Dia menyadari bahwa dia mungkin perlu mencari pekerjaan sambil tetap berlatih, atau mencoba mencari sponsor yang dapat membantu membiayai pendidikannya.