Sudah satu bulan sejak pindah ke sekolah ini aku selalu memperhatikannya dan akhirnya aku tau bahwa dia memiliki banyak teman hampir setiap menit ada saja orang berbicara dengannya,
Gadis itu ternyata primadona disekolah ini aku tidak bisa memalingkan wajahku darinya entah kenapa seperti aku semakin tertarik untuk mendekatinya.
Ketika aku sedang melihat wajahnya dia berkata sambil tersenyum."Ada apa Akiyama-san apakah ada sesuatu di wajahku?"
Aku terkejut dan menjawab dengan suara terbatah-batah "Ttttidak aaada aaapa aapa kok."
Ketika pulang sekolah aku melihat gadis itu sedang piket sendiri dan tidak ada seorangpun yang membantunya, akupun membantunya agar mendapat kesempatan untuk berbicara dengannya.
ketika aku sedang menyapu Hiiragi-san berkata dengan suara lembutnya "Akiyama-san apakah aku merepotkanmu karena membantuku?"
Sambil menggelengkan kepala aku bilang "tidak merepotkan kan kok karena aku malah senang membantumu".
Setelah piket selesai aku bergegas pulang, gadis itu bilang "Terimakasih telah membantu, aku akan membelikan minuman sebagai rasa terimakasih"
"Tidak terimakasih aku ikhlas kok membantu" aku menjawabnya dengan tersenyum senang, ketika sesampainya dirumah aku sadar ternyata hp ku ketinggalan dikelas diatas meja ketika sedang piket tadi.
Akupun bergegas kembali ke sekolah dengan berlari setibanya disekolah dengan nafas yang ngos-ngosan aku mendengar Hiiragi-san seperti bergumam,
Seketika seragam Hiiragi-san berubah menjadi baju penyihir. " Seragam Hiiragi-san berubah, apakah ini kenyataan?" aku kebingungan sambi terkejut.
Tak disangka ternyata Hiiragi-san menyadari hawa keberadaanku yang menunggu didepan pintu kelas, dia berkata " Siapa disana? Jawab atau Serang dengan sihirku"
"Waduh gawat, aku ketahuan apa yang harus kulakukan" Akupun menjawab seraya ketakutan
"Ini aku Hiiragi-san Akiyama Rei"
Hiiragi-san berkata "masuklah Akiyama-san tidak perlu khawatir karena kau tau rahasiaku"
"Karena kamu orang yang tau rahasiaku aku tidak khawatir dengan apa yang akan terjadi, tetapi kalau orang lain pasti sudah kuhapus ingatannya" Hiiragi-san mengatakan dengan wajah yang serius dan suara yang tegas.
"Hiiragi-san kenapa kau berubah dikelas? kenapa tidak cari tempat selain sekolah?" aku mengatakan dengan sedikit rasa takut.
"Karena kebetulan aku ada sebuah urusan yang harus diselesaikan" sambil melihatku dia mengingat sesuatu "Oh iya sebenarnya aku tidak akan membiarkan kamu pergi begitu saja, aku ada 3 syarat agar kamu tidak membocorkan rahasiaku"
"Baiklah, apa syaratnya?" sambil mengangguk
"Pertama Patuhilah apa yang ku perintahkan"
"Kedua Jangan pernah membocorkan rahasiaku dengan orang"
"Ketiga Ttttolong Jjadilah Ppaacarrku" dengan gagap dia mengatakan hal itu
"Baiklah" aku dengan sengaja menjawab spontan
"Hehhhh tunggu dulu, aku jadi pacarmu? aku kebingungan dengan syarat ketiga.
"Tunggu dulu bukanya ini kesempatan untuk jadi pacarnya...." Gumamku dengan perlahan
"Baiklah, aku akan menjadi pacarmu" aku menjawab dengan riang.
"Syukurlah kamu mau jadi pacarku kalau tidak pasti sudah kubuat lupa ingatan" berkata dengan tersenyum.
"apa tidak masalah aku jadi pacarmu, nanti para laki-laki di sekolah ini mereka akan memusuhiku" kataku.
Dengan percaya diri Hiiragi-san menjawab "tenang saja, aku akan memanipulasi ingatan mereka dengan sihir agar mereka menganggap kita berpacaran"
Setelah setuju dengan syarat yang dia berikan, akupun berbincang sedikit tentang kenapa dia membuat syarat ketiga seperti itu.
Dengan tenang dia menjawab "Rahasia".